Share

46. Yang Pertama Memulai

Erna menggeleng saat Jaka pamit mau berangkat ke Jakarta. "Tapi aku kan masih sakit," rengeknya dengan air mata berlinang. "Pekerjaan kan bisa kamu urusi dari sini, apa gunanya si Doni asistenmu itu? Suruh aja dia."

"Ada hal-hal yang nggak bisa diurusi sama Doni. Aku harus ke Jakarta malam ini, besok pagi ada rapat penting dengan investor. Sebagai owner aku harus datang. Ayolah, Er ... Kamu tahu sendiri soal ini, kan? Mestinya aku nggak perlu jelasin, kamu pasti udah tahu," tegas Jaka tak ingin dicegah.

Erna manyun. Dia sebenarnya paham, tapi ingin sekali-kali bersikap egois. Ingin menjadi prioritas Jaka yang nomor satu. Sementara Jaka masih menahan diri, padahal ingin segera mempertegas hubungannya dengan Erna yang baginya sudah berakhir pagi itu, saat Erna memutuskannya. Perasaannya terhadap Nuning yang semula samar dan abu-abu pun sudah terkuak jelas. Ia ingin rujuk dengan Nuning. Tapi tak tega membahasnya dulu, mengingat kondisi Erna yang belum pulih sep

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status