Pak Marvel, Istrimu Yang Koma Menikah Lagi!

Pak Marvel, Istrimu Yang Koma Menikah Lagi!

By:  LilianaUpdated just now
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
Not enough ratings
25Chapters
6views
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
SCAN CODE TO READ ON APP

Violen Anjeli mencintai Marvel Lous dengan sepenuh hati selama lima belas tahun, tetapi pada hari melahirkan, dia malah menjadi seorang manusia koma. Sementara Marvel menempel di telinganya dengan lembut dan berbisik, “Violen, jangan pernah bangun lagi. Bagiku, kamu sudah nggak ada nilainya.” Dia mengira suaminya yang tampak penuh kasih itu benar-benar mencintainya, ternyata hanya menyimpan kebencian dan ingin memanfaatkannya. Anak kembar yang setengah mati dia lahirkan, malah memanggil cinta pertama ayah mereka ‘mama’ di depan ranjang rumah sakitnya. Violen pun benar-benar putus asa. Saat pertama kali sadar, hal pertama yang dia lakukan adalah mengajukan perceraian! Namun setelah bercerai, Marvel baru menyadari bahwa hidupnya sudah dipenuhi jejak Violen. Wanita itu telah menjadi kebiasaannya. Saat mereka bertemu lagi di sebuah konferensi, Violen hadir sebagai pakar medis terkemuka, memancarkan pesona yang menarik semua perhatian. Wanita yang dulu mencintainya sepenuh hati itu, kini bahkan tak memberikan satu tatapan pun padanya! Marvel mengira Violen masih marah dan begitu dia memulai bicara duluan, Violen pasti akan kembali, karena cintanya begitu dalam. Namun kemudian, di pesta pertunangan pewaris baru Grup Gazoz, dia melihat Violen mengenakan gaun pengantin mewah, tersenyum manis dan memeluk Billy Gazoz dengan penuh kasih. Marvel sangat cemburu hingga hilang kendali. Matanya memerah, tangannya meremas gelas hingga hancur, darah muncrat ke sekelilingnya.

View More

Chapter 1

Bab 1

Setelah lima tahun menjadi manusia koma, akhirnya Violen sadarkan diri.

Di telinganya terdengar suara lembut dan hangat suaminya, Marvel.

Marvel menyentuh wajahnya dengan lembut dan berkata pelan, “Violen, jangan pernah bangun lagi. Bagiku, kamu sudah nggak ada nilainya.”

Brengsek!

Violen mencengkeram telapak tangannya kuat-kuat untuk menahan rasa mual yang serasa diaduk-aduk di dalam perut.

Dia mengenal Marvel sejak berusia dua belas tahun, menikah dengannya di usia dua puluh tahun dan pada usia dua puluh dua, dirinya mengalami komplikasi saat melahirkan. Demi mempertahankan kedua anaknya, Violen menjadi manusia koma.

Para dokter mendiagnosisnya hanya memiliki fungsi dasar kehidupan tanpa kesadaran. Dalam kata lain, seperti boneka hidup yang hanya bisa bernapas.

Namun kenyataannya, Violen bisa mendengar dan merasakan segala sesuatu di sekelilingnya, dia hanya tak bisa bangun.

Tak disangka, kondisi ini justru membantunya melihat wajah asli Marvel…

Seorang perawat mengetuk pintu masuk.

“Pak Marvel, waktu kunjungan hari ini sudah habis.”

Marvel tersenyum ramah pada perawat muda itu dan menjawab, “Iya.”

Sebelum pergi, seperti biasa dia menunduk dan mencium kening Violen dengan penuh kasih.

“Violen, cepatlah bangun. Aku akan selalu menunggu dan mencintaimu selamanya.”

Violen hanya tersenyum dingin dalam hati.

Aksi dramatis itu untuk membodohi seorang manusia koma seperti dirinya, benar-benar sia-sia!

Namun, Marvel tetap punya penonton, ada dua perawat muda yang menatapnya dengan kagum.

Perawat itu pun berkomentar, “Pak Marvel benar-benar suami idaman. Lima tahun ini, dia selalu mengunjungi istrinya yang koma setiap minggu.”

“Selain tampan, Pak Marvel juga punya harta triliunan. Pasti banyak wanita yang ingin mendekatinya, tapi lima tahun ini dia tak pernah tercemar gosip…” ujar perawat yang satu lagi, lalu melanjutkan, “Entah karma baik apa yang dilakukan Violen, bisa menikah dengan suami idaman seperti ini!”

Suami idaman?

Violen hanya menertawakan itu dalam hati.

Seorang suami yang memanfaatkan kemampuan kerjanya untuk mendapatkan posisi di perusahaan, memanfaatkannya untuk melahirkan dan pada akhirnya berharap dirinya menjadi manusia koma seumur hidup… benar-benar idaman!

Violen menyampingkan selimut dan mencoba turun dari ranjang. Namun, setelah lima tahun terbaring, otot-ototnya sudah sangat lemah. Begitu kakinya menyentuh lantai, dia langsung terjatuh dengan keras.

Sambil menahan rasa sakit, dia menggertakkan gigi dan merangkak ke jendela.

Di lantai bawah, sebuah mobil bentley hitam sedang menunggu.

Violen mengenali mobil itu, nomor platnya adalah tanggal ulang tahunnya.

Itu adalah hadiah ulang tahun yang diberikan Marvel saat ulang tahun pernikahan mereka.

Saat itu, dia sangat bahagia. Dengan gembira memeluk Marvel dan bertanya, “Marvel, kamu mencintaiku, ‘kan?”

Marvel tersenyum sambil menciumnya dan dengan serius berkata, “Bodoh, kamu itu istriku. Kalau nggak mencintaimu, siapa lagi yang kucintai?”

Marvel melanjutkan lagi, “Violen, ini tahun pertama kita. Ke depannya masih ada sepuluh tahun dan lima puluh tahun untuk dilewati bersama.”

Ternyata, cinta benar-benar bisa dipalsukan…

Saat ini, Violen menyaksikan dengan mata kepala sendiri bagaimana sekretaris Marvel, Mega Ivanta turun dari mobil yang seharusnya menjadi miliknya dengan sepatu hak tinggi, berperilaku layaknya seorang nyonya.

Mega tersenyum manis sambil berlari kecil ke arah Marvel. Entah tersandung atau apa, dia tak bisa menstabilkan diri dan jatuh ke depan. Marvel langsung reflek memeluknya.

Ekspresi khawatir dan cemas seperti itu belum pernah Violen lihat di wajah Marvel.

Di mata Marvel, Violen adalah wanita yang terbuat dari baja, tidak pernah merasa sakit atau lelah. Bahkan sangat patuh seperti seekor anjing.

Setiap kali dibutuhkan, Marvel hanya perlu menggerakkan jarinya dan Violen akan datang padanya tanpa ragu!

Seperti saat lulus kuliah waktu itu, Violen mendapat kesempatan untuk bergabung dengan lembaga penelitian medis terbaik di dunia.

Hanya karena satu kalimat dari Marvel, “Violen, tinggallah untukku, aku membutuhkanmu.” Violen pun langsung menghentikan langkahnya di saat-saat terakhir sebelum naik pesawat. Dia meninggalkan kesempatan itu demi Marvel dan menjadi istrinya.

Setelah menikah, Violen mencurahkan seluruh tenaganya untuk membantu Marvel, sampai-sampai mengalami pendarahan lambung. Akhirnya, dia berhasil mengembangkan obat baru yang membuat Marvel mendapatkan posisinya di Grup Sentosa dan menjadi direktur termuda dalam sejarah dewan direksi.

Saat itu, Marvel berjanji akan memperlakukannya dengan baik seumur hidup.

Betapa naifnya, Violen memercayainya…

Satu per satu kenangan terasa seperti pisau tumpul yang mengiris daging. Seluruh tubuh Violen gemetar kesakitan.

Dia memejamkan mata, air mata mengalir ke mulutnya, terasa begitu pahit.

Violen memandang dingin ke arah Mega yang tampak malu-malu seperti anak gadis, dengan cepat mencium pipi Marvel.

Violen merasa mual melihatnya.

Detik berikutnya, tiba-tiba pintu kursi belakang mobil terbuka.

Violen melihat sepasang anak kembar yang dia lahirkan dengan susah payah, Rora Lous dan Rey Lous turun dari mobil.

Mereka sangat cantik, seperti harta karun yang diukir dari giok

“Rey, Rora!” Violen sangat emosional hingga matanya berkaca-kaca. Dia ingin menembus jendela kaca itu untuk membelai wajah mungil mereka yang menggemaskan.

Namun, kedua anaknya malah berlari dan memeluk Mega, mencium pipinya dari sisi kanan dan kiri.

Marvel tersenyum lembut di samping mereka. Mereka benar-benar terlihat seperti keluarga kecil!

Pemandangan hangat itu terasa seperti tusukan jarum di mata Violen.

Lima tahun! Lima tahun penuh!

Marvel jarang sekali mengajak kedua anak mereka untuk menjenguk ibu mereka!

Violen ingat dengan jelas. Ada satu kali Mega juga datang, saat tidak ada orang lain di ruang rawat, Mega sengaja menyuruh Rora memanggil dirinya mama di depan Marvel. Saat itu, dirinya sangat ingin merobek wanita jalang itu!

Jari-jari Violen yang menempel di jendela kaca mencengkeram dengan kuat, tatapan matanya semakin tegas dan tajam.

Dia bisa membuang pria itu seperti sampah, tetapi kedua anaknya adalah darah dagingnya! Dia harus merebut mereka kembali!

Rora sepertinya merasakan sesuatu, tiba-tiba dia mendongak dan melihat ke arah jendela kamar Violen.

Ibu dan anak itu tak sengaja bertemu pandang.

Violen tanpa sadar merapikan rambutnya dan tersenyum hati-hati pada anaknya. Namun, Rora tampak ketakutan, dia langsung memeluk Mega dengan cemas.

Sinar dalam tatapan Violen pun meredup.

Anak kandungnya sendiri takut padanya.

“Papa, Mama Mega, ada orang di sana!” ujar Rora sambil menunjuk ke arah jendela Violen.

Marvel mengikuti arah telunjuk Rora dan raut wajahnya agak berubah.

Itu adalah kamar rawat Violen!

Namun, tidak ada satu orang pun di dekat jendela.

“Rora, kamu yakin nggak salah lihat?” tanya Marvel pada putrinya.

“Nggak,” jawab Rora sambil menggelengkan kepala. Dia bersikeras, “Aku melihat ada orang di sana, tante yang berambut panjang!”

Marvel mengerutkan kening. Belum sempat dia bicara lagi, ponsel di sakunya bergetar.

Dia mengeluarkannya, ternyata itu adalah panggilan dari dokter yang merawat Violen.

Marvel mengangkatnya, “Halo, Dokter Jack.”

“Pak Marvel!” Dokter Jack sangat gembira, “Ada kabar baik! Bu Violen sudah sadar!”
Expand
Next Chapter
Download

Latest chapter

More Chapters

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

No Comments
25 Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status