Share

Bab 106

Nawangsih satu-satunya perempuan yang hampir mengisi segalanya dalam hidup Suryawijaya. Begitupun sebaliknya. Tak ayal, kadangkala apa yang membuat mereka putus asa justru dikembalikan oleh kenyataan bahwa andil semesta adalah jawabannya.

Nawangsih mengedipkan matanya, mengucek matanya untuk memastikan yang dilihatnya tidak salah.

"Mas Surya bicara?" Nawangsih meraba-raba wajahnya. Demi apa pun rasanya seperti ada letupan semangat di dalam jiwanya.

"Kamu sudah bangun, Mas?"

Reaksi yang bisa Suryawijaya beri hanya tersenyum samar. Nawangsih kontan berlonjak kegirangan sambil berteriak penuh rasa syukur.

Suryawijaya melengkungkan senyum, dia menyukai nada suara itu. Bukan tawa geli atau tawa yang mengejeknya. Tawa Nawangsih terdengar menyenangkan, terdengar bahagia.

"Aku panggilkan dokter dan Ibunda dulu, Mas. Jangan tidur lagi pangeran tidur!" serunya sambil menepuk-nepuk pipi Suryawijaya.

Suryawijaya hendak menyahut tapi suara yang keluar dari pita suaranya tidak ada, tenggorokannya s
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (16)
goodnovel comment avatar
Melati A3
tania...bangun tania.... dhomas memanggilmu....
goodnovel comment avatar
norita kasmi
mas iya sadar tania bermimpo
goodnovel comment avatar
Elok Fatimah
ikut terharu. ndomas sadar
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status