Home / Romansa / Pelukan Dingin Tuan Muda / 37. Menginjak lehermu

Share

37. Menginjak lehermu

Author: Qima
last update Last Updated: 2025-06-08 08:38:50

Dengan hati-hati Laiba duduk di kursi kerjanya dan ketika membuka tasnya ada benda asing di dalamnya itu undangan yang diberikan oleh Dedalu sebelumnya melihatnya sekilas dua nama itu terpampang nyata di sana kemudian meletakkannya begitu saja di atas banyaknya file di meja kerjanya, ada beberapa hal yang mengganggunya kemarin dan kini Laiba harus menenangkan otak dan pikirannya. Tatapannya jatuh keluar jendela pada pohon besar yang tumbuh di tepi danau kecil buatan.

Butik ini terletak di tempat yang strategis hanya saja di belakangnya ada teman yang tidak resmi sepertinya milik perorangan dan akan ada orang yang membersihkan itu secara berkala. Pohon besar itu sangat familiar karena sudah sejak dulu Laiba sering memperhatikan dan mendalami tentang pohon bernama Dedalu ini. Dari jendela ruang kerjanya Laiba dapat melihat dengan jelas pohon itu dan dirinya sudah mengetahui keberadaan pohon itu di hari pertama datang ketempat ini.

"Dedalu lagi ...?"

Entah kebetulan ataupun takdir jika
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Pelukan Dingin Tuan Muda    60. Bermalam di pantai

    "Kamu tidak suka anak-anak?" "Tidak.""Kenapa?"Aku tidak pernah mendapatkan perlakuan baik waktu kecil kenapa aku harus baik pada anak kecil sekarang. Tiap kali berinteraksi dengan mereka aku hanya akan membuat mereka menangis jadi aku lebih sering menghindar berurusan dengan anak-anak yang sulit di tebak itu.""Lalu bagaimana nanti jika kamu memiliki anak sendiri.""Aku belum pernah memikirkannya."Perlahan matahari mulai tenggelam masih banyak orang di sekitar mereka sepertinya mereka juga masih enggan untuk meninggalkan tempat ini, Laiba langsung duduk di atas pantai sedikit mengubur telapak kakinya menikmati setiap hembusan air laut menimpa wajahnya rambutnya yang panjang sudah menjadi kusut dan Laiba mengikatnya dengan asal."Malam ini aku bebas, ingin belajar mengemudi?" tawar Makky tanpa mengalihkan pandangannya pada langit berwarna jingga itu."Tempat ini terlalu ramai aku takut," jawab Laiba jujur."Bukankah ada aku yang akan membimbing?""Tetap saja keberuntunganku cukup b

  • Pelukan Dingin Tuan Muda    59. Wanitaku

    Makky berjalan bersama dengan seorang laki-laki asal Turki mereka baru aja selesai meeting dan berbincang ringan sebelum berpisah."Ada seorang wanita cantik sepertinya tipeku," ujar partner Makky sambil menunjuk seorang wanita yang berdiri sendirian menghadap pantai yang berjarak tidak terlalu jauh.Awalnya Makky tidak tertarik akan hal itu karena dapat membaca karakter laki-laki di hadapannya jika dia seorang yang sangat menyukai perempuan namun untuk melegakan partnernya itu Makky masih menoleh kemana laki-laki itu melihat wanita itu."Sepertinya dia sendirian aku akan mencoba mendekatinya meminta nomornya jika beruntung aku dapat mengajaknya bersenang-senang malam ini," ucap laki-laki itu dengan mata berbinar-binar melihat betapa indahnya mahluk ciptaan tuhan itu.Hal semacam ini bukanlah hal yang tabu sering kali terjadi di sini mendekati orang secara acak yang terlihat menarik dan mengajaknya bersenang-senang untuk semalam dan keesokan harinya mereka tidak akan bertemu lagi dan

  • Pelukan Dingin Tuan Muda    58. Setidaknya dia tidak mati

    Yukine dan Makky masih menatap langit yang begitu luas malam ini sampai Yukine menghabiskan sebatang rokok sendirian. Awalnya Makky menghidupkan rokok itu untuk dirinya sendiri, memberikan asupan nikotin agar otaknya merasa sedikit lebih rileks namun betina ini datang merebutnya darinya dengan mudah dan kini sudah menjadi abu seluruhnya."Bagaimana keadaan Dedalu sekarang?" Akhirnya Makky menjadi orang pertama yang bicara setelah mereka saling diam sibuk dengan otak mereka masing-masing."Aku tidak tahu.""Apakah dia cacat lagi?""Aku tidak tahu setidaknya dia tidak mati.""Sangat kejam.""Aku ingin lebih kejam lagi.""Tapi kamu tidak bisa.""Ya," ucap Laiba semakin lirih."Kamu masih menangis untuknya.""Aku tidak tahu, aku sudah berusaha sangat keras pada diriku sendiri tapi ketika berhadapan langsung aku tidak dapat menahannya.""Kamu masih peduli padanya?""Aku menahan diri untuk tidak menjenguknya lagi di rumah sakit saat ini.""Ambillah cuti beberapa hari di sini tenangkan dirim

  • Pelukan Dingin Tuan Muda    57. Merusak tubuhmu sendiri

    "Aku sedang menahan bau tubuhmu seperti sampah, pergilah mandi." Makky mendorong pelan tubuh wanita itu menjauh."Aku tidak perlu mandi aku akan segera pergi.""Semua orang di dalam pesawat akan pingsan menghirup bau tubuhmu.""Kamu melebih-lebihkan. Aku tidak bau badan.""Pergilah mandi." Makky terus mendorong Laiba hingga ke pintu kamar mandi."Aku tidak punya baju ganti.""Gunakan punyaku," Makky mengambil baju dari kopernya yang terbuka tanpa memilih menyerahkan dengan kasar pada wanita itu menutup pintu itu memaksa untuk Laiba mandi."Aku tidak ingin mandi," seru Laiba dari dalam kamar mandi."Mandi sendiri atau aku akan memandikan dirimu?""Sial," ujar Laiba sambil menendang pintu.Makky mengusap keningnya yang basah bertanya-tanya mengapa dirinya berkeringat banyak dadanya juga berdetak kencang membuatnya merasa tidak nyaman tiba-tiba merasa jika ruangan ini terasa panas padahal sebelumnya tidak pernah sekalipun Makky merasa kepanasan walaupun sudah menurunkan suhu ruangan itu

  • Pelukan Dingin Tuan Muda    56. Kenapa tubuhmu begitu harum

    Di saat Laiba ingin membalasnya lagi pesan dari binatang purba itu ada sebuah pesan baru dari nomor yang tidak dikenal, "Aku Dahayu berikan aku nomor rekeningmu aku akan mengirimkan uang muka."Tanpa berkedip Laiba mengirimkan sederet angka pada wanita itu."Gunakan warna pink dan putih untuk bahannya apapun itu asalkan nyaman dan dingin aku hanya perlu gaun indah dan mewah." Setelah itu Dahayu juga mengirimkan ukuran tubuhnya dari bahu, lingkar pinggang, lingkar dada dan semua yang diperlukan oleh seorang desainer untuk membuat sebuah gaun."Terima kasih telah menggunakan jasa kami," balas Laiba setelah melihat notifikasi jika sejumlah uang yang telah di transfer."Benar-benar orang kaya yang boros," gumam Laiba sambil melihat deretan nol di ponselnya. "Bahkan tidak bertanya langsung mengirimkan sejumlah uang muka."Tapi setelah itu wanita itu kembali mengirimkan pesan, "Apakah cukup?""Cukup."Keluar dari percakapan dengan Dahayu Laiba mengetuk nama binatang purba yang berada tepat

  • Pelukan Dingin Tuan Muda    55. Aku bukan orang normal, aku binatang purba

    "Darimana kamu tahu?" sahut Laiba dengan tenang seakan-akan sama sekali tidak tahu apapun."Sebagian undangan yang sudah disebar ditarik kembali.""Kenapa?""Mana aku tahu."Disaat mereka berdua membicarakan mantan kekasih dari Dedalu wanita itu menunjukkan wujudnya dan Laiba langsung mengetahui keberadaannya meskipun berjarak cukup jauh dan berbaur dengan banyaknya orang."Arah jam sembilan," ucap Laiba namun tidak memandang ke arah Ayana."Apa?" Poppy tidak terbiasa akan kode yang di berikan oleh Laiba."Lihat arah jam sembilan," ucap Laiba lebih pelan dan jelas."Arah jam sembilan." Poppy mengulangi apa yang dikatakan oleh Laiba, sambil membuat gerakan dimana arah jam sembilan. Butuh waktu beberapa saat untuk memecahkan kode dari Laiba."Dia masih benari datang di acara seperti ini ketika pernikahannya gagal yang hanya tinggal beberapa hari lagi?" ucap Poppy setelah melihat sosok yang sedang mereka bicarakan.Laiba tidak menanggapinya berprilaku seperti tidak ada hubungannya dengan

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status