Share

Bab 4

Author: Liliana
Mega memeluk pinggang Marvel dengan erat, sementara bunga tulip yang ditanamnya sendiri mengelilingi mereka, membuat pemandangan itu begitu indah bagaikan lukisan.

Violen tertawa sinis.

Dia menyaksikan Marvel mendorong Mega perlahan, mengambil lipstik yang Mega tak sengaja tertinggal di mobilnya, lalu memberikannya kembali pada Mega.

Mereka tampak berbicara sesuatu dan Mega berjinjit hendak menciumnya. Violen merasa jijik dan tak sanggup melihatnya, lalu meninggalkan jendela dan berjalan dengan susah payah menuju ruang ganti.

Ruang ganti cukup luas, pakaian-pakaiannya ditempatkan sendiri di satu sisi, sebagian besar berupa gaun berwarna netral yang lembut dan elegan.

Marvel suka dirinya memakai baju warna-warna netral.

Sebenarnya dia tidak terlalu suka warna netral, tapi karena Marvel pernah bilang dirinya cantik saat mengenakan gaun putih, dia pun menyesuaikan diri dengan selesa Marvel…

Violen merasa dirinya benar-benar konyol.

Dia membuka laci tersembunyi di dalam lemari. Di sana ada KTP, paspor, kartu bank, dua ponsel dan sebuah tas dokumen yang tebal.

Tulisan Universitas Berta di sampulnya langsung menyengat mata Violen.

Dia hanya melirik sekilas lalu segera mengalihkan pandangannya.

Tas dokumen ini berisi sesuatu yang tidak pernah terkirim dan itu adalah penyesalan terbesarnya selama ini…

Violen mengambil salah satu ponsel dan membukanya, lalu membuka daftar kontak.

Syukurlah semua kontak masih ada.

Dia menghubungi nomor sahabatnya, Tania Berli.

Begitu berdering, teleponnya langsung diangkat.

Suara Tania terdengar bergetar saking semangatnya.

“Violen? Ini benaran kamu?” Violen bahkan belum sempat bicara, Tania sudah lebih dulu berkata, “Kuperingatkan, ya. Kalau kamu bukan Violen kesayanganku, tapi Marvel si bajingan itu, besok aku bakal memakimu di Instagram! Berani-beraninya ganggu waktu tidurku! Delapan puluh juta pengikutku bukan main-man!”

Violen tertawa, akhirnya merasakan kehangatan yang sudah lama hilang.

“Tania, ini aku.”

Di seberang telepon menjadi hening seketika. Tapi, Violen sangat mengenal Tania. Dia pun menjauhkan ponselnya dan menghitung dalam hati, ‘3 2 1…’

“Aaaaaa!!!” teriak Tania dengan kencang. Lalu melanjutkan, “Violen, sayangku!!! Akhirnya kamu sadar juga! Hiks, aku kangen sekali denganmu! Kamu di rumah atau di rumah sakit? Kasih aku alamat, aku langsung terbang ke pelukanmu sekarang juga!!!”

Violen juga ingin segera bertemu sahabat terbaiknya, tapi sekarang belum waktunya.

“Tania, aku belum bisa bertemu denganmu sekarang. Aku butuh dua bantuan darimu.”

“Bilang saja! Kamu butuh apa?”

Dengan geram, Tania berkata, “Aku bisa sewa orang untuk bunuh Marvel brengsek itu! Berani-beraninya dia membuatmu koma selama lima tahun!”

Inilah sahabat sejati…

Violen tersenyum tipis tanpa suara, lalu kembali ke topik utama.

“Tania, bantu aku selidiki sekretaris Marvel yang namanya Mega, selengkap mungkin.”

“Baiklah, selama kamu koma beberapa tahun ini, Mega selalu ada di setiap acara publik Marvel. Dia selalu berpakaian seperti istrinya, aku sudah nggak suka dengannya sejak awal!”

Violen terdiam.

Sebenarnya, awalnya Mega adalah sekretaris Violen. Marvel memperkerjakannya saat Violen hamil, katanya agar dirinya tidak terlalu lelah.

Sekarang, tampaknya hubungan Marvel dan Mega tidak sesederhana itu…

“Violen, apa bantuan keduanya?” tanya Tania langsung.

Violen menenangkan dirinya dan berkata, “Bantu aku carikan tukang kebun untuk datang ke Vila besok. Aku mau mencabut semua tulip di halaman depan dan menanam bunga kesukaanku…”

“Mawar kuning!” sahut Tania langsung.

Violen sontak terkejut, “Kok kamu tahu?”

Violen menyukai mawar kuning sejak kecil, tapi hanya sedikit orang yang tahu. Apalagi setelah Marvel menyukai tulip, dia jadi tidak pernah membicarakannya lagi. Sementara Tania adalah teman seasramanya saat kuliah.

Bagaimana dia bisa tahu?

Tania bergumam, “Ternyata benar yang dia bilang, bunga kesukaanmu benaran mawar kuning.”

“Siapa dia?” tanya Violen.

Tak disangka, Tania menyebutkan nama yang membuatnya sangat terkejut.

“Billy, dia yang memberitahuku.”

Violen sangat terkejut sampai hampir menjatuhkan ponselnya.

Nama Billy sangat familiar baginya.

Bahkan wajah pria yang terlalu tampan dan sedikit aura jahat itu masih membekas di benaknya.

Terakhir dia bertemu Billy adalah tujuh tahun lalu, di bandara.

Dia menerima telepon dari Marvel dan saat-saat terakhir sebelum naik pesawat, Violen berbalik tanpa ragu. Billy adalah satu-satunya orang yang menahannya.

Billy berdiri di depannya, sosoknya yang tinggi dan tegap menghalangi cahaya matahari. Wajahnya yang sangat tampan diselimuti bayangan dari matahari terbenam di luar jendela, membuat mata hitamnya yang memikat, terlihat semakin dingin dan tajam.

Billy adalah orang yang cuek dan dingin, matanya selalu menunjukkan sikap acuk tak acuh. Violen tidak pernah melihatnya kehilangan kendali.

Namun dia ingat jelas, tatapan Billy hari itu sangat dingin.

Dia bisa melihat bayangan dirinya dengan jelas di mata Billy yang sedalam jurang es.

Dia ingat kalimat terakhir yang diucapkan Billy padanya.

Dia bilang, “Violen, pantaskah?”

Pria itu menatapnya dari atas, bibirnya yang tipis dan indah membentuk garis tajam.

Saat itu, dia tidak memberikan jawaban pada Billy. Hanya melewatinya dengan tekad membara dan pergi tanpa menoleh ke belakang.

Namun sekarang, Violen bisa menjawabnya.

Violen menatap dirinya yang pucat dan kurus di cermin, lalu berkata dalam hati, ‘Nggak pantas, tapi Billy, ini semua kesalahanku sendiri, biar aku sendiri yang menyelesaikannya.’
Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Pak Marvel, Istrimu Yang Koma Menikah Lagi!   Bab 25

    Marvel sedang berada di ruangan kantor. Dia baru saja membantu Mega mengobati punggung tangannya yang memerah karena terjepit. Tiba-tiba, ponsel di sampingnya bergetar.Marvel mengambilnya, sekilas melihat pesan dari Wiliam, dia pun langsung merasa tak tahu harus bilang apa.Wiliam memang sudah lama meremehkan Violen. Jadi, Marvel juga tak menanggapinya, hanya meletakkan ponselnya begitu saja.Hanya waktu sebentar, Mega sudah dengan cekatan membereskan kotak P3k yang baru saja dikeluarkan.“Biar aku saja,” ujar Marvel, mengulurkan tangan untuk mengambilnya, tapi Mega menghindar.Dengan senyuman nakal, Mega berkata, “Kalau luka sekecil ini saja perlu diobati Pak Marvel, aku khawatir besok aku bakal langsung dipecat.”Marvel terhibur oleh candaannya, alisnya yang tadi sedikit mengerut pun perlahan mengendur.Mega tiba-tiba mendekat, mengangkat tangan dan menyentuh keningnya.Marvel terdiam dan tidak bergerak.“Kakak senior,” bisik Mega sambil berjinjit, sepasang mata indahnya menatap lur

  • Pak Marvel, Istrimu Yang Koma Menikah Lagi!   Bab 24

    Dulu, Violen pernah berusaha keras untuk menyenangkan teman-teman di sekitar Marvel, berharap mereka bisa menerima dirinya. Tapi sudah habis tenaga, hasilnya tetap sia-sia.Violen masih ingat, pernah suatu kali saat ulang tahun Wiliam, dirinya melihat kondisi tubuh Wiliam yang kurang bertenaga, jadi dia dengan sepenuh hati meracik sebuah resep obat penambah energi dan darah.Dia bahkan menghabiskan waktu seminggu penuh untuk merebus dan mengolahnya menjadi pil yang mudah diminum, lalu membungkusnya satu per satu dengan rapi.Di hari ulang tahun Wiliam, Violen memberikannya langsung padanya.Saat itu, ekspresi Wiliam sangat sulit ditebak. Dia menerima dengan senyuman setengah mengejek dan berkata, “Terima kasih sudah repot-repot.”Namun saat hendak pulang, Violen malah melihat pil-pil obat itu tergeletak di tempat sampah dekat pintu.Yang pertama muncul dalam hatinya saat itu hanyalah rasa sedih dan tersinggung. Dia bahkan sempat menyalahkan diri sendiri, apakah hadiah yang dia berikan

  • Pak Marvel, Istrimu Yang Koma Menikah Lagi!   Bab 23

    “Pak Marvel, jangan mempersulit nyonya. Aku benar-benar baik-baik saja. Nyonya juga nggak sengaja menyakitiku,” ujar Mega yang baik hati meredakan situasi.“Sebentar lagi ada rapat, aku pergi menyiapkan ruang rapat.”“Aku ikut denganmu,” ujar Marvel yang menatap Violen dengan dalam. “Violen, aku sangat kecewa dengan kejadian hari ini. Renungkan baik-baik. Kita bicarakan lagi nanti di rumah.”Usai bicara, Marvel berbalik dan memerintahkan Vicky, “Nanti, antar nyonya pulang.”“Biak.”Violen berdiri di tempatnya, melihat Marvel dan Mega berjalan pergi berdampingan. Punggung mereka terlihat serasi. Saat berjalan, ujung rok Mega bergesekan dengan celana jas Marvel.Di tengah-tengah itu, kaki Mega terkilir dan Marvel langsung reflek memapahnya.Meskipun tahu Violen tak bisa melihat, Vicky pun merasa iba dan menghalangi pandangan Violen.“Nyonya, ayo aku antarkan pulang.”“Pak Vicky, bisa tolong buatkan aku kopi? Aku mau tinggal sebentar di kantor lamaku, boleh?”“Tentu saja boleh. Kalau beg

  • Pak Marvel, Istrimu Yang Koma Menikah Lagi!   Bab 22

    Detik berikutnya, terdengar suara Marvel yang penuh amarah,“Violen, apa yang kamu lakukan?”Violen menatap lewat kacamata hitamnya, melihat Marvel melangkah cepat menghampiri. Alisnya yang indah berkerut, sorot matanya penuh rasa sayang pada Mega dan tidak puas pada dirinya. Karena dirinya ‘tak bisa melihat’, Marvel bahkan tak berusaha menyembunyikan ekspresinya.“Pak Marvel, ini bukan salah nyonya!” Mega buru-buru meraih lengan Marvel dengan lembut dan melanjutkan, “Aku sendiri yang nggak sengaja terjepit pintu.”Vicky melihat semuanya dengan jelas sejak awal hingga akhir. Dia pun tak tahan dan membela Violen, “Pak Marvel, kamu salah paham. Ini benar-benar hanya sebuah kecelakaan.”Marvel selalu mementingkan citra dan harga diri. Dia pun diam dan tidak berbicara lebih banyak, hanya mengulurkan tangan ke arah Mega.“Biar kulihat.”Mega yang tadinya berusaha menyembunyikan tangannya di belakang, ragu sebentar, lalu tetap menyerahkannya, meletakkannya dengan lembut di telapak tangan Ma

  • Pak Marvel, Istrimu Yang Koma Menikah Lagi!   Bab 21

    Sudut bibir Mega yang tadinya terangkat, kini membeku.Delis juga membelalakkan matanya. Seketika, dia tak percaya dengan apa yang didengarnya barusan. Tapi, setelah sadarkan diri, dia hampir berteriak kegirangan.Violen melanjutkan dengan tenang, “Saat aku bergabung tujuh tahun yang lalu, aku tanda tangan kontrak sepuluh tahun dengan perusahaan. Kecuali aku sendiri yang mengundurkan diri secara sukarela, posisi manajer divisi riset ini akan tetap menjadi milikku selama sepuluh tahun. Beberapa hari lagi, aku bakal kembali bekerja seperti biasa.”Dia meninggikan suara agar semua divisi dapat mendengarnya dengan jelas, “Tentu saja, kalau ada yang ingin mengikuti Bu Mega, aku nggak akan menghalangi. Aku akan menyarankan Pak Marvel untuk buka divisi riset kedua. Kalian terserah mau tetap tinggal atau pergi.”Jika sebelumnya semua yang dia lakukan dalam pekerjaan adalah demi Marvel, maka mulai hari ini, dia hanya berjuang untuk dirinya sendiri!Posisi manajer divisi riset adalah posisi yang

  • Pak Marvel, Istrimu Yang Koma Menikah Lagi!   Bab 20

    Tak perlu diragukan, wanita ini adalah Violen yang telah menjadi mayat hidup selama lima tahun!Setelah memastikan identitas Violen, Lina menatapnya dari ujung kepala hingga ujung kaki dengan tatapan jijik dan permusuhan yang tak bisa disembunyikan.Violen tidak peduli.Jelas sekali, Lina adalah anak buah Mega. Jadi, wajar saja kalau Lina tidak menyukainya.Lina berjalan santai menghampirinya dan berkata, “Nona Violen, aku sudah lama mendengar namamu…”Violen mengangkat alisnya dan tersenyum, “Nona Violen? Sejak tujuh tahun lalu, semua orang di kantor ini memanggilku manajer Violen atau Nyonya Lous. Kamu nggak mengakui jabatanku sebagai manajer atau nggak menganggapku sebagai istri Pak Marvel?”Saat Violen mengatakan ini, senyuman tipis terukir di wajahnya. Nadanya terdengar lembut, tetapi sebenarnya mengandung sindiran yang tajam. Lina langsung canggung karena diserang balik seperti itu.Tiba-tiba, dia melihat seorang wanita berjalan dari belakang, matanya langsung berbinar dan melamb

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status