Share

Hati yang Rapuh

Author: Risca Amelia
last update Last Updated: 2025-12-28 17:31:57

Dastan membuka pintu kamar mandi dengan satu sentakan kaki, sementara kedua lengannya masih kokoh mendekap Moza.

Dengan sangat hati-hati, ia menurunkan Moza di atas kursi porselen yang terletak di sudut kamar mandi.

"Tunggu di sini," bisiknya, sebelum berbalik menuju bathtub.

Moza hanya diam, menyandarkan punggungnya yang pegal ke dinding. Namun, matanya mengikuti setiap gerak-gerik pria itu.

Ia melihat Dastan memutar keran air hangat, mencampurnya dengan sedikit air dingin hingga menemukan suhu yang pas.

Setelah yakin, pria itu mengambil botol sabun cair beraroma lavender dan menuangkan secukupnya ke dalam air. Gelembung-gelembung wangi segera bermunculan, mengisi udara dengan aroma menenangkan.

Moza menyaksikan dengan perasaan campur aduk. Di balik kemarahan dan rasa malu, ada keterkejutan yang tak bisa ia pungkiri.

Tuan Muda sehebat Dastan, yang biasanya tinggal menjentikkan jari untuk dilayani, kini justru sibuk mengurus air mandi untuknya.

Sebenarnya, Moza ingin sekali menolak
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (9)
goodnovel comment avatar
hoyanah abdul muis
lanjut lagi Thor...
goodnovel comment avatar
Khanif Khanif
kelanjutannya jgn malem² y thorr
goodnovel comment avatar
wondertrash_
Kepo pake bang lanjutannya
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Pelayan Lima Tuan Muda Perkasa   Memberi Ruang Untukmu

    "Tenangkan dirimu, Sayang. Aku minta maaf... aku sangat menyesalinya," ucap Dastan dengan suara bergetar. Ia mencoba meraih bahu Moza, tetapi tangannya tertahan kala melihat istrinya begitu hancur.Moza tertawa pedih di sela isakannya, air matanya kian deras membasahi pipi. "Tenang? Kau bilang tenang?!" pekik Moza dengan suara parau. "Kau pikir permintaan maaf dan penyesalanmu itu bisa menghapus semua penderitaanku dan Kayden selama lima tahun?"Moza mencengkeram dadanya, mencoba menghirup oksigen yang terasa menipis di dalam kamar."Setelah perbuatan jahatmu malam itu, aku benar-benar terpuruk! Yohan menceraikan aku dan Papa... Papa mengusirku dari rumah karena aku dianggap mempermalukan nama keluarga. Aku hancur, sendirian, dan putus asa!" Moza menjerit, melepaskan segala beban yang selama ini ia kunci rapat. "Lalu dalam kehancuran itu, aku menemukan diriku hamil, anak dari pria asing yang bahkan tidak kutahu wajahnya!"Dastan terpaku, wajahnya pucat pasi mendengar setiap kata yan

  • Pelayan Lima Tuan Muda Perkasa   Konspirasi Tiga Pria

    Tanpa terasa, air mata Moza mengalir deras membasahi bantal. Rasa sedih yang tulus menyelinap di sela-sela amarahnya yang belum reda.Mendengar penderitaan Dastan kecil, kehilangan orang tua dengan cara yang begitu traumatis, dan beban yang ia pikul sejak remaja, adalah hal yang menyayat hati.Namun, air mata itu bukan tanda maaf. Jiwanya masih menggenggam erat satu pertanyaan besar yang belum terjawab.Bagaimana semua ini berhubungan dengan malam di resort yang menghancurkan hidupnya?Seolah membaca pikiran Moza, Dastan menarik napas dalam yang berat. Mempersiapkan diri untuk babak pengakuan berikutnya."Karena aku adalah anak sulung, Opa sangat mengharapkan aku segera memiliki keturunan. Untuk meneruskan keluarga,” lanjutnya, penuh beban. "Maka, Opa mengusulkan agar aku menikahi cucu dari teman lamanya. Dia adalah Estella."Moza menahan napas. Nama itu."Aku menurut saja. Mungkin pernikahan bisa menjadi kunci untuk menyembuhkan kelemahanku."Dastan kemudian berhenti. Rahangnya meng

  • Pelayan Lima Tuan Muda Perkasa   Hati yang Rapuh

    Dastan membuka pintu kamar mandi dengan satu sentakan kaki, sementara kedua lengannya masih kokoh mendekap Moza.Dengan sangat hati-hati, ia menurunkan Moza di atas kursi porselen yang terletak di sudut kamar mandi."Tunggu di sini," bisiknya, sebelum berbalik menuju bathtub.Moza hanya diam, menyandarkan punggungnya yang pegal ke dinding. Namun, matanya mengikuti setiap gerak-gerik pria itu. Ia melihat Dastan memutar keran air hangat, mencampurnya dengan sedikit air dingin hingga menemukan suhu yang pas.Setelah yakin, pria itu mengambil botol sabun cair beraroma lavender dan menuangkan secukupnya ke dalam air. Gelembung-gelembung wangi segera bermunculan, mengisi udara dengan aroma menenangkan.Moza menyaksikan dengan perasaan campur aduk. Di balik kemarahan dan rasa malu, ada keterkejutan yang tak bisa ia pungkiri. Tuan Muda sehebat Dastan, yang biasanya tinggal menjentikkan jari untuk dilayani, kini justru sibuk mengurus air mandi untuknya. Sebenarnya, Moza ingin sekali menolak

  • Pelayan Lima Tuan Muda Perkasa   Tidak Akan Meninggalkanmu Sendirian

    Selama beberapa detik, tubuh Moza membeku. Pengakuan Dastan di tengah penyatuan mereka, membuat otaknya terasa buntu. Meski ia sudah meyakini bahwa Dastan adalah ayah putranya, tetapi pengakuan yang begitu tiba-tiba ini terasa seperti hantaman telak.Cairan bening pun menetes dari ujung mata Moza, mengalir melewati pelipis dan membasahi bantal di bawahnya. Itu adalah tetesan air mata dari hati yang remuk redam. Bagaimana mungkin pria yang sedang memenuhi dirinya dengan kehangatan, mengaku mencintainya, adalah orang yang sama, yang membiarkannya hidup dalam penghinaan selama bertahun-tahun.Melihat air mata Moza, hati Dastan dirundung rasa bersalah.Dalam posisi yang masih menyatu erat, ia mengusap jejak air mata di pipi Moza dengan ibu jari. Kemudian, ia mengecup lembut sudut mata sang istri, seolah ingin menelan semua kesedihannya"Aku akan menghapus semua kenangan buruk itu, dan menggantinya dengan kenangan indah," bisik Dastan, suaranya bergetar oleh emosi.Moza merasakan pertenta

  • Pelayan Lima Tuan Muda Perkasa   Pengakuan Di Tengah Penyatuan

    Bibir Dastan mulai turun, mencecap dan meninggalkan jejak panas di leher Moza yang wangi. Tangannya yang sekarang bebas, mulai bergerak menelusuri setiap inci lekuk tubuh istrinya. Sedangkan bibirnya beralih pada salah satu bukit kenyal di dada Moza. Dastan sengaja menggodanya dengan ujung lidah, membuat puncak itu semakin mengeras lantas meraupnya ke dalam mulut. Ia melumat dan meraup hampir seluruh bulatan lembut ke dalam mulutnya. Kemudian dengan hisapan yang dalam dan berirama, pria itu menciptakan sensasi yang langsung menjalar ke inti tubuh Moza.Seluruh saraf di tubuh Moza menyala seketika. Spontan, ia mengangkat lengannya dan meremas seprai sebagai pegangan.Sementara mulutnya sibuk memanjakan bagian atas, jemari Dastan perlahan turun ke bawah. Ia menjelajahi pinggul Moza, menelusuri paha, lalu dengan lembut menyelinap di bawah tepi kain renda putih. Jari-jarinya yang terampil menemukan kelembapan yang sudah menanti di baliknya. Ia membelai inti tubuh Moza dengan gerakan naik

  • Pelayan Lima Tuan Muda Perkasa   Memuaskanmu Lebih Dulu

    Ketika tangan lembut Moza bergerak turun ke bawah, Dastan segera menangkapnya dengan gerakan posesif. "Apa kau yakin?" tanya Dastan. Ia menatap dalam, mencari-cari kepastian di balik topeng godaan ini."Aku tidak akan memaksa jika kau belum...""Bukankah ini yang Anda inginkan? Agar saya segera mengandung dan melahirkan anak laki-laki?" potong Moza setengah berbisik. Bibirnya yang merah hampir menyentuh dagu Dastan. Tanpa ragu, Moza justru menjalin jarinya dengan jari Dastan sebelum menarik tangan itu dan menempatkannya di pinggulnya sendiri, di atas kain sutra yang tipis. Moza telah membakar dirinya dengan api, demi bisa menguak semua kebohongan."Saya sudah siap sepenuhnya untuk menjadi milik Anda. Sekarang juga."Setiap kalimat yang diucapkan Moza adalah umpan. Setiap sentuhan adalah jerat.Pria mana yang akan tahan ketika dihadapkan pada godaan yang begitu nyata. Terlebih, saat tawaran itu datang dari seorang wanita cantik yang telah menjadi istrinya.Pertahanan Dastan yang bias

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status