Lin Jiang kembali bongkar peti yang berisi kitab-kitab Pusaka, dan menemukan beberapa kitab yang berguna untuknya. Salah satunya adalah kitab toya maut.
"Apakah ini kitab yang akan jadi petunjuk untuk gunakan jurus toya setan itu?" tanya Lin Jiang.Lin Jiang membuka lembaran di kitab itu, dan membaca petunjuk-petunjuk yang tertulis di kitab toya maut itu."Tidak sulit!" ucap Lin Jiang.Toya, sebuah senjata yang paling sederhana bagi pendekar dunia persilatan, dan yang paling mudah digunakan.Tidak hanya pendekar, namun para prajurit juga banyak yang menggunakan Toya sebagai senjata untuk melindungi diri mereka.Toya hanya memiliki tiga gerakan dasar, yaitu menusuk menahan dan memukul, itulah mengapa senjata ini yang paling mudah digunakan.Namun, Toya juga bisa jadi senjata yang sangat kuat jika dibawa ke tingkat yang lebih jauh, Toya merupakan senjata yang tak bisa diremehkan jika berada di tangan yang tepat.Toya jelas berbeda jauh dengan pedang maupun golok, karena dua senjata itu memang senjata yang paling digemari di dunia persilatan.Banyak pendekar pedang dan golok yang mendunia, namun tidak bagi seseorang yang menguasai Toya, sangat jarang ditemukan seseorang yang memiliki nama di dunia persilatan dengan Toya yang jadi senjata utamanya."Aku penasaran membawa senjata Toya ke puncak dunia persilatan!" gumam Lin Jiang.Karena hal itulah, Lin Jiang memutuskan untuk menuju ke arah luar dari gua itu, dan berdiri di hadapan Toya setan yang tertancap disana."Aku akan coba mencabut toya setan ini!"Lin Jiang berdiri dengan sikap yang tegas di hadapan Toya setan itu, dan memegang ujung toya itu."Aku ambil!" teriak Lin Jiang dan menarik Toya yang tertanam di tanah.Dengan teriakan yang keras, Lin Jiang mencabut toya setan, namun aura yang kuat dan tekanan yang besar langsung dirasakan oleh tubuh Lin Jiang saat ia memaksa untuk cabut toya setan itu."Sangat kuat!" ucap Lin Jiang dan melepaskan pegangan di ujung Toya setan itu.Whusssssssss!!Dan sebuah gelombang yang kuat, keluar dari toya setan, yang mana itu cukup untuk mendorong tubuh Lin Jiang dari depan toya setan itu."Sebuah pusaka yang memang untuk manusia pilihan!" ucap Lin Jiang lagi.Begitu tangan Lin Jiang lepas dari ujung Toya setan itu, sebuah rajah muncul di Toya setan itu, dan itu adalah rajah naga yang melingkari seluruh Toya yang tertancap itu."Mungkin memang belum saatnya!" kata Lin Jiang.Lin Jiang ingat, kalau naga spritual sudah mengatakan kalau Lin Jiang akan mampu mencabut toya setan jika sudah mencapai tingkatan alam langit. Tingkatan yang masih jauh dari jangkauan tingkatan Lin Jiang."Tingkat alam langit, masih jauh dari jangkauan ku, masih ada lima tahap yang harus aku lewati!" kata Lin Jiang.Saat ini Lin Jiang masih berada di tingkat alam roh tahap ke lima, dan untuk menuju ke tahap alam langit, Lin Jiang harus menerobos lima tingkatan lagi, dan barulah ia mampu mencabut toya setan yang ada di luar gua."Aku yakin, aku akan mampu!" kata Lin Jiang.Lin Jiang masuk lagi ke dalam gua, namun anehnya, Lin Jiang merasakan ada yang ikuti dirinya dari belakang."Toya setan!" ucap Lin Jiang.Ya, saat Lin Jiang berbalik, Toya setan sudah berada di belakang Lin Jiang, dan itu mengherankan bagi bocah itu."Apa kau sungguh ingin bersamaku, namun kau tak ingin aku pegang?" ucap Lin Jiang.***Tiga hari di dalam gua, Lin Jiang merasa sudah lebih baik. Dan bahkan ia tak lagi merasakan sedikit rasa sakit di tubuhnya."Ini saat yang tepat untuk berlatih ilmu kanuragan, aku akan berlatih jurus mawar dari Sekte Mawar Jingga!" ucap Lin Jiang.Yang pertama Lin Jiang lakukan adalah memasang kuda-kuda yang kokoh, dan itu adalah kuda-kuda yang Lin Jiang latih di Sekte Mawar Jingga.Setelah itu, barulah Lin Jiang memulai jurus-jurus yang ia pelajari di sekte tempat ia pertama kali menimba ilmu kanuragan.Namun, Lin Jiang bingung karena ia tak mampu gunakan satu pun jurus dari Sekte Mawar Jingga."Ada apa ini? Kenapa aku malah lupa dengan semua jurus yang aku pelajari di Sekte Mawar Jingga?" tanya Lin Jiang kebingungan."Bocah, saat kau menerima takdir pewaris pedang penguasa kegelapan, semua yang kau ketahui dari tempat kau berasal sudah terhapus, dan saat ini kau hanya bocah dengan tingkat kemampuan tinggi, tanpa jurus apapun!""Tidak mungkin!" kata Lin Jiang tak percaya."Tapi itulah kenyataan yang harus kau terima?!"Lin Jiang pun terdiam, dan memilih untuk menerima takdir yang sudah ia terima. Takdir yang ia sendiri yang menerimanya."Mungkin ini saatnya memulai semuanya. Aku akan lupakan apa yang aku pelajari di Sekte Mawar Jingga!" ucap Lin Jiang.Karena hal itu, Lin Jiang memilih untuk mempelajari kitab toya maut, dan itulah kali ini tujuan bagi Lin Jiang.Untuk saat ini, Lin Jiang tidak bisa menggunakan Toya setan, jadi Lin Jiang mencari kayu panjang di luar gua."Aku rasa ini cukup jadi pengganti sementara Toya setan!" kata Lin Jiang sambil pegang erat ujung kayu panjang yang ia ambil.Hiatttttt!!Lin Jiang memperagakan gerakan pertama di kitab toya maut, yaitu menusuk ke depan.Lin Jiang melakukan gerakan itu berkali-kali hingga ia merasa kalau tusukan dengan Toya kayu itu cukup mantap."Ini masih kurang, namun aku tak punya pilihan lain!" kata Lin Jiang.Haaaaaaaaaaa!!Lin Jiang mengalirkan tenaga dalamnya, dan melesat tinggalkan gua dimana ia seharusnya berada."Latihan di hutan, aku yakin akan jauh lebih berguna!" kata Lin Jiang.Lin Jiang mendarat di hadapan sebatang pohon besar, dan pohon itu Lin Jiang jadikan sebagai sasaran untuk melatih jurus tusukan toya.Bammmmmmm!!Dengan sekuat tenaga, Lin Jiang menusuk pohon besar di hadapannya. Namun Lin Jiang kaget, karena kayu di tangan Lin Jiang malah terdorong ke belakang, dan jika Lin Jiang tak sigap, ujung Toya itu akan menusuk dirinya sendiri."Sungguh diluar dugaanku!" kata Lin Jiang dan memperkokoh pegangan di ujung Toya kayu."Akan aku coba lagi!" kata Lin Jiang.Hiatttt!!Lin Jiang melakukan gerakan itu lagi, dan menusuk pohon besar dengan Toya kayu, dan itu tujuannya untuk memperkuat pegangan di ujung Toya setan.Semakin lama Lin Jiang berlatih, pegangan di toya kayu juga semakin kuat, dan itulah yang Lin Jiang latih saat ini, memperkuat pegangan tangan di Toya yang akan jadi senjata baginya."Melatih Toya sangat jauh berbeda dengan melatih pedang!" ucap Lin Jiang.Kedua Patriak yang melihat kuda Lin Jiang, memilih untuk mendekati ruangan terbuka dimana anak muda itu berada. "Lin Jiang!" kata Patriak Suhei tak percaya kalau yang berada di dalam ruangan terbuka itu memang adalah Lin Jiang."Patriak!" kata Lin Jiang dan tunjukkan rasa hormatnya pada lelaki itu. "Kenapa kau di sini?" "Aku sedang menunggu kedatanganmu, Patriak!""Kenapa kau tidak langsung masuk ke dalam Sekte?""Hahahaha! Aku bukan orang penting, jadi aku tidak bisa masuk!" jawab Lin Jiang.Wajah Patriak Suhei merah karena kata-kata Lin Jiang, dan itu jelas kata-kata yang cukup menyindir bagi ketua besar Sekte Matahari Emas itu. "Apakah mereka yang melarangmu untuk masuk, Lin Jiang?" tanya Patriak Suhei sambil menunjuk ke arah murid sekte yang berjaga di gerbang masuk. "Mereka hanya melakukan tugasnya, dan bukankah memang seperti itu cara kerja dunia persilatan?" kata Lin Jiang.Patriak Suhei hanya bisa menghal napas, dan pada akhirnya mengajak Lin Jiang untuk masuk ke dalam Se
Patriak Suhei hanya bisa menghela napas yang panjang saat Patriak Wang katakan tujuan dan juga sampaikan alasan dia ke Sekte Matahari Emas itu. "Bagaimana Patriak Suhei? Apakah kau bersedia membantu Sekte Pedang Tunggal?" tanya Patriak Wang."Bagaimana bisa aku menolak keinginan dan permintaanmu itu, Patriak Wang? Yang terjadi di Sekte Pedang Tunggal juga karena diriku! Jika aku tidak egois, mungkin Sekte Pedang Tunggal tidak akan sehancur seperti ini!" kata Patriak Suhei."Jika Patriak Suhei sungguh bersedia membantu, maka aku sungguh sangat berterima kasih!" kata Patriak Wang."Tunggulah beberapa hari di sini! Aku akan memutuskan hal ini, aku akan adakan rapat dengan semua petinggi Sekte ini, dan memastikan kalau akan ada yang akan ke Sekte Pedang Tunggal, termasuk diriku!" kata Patriak Suhei."Baik, aku akan tunggu sampai ada keputusan dari kalian!" kata Patriak Wang."Kalau begitu, ikuti aku! Akan bawa kau menuju kamarmu, dan selama kau berada di sini, murid sekte ini akan melaya
Tiga hari dalam perjalanan, Qiau Yun dan Wan Suhei pun tiba di Sekte Matahari Emas, dan Patriak Wang langsung sambut kepulangan cucunya itu. "Lin Jiang sungguh penuhi janji yang dia katakan padaku!" kata Patriak Suhei."Tidak hanya itu kakek, Lin Jiang juga mengalahkan Ketua Bar Ha!" kata Wan Suhei."Benarkah itu? Sungguh pemuda yang luar biasa!" kata Patriak Suhei."Hhmmm! Seharusnya kita menjalin hubungan yang baik dengan dia, bukannya membuat masalah dengan dia!" kata Tetua Li."Masih ada waktu untuk memperbaiki semua ini, Tetua Li! Aku yakin, kita masih akan bertemu dengan pemuda itu!" kata Patriak Suhei.Saat mereka bicara, salah satu murid datang, dan melaporkan kedatangan seseorang ke Sekte itu, seseorang yang membuat wajah Patriak Suhei tak percaya. "Dia sungguh datang kemari?" kata Patriak Suhei."Iya, Patriak! Dan saat ini dia sudah menunggu di ruangan tunggu!""Aku akan segera temui dia!" kata Patriak Suhei.Patriak dari Sekte Matahari Emas itu buru-buru berjalan, untuk s
Satu hari berlalu, sejak penyerang Mata Iblis ke Sekte Pedang Tunggal, dan itu memang membuat Sekte itu kehilangan banyak anggotanya. Hal itu pastinya juga memberi pengaruh pada Sekte Pedang Tunggal, dan kedudukan mereka di dunia persilatan, pastinya akan jatuh. Mereka yang memiliki posisi tertinggi, dipastikan akan jatuh dan tak lagi memegang posisi di wilayah selatan kekaisaran Tang itu.Hal itu disadari dengan jelas oleh Patriak Wang, namun semuanya telah terjadi, dan dia tak bisa berbuat apa-apa lagi. "Mungkin satu-satunya cara agar Sekte ini bisa tetap bertahan hanya dengan menjalin hubungan baik dengan Sekte Matahari Emas, hanya itu satu-satunya cara!" kata Patriak Wang.Meskipun Patriak Wang sangat marah pada Patriak Suhei, namun ia tak memiliki cara lain, karena jika dia masih tetap bersikap seperti ini, maka Sekte yang dia pimpin itu akan berada di ambang kehancuran."Tidak ada cara lain!" ucap Patriak Wang dengan nada suara yang pelan. ***Sementara itu, Patriak Suhei ya
Pada akhirnya, pertarungan di Sekte Pedang Tunggal benar-benar berakhir, yang mana lebih dari tiga ratus anggota Mata Iblis itu tewas.Tidak hanya anggota mereka, namun ada beberapa Tetua Mata Iblis yang tewas, dan juga ketua dari Mata Iblis cabang selatan itu juga tewas karena dibunuh Lin Jiang.Namun, bukan berarti tidak ada korban dari pihak Sekte Pedang Tunggal, bahkan jumlah korban yang paling banyak berasal dari sekte itu. Hal itu karena, keterlambatan Lin Jiang datang, dan juga karena anggota mata iblis tidak memilih lawan untuk dibunuh. Hampir tiga perempat murid dan anggota Sekte Pedang Tunggal yang tewas, dan yang tersisa dari sekte itu tak kurang dari seratusan murid saja. Kedatangan Qiau Yun dan Wan Suhei tidak banyak membantu, karena memang kemampuan keduanya tidak terlalu kuat, meskipun demikian, kehadiran keduanya bersama Lin Jiang, itu membuat Patriak Wang hargai mereka. "Kalian berasal dari Sekte Matahari Emas, bukan?" kata Patriak Wang."Iya, kami memang berasal
"Harimau Emas!" teriak Lin Jiang.Whusssssssss!!Cahaya kuning emas keluar dari cincin ruang di tangan Lin Jiang, dan cahaya itu merupakan cahaya yang berasal dari pedah harimau emas. Hiatttttt!!Dengan satu ayunan yang cepat, Lin Jiang menebas pedang itu, dan satu serangan balik itu membunuh lima tetua Mata Iblis cabang selatan, dan tewas dengan tubuh yang terpotong jadi dua. Huppppp!!Dan setelah itu, Lin Jiang melompat, dan melesat memburu Ketua Bar Ha yang sudah meninggalkan Sekte Pedang Tunggal, untuk kabur karena sadar akan kemampuan Lin Jiang."Kau tidak akan bisa kemana-mana, ketua Bar Ha!" kata Lin Jiang setelah Lin Jiang memotong jalan Ketua Bar Ha."Tidak mungkin!" kata Ketua Bar Ha.Ketua Mata Iblis cabang selatan itu sudah kerahkan ilmu meringankan tubuh terbaik yang ia miliki, hanya untuk kabur dari Sekte Pedang Tunggal, namun nyatanya Lin Jiang mampu mengejar dirinya. "Bukankah sudah aku katakan, saat aku tunjukkan kemampuan yang aku miliki, maka kau akan mati!" kata