Share

Bab 256

Author: Elenor
Dylan mengusap pelipisnya yang sakit, matanya hampir tidak bisa terbuka, "Aku tahu kamu pasti belum tidur!"

"Aku mau turun untuk sarapan sekarang. Kita ngobrol lagi nanti?"

Mata Dylan perih, dia duduk di kursi dengan wajah nggak semangat, tetapi nadanya sangat bersemangat, "Tentu saja, kita harus bicara!"

Inspirasi sangatlah cepat berlalu.

Tentu saja harus segera dibicarakan saat inspirasi itu masih hangat.

"Oke."

Setelah sarapan, Clara hendak melakukan obrolan video dengan Dylan ketika Willy menelepon.

"Saya baru saja menerima telepon dari pengacara Pak Edward. Sertifikat properti untuk tiga rumah yang diberikan Pak Edward pada Ibu beberapa waktu lalu telah diproses. Saya akan pergi dan mengambil sertifikat properti itu nanti. Kapan Bu Clara punya waktu untuk datang dan mengambilnya? Kalau Anda nggak punya waktu, kita bisa membuat janji nanti dan saya akan mengirimkan sertifikatnya kepada Ibu."

Clara hampir lupa tentang itu.

Pikirannya tidak tertuju pada masalah itu sekarang.

Setelah
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 257

    Tepat saat dia memikirkan hal itu, Dani melihat mobilnya dan berjalan ke arahnya.Clara perlahan menurunkan jendela mobilnya, "Pak Dani."Dani berkata, "Selamat pagi."Clara mengangguk, "Selamat pagi." Kemudian dia bertanya, "Pak Dani, ada apa pagi-pagi ke sini?"Sebenarnya tidak ada yang akan dilakukan Dani di sini.Dia hanya mengingat tebakannya kemarin malam...Dia berkata, "Sabtu malam lalu, aku melihatmu, Pak Dylan, dan Prof Nian di pintu masuk restoran."Clara mendengarkan, dan sebelum dia bisa bereaksi mengapa Dani tiba-tiba berkata seperti itu, dia mendengar Dani bertanya, "Kamu juga murid Prof Nian, ‘kan?"Clara tertegun, mengerutkan kening dan menatapnya, "Kamu..."Dani melihat jawabannya dari reaksi Clara.“Jadi, kedua proyek Morti Group ini juga dikembangkan olehmu, ‘kan?”Clara mengerutkan bibirnya, "Kamu kenapa...""Satu pertanyaan terakhir." Dani berkata, "Bahasa pemrograman CUAP Morti Group juga diciptakan olehmu, ‘kan?"Meskipun dia tidak menguasai bahasa pemrograman a

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 258

    Tepat saat dia hendak maju untuk menyambut tamunya, dia melihat sosok yang dikenalnya muncul di belakang orang itu.Ketika melihat Ervan, ekspresi Clara tetap tidak berubah.Ervan tidak melihatnya, namun seorang anak laki-laki berusia sekitar delapan belas tahun di sampingnya melambaikan tangan dengan gembira ke arah seberang pintu keluar, "Mama, Kakak, ayah dan aku ada di sini!"Mendengar perkataan anak laki-laki itu, Clara tiba-tiba berhenti dan menyadari siapa dia.Saat menoleh untuk melihat, dia melihat Rita dan Vanessa seperti yang diduga.Rita dan Vanessa tersenyum, Andrew Gori berlari ke arah mereka dengan antusias.Pada saat itu, Markus Solari, mitra Morti Group, datang sambil tersenyum dan menyapanya terlebih dahulu, "Bu Clara."Clara mengendurkan kedua telapak tangannya yang terkepal, mengalihkan pandangannya, tersenyum dan menjabat tangan pria itu, "Pak Markus."Pada saat itu, Rita, Ervan dan yang lainnya akhirnya melihat Clara.Ervan mengerutkan kening.Senyum Rita sedikit

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 259

    Namun, Ervan dan yang lainnya sudah berbalik dan naik ke lantai atas, dan tidak melihat Dylan yang baru saja keluar dari mobil.Dylan menarik kembali pandangannya dan bergegas menghampiri Pak Markus.Setelah memberi salam kepada Pak Markus, mereka hendak naik ketika Edward tiba.Begitu dia turun dari mobil, Pak Markus melihatnya dan berkata dengan heran, "Pak Edward!"Edward melihat Clara dan Dylan, ekspresinya tidak berubah, dan dia menjabat tangan Pak Markus yang berjalan ke arahnya sambil tersenyum tipis, "Kapan Pak Markus sampai ke ibu kota?""Baru saja sampai." Pak Markus berkata sambil tersenyum, "Pak Edward terakhir kali bilang kita bisa makan malam bersama saat senggang. Kapan Pak Edward punya waktu? Bagaimana kalau malam ini..."Edward berkata, "Saya sibuk hari ini, bagaimana kalau lusa?""Oke, kalau begitu lusa."Melihat Edward dan Pak Markus mengobrol, Dylan mengerutkan bibirnya dan berbisik, "Baru setengah bulan merasa tenang, aku nggak sangka ketemu mereka lagi hari ini."

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 260

    Pembicaraan kerja sama dengan Pak Markus berjalan sangat lancar.Dua hari kemudian, kedua pihak menandatangani kontrak, dan Pak Markus sudah punya rencana lain, jadi dia meninggalkan kantor Morti Group.Setelah seharian kelelahan, Clara dan Dylan kembali ke ruang konferensi dan minum beberapa minuman hangat. Tepat saat mereka sedang beristirahat, Sarah datang dan meletakkan setumpuk tebal undangan di hadapan mereka sambil berkata, "Ini semua undangan ke pesta koktail akhir tahun yang kita terima dalam beberapa hari terakhir."Setidaknya ada tiga puluh undangan di sini.Undangan yang dikirim oleh Doni, Dani, Anggasta Group dan X-Tech juga ada di antaranya.Clara dan Dylan melihat dan menemukan Keluarga Gori juga telah mengirim undangan.Pada undangan yang mereka kirim, selain Dylan, nama Clara juga tertulis di sana.Dylan duduk di depan meja konferensi, memegang undangan yang dikirim oleh Keluarga Gori dan tersenyum, "Tampaknya perusahaan kita cukup menarik."Dibandingkan perusahaan mer

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 1

    Saat Clara Hermosa tiba di bandara Negara Latvin, waktu sudah menunjukkan pukul 9 malam.Hari ini adalah hari ulang tahunnya.Begitu dia membuka ponselnya, dia menerima sekelompok ucapan selamat ulang tahun.Semuanya dari teman dan rekan kerjanya.Tapi tidak ada kabar sama sekali dari Edward Anggasta.Senyum Clara pun memudar.Ketika dia tiba di vila, sudah jam 10 lebih.Saat Bibi Sari melihatnya, dia tertegun sejenak: “Bu Clara, kenapa Ibu... bisa datang ke sini?”“Di mana Edward dan Elsa?”“Pak Edward belum pulang, Nona Elsa masih main di dalam kamar.”Clara pun memberikan barangnya pada Bibi Sari, tapi saat di lantai atas dia melihat Elsa Anggasta yang memakai baju tidur, tampak duduk di meja kecil, entah sedang memukul apa, tapi dia sangat serius, hingga bahkan tidak tahu ada orang yang masuk ke kamarnya.“Elsa?”Saat Elsa dengar suara ini, dia langsung berbalik dan menyebut dengan riang: “Mama!”Lalu, dia kembali membalikkan badan dan lanjut memukul barang di tangannya.Clara lalu

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 2

    Sekitar jam 9 malam, Edward dan putrinya pun pulang.Elsa memegang ujung pakaian Edward, dan turun dari mobil dengan perlahan.Karena ibunya ada di rumah, malam ini dia sebenarnya tidak mau pulang.Tapi Tante Vanessa bilang ibunya itu pulang secara khusus untuk menemani dia dan ayahnya, jadi kalau mereka tidak pulang, ibunya bisa sedih.Ayah bilang kalau malam ini mereka tidak pulang, besok ibunya pasti akan ikut mereka ke pantai.Jadi dia terpaksa setuju pulang.Tapi dia tetap khawatir, dan bertanya dengan sedih: “Ayah, gimana kalau Ibu besok memaksa mau ikut kita keluar?”“Nggak akan.” Edward menjawab dengan yakin.Selama menikah, Clara memang selalu ingin mendekatinya.Tapi dia masih paham situasi, asalkan dia terlihat tidak senang, Clara langsung tidak akan berani membuatnya marah.Dalam ingatan Elsa, Clara selalu patuh pada Edward.Kalau dia bilang tidak akan, berarti memang tidak akan.Elsa akhirnya bisa tenang.Suasana hatinya pun membaik, mukanya yang tadi cemberut langsung ber

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 3

    Farel adalah salah satu sekretaris pribadi Edward.Melihat surat pengunduran dirinya, dia tentu terkejut.Dia adalah salah satu dari sedikit orang yang tahu hubungan Edward dengannya.Semua orang dekat Edward tahu, Edward tidak menyukainya.Setelah nikah, Edward sangat dingin pada Clara, bahkan juga jarang pulang ke rumah.Agar bisa mendekati Edward, Clara pun bekerja di Anggasta Group.Tujuan awalnya adalah menjadi sekretaris pribadi Edward.Tapi Edward tidak setuju.Meski kakeknya memintanya, pria itu tetap kukuh dengan pendiriannya.Pada akhirnya, Clara terpaksa harus puas berada di divisi sekretariat menjadi salah satu sekretaris biasa Edward.Awalnya, Farel khawatir Clara akan mengacaukan divisi sekretariat. Tapi nyatanya, sungguh di luar dugaan.Meski Clara menggunakan posisinya untuk mendekati Edward, tapi dia juga paham situasi, tidak akan bertindak keterlaluan.Sebaliknya, mungkin agar Edward terkesan, Clara sangat serius dalam bekerja, kemampuannya sangat menonjol. Baik saat

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 4

    Elsa langsung melompat dari atas kasur sambil menyahut, “Beneran, Yah?”“Ya.”“Tapi kenapa tadi Tante Vanessa nggak kasih tahu aku?” “Ayah baru memutuskannya, belum sempat memberitahunya.”Elsa kegirangan: “Kalau gitu Ayah jangan kasih tahu Tante Vanessa, setelah pulang, kita kasih kejutan buat Tante Vanessa oke?!” “Ya.”“Ayah memang yang terbaik! Sayang banget deh!”Setelah telepon ditutup, Elsa masih tampak kegirangan, bernyanyi dan melompat di atas kasur.Setelah beberapa saat, tiba-tiba dia teringat Clara.Beberapa hari terakhir, ibunya tidak menelepon, jadi suasana hatinya sangat bagus.Sebenarnya, agak tidak ngobrol dengan ibunya di telepon, beberapa hari lalu dia sengaja keluar rumah lebih awal, sepulang sekolah dia bahkan sengaja menaruh ponselnya jauh-jauh atau bahkan mematikannya.Setelah dua hari melakukannya, Elsa menghentikannya, dia khawatir ibunya akan marah jika mengetahuinya.Tapi tidak disangka, selama beberapa hari berikutnya ibunya tak kunjung meneleponnya.Awalny

Latest chapter

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 260

    Pembicaraan kerja sama dengan Pak Markus berjalan sangat lancar.Dua hari kemudian, kedua pihak menandatangani kontrak, dan Pak Markus sudah punya rencana lain, jadi dia meninggalkan kantor Morti Group.Setelah seharian kelelahan, Clara dan Dylan kembali ke ruang konferensi dan minum beberapa minuman hangat. Tepat saat mereka sedang beristirahat, Sarah datang dan meletakkan setumpuk tebal undangan di hadapan mereka sambil berkata, "Ini semua undangan ke pesta koktail akhir tahun yang kita terima dalam beberapa hari terakhir."Setidaknya ada tiga puluh undangan di sini.Undangan yang dikirim oleh Doni, Dani, Anggasta Group dan X-Tech juga ada di antaranya.Clara dan Dylan melihat dan menemukan Keluarga Gori juga telah mengirim undangan.Pada undangan yang mereka kirim, selain Dylan, nama Clara juga tertulis di sana.Dylan duduk di depan meja konferensi, memegang undangan yang dikirim oleh Keluarga Gori dan tersenyum, "Tampaknya perusahaan kita cukup menarik."Dibandingkan perusahaan mer

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 259

    Namun, Ervan dan yang lainnya sudah berbalik dan naik ke lantai atas, dan tidak melihat Dylan yang baru saja keluar dari mobil.Dylan menarik kembali pandangannya dan bergegas menghampiri Pak Markus.Setelah memberi salam kepada Pak Markus, mereka hendak naik ketika Edward tiba.Begitu dia turun dari mobil, Pak Markus melihatnya dan berkata dengan heran, "Pak Edward!"Edward melihat Clara dan Dylan, ekspresinya tidak berubah, dan dia menjabat tangan Pak Markus yang berjalan ke arahnya sambil tersenyum tipis, "Kapan Pak Markus sampai ke ibu kota?""Baru saja sampai." Pak Markus berkata sambil tersenyum, "Pak Edward terakhir kali bilang kita bisa makan malam bersama saat senggang. Kapan Pak Edward punya waktu? Bagaimana kalau malam ini..."Edward berkata, "Saya sibuk hari ini, bagaimana kalau lusa?""Oke, kalau begitu lusa."Melihat Edward dan Pak Markus mengobrol, Dylan mengerutkan bibirnya dan berbisik, "Baru setengah bulan merasa tenang, aku nggak sangka ketemu mereka lagi hari ini."

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 258

    Tepat saat dia hendak maju untuk menyambut tamunya, dia melihat sosok yang dikenalnya muncul di belakang orang itu.Ketika melihat Ervan, ekspresi Clara tetap tidak berubah.Ervan tidak melihatnya, namun seorang anak laki-laki berusia sekitar delapan belas tahun di sampingnya melambaikan tangan dengan gembira ke arah seberang pintu keluar, "Mama, Kakak, ayah dan aku ada di sini!"Mendengar perkataan anak laki-laki itu, Clara tiba-tiba berhenti dan menyadari siapa dia.Saat menoleh untuk melihat, dia melihat Rita dan Vanessa seperti yang diduga.Rita dan Vanessa tersenyum, Andrew Gori berlari ke arah mereka dengan antusias.Pada saat itu, Markus Solari, mitra Morti Group, datang sambil tersenyum dan menyapanya terlebih dahulu, "Bu Clara."Clara mengendurkan kedua telapak tangannya yang terkepal, mengalihkan pandangannya, tersenyum dan menjabat tangan pria itu, "Pak Markus."Pada saat itu, Rita, Ervan dan yang lainnya akhirnya melihat Clara.Ervan mengerutkan kening.Senyum Rita sedikit

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 257

    Tepat saat dia memikirkan hal itu, Dani melihat mobilnya dan berjalan ke arahnya.Clara perlahan menurunkan jendela mobilnya, "Pak Dani."Dani berkata, "Selamat pagi."Clara mengangguk, "Selamat pagi." Kemudian dia bertanya, "Pak Dani, ada apa pagi-pagi ke sini?"Sebenarnya tidak ada yang akan dilakukan Dani di sini.Dia hanya mengingat tebakannya kemarin malam...Dia berkata, "Sabtu malam lalu, aku melihatmu, Pak Dylan, dan Prof Nian di pintu masuk restoran."Clara mendengarkan, dan sebelum dia bisa bereaksi mengapa Dani tiba-tiba berkata seperti itu, dia mendengar Dani bertanya, "Kamu juga murid Prof Nian, ‘kan?"Clara tertegun, mengerutkan kening dan menatapnya, "Kamu..."Dani melihat jawabannya dari reaksi Clara.“Jadi, kedua proyek Morti Group ini juga dikembangkan olehmu, ‘kan?”Clara mengerutkan bibirnya, "Kamu kenapa...""Satu pertanyaan terakhir." Dani berkata, "Bahasa pemrograman CUAP Morti Group juga diciptakan olehmu, ‘kan?"Meskipun dia tidak menguasai bahasa pemrograman a

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 256

    Dylan mengusap pelipisnya yang sakit, matanya hampir tidak bisa terbuka, "Aku tahu kamu pasti belum tidur!""Aku mau turun untuk sarapan sekarang. Kita ngobrol lagi nanti?"Mata Dylan perih, dia duduk di kursi dengan wajah nggak semangat, tetapi nadanya sangat bersemangat, "Tentu saja, kita harus bicara!"Inspirasi sangatlah cepat berlalu.Tentu saja harus segera dibicarakan saat inspirasi itu masih hangat."Oke."Setelah sarapan, Clara hendak melakukan obrolan video dengan Dylan ketika Willy menelepon."Saya baru saja menerima telepon dari pengacara Pak Edward. Sertifikat properti untuk tiga rumah yang diberikan Pak Edward pada Ibu beberapa waktu lalu telah diproses. Saya akan pergi dan mengambil sertifikat properti itu nanti. Kapan Bu Clara punya waktu untuk datang dan mengambilnya? Kalau Anda nggak punya waktu, kita bisa membuat janji nanti dan saya akan mengirimkan sertifikatnya kepada Ibu."Clara hampir lupa tentang itu.Pikirannya tidak tertuju pada masalah itu sekarang.Setelah

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 255

    "Dani?"Edward, Gading dan yang lainnya terkejut ketika mereka melihatnya berdiri tiba-tiba.Melihat dia yang tampak agak aneh, lalu bertanya, "Ada apa?"Dani tiba-tiba tersadar, tatapannya jatuh pada Edward dan Vanessa, lalu dia perlahan menggelengkan kepalanya, "Nggak apa-apa."Setelah itu, dia duduk kembali.Diana berkata, "Kak Dani, aku..."Dani tampaknya tidak mendengar, dia menoleh untuk berbicara kepada Tania dengan suara lembut, "Tania, apa kamu haus? Mau minum?"Tania menjawab, "Iya."Tania berlari mendekat, minum dua teguk air dari tangan Dani, lalu berlari kembali untuk mengobrol dengan Elsa.Baru saja mereka membicarakan tentang mainan kecil yang dibawakan Elsa untuknya.Setelah minum dan kembali ke Elsa, Tania menyerahkan sebuah figur karakter kepada Elsa, "Aku membeli ini waktu aku pergi ke bioskop saat Tahun Baru. Ini untukmu."Elsa sangat menyukainya dan menerimanya dengan terkejut, "Kamu juga pergi ke bioskop pas Tahun Baru?""Iya, om dan tanteku mengajakku ke sana." T

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 254

    Setelah menyerahkan makalahnya secara resmi, mereka mengundang Prof Nian makan malam bersama.Saat itu, Prof Nian tidak menolak.Ketika mereka tiba di restoran, Clara dan Prof Nian keluar dari mobil dan naik ke lantai atas. Mereka tidak menyadari mobil Dani diparkir tidak jauh dari mobil mereka.Namun, Dani menghentikan langkahnya untuk keluar dari mobil setelah melihat Clara dan yang lainnya.Setelah menunggu sekitar dua tiga menit, dia akhirnya keluar dari mobil sambil menggendong Tania yang masih mengantuk.Gading adalah orang pertama yang tiba.Melihatnya, dia berkata, "Kamu sudah sampai?"Dani mengangguk, "Iya."Beberapa menit kemudian, Tania baru saja bangun, Edward, Vanessa, Elsa dan Diana juga tiba.Melihat Diana, Dani menurunkan pandangannya.Diana sangat bersemangat. Dia berjalan cepat ke arahnya dan menyapanya dengan suara manis, "Kak Dani."Dani menatapnya acuh tak acuh tanpa menjawab.Diana tiba-tiba merasa sedikit malu. Pada saat itu, Elsa datang dan melihat Tania terliha

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 253

    Mereka sudah tahu tentang hal itu.Sekarang mendengar Diana membicarakannya, Fani tersenyum sangat bahagia.Namun, Vanessa masih berkonsentrasi membaca, tanpa ada reaksi di wajahnya.Hal yang sama berlaku pada Rita.Tampaknya Clara tidak layak mendapatkan perhatian mereka.Melihat Diana masih ingin melanjutkan, Rita berkata dengan tenang, "Diana, sepupumu masih belajar, jangan ribut dan mengganggunya.""Oh, oke."Melihat ekspresi serius Vanessa, Diana berkata, "Bukannya gurumu sudah datang tadi pagi? Sekarang sudah lewat jam lima sore, tapi kamu masih belajar. Aku bahkan merasa capek hanya dengan melihatmu. Apa kamu nggak capek?"Fani berkata, "Pasti capek, tapi sepupumu adalah orang yang akan melakukan hal-hal hebat. Coba lihat dirimu, aku selalu menyuruhmu untuk belajar dari sepupumu, tapi kamu nggak mau dengar."Setelah itu, dia tersenyum dan berkata dengan perhatian, "Vanessa, nggak peduli seberapa keras kamu belajar, kamu tetap harus istirahat yang cukup. Bagaimana kalau kamu maka

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 252

    Marcel tidak senang dituduh berbohong.Setelah Sinta menenangkannya, dia langsung merasa jauh lebih baik.Elsa, yang berdiri di samping, juga berhenti menangis setelah mendengar semua penjelasan itu.Pasti seperti itu, kemungkinan besar Marcel memang salah lihat orang.Orang itu pasti bukan mamanya.Memikirkan hal itu, dia merasa jauh lebih baik.Tetapi dia kemudian teringat Clara pernah memuji kalau Bella itu sangat imut.Apalagi, mereka tampak sangat akrab satu sama lain.Ketika Elsa memikirkan hal itu, dia bahkan tidak punya waktu untuk menyeka air matanya, dan merogoh saku Edward, "Ayah, ponsel!"Setelah mendengar apa yang dikatakan Sinta, Edward secara garis besar mengetahui apa yang telah terjadi.Dia menyeka air mata Elsa dengan ibu jarinya, setelah itu, menyerahkan ponsel padanya.Elsa dengan cepat memasukkan nomor Clara dan menghubungi nomor itu.Clara telah selesai menonton filmnya.Saat itu, mereka sedang bermain gim di arena permainan yang ada di sebelah bioskop.Ketika mel

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status