LOGIN
“Datang ke Hotel ini. Kalau kamu mau udahan dan kita selesaikan baik-baik. Aku akan menjelaskan semuanya dan mengembalikan uang kamu yang buat persiapan pernikahan kita.”
Satu pesan dari David membuat Sekar menghembuskan napas kasar. Sudah satu minggu sejak ia tahu pria itu selingkuh darinya. Ingatannya berputar kala minggu lalu ia yang sedang merayakan ulang tahun David di apartemen milik pria itu justru mendapat kejutan tak terduga.
Saat ia iseng membuka ponsel milik David, Sekar justru mendapati foto-foto mesra dan bahkan tak senonoh pria itu bersama seorang wanita yang tak ia kenal.
Saat ditanya tentang alasan menyelingkuhi dirinya, David justru memilih diam dan tak mau menjelaskan apa pun. Bahkan tak ada kata maaf yang keluar dari mulut pria itu
Kata putus Sekar ucapkan saat itu juga, tapi David menolak dengan alasan mereka akan menikah dalam beberapa bulan ke depan.
Masalahnya Sekar yang sudah terlanjur sakit hati tak lagi ingin melanjutkan hubungan. Wanita itu bahkan mengatakan akan membicarakan permasalahan ini pada kedua orang tua mereka. Tapi David tetap tak mau putus darinya.
Dan kini tidak ada hujan, tidak ada angin, pria itu tiba-tiba menghubungi dan mengajaknya bertemu.
Di satu sisi Sekar senang karena setelah ini ia akan benar-benar terbebas dari David, tapi di sisi lain ia heran kenapa mereka harus bertemu di hotel? Namun saat Sekar akan menanyakan hal itu, David kembali mengirimkan pesan padanya.
“Aku benar-benar ingin hubungan kita berakhir dengan baik-baik. Aku janji setelah ini aku nggak akan ganggu kamu lagi.”
Satu pesan itu mampu merubah rasa penasaran Sekar menjadi perasaan campur aduk yang emosional.
Mungkin David mengajaknya bertemu untuk yang terakhir kalinya, mereka akan menyelesaikan masalah ini dengan cara yang dewasa dan bijak. Bagaimana pun enam tahun bukan waktu yang sebentar, Sekar akan jadikan pertemuan ini sebagai penutup hubungan mereka.
Meski tak berakhir di pelaminan, setidaknya Sekar dan David tidak saling bermusuhan.
Setelah lemburannya selesai, Sekar buru-buru kembali ke apartemennya untuk membersihkan diri sebelum menemui David di hotel. Menatap pantulan dirinya di cermin, Sekar berulang kali mengucapkan kata-kata positif pada dirinya sendiri.
“Sekar, semuanya akan baik-baik saja. Setelah ini lo akan memulai hidup baru tanpa harus membawa luka yang masih menganga. Setelah mendapat penjelasan dari dia, hati lo nggak akan lagi menerka-nerka alasan dia selingkuh dan tentu saja uang lo juga bakal kembali.
Sesampainya Sekar di Hotel Glamour, perempuan itu mendapati lobby hotel yang ramai. Mungkin baru ada suatu acara yang diselenggarakan di sana.
Wanita itu kemudian duduk di salah satu sofa panjang yang tersedia disana, tangannya meraih ponsel dan mengetikkan jawaban ke David.
“Aku sudah ada di lobby hotel.”
“Okay, tunggu sebentar.”
Meski bingung dengan maksud ‘tunggu sebentar’ yang David kirimkan, tapi Sekar lebih memilih mengabaikan itu karena tak berselang lama pesan lanjutan dari pria itu kembali muncul di ponselnya. “Kamu masuk aja ke kamar yang aku pesan, aku udah di sini.”
Tanpa membalas pesan itu, Sekar langsung berjalan menuju lift untuk naik ke lantai kamar yang dimaksud David. Sesampainya di lantai yang dituju, Sekar mendapati lorong hotel yang begitu sepi. Berjalan perlahan matanya sesekali melirik ke nomor kamar yang terpajang takut-takut melewatkan kamar yang ia tuju.
Awalnya Sekar merasa tidak ada yang aneh, sampai ia mendengar suara langkah kaki di belakangnya yang terus mengikuti dan yang lebih mengherankan lagi ia juga mendengar suara seperti jepretan kamera membuat perasaannya semakin tidak enak.
Ingin menoleh dan memastikan siapa pemiliknya, tapi rasa takut menghalangi.
Ia tak lagi memperhatikan nomor kamar, karena yakin sudah ingat dengan benar. Satu hal yang menjadi fokusnya adalah cepat-cepat bisa sampai ke sana dan terlepas dari orang yang sedang mengikutinya.
Sekar bernapas lega karena akhirnya ia masuk ke dalam kamar itu dan tak lagi diikuti. Setelahnya ia memilih duduk dan menunggu David yang sepertinya sedang berada di kamar mandi terbukti dengan suara air yang terdengar jelas di telinganya.
Merasa bosan karena David yang terlalu lama di kamar mandi, Sekar akhirnya memilih untuk memainkan ponselnya. Berniat untuk menghibur diri dengan membuka sosial media, namun yang ia dapati membuat hatinya membeku.
Fotonya yang baru masuk kamar hotel.
“Kasian David diselingkuhin. Sekar, kenapa lo jadi nakal gitu sih?” Dan berbagai komentar beruntun dari teman-temannya yang menghujatnya.
Belum sempat Sekar bisa mencerna apa yang sedang terjadi, ia justru kembali dikejutkan dengan suara seorang pria yang asing di telinganya.
"Kamu siapa? Sedang apa di kamar saya?"
Sekar terdiam cukup lama. Perasaan terkejut itu belum hilang, tapi sekarang sudah ada banyak pertanyaan yang memenuhi kepalanya.Apa tadi ia tidak salah dengar, menjadi tunangan pura-pura pria itu?Tapi tunggu, bagaimana mungkin Jagat yang seorang pimpinan itu tahu tentang gosip staff biasa sepertinya? Lalu apa yang harus ia katakan sebagai jawaban?Semua itu ingin ia tanyakan, tapi lidahnya kelu, suaranya seperti tertahan di tenggorokan. Sampai akhirnya mobil Jagat berhenti di depan gedung apartemennya, Sekar masih terdiam."Kita sudah sampai."Suara Jagat membuat Sekar akhirnya menoleh ke arah pria itu dan ke arah luar mobil."T-terima kasih, Pak sudah mengantar saya." Balas wanita itu dengan terbata.Saat Sekar baru akan mendorong pintu mobil, suara Jagat kembali terdengar. "Saya tidak akan memaksa kamu untuk menerima solusi dari saya saat ini. Tapi saya juga tidak bisa menunggu terlalu lama. Saya harap kamu bisa memberikan jawaban secepatnya."Sekar hanya mendengarkan tanpa bernia
Sore harinya saat jam pulang kerja tiba, Sekar tidak langsung keluar dari ruangannya. Padahal ia termasuk karyawan yang akan pulang saat jam pulang tiba kecuali jika ia harus lembur. Sama seperti saat berangkat pagi tadi, wanita itu lebih memilih untuk menuju area parkir saat tempat itu sudah sepi.Namun lagi-lagi pilihannya justru mempertemukannya dengan Jagat, karena lift yang ia naiki lagi-lagi ada pria itu di dalamnya.“Kebetulan macam apa ini?” Batinnya terus berbicara setiap kali bertemu dengan si pimpinan baru. Ia sungguh tidak mengerti dari banyaknya kebetulan di dunia ini, kenapa akhir-akhir ini harus selalu mengaitkannya dengan Jagat? Dari mulai malam di hotel, pergantian pimpinan perusahaan, bahkan sampai perkara menaiki lift saja berkaitan dengan pria itu.“Kamu ada lembur?” Tanya Jagat. Pria itu heran dengan Sekar yang baru akan pulang saat perusahaan sudah sangat sepi. “Tidak, Pak. Saya hanya menyelesaikan pekerjaan yang seharusnya selesai sebelum jam pulang.” Sekar b
Sekar membeku.Pria yang ia tumpangi— pria asing itu…. bosnya?“Saya Jagat Benjamin. Mari bekerja sama dengan baik, ya.” Ujarnya pada semua orang yang menyapanya. Sekar hanya bisa terdiam, menghubungkan memorinya yang hilang. Mata pria itu kini menatapnya dalam, tatapan yang tak mampu Sekar balas.Sekarang ia bukan hanya takut digosipkan oleh karyawan di perusahaan ini, tapi juga takut tiba-tiba dipanggil oleh pimpinan perusahaan ini untuk dipecat karena peristiwa salah masuk kamar malam itu.Sampai siang hari, pemikiran itu tak kunjung hilang dari kepala Sekar. Justru wanita itu semakin was-was, lalu tiba-tiba—“Kamu saya pecat!”Sekar merinding sekujur badan. “Ya ampun, lo mikir apa sih, Sekar?” Ucapnya yang setengah frustasi.Di tengah semua itu, satu pesan dari temannya muncul di ponselnya. Teman yang berbeda divisi dengannya itu mengajak makan siang di kantin perusahaan, tapi Sekar yang sudah kenyang dengan pikirannya sepanjang hari ini terpaksa menolak ajakan itu. Padahal selam
Langkah Sekar terhenti, napas yang tadinya sudah berhembus lega kini kembali tercekat. Otot-otot dalam tubuhnya kembali menegang, pikirannya sudah berkelana jauh merangkaikemungkinan-kemungkinan buruk jika pria dibelakangnya ini berubah pikiran.Namun ternyata Jagat justru mengatakan hal yang tak terduga, “Saya nggak setua itu, lain kali jangan panggil saya dengan sebutan ‘Bapak’.”“Hah, gimana?” Balas Sekar sambil membalikkan badannya ke arah Jagat.Hal begitu saja Sekar tak paham, tapi ya mana bisa paham? Wanita itu bahkan masih kebingungan dengan semua yang sedang terjadi. Tiba-tiba jadi bahan guncingan orang, dan tiba-tiba salah kamar.Dirinya butuh waktu mencerna kejutan-kejutan itu.Baru saja kakinya bergerak beberapa langkah dari kamar itu, tiba-tiba Sekar melihat ada dua orang wanita yang baru saja berbelok ke lorong yang sama dengannya. Pembicaraan mereka terdengar jelas di tengah sunyinya lorong hotel.“...Kayaknya di hotel ini deh, foto cewek check in yang baru viral itu.
Pertanyaan itu langsung membuat Sekar menoleh.Tatapan wanita itu yang terkejut, bingung, dan mungkin terpesona. Tunggu, terpesona? Seketika Jagat tersadar hanya menggunakan selembar handuk yang menutupi pinggangnya ke bawah sedangkan tubuh bagian atasnya terekspos sempurna.Sementara itu, Sekar yang tadi sempat terpaku, kini mulai menyadarkan diri dan bertanya balik pada pria yang berdiri tak jauh darinya. “Kamu yang siapa? Kenapa ada di kamar ini?”Jagat mengernyitkan dahi bingung, ia yakin tak salah masuk kamar. “Ini kamar saya, kamar nomor 779.”Kemudian pria itu melangkah mengambil kunci kamarnya, “Saya jelas membuka pintu kamar dengan kunci ini, jadi kemungkinan kamu yang salah masuk kamar.” Lanjutnya dengan nada yang cukup tenang.Sekar kemudian terdiam, ia mulai mengingat bagaimana ia bisa masuk ke kamar ini.Satu hal yang ia sadari saat tadi begitu terburu-buru karena diikuti orang, Sekar tak lagi mengecek pesan David yang berisi nomor kamar yang telah dipesan dan parahnya ia
“Datang ke Hotel ini. Kalau kamu mau udahan dan kita selesaikan baik-baik. Aku akan menjelaskan semuanya dan mengembalikan uang kamu yang buat persiapan pernikahan kita.”Satu pesan dari David membuat Sekar menghembuskan napas kasar. Sudah satu minggu sejak ia tahu pria itu selingkuh darinya. Ingatannya berputar kala minggu lalu ia yang sedang merayakan ulang tahun David di apartemen milik pria itu justru mendapat kejutan tak terduga.Saat ia iseng membuka ponsel milik David, Sekar justru mendapati foto-foto mesra dan bahkan tak senonoh pria itu bersama seorang wanita yang tak ia kenal.Saat ditanya tentang alasan menyelingkuhi dirinya, David justru memilih diam dan tak mau menjelaskan apa pun. Bahkan tak ada kata maaf yang keluar dari mulut pria ituKata putus Sekar ucapkan saat itu juga, tapi David menolak dengan alasan mereka akan menikah dalam beberapa bulan ke depan.Masalahnya Sekar yang sudah terlanjur sakit hati tak lagi ingin melanjutkan hubungan. Wanita itu bahkan mengatakan







