Sore harinya, Clara sedang rapat ketika Elsa meneleponnya.Ketika Clara melihatnya, dia menutup telepon tanpa berpikir.Begitu dia menutup telepon, Elsa menelepon lagi.Clara mengerutkan kening namun tetap tidak menjawab.Kali ini, Elsa tidak meneleponnya lagi.Clara melanjutkan rapatnya.Beberapa menit kemudian, ponselnya berdering lagi.Kali ini, Edward yang menelepon.Clara mengerutkan bibirnya dan mematikan ponselnya.Dia tidak menyalakan ponselnya sampai satu jam kemudian, setelah dia menyelesaikan rapatnya.Begitu dia menghidupkan ponselnya, dia mendapati Edward telah mengiriminya pesan.[Elsa jatuh dari tangga di sekolah dan dirawat di rumah sakit.]Clara sangat kaget dan pikirannya menjadi kosong.Dia mengambil ponsel dan tasnya, buru-buru meninggalkan kantor dan bergegas ke rumah sakit.Ketika dia tiba di rumah sakit, dia buru-buru menelepon Edward dan menanyakan nomor kamar pasien Elsa berada.Edward segera menjawab telepon dan memberitahunya nomor kamar pasiennya.Sesampainy
Clara hendak berbicara.Pada saat itu, ponsel Edward berdering.Mungkin itu panggilan dari Vanessa. Edward menjawab telepon sambil berjalan keluar dan berkata dengan nada lembut, "Lukanya nggak terlalu serius, jangan terlalu khawatir..."Setelah Edward keluar untuk menelepon, Elsa terbangun.Ketika dia melihat mereka, Elsa memanggil dengan bingung, "Ayah, Mama."Clara dan Edward menjawab serempak, "Iya."Mungkin karena pusing, Elsa berbaring di tempat tidur dan menatap Edward, lalu Clara. Setelah itu, dia tertidur lagi dengan alisnya berkerut tidak nyaman.Khawatir akan mengganggu istirahat Elsa, Edward dan Clara terdiam beberapa saat. Setelah Elsa kembali tertidur, Edward menatap Clara dan bertanya, "Mau nginap di sini?"Clara tidak mengatakan apa-apa, namun dia menyampaikan maksudnya hanya dengan duduk di sana tanpa bergerak.Edward tidak mengatakan apa pun lagi.Namun dia juga tidak pergi. Dia mendekat dan duduk di sofa di sana.Clara duduk di kursi bersandar di tempat tidur, dan se
Konferensi Pertukaran Sains dan Teknologi yang diselenggarakan oleh Asosiasi Sains dan Teknologi bekerja sama dengan organisasi lainnya sudah dibuka secara resmi dua hari lalu.Konferensi Pertukaran Sains dan Teknologi itu berlangsung selama sebulan penuh dengan total hampir dua ratus kegiatan.Banyak akademisi dan pakar dari industri teknologi akan berpartisipasi di dalamnya.Morti Group juga termasuk di antara tamu undangan.Sore itu kebetulan menjadi acara utama untuk bidang "Material Unggul" yang diminati Clara dan Dylan. Setelah kembali dari rumah sakit, dia pergi ke konferensi pada sore harinya bersama Dylan bersama beberapa anggota staf teknis Morti Group.Dylan hadir atas nama Morti Group dan duduk di kursinya di barisan depan.Clara dan beberapa staf Morti Group duduk di barisan belakang sesuai dengan pengaturan staf.Mereka tiba cukup awal, dan setelah duduk sebentar, Clara melihat Edward, Vanessa dan Gading.Mereka juga melihatnya.Vanessa dan Gading tidak terkejut melihatny
Ada banyak orang berkumpul di sekitar Clara dan Dylan.Ketika orang-orang di sekitar mereka melihat Prof Hengki dan Prof Zein datang, mereka hendak menyapa, tetapi Prof Hengki tersenyum dan menggelengkan kepalanya, meminta mereka untuk tetap diam.Kemudian, Prof Hengki dan yang lainnya berdiri di pinggir, mendengarkan Dylan dan Clara menjawab pertanyaan orang-orang.Banyak orang yang mengikuti kegiatan tersebut adalah lulusan dari universitas ternama.Ada banyak orang yang ahli dan berpengetahuan.Selain menjawab pertanyaan, Clara dan Dylan kadang-kadang bertemu dengan beberapa orang yang bisa mereka ajak bertukar informasi.Dalam perbincangan tersebut, mereka yang berpengetahuan luas dan mampu mengikuti perkembangan teknologi akan mendengarkan dengan penuh minat, sedangkan mereka yang kurang berpengetahuan merasa seperti mendengarkan ceramah dari negara lain karena topik-topik yang diusungnya cukup sulit dipahami seperti pengolahan bahan baku dan lain-lain.Prof Zein dan Prof Hengki j
Dalam beberapa hari berikutnya, Clara meluangkan waktu untuk berpartisipasi dalam tiga kegiatan konferensi.Dia juga bertemu lagi dengan Vanessa dua kali.Namun, Edward tidak menemaninya pada kedua kesempatan tersebut. Pada bulan Maret, curah hujan mulai meningkat.Setelah Clara menyelesaikan kegiatan, hujan mulai turun di luar.Dia membawa payung, tetapi meninggalkannya di mobil dan tidak membawanya.Dia berjalan menuju pintu, berencana untuk pergi ketika hujan reda.Sebelum mencapai pintu, dia melihat Vanessa.Vanessa sedang berbicara dengan seseorang, ketika melihatnya, senyum Clara memudar.Pada saat itu, sosok Edward yang memegang payung juga muncul di hadapannya.Dia pasti datang ke sini khusus untuk menjemput Vanessa.Dia melepas mantelnya dan meletakkannya di bahu Vanessa.Orang-orang di sana yang juga sedang menunggu hujan reda melihat kejadian tersebut dan memandang mereka dengan rasa iri, bahkan beberapa orang berseru kagum.Pada saat itu, Edward melihatnya dan berhenti.Wa
Ketika mereka tiba di restoran dan duduk di ruangan pribadi, Dani menuangkan segelas air untuknya dan bertanya, "Apa kamu dapatsesuatu dari partisipasimu dalam kegiatan konferensi ini?""Kurang lebih ada."Dia berpartisipasi dalam kegiatan konferensi untuk merangsang inspirasinya dan mempelajari materi yang diberikan Prof Nian kepadanya dan Dylan beberapa waktu lalu.Setelah beberapa kegiatan, dia akhirnya memiliki arah baru.Clara lalu bertanya, "Gimanakabarnya Tania?""Kesehatannya sudah jauh lebih baik sejak akhir tahun lalu. Tahun ini dia mulai bersekolah lagi dan dapat teman-teman baru. Dia biasanya hanya di rumah saja, jadi dia terlihat senang di sekolah."Setelah Dani selesai berbicara, dia menatap Clara dan berkata, "Tapi dia sering sebut namamu. Lain kali kalau ada kesempatan, gimana kalau kita buat janji untuk makan bersama?"Clara mengangguk dan berkata, "Oke."Setelah membicarakan masalah pribadi, mereka mulai membicarakan soal bisnis.Terakhir kali, Dani juga berbicara den
Saat Clara Hermosa tiba di bandara Negara Latvin, waktu sudah menunjukkan pukul 9 malam.Hari ini adalah hari ulang tahunnya.Begitu dia membuka ponselnya, dia menerima sekelompok ucapan selamat ulang tahun.Semuanya dari teman dan rekan kerjanya.Tapi tidak ada kabar sama sekali dari Edward Anggasta.Senyum Clara pun memudar.Ketika dia tiba di vila, sudah jam 10 lebih.Saat Bibi Sari melihatnya, dia tertegun sejenak: “Bu Clara, kenapa Ibu... bisa datang ke sini?”“Di mana Edward dan Elsa?”“Pak Edward belum pulang, Nona Elsa masih main di dalam kamar.”Clara pun memberikan barangnya pada Bibi Sari, tapi saat di lantai atas dia melihat Elsa Anggasta yang memakai baju tidur, tampak duduk di meja kecil, entah sedang memukul apa, tapi dia sangat serius, hingga bahkan tidak tahu ada orang yang masuk ke kamarnya.“Elsa?”Saat Elsa dengar suara ini, dia langsung berbalik dan menyebut dengan riang: “Mama!”Lalu, dia kembali membalikkan badan dan lanjut memukul barang di tangannya.Clara lalu
Sekitar jam 9 malam, Edward dan putrinya pun pulang.Elsa memegang ujung pakaian Edward, dan turun dari mobil dengan perlahan.Karena ibunya ada di rumah, malam ini dia sebenarnya tidak mau pulang.Tapi Tante Vanessa bilang ibunya itu pulang secara khusus untuk menemani dia dan ayahnya, jadi kalau mereka tidak pulang, ibunya bisa sedih.Ayah bilang kalau malam ini mereka tidak pulang, besok ibunya pasti akan ikut mereka ke pantai.Jadi dia terpaksa setuju pulang.Tapi dia tetap khawatir, dan bertanya dengan sedih: “Ayah, gimana kalau Ibu besok memaksa mau ikut kita keluar?”“Nggak akan.” Edward menjawab dengan yakin.Selama menikah, Clara memang selalu ingin mendekatinya.Tapi dia masih paham situasi, asalkan dia terlihat tidak senang, Clara langsung tidak akan berani membuatnya marah.Dalam ingatan Elsa, Clara selalu patuh pada Edward.Kalau dia bilang tidak akan, berarti memang tidak akan.Elsa akhirnya bisa tenang.Suasana hatinya pun membaik, mukanya yang tadi cemberut langsung ber
Ketika mereka tiba di restoran dan duduk di ruangan pribadi, Dani menuangkan segelas air untuknya dan bertanya, "Apa kamu dapatsesuatu dari partisipasimu dalam kegiatan konferensi ini?""Kurang lebih ada."Dia berpartisipasi dalam kegiatan konferensi untuk merangsang inspirasinya dan mempelajari materi yang diberikan Prof Nian kepadanya dan Dylan beberapa waktu lalu.Setelah beberapa kegiatan, dia akhirnya memiliki arah baru.Clara lalu bertanya, "Gimanakabarnya Tania?""Kesehatannya sudah jauh lebih baik sejak akhir tahun lalu. Tahun ini dia mulai bersekolah lagi dan dapat teman-teman baru. Dia biasanya hanya di rumah saja, jadi dia terlihat senang di sekolah."Setelah Dani selesai berbicara, dia menatap Clara dan berkata, "Tapi dia sering sebut namamu. Lain kali kalau ada kesempatan, gimana kalau kita buat janji untuk makan bersama?"Clara mengangguk dan berkata, "Oke."Setelah membicarakan masalah pribadi, mereka mulai membicarakan soal bisnis.Terakhir kali, Dani juga berbicara den
Dalam beberapa hari berikutnya, Clara meluangkan waktu untuk berpartisipasi dalam tiga kegiatan konferensi.Dia juga bertemu lagi dengan Vanessa dua kali.Namun, Edward tidak menemaninya pada kedua kesempatan tersebut. Pada bulan Maret, curah hujan mulai meningkat.Setelah Clara menyelesaikan kegiatan, hujan mulai turun di luar.Dia membawa payung, tetapi meninggalkannya di mobil dan tidak membawanya.Dia berjalan menuju pintu, berencana untuk pergi ketika hujan reda.Sebelum mencapai pintu, dia melihat Vanessa.Vanessa sedang berbicara dengan seseorang, ketika melihatnya, senyum Clara memudar.Pada saat itu, sosok Edward yang memegang payung juga muncul di hadapannya.Dia pasti datang ke sini khusus untuk menjemput Vanessa.Dia melepas mantelnya dan meletakkannya di bahu Vanessa.Orang-orang di sana yang juga sedang menunggu hujan reda melihat kejadian tersebut dan memandang mereka dengan rasa iri, bahkan beberapa orang berseru kagum.Pada saat itu, Edward melihatnya dan berhenti.Wa
Ada banyak orang berkumpul di sekitar Clara dan Dylan.Ketika orang-orang di sekitar mereka melihat Prof Hengki dan Prof Zein datang, mereka hendak menyapa, tetapi Prof Hengki tersenyum dan menggelengkan kepalanya, meminta mereka untuk tetap diam.Kemudian, Prof Hengki dan yang lainnya berdiri di pinggir, mendengarkan Dylan dan Clara menjawab pertanyaan orang-orang.Banyak orang yang mengikuti kegiatan tersebut adalah lulusan dari universitas ternama.Ada banyak orang yang ahli dan berpengetahuan.Selain menjawab pertanyaan, Clara dan Dylan kadang-kadang bertemu dengan beberapa orang yang bisa mereka ajak bertukar informasi.Dalam perbincangan tersebut, mereka yang berpengetahuan luas dan mampu mengikuti perkembangan teknologi akan mendengarkan dengan penuh minat, sedangkan mereka yang kurang berpengetahuan merasa seperti mendengarkan ceramah dari negara lain karena topik-topik yang diusungnya cukup sulit dipahami seperti pengolahan bahan baku dan lain-lain.Prof Zein dan Prof Hengki j
Konferensi Pertukaran Sains dan Teknologi yang diselenggarakan oleh Asosiasi Sains dan Teknologi bekerja sama dengan organisasi lainnya sudah dibuka secara resmi dua hari lalu.Konferensi Pertukaran Sains dan Teknologi itu berlangsung selama sebulan penuh dengan total hampir dua ratus kegiatan.Banyak akademisi dan pakar dari industri teknologi akan berpartisipasi di dalamnya.Morti Group juga termasuk di antara tamu undangan.Sore itu kebetulan menjadi acara utama untuk bidang "Material Unggul" yang diminati Clara dan Dylan. Setelah kembali dari rumah sakit, dia pergi ke konferensi pada sore harinya bersama Dylan bersama beberapa anggota staf teknis Morti Group.Dylan hadir atas nama Morti Group dan duduk di kursinya di barisan depan.Clara dan beberapa staf Morti Group duduk di barisan belakang sesuai dengan pengaturan staf.Mereka tiba cukup awal, dan setelah duduk sebentar, Clara melihat Edward, Vanessa dan Gading.Mereka juga melihatnya.Vanessa dan Gading tidak terkejut melihatny
Clara hendak berbicara.Pada saat itu, ponsel Edward berdering.Mungkin itu panggilan dari Vanessa. Edward menjawab telepon sambil berjalan keluar dan berkata dengan nada lembut, "Lukanya nggak terlalu serius, jangan terlalu khawatir..."Setelah Edward keluar untuk menelepon, Elsa terbangun.Ketika dia melihat mereka, Elsa memanggil dengan bingung, "Ayah, Mama."Clara dan Edward menjawab serempak, "Iya."Mungkin karena pusing, Elsa berbaring di tempat tidur dan menatap Edward, lalu Clara. Setelah itu, dia tertidur lagi dengan alisnya berkerut tidak nyaman.Khawatir akan mengganggu istirahat Elsa, Edward dan Clara terdiam beberapa saat. Setelah Elsa kembali tertidur, Edward menatap Clara dan bertanya, "Mau nginap di sini?"Clara tidak mengatakan apa-apa, namun dia menyampaikan maksudnya hanya dengan duduk di sana tanpa bergerak.Edward tidak mengatakan apa pun lagi.Namun dia juga tidak pergi. Dia mendekat dan duduk di sofa di sana.Clara duduk di kursi bersandar di tempat tidur, dan se
Sore harinya, Clara sedang rapat ketika Elsa meneleponnya.Ketika Clara melihatnya, dia menutup telepon tanpa berpikir.Begitu dia menutup telepon, Elsa menelepon lagi.Clara mengerutkan kening namun tetap tidak menjawab.Kali ini, Elsa tidak meneleponnya lagi.Clara melanjutkan rapatnya.Beberapa menit kemudian, ponselnya berdering lagi.Kali ini, Edward yang menelepon.Clara mengerutkan bibirnya dan mematikan ponselnya.Dia tidak menyalakan ponselnya sampai satu jam kemudian, setelah dia menyelesaikan rapatnya.Begitu dia menghidupkan ponselnya, dia mendapati Edward telah mengiriminya pesan.[Elsa jatuh dari tangga di sekolah dan dirawat di rumah sakit.]Clara sangat kaget dan pikirannya menjadi kosong.Dia mengambil ponsel dan tasnya, buru-buru meninggalkan kantor dan bergegas ke rumah sakit.Ketika dia tiba di rumah sakit, dia buru-buru menelepon Edward dan menanyakan nomor kamar pasien Elsa berada.Edward segera menjawab telepon dan memberitahunya nomor kamar pasiennya.Sesampainy
Kakek Yunanda benar-benar marah.Dia mengabaikannya, menatap Clara dan berkata, "Ayo, Clara. Kakek bawa kamu makan di luar."Clara meletakkan cangkir tehnya, berdiri dan berkata, "Iya, Kek."Setelah itu, Kakek Yunanda bahkan tidak melihat ke arah Edward dan berjalan keluar bersama Clara.Edward tetap duduk dengan tenang di sofa sambil minum teh. Dia tidak mengikuti atau menghentikan mereka untuk pergi.Vanessa menatap punggung Clara dan Kakek Yunanda saat mereka pergi, "Ini..."Edward berkata, "Nggak apa-apa, lama-kelamaan dia akan bisa terima."Dengan kata lain, seiring berjalannya waktu, Kakek Yunanda akan menerima kenyataan dan perlahan mulai menerimanya?…Kakek Yunanda tentu tahu hubungan pernikahan Clara dan Edward selama tiga tahun pertama pernikahan mereka.Edward memang tidak menyukai Clara sejak awal.Sekarang, dia sudah punya orang lain yang disukainya.Edward memang berhubungan baik dengan para sesepuh termasuk Nenek Anggasta dan Kakek Yunanda.Tetapi, dia tidak pernah terp
Edward dengan cepat menjawab kali ini, [Oke, aku mengerti.]Pada Sabtu pagi.Clara berkendara ke rumah Keluarga Yunanda.Banyak anggota Keluarga Yunanda yang berada di luar negeri. Ketika dia tiba di sana, selain beberapa pelayan rumah, hanya Kakek Yunanda yang ada di rumah itu.Begitu mengetahui Clara telah tiba, Kakek Yunanda secara pribadi keluar untuk menyambutnya, "Clara sudah sampai ya?""Iya," Clara tersenyum. Melihat dia tampak bersemangat, Clara pun merasa lega, tetapi dia tetap tidak dapat menahan diri untuk berkata, "Kakek tampak makin kurus."Kakek Yunanda tersenyum dan berkata, "Iya, berat badanku memang turun banyak, tapi aku masih bersemangat. Jangan khawatir."Clara dan Kakek Yunanda memasuki rumah.Kakek Yunanda mengundangnya untuk minum teh. Melihat dia datang sendirian tanpa Edward, dia tidak bertanya. Ketika Clara melihat hal itu, dia tahu Kakek Yunanda pasti sudah tahu bahwa dia dan Edward akan bercerai.Dia bukan saja tidak bertanya tentang Edward, tetapi juga tid
Dylan mengikuti arah tatapan Clara, lalu melihat Edward dan Vanessa di sana.Keluarga Bramantyo dan Keluarga Anggasta memiliki hubungan yang biasa saja. Dylan belum pernah ke rumah Keluarga Anggasta dan tidak tahu kalau rumah itu dekat dengan posisi mereka.Melihat Edward dan Vanessa, dia melengkungkan bibirnya dan bertanya, "Kenapa mereka juga ada di sini?"Clara mengalihkan pandangannya dan berkata, "Itu satu-satunya jalan untuk masuk rumah Keluarga Anggasta."Dylan tertegun sejenak, lalu tiba-tiba menyadari, "Jadi, Edward sudah bawa Vanessa menemui Keluarga Anggasta?"Sebelum Clara sempat berkata apa-apa, Dylan tertawa marah dan berkata, "Sertifikat cerai kalian saja belum selesai prosesnya, ‘kan? Dia sudah membawanya ke rumah keluarganya sekarang? Apa dia benar-benar nggak sabar?"Tampaknya Edward lumayan panik.Tetapi dia tahu Edward sebenarnya dulu pernah mencoba bawa Vanessa ke Keluarga Anggasta untuk bertemu keluarganya.Tetapi Nenek Anggasta tidak mengizinkannya dan saat itu K