Share

Bab 134

Author: Queen Moon
last update Last Updated: 2025-05-04 22:33:09

“Papa, kapan lagi Amel bisa ketemu Papa?” Amel menatap Lucian dengan penuh harap setelah Lucian selesai membayar makan siang mereka di kasir dan keluar dari restoran.

Lucian berlutut di depan Amel dan mengusap kepalanya.

“Amel bisa menghubungi Papa kapan saja. Apa Amel punya ponsel?”

Amel menggelengkan kepala. “Mama nggak mengizinkan Amel pegang ponsel, nanti Amel jadi malas belajar.”

“Benarkah, bagaimana ini? Kalau Amel punya ponsel, Amel bisa telepon Papa kapan saja. Bagaimana kalau telepon Papa dengan ponsel Mama?” Lucian berkata sambil melirik Laura yang berada beberapa langkah dari mereka, sedang menelepon seseorang di halaman parkir.

Mata gadis kecil itu berbinar, lalu dia berlari menghampiri Laura dan menarik tangannya.

“Mama, mama, mama!”

Laura menunduk menatap Amel yang menarik-narik lengannya. “Ada apa, sayang?”

Amel tersenyum lebar. “Boleh Amel pinjam ponsel Mama?”

“Oh, tunggu sebentar, sayang.” Laura mengusap kepala Amel tanpa bertanya, lalu berbicara kembali di teleponnya
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Ieyla Aziz
laura sngt gatal.bru di goda dh xleh tahan.dan2 melupakan kekejaman lucian dulu.author xblh ke buat watak perempuan tegas skit x mudah tergoda.klu blh buat la watak prmpuan x kembli kpda mantan dia smula
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Paniknya Tuan CEO : Istri yang Dikhianati Ingin Cerai   Chapter 34

    “Tuan Tristan. Tidak semua orang sepertimu yang hanya bermain-main untuk kepuasan sendiri,” balas Mia tanpa ekspresi.Tristan tidak menjawab. Ekspresi wajahnya terlihat muram.“Tolong buat kontrak dan penuhi syaratku. Beritahu aku setelah kontraknya selesai dibuat.”Mia melirik jam tangannya lalu berkata, “aku akan keluar. Sebentar lagi Bu Syifa dan Simon kembali.”Tanpa menunggu tanggapan Tristan, dia berjalan keluar dengan tergesa-gesa.Mia terkejut ketika keluar dari kantor Tristan, Syifa berdiri di depannya dengan tatapan menusuk.“Bu-bu Syifa … kapan kamu datang?” Mia agak cemas dan mencoba tersenyum profesional. “Hm, memangnya aku harus memberitahumu?” Syifa membalas acuh tak acuh.“Oh, tidak ….” Mia meremas tangannya yang berkeringat dingin, takut Syifa mendengar apa yang dia lakukan di kantor Tristan.Namun raut wajah Syifa terlihat datar san acuh tak acuh, membuat Mia tidak mengetahui apa dia tahu apa yang dilakukan Mia dan Tristan di dalam kantor.Mia menatap map coklat di

  • Paniknya Tuan CEO : Istri yang Dikhianati Ingin Cerai   Chapter 33

    "Ah, maafkan aku. Kupikir itu akan diserahkan sore ini karena aku baru mendapat tugasnya tadi," ujar Mia melirik Syifa bingung.Syifa tersentak dan menatap Mia tajam."Sepertinya ini salah paham. Aku yakin menyerahkannya jam sepuluh. Dan ...." Dia menelan ludah menyadari tatapan tajam Tristan tertuju padanya. Dia menundukkan kepalanya meminta maaf. "Maafkan aku. Aku keliru mengira berkas itu diserahkan nanti sore. Sepertinya aku salah memberi informasi pada Bu Mia."Tristan menutup berkas di atas meja Mia dengan suara keras."Baiklah, aku akan mentolerir kesalahan ini. Syifa, Simon ... Kalian akan menggantikan aku untuk mengevaluasi setiap departemen hari ini. Tidak ada departemen yang boleh terlewatkan.""Ya, Tuan."Syifa dan Simon mengangguk lalu berjalan menuju meja mereka untuk mengambil catatan dan tablet, lalu berbalik meninggalkan kantor itu.Mia bingung karena tidak mendapat tugas dari Tristan untuk mengikuti Simon dan Syifa."A-apa ... Tidak ada tugas untukku?"Meski hanya me

  • Paniknya Tuan CEO : Istri yang Dikhianati Ingin Cerai   Chapter 32

    "Hahaha, kami tidak terlalu dekat." Danis mengusap belakang kepalanya dan melirik Mia.Mia mengangguk dan menanggapi. "Ya. Aku mengenal Pak Danis saat dia membantuku mengangkat barang ke ruang arsip dan sering mengajak makan siang bersama.""Wah, sampai makan siang bersama. Pak Danis mencoba mendekati Bu Mia, ya?" ujar Seorang karyawan pria di samping Danis menggoda."Tidak, tidak seperti itu kok ... Bu Mia, jangan dengarkan ucapannya. Aku nggak begitu kok ...." Danis buru-buru membantah dengan panik. Tapi wajahnya memerah dan melirik Mia kikuk."Ah ...." Mia tak tahu harus berkata apa."Ayolah, nggak usah malu-malu. Tuan Tristan, tidak keberatan jika kamu mendekati sekretaris magangnya," goda pria itu lagi. Rekan-rekannya yang lain juga ikut menggoda."Wah, Bu Mia, kamu sudah menarik perhatian Pak Danis. Wajar sih, Bu Mia sangat cantik seperti selebriti," ujar Syifa ikut nimbrung dalam percakapan itu dan tersenyum pada Mia. "Pak Danis harus cepat loh, orang secantik Bu Mia ada banyak

  • Paniknya Tuan CEO : Istri yang Dikhianati Ingin Cerai   Chapter 31

    Mia mendongak menatapnya sementara Danis menegur para karyawan wanita."Semua ini sedang makan dan butuh ketenangan. Kalian membuat Bu Mia terganggu hingga dia tidak bisa makan dengan tenang.Mia membelalak mendengar kata-kata Danis yang menegur para wanita itu demi dirinya."Ah, jangan khawatir, aku tidak terganggu. Silakan lanjutkan saja obrolan kalian," ujarnya kaku dan mencoba tersenyum pada para karyawan wanita itu.Para karyawan di meja itu menoleh menatap Mia penasaran seolah baru menyadari MIa duduk di samping mereka."Bukankah dia sekretaris baru Tuan Tristan?""Dia makan bersama kita? Aku tidak sadar."Mereka berbisik-bisik dan menatap Mia, tersenyum dengan ramah."Bu Mia, maafkan kami. Kami tidak tahu kamu makan di sini. Kami terlalu asyik mengobrol.""Jangan khawatir, lanjutkan saja obrolan kalian. Aku tidak terganggu kok." Mia berkata dengan ramah pada mereka."Bu Mia sangat ramah sekali, berbeda dengan Bu Syifa," ujar salah satu karyawan."Husst ...." salah rekannya mend

  • Paniknya Tuan CEO : Istri yang Dikhianati Ingin Cerai   Chapter 30

    Melihat Tristan tidak akan berhenti, Mia menawarkan dengan malu-malu.“ba-bagaimana … bagaimana jika aku menghisapmu?”Tristan mendongak menatapnya, sudut bibirnya terangkat. “Baiklah.” Dia menarik keluar tangannya yang di bawah rok Mia dan menjauh sedikit untuk melepaskan tiga kancing kemejanya. Dia mencengkram pergelangan tangan Mia, lalu menariknya ke arah kamar mandi.Di dalam kamar Mia didorong berlutut di depan Tristan.Pria itu mencengkram rambutnya lembut sementara tangan satunya membuka kancing celananya lalu mengeluarkan batang kerasnya yang menegak di depan wajah Mia dan menekan ke bibirnya.“Sekarang … hisaplah.”..."Apa kalian sudah mendengar rumornya?"Di kantin cukup ramai di jam makan siang. Mia duduk bersama karyawan lain dan Danis. Sekelompok karyawan wanita duduk di sampingnya bergosip. "Rumor apa?""CEO kita memiliki wanita simpanan."Mia hampir tersedak nasinya mendengar ucapan karyawan wanita di sebelahnya."Kamu baik-baik saja?" Tanya Danis lalu menyerahkan

  • Paniknya Tuan CEO : Istri yang Dikhianati Ingin Cerai   Chapter 29

    “Tuan Tristan, apa kamu yang kamu lakukan?” Desis Mia menahan dada Tristan yang menekannya dan meronta agar pria itu melepaskannya.Tristan menangkap pergelangan tangannya dan menekan ke dinding. Tatapannya tidak lepas dari wanita itu.“Apa kamu marah?”“Ya, siapa yang tidak nyaman jika kamu tiba-tiba seperti ini?” gumam Mia dengan suara pelan.“Bukan itu. Apa kamu marah karena aku tidak ingin kita menikah?”Mia mendongak menatapnya, matanya tidak berkedip. Setelah beberapa saat dia berkata dengan acuh tak acuh.“Aku tak berhak marah. Kita juga hanya partner sex, aku sangat sadar diri tidak pantas menikah denganmu atau menjadi bagian dari keluarga Adams.”Tristan terdiam sesaat lalu bergumam. “Aku tidak akan menikah. Aku tidak menyukai ikatan seumur hidup, karena itu aku tidak menikah dengan siapapun. Tidak ada wanita lain yang aku nikahi selama aku bersamamu.”“Aku tahu.” Tanggapan Mia masih acuh tak acuh.Tristan menatapnya dan meraih dagunya, membuatnya mendongak menatapnya.“Seper

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status