Tidak ada satu pun yang tahu penyerangan yang dialami oleh Lin Jiang, karena tetua Phi An memilih untuk diamkan hal itu. Itu juga permintaan Lin Jiang, hingga masalah itu tak keluar dari dalam ruangan itu. Hanya sekte tengkorak putih yang tahu akan masalah itu."Senior Kun Liong, bagaimana kondisimu?" tanya Lin Jiang."Aku baik-baik saja, luka ini tak akan berpengaruh pada pertandingan besok!" kata Kun Liong.Lin Jiang tersenyum, namun ia tetap berikan sebuah jamur obat untuk Kun Liong."Mungkin ini akan banyak membantu obati luka senior!" Namun Kun Liong terlihat ragu untuk mengambil tanaman obat itu, karena ia tahu tanaman obat itu termasuk langka di dunia persilatan."Jangan ragu Kun Liong, ambil saja!" kata tetua Phi An."Tapi guru, jamur obat adalah tanaman obat yang cukup langka, dan aku tak ingin gunakan itu untuk hal yang tak terlalu penting," kata Kun Liong."Apa senior tak anggap turnamen ini penting?" Mendengar itu Kun Liong ambil jamur obat, dan masukkan ke dalam kanton
San Su, lawan Lin Jiang mengawasi setiap gerak Lin Jiang, dan merasa ragu untuk menyerang Lin Jiang.San Su masih ingat bagaimana dengan mudahnya Lin Jiang mengalahkan lawan di babak pertama, dan ia tak ingin alami hal yang seperti itu."Ada apa denganmu, kenapa tidak menyerang?" tanya Lin Jiang mencoba memainkan pikirkan lawannya."Kenapa bukan kau yang menyerang lebih dahulu?""Jadi itu yang kau inginkan, baik! Akan aku penuhi keinginanmu itu!" kata Lin Jiang. Hiatttttt!!Lin Jiang berteriak keras, dan menyerang lebih dahulu, serangan yang tak gunakan tenaga dalam yang besar.Lin Jiang melompat ke atas, dan gunakan ilmu meringankan tubuh, dan arahkan satu tendangan ke arah San Su. Bammmmmmm!!Kedua lengan San Su menahan tendangan Lin Jiang, namun Lin Jiang belum selesai, dengan memutar tubuhnya, Lin Jiang melepaskan lagi satu tendangan keras ke tubuh San Su. Tendangan itu mendorong San Su, dan hampir saja ia jatuh dari atas arena, yang mana itu akan gagalkan dia melaju ke babak b
"Hahahah!" Lin Jiang tertawa keras karena mendengarkan tantangan dari San Su yang sudah penuh dengan amarah karena kalah dari Lin Jiang."Apa yang lucu, keparat?" maki San Su dan maju ke arah Lin Jiang dengan lepaskan tenaga dalamnya. Namun sebelum ia melakukan serangan, pengawas pertandingan langsung menahan dirinya. "Coba berikan aku sebuah alasan untukku, dan alasan yang bisa aku pahami, kenapa aku harus menerima tantangan darimu?" tanya Lin Jiang dengan tenang."Untuk menentukan siapa yang lebih kuat dari kita berdua, keparat?" "Untuk apa? Toh aku sudah menang, bukan?" kata Lin Jiang.Amarah San Su semakin membara karena penolakan dari Lin Jiang. "Jangan jadi pengecut!""Aku tak perduli!" Lin Jiang memilih untuk turun dari atas arena, dan tak lagi perdulikan keberadaan San Su yang masih tak bisa terima kekalahan dirinya dari Lin Jiang.Hiatttttt!!San Su yang sudah tak mampu menahan amarahnya melompat, dan menendang Lin Jiang yang sudah turun dari atas arena. "Kau yang mema
Tanpa ada aba-aba dari pengawas pertandingan, Mi Li maju menyerang Hon Jo, menyerang dengan amarah yang memenuhi hati gadis itu. "Mi Li, jangan turutkan amarahmu!" teriak tetua Phi An.Namun teriakan itu sudah tak digubris oleh Mi Li, gadis itu terus maju dengan jurus yang ia kuasai. "Hehehe!"Hon Jo hanya terkekeh melihat serangan pertamanya berhasil, yang mana ia berhasil memainkan pikiran Mi Li, dan itu benar-benar berhasik membuat ia menguasai pertandingan.Hon Jo miringkan sedikit tubuhnya, dan serangan Mi Li lewat begitu saja dari samping tubuhnya. "Tubuhmu, sangat harum nona!" ucap Hon Jo lagi. Ucapan itu semakin menambah amarah pada diri Mi Li. Pancingan demi pancingan itu benar-benar berhasil bagi gadis itu. Whusssssssss!!Mi Li gerakkan tangan, dan hantam ke arah dimana Hon Jo berada. Namun pemuda itu sudah pindah tempat hingga serangan Mi Li hanya mengenai angin kosong."Jangan kabur!" teriak Mi Li dan memutar tubuhnya untuk menyerang Hon Jo. Serangan gadis itu cukup
"Giliranku," ucap Kun Liong dan berdiri dari tempat duduknya."Kau harus menang senior," kata Lin Jiang pada Kun liong yang sudah berdiri."Pasti," kata Kun Liong sambil kepalkan tangan dan tunjukkan pada Lin Jiang sebagai tanda semangat.Namun, Lin Jiang merasa ada yang salah di langkah Kun Liong, dan itu juga dirasakan oleh tetua Phi An."Guru, apa Kun Liong tidak menggunakan jamur obat yang aku berikan?" tanya Lin Jiang.Tetua Phi An langsung menoleh pada Mi Li, yang mana gadis itu menundukkan kepalanya."Mi Li, apa Kun Liong tidak menggunakan jamur obat yang diberikan oleh, Lin Jiang?" tanya tetua Phi An.Mi Li semakin menundukkan kepalanya, dan itu sudah cukup untuk menjawab pertanyaan mereka berdua. "Bodoh, apa yang ia pikirkan?" bentak Lin Jiang."Kak Kun Liong, merasa sangat rugi jika gunakan jamur obat yang katanya sangat istimewa di dunia persilatan," kata Mi Li."Sialan, dia dalam kondisi terluka, dan ia menutupi itu dari kita," ucap Lin Jiang tak suka pada keputusan yang
"Bodoh, kenapa kau tak gunakan jamur obat yang diberikan oleh Lin Jiang, Kun Liong?" ucap tetua Phi An dengan suara yang marah."Guru, jangan marah disini, bawa saja senior ke tempat kita. Obati dia disana," kata Lin Jiang."Kau akan melakukan apa Lin Jiang?""Aku akan menyaksikan pertandingan nona Mei Lin," jawab Lin Jiang."Baik, guru dan dua saudaramu ini akan menuju ke ruangan kita. Hati-hati disini, Lin Jiang," kata tetua Phi An."Aku tahu tetua. Tidak mungkin mereka akan menyerang diriku di tempat ramai seperti ini," kata Lin Jiang."Iya, tapi kau tetap harus berhati-hati di halaman ini. Banyak yang tak suka padamu.""Aku mengerti," kata Lin Jiang.Lin Jiang memilih untuk menuju ke kursi penonton, dan akan menonton bersama dengan para penonton yang datang dari beberapa kota yang ada di negeri dunia bawah itu."Lebih nyaman menonton dari sini. Aku merasa disini menonton jauh lebih nyaman," kata Lin Jiang dengan mata yang terus menatap ke arah arena. Di atas arena, telah terjadi
Di sebuah penginapan di kota Su, dua orang duduk santai di dalam sebuah kamar penginapan itu. "Bagus In Don, kau sudah menunjukkan hasil dari latihan keras yang kau lakukan," puji seorang lelaki tua yang merupakan guru dari pemuda berusia tujuh belas tahun itu. "Tapi, tujuan kita untuk turnamen ini bukan untuk kemenangan, guru! Hanya membunuh anak muda itu!""Itu benar, namun hingga saat kau bertemu dengan dia, kau jangan tunjukan kemampuanmu yang sebenarnya.""Aku tahu guru!"Keduanya adalah murid dan guru yang berasal dari lembah racun berduri, dan pemuda itulah yang mengalahkan satu dari tiga utusan sekte menara hitam.Keduanya datang ke kota Su, memiliki tujuan yang berbeda dengan para peserta lain. Tujuan mereka hanya untuk Lin Jiang, sang pewaris pedang penguasa kegelapan.Tetua Ca Ba, dia merupakan guru dari In Don. Dia tak memiliki nama di dunia persilatan, bahkan orang cenderung tak kenal pada dirinya.Karena itulah, saat ia datang, satu pun para ketua sekte tak kenal siapa
"Tetua Sha Tan, apa kau masih bersikap tenang hingga saat ini?" kata satu suara dengan suara yang cukup berat."Tetua Fui Wan, apa yang kau inginkan?" "Tidak ada, aku hanya ingin lihat apa yang akan kau lakukan setelah melihat ada dua orang yang akan jadi batu sandungan untuk kita?" kata tetua Fui Wan.Tanpa diminta, ketua sekte menara hitam itu duduk di hadapan tetua Sha Tan. Dia menatap sinis pada ketua sekte iblis malam itu."Siapa yang bilang aku diam saja, aku sudah mencoba menggugurkan peserta dari sekte tengkorak putih itu, namun si bodoh ini gagal lakukan tugasnya!" teriak tetua Sha Tan sambil menunjuk anggota sekte yang ada di sampingnya."Aku yakin kau pun sudah melihat kemampuan anak muda yang bertarung tadi, bukan?" "Iya, dan aku sungguh tak tahu siapa dia? Dari mana ia berasal, dan bagaimana kemampuan bocah itu?" jawab Tetua Sha Tan."Setelah melihat dia, apa yang bisa kau simpulkan?""Aku simpulkan kalau sulit untuk menuju tahta juara. Aku tak mengira kalau tahun ini t