Alya merintih sambil menggesek-gesekkan lubang senggamannya ke kepala kejantanan yang sudah sangat keras. Dia ingin supaya Andrew menghujamnya dengan keras. Tetapi pria itu hanya bergeming sambil menatap liar kemolekan Alya yang menggeliat.
“Saya tidak akan bergerak kalau kamu tidak bicara dengan jelas,” tandas Andrew. Alya masih bingung dengan kemauan pejantan itu.
“Bicara apa , Tuan? Saya tidak paham,” ujar Alya dengan polosnya. Andrew memutar mata jengah.
“Coba sekarang aku tanya, kenapa kamu menggesekan liangmu dengan kejantananku,” tanya Andrew. Raut wajah Alya memerah, haruskah dia menjawab pertanyaan bodoh ini.
“Aku ingin punyamu yang besar , Tuan,” jawab Alya yang tidak percaya bisa berkata seperti itu. Dia merasa liar sekali mengatakannya.
“Ulangi sekali lagi?”
Alya memejamkan mata. Demi dinding kewanitaannya yang semakin gatal, Alya terpaksa menuruti Andrew.
&
Alya seolah menjelma menjadi sosok yang liar karena dahaga akan birahinya belum terpenuhi. Meskipun semua itu tidak bisa disalahkan karena, Andrew yang sekarang sudah resmi menjadi suaminya, jadi sah-sah saja kalau Alya mengharapkan kepuasan dari pria itu. Seandainya, pernikahan ini bukan didasarkan karena keterpaksaan.“Manis,” ucap Alya setelah mencecap cairan itu. Ada suatu dorongan kuat dari dalam dirinya untuk menghabiskan cairan itu lagi yang masih banyak tersisa di boxer itu.Salah satu kebutuhan batin yang mendasar bagi seorang istri adalah cairan kejantanan. Entah, cairan itu akan masuk melalui mulut atas maupun mulut bawah. Yang jelas cairan kejantanan itu harus sampai ditubuh seorang wanita supaya dia bisa merasa bahagia dalam hidupnya. Bukan semata-mata karena birahi, melainkan juga diiringi dengan kasih sayang dari seorang suami.“Habis,” desah Alya kecewa. Padahal cairan yang dimuntahkan Andrew begitu banyak. Namun, tidak te
Tiba-tiba saat akan menyantap makanan, garpu Andrew terjatuh. Alya langsung masuk di kolong meja untuk mengambilnya. Namun, tatapannya bertemu dengan kaki kokoh sekeras pemain bola. Ditumbuhi bulu-bulu yang maskulin sampai ke atas. Alya terpana melihat pentungan yang tercetak jelas di celana olahraga yang Andrew pakai.Pandangan Alya langsung terkunci di sana. Ingin sekali Alya memelorotkan celana olahraganya. Menggenggam keperkasaannya . Memilin-milin sambil menjilat cairan pelumas yang keluar dari sana. Sensasi asin yang begitu nikmat.Darah Alya berdesir. Hasratnya sudah tidak bisa ditahan. Dia merangkak lebih dekat di antara kedua kaki Andrew yang terbuka. Menjulurkan lidahnya, suara bass menggagetkannya.“Ngapain kamu?”Alya terhenyak. Kepalanya sampai kepentok bagian bawah meja. Dia menyentuh bagian atas kepalanya sambil mengaduh.“Ngambil garpu saja lama banget!” sengit Andrew. Dia sama sekali tidak memper
Alya bangkit. Dia langsung mengulurkan tangannya. Hendak menyerang Andrew. Tega sekali pria itu mempermainan hasratnya, sampai-sampai Alya bak wanita murahan yang langsung mengiyakan ajakan Andrew. Padahal, dia tahu kalau pria itu hanya mempermainkannya.“Kamu jahat! Aku benci kamu!” ujar Alya sambil menyerang tubuh gempal berotot itu.Andrew dengan sigap mencekal tangan Alya. Alya memekik tatkala genggaman besar itu membelenggu tangannya. Genggaman tangan petarung. Pasti sangat mantap menonjok lawan. Sepertinya Andrew suka olahaga tinju.“Ah, sakit.”Alya langsung menarik tangannya ketika Andrew melepaskan tangannya. Alya meringis sambil memegang pergelangan tangannya.‘Dasar lelaki buas! Tak berperasaan!’ rutuk Alya yang tertahan di hati. Dia membuang pandangannya saat picingan mata menyeramkan itu menghujamnya. “Kalau kamu enggak suka, silakan angkat kaki dari villa ini! biar kamu ditangkap
Andrew menghentak wanita itu sembari menarik kedua tangan wanita itu ke belakang, sehingga sesuatu yang menggantung indah bagai pepaya terlihat berayun-ayun seiring dengan hentakan pinggul Andrew.Alya speechless. Yang lebih mengejutkan adalah mulut wanita itu yang tersumpal sesuatu yang familiar. Celana dalam Andrew!Alya tidak habis pikir. Begitu buasnya lelaki ini sampai memperlakukan wanita tidak semestinya. Tidak hanya buas tapi tenaganya seolah tidak ada habisnya. Alya menebak kalau Andrew menyodok wanita itu sambil jalan dari halaman samping villa menuju tangga di mana kamarnya berada.“Hrmmmm-hrmmm…” erangan wanita itu tertahan dari mulutnya yang tersumpal. Andre menyeringai sambil melihat Alya yang terkesima dengan pemandangan tidak biasa itu. Andrew tahu kalau Alya juga ingin merasakan apa yang dirasakan wanita itu.Andrew menarik celana dalam yang menyumpal mulut wanita itu. Sekarang terdengar jelas desahan yang menggitu meng
“Enak sekali Tuan. Aku sampai keluar banyak,” seru wanita itu dengan nafas ngos-ngosan.“Ayo keluarkan lagi.”“Tidak, Tuan. Aku sudah lemas.”“Sudahlah pasti bisa.”“Ah,” pekikan tertahan Wanita itu saat Andrew kembali memainkan ketiga jarinya. Gerakannya begitu tepat ke titik rangsang dan cepat, sehingga lenguhan wanita itu kembali terdengar. Dan untuk kedua kalinya, lahar muncrat lebih kencang.Andrew dengan rakusnya menampung semua cairan itu kemulutnya, seakan merasa kurang, dia mencari sisa-sisanya langsung dari sumbernya. Ketiga jarinya masih bergerak cepat. Wanita itu bersiap untuk menyambut gelombang berikutnya.Kalau Alya menjadi wanita itu. Pasti tidak akan tahan dan meronta meminta supaya Andrew menghentikannya. Tapi bagaimana bisa kalau posisi tangan terikat.“Cairanmu begitu memabukan. Rasanya melebihi sprite,” ucap Morgan yang mencecap cairan i
“Ayo nungging sedikit,” “Tapi, saya sedang masak, Tuan,”“Bodo amat! Cepat lakukan!” hardiknya. Mawar yang sedang memasak nasi goreng terpaksa menunggingkan bokongnya. Wanita itu mendadak tersendak saat Andrew sudah melakukan gerakan menghujam.“Ah!” Mawar langsung mematikan kompornya. Kemudian, memejamkan mata sambil terus menjaga keseimbangan.Hanya saja, hal itu tidak berlangsung lama. Andrew menarik kejantanan yang masih tegak menjulang dari lubang senggama Mawar sampai berbunyi ‘plup’. Mawar yang masih nungging menoleh ke belakang sambil tersenyum genit. Andrew langsung menarik tubuh sintal itu sampai berdiri, kemudian menyerang bibir Mawar. Lidah kasarnya menyusup ke mulut wanita itu, memaksa lidah Mawar, sehingga terjadi pertautan lidah yang cukup liar di sana.Mendadak Andrew melepas lidahnya. Mawar terlihat terengah-engah. Kemudian tersenyum genit.“Cepat masakny
Ternyata itu jempol Mawar yang masuk ke liangnya bukan jempol Andrew. Meskipun Alya menginginkan jempol yang besar dan kasar itu mengaduk-aduk liangnya, tetapi jempol Mawar juga tidak terlalu buruk. Alya seakan larut dalam permainan mereka bertiga.Tiba-tiba terdengar suara telefon rumah berdering. Andrew berdecak kesal. Sepertinya dia tidak suka ada yang menganggu momen bercintanya. Alya yang tanggap langsung bangkit untuk mengangkat telfon tersebut.“Halo!”“Mama! Tolong Leo Ma!” pekik suara anak-anak diseberang sana. Alya langsung menutup mulutnya yang mengangga. Itu suara Leo, anaknya.“Nak kamu di mana?” tanya Alya panik.Suara berganti menjadi suara dewasa, suara serak basah yang Alya benci setengah mati.“Hahaha… kamu dengar sendiri kan? Anakmu sekarang aku siksa, gara-gara kamu yang egois meninggalkannya dan malah menikah dengan Andrew,” tutur Manto brengsek itu.“Ma
Alya berjalan sambil menahan malu tiada terkira karena telanjang di tengah jalan. Ini adalah hal tergila yang pernah dia lakukan seumur hidup. Meskipun tidak ada orang sama sekali, tapi tetap saja ini adalah hal yang tak pantas. Dan dia melakukan hal serendah ini demi bisa menuruti nafsu kakek bejad itu.Hingga akhirnya dia tiba di depan gerbang yang sudah terbuka lebar, seakan mempersilakannya untuk masuk. Alya nyelonong masuk dengan setengah berlari sehingga dua bulatan indahnya bergerak ke kanan dan ke kiri.“Akhirnya kamu datang juga cantik,” ucap sosok yang muncul dari samping garasi. Terlihat pria tua yang tidak lain adalah Manto itu berjalan mendekatinya. Cahaya merah melayang-layang menandakan bahwa dia sedang merokok.Alya nyaris terjingkat. Kemunculan pria tua itu mengejutkannya. Siapa yang mengira kalau dari kegelapan itu muncul seseorang!“Setan! Genderuwo!”Pria tua itu terkekeh.“Iya, aku gen