Beranda / Romansa / Pelukan Dingin Tuan Muda / 37. Menginjak lehermu

Share

37. Menginjak lehermu

Penulis: Qima
last update Terakhir Diperbarui: 2025-06-08 08:38:50

Dengan hati-hati Laiba duduk di kursi kerjanya dan ketika membuka tasnya ada benda asing di dalamnya itu undangan yang diberikan oleh Dedalu sebelumnya melihatnya sekilas dua nama itu terpampang nyata di sana kemudian meletakkannya begitu saja di atas banyaknya file di meja kerjanya, ada beberapa hal yang mengganggunya kemarin dan kini Laiba harus menenangkan otak dan pikirannya. Tatapannya jatuh keluar jendela pada pohon besar yang tumbuh di tepi danau kecil buatan.

Butik ini terletak di tempat yang strategis hanya saja di belakangnya ada teman yang tidak resmi sepertinya milik perorangan dan akan ada orang yang membersihkan itu secara berkala. Pohon besar itu sangat familiar karena sudah sejak dulu Laiba sering memperhatikan dan mendalami tentang pohon bernama Dedalu ini. Dari jendela ruang kerjanya Laiba dapat melihat dengan jelas pohon itu dan dirinya sudah mengetahui keberadaan pohon itu di hari pertama datang ketempat ini.

"Dedalu lagi ...?"

Entah kebetulan ataupun takdir jika
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Pelukan Dingin Tuan Muda    108. Panjang kali lebar

    Dedalu kehabisan akal untuk menghadapi Laiba setelah berjuang beberapa jam akhirnya Dedalu menyerah dan menghubungi ibunya, Dedalu tidak ingin disentuh olehnya bahkan dokter yang telah datang tidak bisa mendekatinya terpaksa Dedalu menghubungi seorang dokter perempuan barulah Laiba mau di dekati bahkan dokter itu berbaik hati membantunya mengenakkan pakaian."Apa yang sebenarnya terjadi?" tanya ibu Dedalu pada putranya yang hanya berani berdiri jauh dari Laiba yang sudah tenang dan beristirahat."Aku tidak tahu." jawab Dedalu dengan sedikit menunduk."Tidak tahu?" suara wanita itu sedikit meninggi namun segera menahan diri agar suaranya tidak mengganggu Laiba yang sedang beristirahat.Wanita itu menyerat tangan putranya untuk menjauh dari Laiba agar mereka bisa bicara dengan leluasa."Bagaimana ini bisa terjadi tapi kamu tidak tahu apapun?" Tatapan wanita itu penuh interogasi.Meskipun Dedalu adalah putra satu-satunya namun Laiba bagi wanita itu sudah seperti putrinya sendiri maka wan

  • Pelukan Dingin Tuan Muda    107. Jangan sentuh aku

    Dedalu terus mencoba menghubungi ponsel Laiba meskipun setelah puluhan kali mencobanya masih tidak bisa terhubung laki-laki itu masih terus berusaha sambil ,berjalan kembali ke apartemennya. Awalnya Dedalu tidak menyadari jika selama dua hari Laiba tidak ada kabarnya. Dedalu bekerja lembur bahkan menginap di tempat kerja dan baru pulang hari ini kebetulan bertemu dengan asisten Laiba yang menanyakan keberadaan perempuan itu."Dia tidak bekerja?" Dedalu cukup terkejut mendengar kabar itu.Zumi menggeleng pelan. Aku menghubunginya ponselnya tidak aktif aku datang ke apartemennya nampaknya tempat itu kosong tidak ada yang membukakan pintu setelah berkali-kali aku mengetuk.""Apakah pernah sebelumnya dia seperti ini? Menghilang tanpa kabar?"Zumi menggeleng pelan. "Dia sangat bertanggung jawab dengan pekerjaannya, meskipun ada urusan keluar kota mendadak pasti memberitahukan hal itu."Dedalu berjanji kepada Zumi jika akan membantu mencari keberadaan Laiba meskipun Zumi tidak memintanya te

  • Pelukan Dingin Tuan Muda    106. Tubuhnya bergetar juga menggigil

    Laiba memeluk lututnya sendiri dengan tubuh yang bergetar, pintu kamar mandi telah tertutup rapat dan tidak lupa untuk menguncinya, matanya yang sudah bengkak kembali menitihkan air mata yang hangat. Satu jam dibawah penyiksaan Dedalu membuat pikirannya begitu berantakan. Laiba mencium aroma tubuh Dedalu yang menempel padanya bau keringat yang bercampur dengan alkohol seperti melekat padanya. Laiba meraih kran dan menghidupkan shower di bawah guyuran air tubuh perempuan itu meringkuk di lantai.Entah sudah berapa lama Laiba di dalam kondisi itu, tubuhnya yang gemetar kini bertambah dengan menggigil karena suhu tubuhnya turun baru setelah tubuh itu seraya akan membeku Laiba mematikan aliran air dan memastikan jika aroma tubuh Dedalu sudah tidak ada lagi padanya namun itu belum membuatnya merasa puas. Laiba bangkit memasukkan sabun cair pada bathtub membuat begitu banyak busa kemudian masuk kedalamnya, seluruh tubuhnya terendam hanya sedikit wajahnya yang ada di permukaan agar masih bis

  • Pelukan Dingin Tuan Muda    105. Kegilaan Dedalu

    Laiba pulang sedikit lebih malam daripada biasanya, jika bukan karena Timira mungkin Laiba memilih tidak pulang dan tidur di butik namun jika tidak pulang maka Timira akan semalaman tidur di balkon, sebenarnya untuk seekor burung gagak tidur di luar bukanlah suatu yang aneh hanya saja Laiba sudah menganggap Timira teman dekatnya juga anggota keluarganya yang baru mana mungkin sampai hati membiarkannya kedinginan di luar.Perempuan itu tidak akan bisa tidur dengan nyenyak jika memikirkan Timira tidur di balkon jadi Laiba memilih pulang meskipun sudah larut menyeret tubuhnya yang sudah lelah hanya demi seekor burung gagak peliharaannya."Jika bukan karena binatang purba itu begitu banyak bicara hari ini aku tidak akan pulang selarut ini," gerutu Laiba sambil menatap tombol-tombol angka di dalam lift.Ini sudah ketiga kalinya tuan mudanya itu memintanya untuk menemaninya makan kudapan manis di toko kue namun nampaknya hari ini Makky dalam suasana hati yang begitu buruk, jika biasanya lak

  • Pelukan Dingin Tuan Muda    104. Bom waktu

    Cukup lama Laiba menunggu kedatangan laki-laki itu sampai Laiba memesan beberapa kue yang nampak lucu dan menyuruh pelayan untuk mengantarnya ketika Makky datang. Laiba merasa tidak nyaman hanya duduk untuk waktu lama namun tidak memesan apapun untuk dirinya sendiri jadi perempuan itu memesan satu potong kue red velvet. Potong itu tidak terlalu besar namun ketika membayangkan saja merasa kesulitan untuk menghabiskan untung saja ketika mengambil suapan kecil untuk pertama kalinya rasanya tidak terlalu manis dan itu lumayan di lidahnya."Tidak buruk," gumam Laiba sambil mengambil potongan selanjutnya.Bibir itu kembali tersenyum kecil ketika melihat seorang pria keluar dari mobil hitam namun warna pakaiannya bertolak belakang, Makky menggunakan kemeja berkerah rendah dengan lengan panjang yang digulung dan hanya menggunakan celana pendek dengan warna senada, rambutnya nampak sudah lebih panjang lagi namun jauh lebih bersih karena kumisnya sudah dicukur rapi. Laiba sedikit terpana ketik

  • Pelukan Dingin Tuan Muda    103. Sebuah ancaman

    "Kamu mengancam ku?" tanya wanita itu sambil memutar tubuhnya hingga berhadapan dengan lawan bicaranya agar bisa melihat wajah Laiba yang menyebalkan dengan jelas, wanita itu menggunakan tatapan tidak ramah pada Laiba yang masih duduk dengan manis di tempatnya.Laiba tersenyum kecil meskipun yang diucapkannya adalah sebuah gertakan kosong namun jika Laiba mau semuanya bisa terjadi seperti yang diinginkannya. Ayana sebagai contohnya."Kamu bisa mencobanya," ucap Laiba lirih. "Jika tidak percaya dengan ucapan ku.""Kamu pikir aku takut padamu? Kamu hanya berlagak sombong, aku seorang model terkenal aku punya banyak followers." Wanita itu cukup percaya diri dengan kekuatannya dan seorang Laiba bukanlah tandingannya.Laiba kembali tersenyum penuh arti kemudian memotret wanita itu."Apa yang sedang kamu lakukan?" Wanita itu mulai gelisah.Laiba tidak menjawab malah membuat sebuah panggilan. "Aku mengirimkan foto seorang pipit putih (pelacur) aku ingin informasi semua tentangnya, paling lam

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status