Home / Fantasi / Panglima Tempur Terbaik / 7 Aku Bahagia bisa Melihatmu lagi

Share

7 Aku Bahagia bisa Melihatmu lagi

Author: Bengcu
last update Last Updated: 2023-07-29 00:31:21

Alfonso langsung tersenyum di dalam kesakitannya karena kakinya dipatahkan oleh Thomas tadi. "Aku tidak akan memberi ampun kepada kalian!"

Lewat telepon, Alfonso langsung memberi perintah-perintah pada anak buahnya untuk mengeksekusi  rencana-rencananya untuk menangkap dan kalau perlu membunuh Daniel dan anak buahnya.

**

Sementara itu, Wilona nampak khawatir. "Kak, aku mencemaskan kamu, kak."

"Kenapa begitu?" tanya Daniel sambil mengusap rambut Wilona. Ini selalu dilakukan Daniel sejak dulu, setiap kali Wilona mencemaskan sesuatu.

Di masa lalu, sebenarnya kecemasan Wilona ini bukan berarti Wilona yang berada dalam keadaan terancam bahaya tetapi Wilona cemas karena Daniel yang terancam bahaya.

Saat Wilona tahu akan ada penganiayaan kepada Daniel, maka Wilona cepat-cepat menemui Daniel meminta Daniel untuk menjauh. Itu juga sempat dilakukan Wilona di saat penganiayaan terakhir yang akhirnya membuat Daniel menghilang.

Hanya saja kecemasan Wilona selalu dihadapi Daniel dengan tenang. Dia hanya mengusap rambut Wilona, dan sekarang ini, itu terjadi lagi.

"Kak, kenapa kamu seperti ini lagi?" tanya Wilona sambil menatap Daniel dengan mata indahnya.

"Seperti ini apa maksudmu?"

"Kamu selalu bersikap tenang seperti saat ini, saat aku mencemaskan kakak. Itu terjadi dulu dan sekarang ini, terjadi lagi. Saat aku khawatir akan keselamatan kakak sekarang ini karena kakak dan teman-teman kakak berani berbuat gaduh bahkan hingga memancing pertikaian dengan kepala polisi di kota ini."

"Aku harus melakukan itu, Wilona. Aku tidak mau kamu menikah dengan orang sebejat Richard. Aku sudah melihat daftar kejahatannya dan aku tidak rela gadis sebaik kamu menjadi istrinya."

"Aku juga pernah diberitahu oleh teman-temanku tentang kelakuan bejat Richard tapi aku tidak berdaya, kak. Mama dan papa menghendaki aku menikah dengan Richard, aku tidak berdaya. Aku sempat berharap kakak datang untuk menyelamatkan aku tapi kakak tidak datang."

Daniel tersenyum dan mengusap rambut Wilona. "Aku kan datang sekarang.  Maafkan aku. Aku menyesal, harusnya aku datang sejak awal. Aku pikir hal seburuk ini tidak akan terjadi padamu, aku pikir mama dan papamu akan menjagamu tapi ternyata itu tidak terjadi. Untung saja aku datang sebelum semuanya terlambat."

"Aku memang mengharapkan kakak datang tapi aku juga tidak berharap kakak mendapatkan kesulitan seperti ini. Aku pikir, kakak cuma akan menyelamatkan aku dari keluargaku tapi ternyata kamu malah menyelamatkan aku dan harus bertikai dengan kepala polisi kota ini. Uh, nampaknya hidup kakak tidak akan tenang. Kakak akan dipenjara. Dan itu karena aku. Huhuhu."

"Orang baik akan selalu dilindungi. Itu kan yang pernah kamu katakan kepadaku, Wilona. Itu juga yang membuat aku berhasil selamat dari penindasan yang kualami 3 tahun yang lalu."

"Penindasan dari kakak-kakakku, kan?"

"Iya, Wilona. Dari mereka."

"Maafkan aku, kak."

Daniel tertawa. "Kamu tidak salah apa-apa, Wilona. Yang salah itu kakak-kakakmu dan bukan kamu."

"Tapi, maafkan aku yang tidak maksimal menolongmu saat itu, sementara karena aku, sekarang ini aku melibatkan kamu dalam masalah besar."

Daniel tertawa semakin kencang. "Saat itu kamu hanya gadis kecil. Waktu itu mungkin umurmu masih 14 tahun. Apa yang bisa kamu lakukan di usia seperti itu? Tidak ada kan? Jadi, sudah baik kamu berusaha membela aku dan itu adalah sesuatu yang akan aku selalu ingat. Usahamu sudah cukup bagiku, Wilona."

"Oh iya, sebenarnya apa yang terjadi kepadamu, kak? Aku pikir kakak-kakakku telah membunuhmu, kak. Dan apa yang terjadi kepadamu selama 3 tahun ini dan mengapa kamu baru muncul sekarang?"

"Aku dibuang di sebuah tempat untuk dibiarkan mati dalam keadaan terluka parah karena aku terluka berat hingga nafas tinggal satu-satu oleh penganiayaan yang dilakukan kakak-kakakmu itu."

"Ya Tuhan. Jahat banget kakak-kakakku itu. Itulah yang sempat aku bayangkan. Aku melihat kakak dianiaya sampai kepayahan. Lalu apa yang terjadi?"

"Untunglah ada seseorang yang datang menolongku serta memberi obat untukku. Setelah itu, aku dibawa orang itu dan dia melatih aku supaya aku tidak bisa ditindas lagi dengan semena-mena seperti sebelumnya. Setelah itu, untuk membalas budi, aku mengerjakan sesuatu untuk orang itu. Karena itulah aku belum bisa menemuimu dan baru bisa menemuimu sekarang."

"Aku mengerti, kak. Nampaknya kakak dibimbing dengan baik karena itulah sekarang kakak jauh lebih jago dari sebelumnya. Dulunya kakak tidak bisa menghadapi pengeroyokan kakak-kakakku dan para security tapi sekarang kakak bisa menghadapi mereka dengan sangat baik. Dan aku yakin doaku berhasil membuat kakak melalui semua itu."

"Kamu berdoa untukku?"

"Setiap malam sebelum tidur, aku selalu memanjatkan doa supaya kakak selamat dan supaya aku bisa lagi bertemu lagi dengan kakak tapi tidak kusangka saat kita bertemu, aku malah menjerumuskan kakak dalam kesulitan yang lebih besar daripada kesulitan yang pernah ke kakak alami dulu."

"Aku bahagia bisa melihatmu, bisa bersamamu, karena itu aku tidak peduli dengan kesulitan yang aku hadapi sekarang."

"Tapi kakak bisa terancam dipenjarakan, kak."

"Hal itu mungkin terjadi dan mungkin saja tidak terjadi. Yang jelas, aku sangat bahagia karena aku bisa bersamamu. Itu saja."

Wilona menatap Daniel dengan mata indahny. "Aku ingin selalu disampingmu, kak. Semoga kakak bisa mengatasi masalah yang terjadi ini."

"Aku akan bisa mengatasi masalah ini. Aku berjanji, Wilona."

"Jen ... eh ... Daniel. Ada sebuah telepon untukmu," kata Thomas kepada Daniel dengan tatapan tajam seakan-akan ingin menegaskan kalau orang yang menelpon ini adalah seseorang yang penting.

Daniel menggangguk. Dia meminta Juno untuk berhenti di pinggir jalan. Saat ini mobilnya sudah berada di jarak sekitar 4 kilometer dari rumahnya Wilona.

Setelah itu, Daniel keluar dari mobil untuk menelpon. Dia tidak peduli dengan teriakan Wilona yang mencemaskan nasibnya. Wilona cemas kalau para polisi akan bisa mengejar kalau mobil dihentikan seperti ini.

Daniel segera menaruh handphone di telinganya. "Iya, pak?"

"Maaf, Jenderal Besar Raven. Ini kepala polisi, jenderal besar. Apakah betul seperti kata asisten Anda kalau Anda terlibat dalam pertikaian dengan Mayjen Alfonso, anak buahku di kota Auburn?"

"Iya, pak dan aku minta supaya kamu segera menjernihkan hal ini. Aku tidak ingin militer dan kepolisian bertikai."

"Aku tidak berani, jendral besar.Pastilah anak buahku itu yang lancang kepadamu. Maafkan aku dan nanti aku akan menindak anak buahku itu, menghukum dia karena dia berani mengganggu anda, jenderal besar."

"Jangan seperti itu. Jangan sebutkan namaku. Aku datang ke kota Auburn ini dengan penyamaran. Dia tidak tahu tentang aku sampai aku bertikai dengannya jadi jangan beritahu soal aku kepadanya. Hanya saja, segera tarik dia dari kota ini karena dia bertindak sewenang-wenang kepada orang sipil saat aku menyamar sebagai orang sipil."

"Baik, jendral besar. Aku akan melakukan perintahmu. Sekarang juga aku akan menarik diri dari kota itu dan bahkan akan memecat dia karena bertindak sewenang-wenang pada warga sipil."

"Oke dan jangan katakan kepada anak buahmu itu kalau dia bertikai denganku karena aku dalam misi penyamaran, suatu misi rahasia negara. Kamu harus pegang ini."

"Baik, jenderal besar. Aku tidak akan mengungkit-ungkit nama anda, aku cuma akan menarik anak buahku itu dari segala tugasnya."

"Oke lakukan itu."

**

Di tempat lain, Alfonso sudah menelpon bawahannya, "bagaimana dengan pasukan kita? Apakah pasukan kita terus bergerak?"

"Pesawat tempur militer kita sudah menyerang kita, jenderal. Walaupun tidak mengenai mobil-mobil kita tapi merupakan ancaman bagi kita. Apa yang akan kita lakukan, jenderal?"

"Serang mereka! Aku yakin kalau pesawat militer itu bukan pesawat militer kita tetapi pesawat militer kita sedang disabotase pihak negara lain. Jadi, serang mereka!"

"Jenderal."

"Ada apa?"

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Panglima Tempur Terbaik   91 Aku Melihatmu Sebagai Semut

    "Aku akan membiarkan pamanku membunuhmu. Aku akan membiarkan pamanku membunuhmu." Rong Liu menyentuh bagian botak di kepalanya dan berteriak pada Han Sanqian sekeras-kerasnya.Melihat keadaan Rong Liu yang menyedihkan, Yang Wen yang masih berdarah dan menutupi mulutnya, segera berlari ke sisinya dan berkata, "Jangan khawatir, aku tidak akan pernah membiarkannya pergi dari sini hidup-hidup hari ini.""Han Sanqian, kau sudah mati. Aku ingin kau membayar mahal." Yang Wen menoleh dan menatap Han Sanqian dengan tajam. Yang Qi memperlakukannya seperti putranya sendiri dan Rong Liu seperti menantunya. Sekarang setelah Han Sanqian mencabuti rambutnya dan ia botak, bagaimana mungkin Yang Qi membiarkannya pergi?“Yangqi.” Han Sanqian berteriak dengan dingin.Yang Qi, yang masih terkulai di tanah di pintu, begitu ketakutan oleh omelan itu sehingga dia segera berdiri dan berlari ke aula."Sudah berakhir, sudah berakhir, Yang Qi ada di sini.""Han Sanqian tidak bisa pergi sekarang. Dasar bodoh.""

  • Panglima Tempur Terbaik   90 Marah

    Kantor Yang Qi.Han Sanqian duduk di sofa, dan Yang Qi berdiri di sampingnya dengan gemetar."Saudara Sanqian, mengapa kau ada di sini?" tanya Yang Qi. Tiga tahun lalu, ia hanyalah seorang yang tak berguna. Han Sanqian menemukannya dan memberinya kesempatan untuk mencapai apa yang ia miliki sekarang.Sekalipun Yang Qi kini punya koneksi di tangan, dia tetap tidak berani meremehkan Han Sanqian sedikit pun, karena dia tahu, kalau Han Sanqian bisa memberikan segalanya padanya, dia juga bisa mengambilnya kembali."Aku datang ke reuni kelas bersama istriku hari ini, dan kebetulan datang untuk menemuimu. Kita sudah tiga tahun tidak bertemu, dan aku takut kau melupakanku," kata Han Sanqian sambil tersenyum.Mendengar ini, Yang Qi panik dan segera berkata, "Saudara Sanqian, bagaimana mungkin aku bisa melupakanmu? Bahkan jika aku lupa nama belakangku, aku tidak akan pernah melupakan kebaikan yang telah kau tunjukkan kepadaku.""Yang Qi, apa yang bisa kuberikan padamu, aku juga bisa mengambilny

  • Panglima Tempur Terbaik   89 Su Yingxia dipukuli

    Saat makan siang, Han Sanqian mencari alasan untuk pergi ke kamar mandi dan berencana untuk bertemu Yang Qi.Karena kejadian sebelumnya, Yang Wen tidak akan pernah melepaskannya. Ia tidak ingin menimbulkan terlalu banyak masalah, jadi ia berencana untuk membiarkan Yang Qi menyelesaikan masalah ini.Tiga tahun lalu, Yang Qi tidak memenangkan jackpot, tetapi ia memang beruntung. Seperti Lin Yong, ia diunggulkan oleh Han Sanqian, itulah sebabnya ia memiliki status seperti sekarang.Kekuasaan dan koneksi adalah hal pertama yang dilakukan Han Sanqian setelah tiba di Yuncheng.Lin Yong bertanggung jawab atas pasukan di wilayah abu-abu, sementara Yang Qi membangun jaringannya di Yuncheng untuk memenuhi kebutuhan Han Sanqian.Selama bertahun-tahun Han Sanqian hidup dalam kesendirian di keluarga Han, ia sangat memahami satu hal: jika ia ingin kaya, ia harus memiliki kekuatan dan koneksi sendiri. Setelah memiliki uang, ia dapat menggunakannya untuk membangun kekuatan yang lebih kuat dan membuka

  • Panglima Tempur Terbaik   88 Dia yang asli

    "Shen Lingyao, berhentilah menyombongkan diri. Bagaimana mungkin kau tahu siapa Pangeran Kecil Piano itu?""Ya, kudengar banyak gadis muda dari keluarga kaya menghabiskan banyak uang untuk membeli informasi tentang Pangeran Kecil Piano, tapi mereka tidak berhasil mendapatkannya. Bagaimana kau bisa tahu?""Menurutku, pangeran kecil piano itu Yang Wen. Jangan iri pada Rong Liu. Rong Liu memang orang paling bahagia di kelas kita saat ini. Kau harus mengakuinya meskipun kau tidak mau."Rong Liu merasa lega ketika mendengar teman-teman sekelasnya membelanya. Akan sangat memalukan jika masalah ini terbongkar. Untungnya, tidak ada yang mau mempercayai Shen Lingyao."Shen Lingyao, kenapa kau harus mempermalukan dirimu sendiri? Kalau kau ingin membawa kehormatan bagi Su Yingxia, kau harus melihat siapa dirimu. Lagipula, kau sudah menjadi anjing bagi Su Yingxia selama bertahun-tahun. Apa kau sudah mendapatkan keuntungan? Kalau tidak, kau bisa menjadi anjingku. Aku bisa memberimu semua kosmetik

  • Panglima Tempur Terbaik   87 Berpura-pura Menjadi Pangeran Kecil Piano

    Shen Lingyao menyembunyikan tas itu di belakangnya dengan rasa bersalah. Apa yang dibawanya memang palsu, tetapi ia tidak menyangka Rong Liu bisa mengetahuinya hanya dengan sekali lihat."Kenapa kau menyembunyikannya? Kalau palsu, ya palsu. Aku tidak menertawakanmu. Berani-beraninya kau mengucapkannya tapi tidak mengakuinya?" Rong Liu menggelengkan kepala dan berkata sambil tersenyum."Istriku, mereka semua teman sekelas. Kenapa kau begitu peduli pada mereka? Itu membuatmu terlihat picik." Yang Wen menghampiri Rong Liu, merangkul bahunya, dan berkata sambil menatap Su Yingxia. Membandingkan penampilan dan bentuk tubuhnya saja, Rong Liu memang tidak sebaik Su Yingxia. Sayang sekali wanita secantik itu menikahi seorang pecundang. Sungguh sia-sia bakatnya.Ketika Shen Lingyao melihat Yang Wen, ia tiba-tiba tertegun, tetapi yang membedakannya bukanlah penampilannya, melainkan pakaiannya. Ia tidak akan pernah melupakan pakaian ini bahkan jika ia berubah menjadi abu.Dalam video Han Sanqian

  • Panglima Tempur Terbaik   86 Reuni Kelas

    Pada hari reuni kelas, Han Sanqian menyetir mobil dan Su Yingxia duduk di kursi penumpang. Keduanya terlebih dahulu menjemput Shen Lingyao sebelum berkendara menuju tujuan mereka, Toko Buah Fuyang.Sekitar dua tahun yang lalu, banyak rumah pertanian dengan nama "petik buah segar" bermunculan di sekitar Yuncheng. Rumah-rumah pertanian ini, dengan ciri khas bebas polusi, menarik banyak orang dari kota untuk berkunjung selama liburan dan merasakan serunya memetik buah.Akan tetapi, karena masyarakat Tiongkok tamak akan keuntungan, jenis penginapan pertanian ini bermunculan seperti jamur setelah hujan dan segera menjadi marak, menyebabkan banyak penginapan pertanian tutup dalam semalam karena mengalami kerugian, dan kemakmuran tersebut tidak bertahan lama.Namun, Rumah Buah Fuyang adalah satu-satunya di antara sekian banyak rumah pertanian yang tidak terdampak. Rumah ini selalu ramai pengunjung, dan reservasi tetap diperlukan meskipun bukan hari libur. Konon, pemilik Rumah Buah Fuyang mem

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status