Allexin tidak menyembunyikan kekaguman saat pertama kali menginjakkan kaki ke dalam area lingkungan rumah besar Nelvan, rumah yang memiliki dua lantai dengan warna putih dan paduan hitam, jendela kaca besar yang tembus pandang memperlihatkan pemandangan di dalam rumah itu.
“Menakjubkan, jadi lelaki yang mengaku sebagai calon suamimu kemarin adalah boss dan pemilik rumah ini?” tanya Allexin.
“Dan kamu memukulnya sampai berdarah.” Kata Linda.
Allexin meringis, “Aku tidak tau dia calon suamimu, aku juga tidak tau dia adalah boss di tempatmu bekerja, tapi karena dia telah bersikap kurang ajar padamu maka aku ingin sekali menghajarnya tanpa peduli siapa dia.”
“Kau tidak takut di pidanakan karena telah memukul lelaki itu?”
“Hm ..., sebenarnya sedikit takut. Tapi kau tau sendiri ‘kan jika aku tidak akan membiarkan siapapun berbuat kurang aja padamu, aku bahkan tidak pernah memperlakukanmu dengan
Selesai perdebatan panjang antara Allexin dan Nelvan, mereka menghabiskan makan siang dengan tenang sebelum Nelvan mengajak Allexin untuk ke tempat olahraga miliknya.Di dalam sana tersedia matras hitam di tengah ruangan yang cukup luas, mungkin sekitar empat meter persegi, Allexin terlihat takjub dengan ruang olahraga itu.“Kamu menghabiskan waktumu di tempat ini?”“Tidak setiap waktu tapi jika ada kesempatan aku memang akan menghabiskan waktu di tempat ini. Kau ingin bertanding denganku? Bukan bertanding sungguhan, aku hanya penasaran dengan kekuatanmu sampai Linda selalu memperingatiku untuk tidak membuatmu marah.”Kening Allexin mengernyit, ia berbalik ke arah pintu masuk di mana Linda tidak mengikutinya masuk ke ruangan tersebut, “Linda mengatakan hal itu denganmu?” tanya nya, Nelvan mengangguk.Allexin bergerak mundur saat Nelvan ingin mengajaknya bertanding, tangan Allexin melampai di depan da-da, “L
Masih cukup pagi saat Nelvan sudah bersiap pergi ke kantor, bahkan Linda pun belum bangun ketika Nelvan berangkat, Nelvan hanya meninggalkan kecupan singkat di kening Linda sebelum bergeas pergi.Kelopak mata Linda terbuka, pasti ada yang terjadi sampai Nelvan yang biasanya bangun sedikit terlambat kini justru bangun lebih cepat, Linda bangun mengikuti Nelvan sampai lelaki itu pergi mengemudikan mobil sendiri tanpa Hans.Sejak kemarin raut wajah Nelvan tidak sedap di pandang, terlihat jelas jika sedang ada masalah yang tidak ingin di katakan oleh Nelvan, apapun masalahnya semoga saja Nelvan bisa mengatasinya.Di lihatnya jam yang baru menunjukkan pukul enam pagi, Linda menghela nafas rendah, Nelvan bahkan belum sempat sarapan tapi lelaki itu sudah pergi dengan buru-buru.Pukul tujuh pagi, Hans dan Allexin datang, wajah Allexin terlihat berseri-seri sepertinya remaja itu terlihat puas setelah semalaman di ajak Hans berkeliling menggunakan mobil sport milik
Sudah hampir tengah malam tapi Nelvan masih berada di dalam ruang kerjanya menghadap layar mac dengan begitu serius, beberapa lembar kertas memenuhi meja kerja Nelvan sehingga tidak menutupi kemungkinan jika pekerjaan lelaki itu memang benar-benar sedang dalam masalah.Linda membuka pintu perlahan, Nelvan tidak menoleh atau menyapa, mungkin lelaki itu terlalu fokus sampai tidak menyadari kedatangan Linda.“Ini sudah tengah malam, apa kamu tidak bisa istirahat sebentar saja? Bagaimana jika kamu kembali sakit?” tanya Linda.Nelvan menatap Linda sejenak lalu kembali pada lembaran kertas dan layar Mac, “Kau tidurlah, masih ada hal yang harus kerjakan,” jawab Nelvan.Linda menghela nafas rendah, ia bukan ingin mengganggu Nelvan tapi lelaki itu bisa saja sakit jika waktu tidurnya tidak sesuai dengan waktu kerja yang ia lakukan.“Oh ya, besok pagi aku akan ke Manhattan. Selama aku tidak di rumah kamu bisa kembali ke rum
Jarak rumah yang di tinggali Mia saat ini sangat jauh dari tempat tinggal Linda, Linda dan Allexin harus menempuh perjalanan ber-jam-jam hanya untuk tiba di California. Ya, California adalah daerah rumah dari lelaki bernama Zeveran itu. “Ini sudah seperti ingin pindah negara.” Gumam Linda setelah ia tiba di alamat yang di kirimkan Mia beberapa jam lalu. Allexin menatap rumah besar di depannya, memang tidak sebesar milik Nelvan tapi tetap saja rumah yang saat ini ada di depannya tak kalah mewah dari milik Nelvan, sekali lagi Allexin menunduk memastikan jika rumah itu tempat tinggal Mia bersama Zeveran. “Biar aku menghubungi Mia agar dia keluar.” Linda mendial nomor Mia, beberapa saat dering panggilan baru di jawab oleh Mia. Allexin juga ikut menunggu, sesekali ia melihat penjagaan di depan rumah Zev sangat ketat. [“Linda, apa kamu sudah sampai?”] itu kalimat yang Linda dengar dari Mia. “Aku sudah ada di depan rumah yang kamu maksud, apa benar k
“Allexin!” teriak Linda. Remaja yang di panggil tidak menyahut, Linda membuka kamar adiknya itu untuk mengajaknya sarapan tapi ternyata kamar sudah kosong, Linda celingukan karena ponsel Allexin ada di atas meja. “Kemana anak itu pergi di pagi hari begini?” Linda berjalan keluar rumah dan ia melihat Allexin dengan kaos berlengan pendek, celana selutut dan keringat mengucur di tubuh remaja itu. Linda berkacak pinggang, “Aku kira kau di culik, cepat bersihkan dirimu, kita sarapan bersama.” Perintah Linda. Allexin menyeka keringatnya kemudian masuk kedalam rumah, “Tidak ada yang berani menculikku, jika ada yang berani sepertinya mereka cari memar di wajahnya.” Jawab Allexin. Linda hanya menggeleng pelan, Sudah jangan berlagak kamu di sana, cepat mandi lalu sarapan, hari ini kita ke rumah Nelvan.” “Apa dia sudah pulang?” tanya Allexin. Linda menoleh, “Belum.” “Jadi kenapa kamu kesana?” tambah Allexin.
Melarikan diri, itulah yang Linda lakukan saat hatinya rasanya di remas dengan sangat kuat sampai terasa seluruh tubuhnya tak mampu berdiri kokoh, hari sudah malam dan Linda dengan menarik kopernya keluar dari rumah Nelvan.Ia tak menyangka jika kehadirannya waktu itu justru merusak momen terbaik yang pernah di rasakan oleh Nelvan, air telah jatuh dari langit di saat Linda berdiri di salah satu halte yang lumayan jauh dari rumah Nelvan.Kini Linda tidak punya tujuan lain, ia datang kemari untuk menemui Nelvan tapi sepertinya lelaki itu tidak benar-benar merindukannya seperti apa yang Nelvan sering katakan saat melakukan panggilan.Linda duduk, menatap tetes demi tetes air hujan yang perlahan membasahi jalanan, air mata juga ikutan menetes, teringat saat melihat respon Nelvan saat melihatnya ada di rumah lelaki itu.“Linda?” Nelvan terlihat sangat terkejut, tentu saja di terkejut saat melihat dengan mata kepala Linda jika dengan santai Ne
Beberapa hari sebelumnya.Nelvan dan Hans baru saja selesai dengan jumpa pers, saham perusahaan juga mulai kembali normal berkat kerja keras Nelvan selama dua minggu tak ada henti bahkan tidur Nelvan pun tidak teratur, berat tubuh Nelvan juga turun ebberapa kilo.Hans berjalan di belakang Nelvan melihat teman sekaligus asistennya itu terlihat memijit kening.“Kita harus periksakan keadaanmu.” Kata Hans.Nelvan mengangkat tangannya, “Tidak perlu.” Tapi setelah mengatakan dua kata itu Nelvan kehilangan keseimbangan, Hans segera menahan tubuh Nelvan.Sembari memapah tubuh Nelvan, Hans membawa lelaki itu kemobil dan melakukan pemeriksaan di rumah sakit. Nelvan terlalu memaksakan diri untuk mengembalikan kondisi perusahaan yang nyaris terpuruk sampai Nelvan harus berakhir di rumah sakit seperti ini.Cairan infus menetes memasuki aliran darah Nelvan, lelaki itu tidak pingsan, masih dapat membuka mata melihat H
Nelvan baru saja melihat Linda keluar dari hotel yang ia pesankan, sebelum Linda semakin jauh, lagi-lagi Nelvan menarik Linda kembali, ia tidak akan membiarkan Linda berkeliaran sendirian di luar sana tanpa tujuan yang pasti, tak peduli jika beberapa menit yang lalu sebuah tamparan mendarat di wajahnya dari tangan nelvan.Linda terlihat menunggu lift terbuka, “Linda, aku belum—“, segera Linda menepis tangan Nelvan darinya, tak ingin mendengar apapun dari Nelvan.Lift terbuka, Linda menggeret kopernya masuk tapi tanpa permisi Nelvan mengangkat Linda dengan begitu mudahnya dan membawa gadis itu kembali ke dalam kamar, tak peduli seruan protes yang di serukan oleh Linda, Nelvan menurunkan Linda setelah berada di kamar dan untuk memastikan Linda tidak keluar, Nelvan berdiri di depan pintu yang terlah tertutup.Tatapan kesal di layangkan oleh Linda untuk Nelvan, Linda masih ingat dengan jelas sampai sekarang jika dalam keadaan Nelvan yang tidak sada