Share

Bab 5

Author: Mrs.Jeon
last update Last Updated: 2025-05-15 00:52:11

"Kamu selalu bicara tentang mempunyai anak. Apa kamu masih menungguku untuk melayanimu?"

Scarlett, tanpa malu meraih kancing baju rumah sakit Tristan sambil santai berkata, "Dengan kondisi kamu sekarang, apakah kamu masih bisa melakukannya?"

Tristan hampir saja ingin menjahit mulut Scarlett dengan jarum dan benang karena kesal. Ia mendorong tangan Scarlett menjauh dengan kesal. "Kamu memang pandai sekali membuka baju orang."

Lalu Tristan mengganti topik, "Kita bahas soal kamu memberi obat itu besok saja, tunggu saat orang tuamu datang."

Scarlett terjatuh ke kursi di dekat ranjang karena didorong, lalu cemberut. "Tristan, kamu benar-benar membuat semua ini jadi tidak seru."

Tristan boleh saja menggangu siapa pun, tapi tidak dengan orang tua Scarlett. Mereka adalah segalanya untuk Scarlett, dan batas terakhir yang tidak bisa dilewati.

Tristan menatapnya tanpa ekspresi. "Waktu kamu memberikan obat itu padaku, kamu tidak takut?"

Setelah itu, dia mengambil botol obat dari bawah bantalnya dan melemparkannya ke arah Scarlett. "Minum ini sekarang, atau biar orang tuamu yang menilai perbuatan jahatmu."

Scarlett menangkap botol obat yang dilempar Tristan dan melihat itu adalah obat pencahar. Seketika amarahnya meluap. Ia menahan diri, menggertakkan gigi lalu berkata, "Oke Tristan, kamu menang." Scarlett lebih memilih tetap di rumah sakit beberapa hari daripada harus mendengar ibunya menangis dan memarahinya.

Lalu, dia menuangkan obat ke telapak tangannya dan bersiap untuk menelannya.

Melihat Scarlett hendak meminum obat itu, Tristan kembali mengambil bantal dan, dengan tenaga ringan, melemparkan bantal it uke arah Scarlett.

Obat-obat itu berjatuhan ke lantai, dan saat Scarlett menatapnya dengan kesal, Tristan berkata dengan datar, "Aku tidak sependendam kamu."

Scarlett malah tertawa. "Kalau kamu memang tidak tega, mengaku saja."

Tristan menatapnya dingin, dan Scarlett langsung pura-pura bergestur mengunci mulutnya dan diam.

Suasana kamar pun kembali tenang.

Beberapa saat kemudian, makanan hangat yang dipesan Audrey dari hotel akhirnya datang. Scarlett mengambil mangkuk dan sendok, lalu duduk hati-hati di sisi ranjang, menyuapi Tristan. Sebelum setiap suapan, ia meniup makanan untuk mendinginkannya, lalu mencicipinya sedikit. Setelah yakin cukup dingin, barulah ia menyuapi Tristan.

Semua terasa seperti kembali ke masa sebelum pertengkaran mereka. Sudah lama mereka tidak sedekat ini.

Di tengah sunyi malam, saat Tristan terbangun, hanya lampu tidur kecil di samping ranjang yang masih menyala redup.

Cahayanya samar, dan Scarlett tertidur di tepi ranjang.

Sudah dua tahun sejak terakhir kali Tristan menatapnya seperti ini.

Tristan mengangkat tangan kanannya, hendak menyentuh wajah Scarlett, tapi tangannya terhenti. Ia teringat semua kata-kata yang pernah diucapkan Scarlett hari itu, kebakaran, dan bukti yang tak terbantahkan.

Semua kenangan itu kembali menyeruak. Akhirnya, Tristan meletakkan tangannya di kepala Scarlett dan berbisik pelan, "Sebenci itukah kamu, sampai-sampai ingin menghabisi nyawaku?"

Dalam rekaman CCTV yang Tristan dapatkan dari orang kepercayaannya, seorang wanita yang mirip sekali dengan Scarlett, membakar kamar yang ada Tristan dengan seorang perempuan didalamnya.

Setelah kejadian kebakaran itu, mereka tidak mungkin kembali seperti dulu lagi. Tristan juga tak mungkin lagi memenuhi keinginan Scarlett untuk punya anak, karena ada yang menjadi korban. Hubungan mereka tetap bertahan, tapi isinya hanya luka dan saling menyiksa.

Sampai Tristan keluar dari rumah sakit, dia tidak pernah menyebut soal Scarlett yang sempat meracuninya.

Sementara itu, Scarlett merawat Tristan sampai ia sembuh dan keluar dari rumah sakit. Setelah itu, dia kembali bekerja di firma hukum usai menyelesaikan cuti tahunannya.

Mereka pun kembali menjalani hidup masing-masing, seperti orang asing yang tak saling mengenal.

Suatu sore, ketika Tristan baru pulang dari pertemuan Bersama pemerintah setempat, Andrew datang membawakan beberapa dokumen untuk ditandatangani.

Setelah meletakkan dokumen, Tristan bertanya, "Scarlett sedang sibuk apa sekarang?" Sudah sebulan sejak terakhir kali Scarlett mencarinya.

Andrew menjawab, "Tuan, nyonya Scarlett sedang sibuk bekerja. Dia menangani cukup banyak kasus perceraian." Suaranya terdengar lebih pelan saat mengucapkan kalimat terakhir itu.

Tristan meletakkan dokumen di tangannya sambil tertawa dingin, "Apakah ia sedang Latihan?"

Andrew hanya diam, karena dia juga berpikir hal yang sama.

Di firma hukum United Law, dalam ruang rapat, Scarlett tiba-tiba bersin dan bertanya-tanya siapa yang sedang membicarakannya, saat direktur menoleh dan berbicara dengan tulus, "Scarlett, kamu masih muda, kenapa ambil banyak kasus perceraian?"

Lalu ia menoleh ke rekan-rekan lain, "Jangan suka merundung Scarlett hanya karena dia masih baru. Jangan semua kasus yang tidak enak malah dilempar ke dia."

Scarlett tersenyum dan menjawab, "Direktur, tidak apa-apa. Saya anggap ini latihan aja."

Pernikahannya dengan Tristan bisa saja berubah jadi medan perang yang keras, dan ia ingin pemanasan dulu.

Direktur mengernyitkan dahi lalu berkata, "Bukan begitu caranya latihan. Scarlett, ke depannya kurangi ambil kasus perceraian. Nanti bisa pengaruh ke pandanganmu soal pernikahan." Dia khawatir Scarlett terlalu terpengaruh di tahun pertamanya bekerja.

Sebelum Scarlett sempat menjawab, direktur sudah menambahkan, "Jangan bilang aku tidak pernah membimbingmu sebagai atasan. Aku dengar King International sedang mencari firma hukum baru. Kalau kamu bisa dapat klien sebesar King International, nama kamu akan langsung dikenal di industri ini."

Selama bertahun-tahun, firma tempat Scarlett bekerja sudah berusaha keras mendapatkan King International sebagai klien, tapi belum pernah berhasil. Tahun ini, dengan wajah baru seperti Scarlett, mereka ingin mencoba lagi. Sang direktur percaya pada sikap dan kemampuan Scarlett.

Untuk menenangkan Scarlett, ia menambahkan, "Tidak perlu merasa tertekan, Scarlett. Kantor tidak menuntut kamu harus berhasil mendapatkan Kerjasama ini. Cukup lakukan yang terbaik."

Dengan dorongan itu, Scarlett akhirnya setuju, meski enggan. Tapi membayangkan harus berurusan dengan King International sudah cukup bikin kepalanya pusing.

Jadi ketika Scarlett pulang ke rumah untuk makan malam bersama orang tuanya malam itu, dan mereka mulai menanyai soal Tristan, ia langsung membalas dengan nada dingin, "Ayah, kalian berdua — Ayah, ayah Lucian — benar-benar yakin jika memaksa aku menikah dengan Tristan itu adalah bentuk perhatian? Atau sebenarnya kalian cuma menjebakku?"

Mendengar itu, ekspresi Chris langsung berubah serius. "Kamu bicara apa? Jelas-jelas kami memikirkan masa depanmu. Lagi pula, banyak peramal bilang zodiakmu hanya cocok dengan Tristan. Karena jika kamu menikah dengan orang lain, maka kamu tidak akan bisa punya anak."

Scarlett melirik ke arah ayahnya. "Jaman sekarang, ayah masih percaya dengan ramalan? Bisa saja para peramal itu bohong."

"Yang konsultasi ke mereka kan ayah mertuamu, bukan aku. Ayah saja tidak mengenal mereka siapa."

Gagasan bahwa Scarlett hanya bisa punya anak dengan Tristan terasa konyol dan membuat frustrasi. Apakah ini hutangnya ke Tristan di kehidupan lalu? Atau justru utang Tristan padanya? Kenapa takdir seperti sengaja mempermainkan hidup mereka? Rasanya tak ada naskah kehidupan yang seburuk miliknya.

Di saat yang sama, ibunya ikut bicara, "Chris, kalau nanti Scarlett sampai punya anak, dan Tristan tetap minta cerai, Scarlett bisa urus hak asuh anaknya, kan?"

Chris mengangguk. "Kata Lucian, jika sampai kejadian, anak-anak pasti akan tetap bersama Scarlett. Jadi tugas utama dia sekarang adalah memastikan dia punya anak."

Ibunya menghela napas lega. "Scarlett, dengar ya? Kamu harus prioritaskan ini, Sayang."

Scarlett menjawab dengan nada sinis, "Iya, aku mengerti. Sekarang prioritas utamaku adalah punya anak dengan Tristan."

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Peluklah aku Seperti Dulu   Bab 65

    Setelah Camilla meletakkan makan siang di meja Tristan, ia menarik kursi di depannya lalu duduk, mencondongkan tubuh seperti ingin berbicara rahasia.“Tristan, aku sekarang kerja di perusahaan keluargaku. Memang sahamku diatur oleh kakakku, tapi aku adalah pemegang saham terbesar, jumlahnya sama persis seperti yang dia punya.”Sudah lama ia ingin menyombongkan hal ini pada Tristan, namun belum mendapatkan waktu yang tepat. Yang tidak Camilla sadari, Scarlett adalah anak tunggal. Seluruh perusahaan King International suatu hari akan menjadi milik Scarlett. Kalau mau, Chris bahkan bisa memindahkan semua sahamnya ke Scarlett sekarang juga.“Selamat,” ucap Tristan singkat tanpa ekspresi.“Tristan, keluarga Oswald dan keluarga King itu selalu dekat. Kakekku sendiri yang menyetujui kerja sama proyek ini. Memang, aku dan Scarlett pernah punya masalah, tapi itu tidak akan memutus hubungan keluarga kami.“Lagipula, kamu sudah melupakan Helen dan sekarang bersama Scarlett. Jadi, suatu hari nant

  • Peluklah aku Seperti Dulu   Bab 64

    Tristan tertawa kecil. “Istriku telah disentuh oleh pria lain. Kemenangan apa yang tersisa untukku?”Scarlett menghela napas sambil memutar matanya. “Dia tidak menyentuhku langsung, tangannya hanya menempel dibajuku. Lagi pula, aku belum sampai ke bagian kaki.”“Ha!” Tristan tertawa dingin lalu terdiam.Tristan enggan melanjutkan pembicaraan dan memilih diam. Scarlett pun melakukan hal yang sama, hanya fokus pada ponselnya.Melihat hal itu, Tristan mencibir dengan nada sinis, “Masih sempat bermain ponsel dalam situasi seperti ini?”Scarlett terdiam sejenak lalu menjawab, “Baiklah, aku berhenti bermain ponsel. Puas sekarang?” Ia mulai menyadari bahwa Tristan bisa sangat sulit diajak bicara. Namun, melihat sikap Tristan yang cemberut dan sengaja menghindari tatapannya, Scarlett justru merasa hal itu cukup menggemaskan. Ia pun menyentuh wajah Tristan dengan gemas. “Tristan, aku harus akui, kamu terlihat sangat menggemaskan saat cemburu. Wajahmu mirip ikan buntal yang mengembung.”Tristan

  • Peluklah aku Seperti Dulu   Bab 63

    Ketiga terapis pria yang sedang melayani mereka langsung tahu ada sesuatu yang tidak beres begitu melihat tamu yang baru masuk. Mereka cukup cerdik untuk tahu kapan harus menghindar sebelum terseret ke dalam drama pribadi orang lain.Memang, mereka hanya menjalankan tugas, tapi tak ada gunanya terlibat dalam urusan rumah tangga klien.Wajah Tristan menunjukkan amarah yang tak tertahankan. Dalam sekejap, Bruce bangkit dari ranjang pijat dan tersenyum lebar, “Hei, bro, ada angin apa datang ke sini? Capek kerja, ya? Mau santai sebentar, kan? Sering ke sini? Biar aku bantu carikan terapis, aku yang bayar. Mau pria atau wanita? Terapis pria tenaganya kuat, tapi aku tahu kamu pasti tidak nyaman disentuh laki-laki. Aku akan cari terapis wanita—nomor 11 cantik sekali, kakinya jenjang, kulitnya mulus, dan, bentuk tubuhnya luar biasa.”Bruce berbicara seenaknya, seolah Scarlett dan Zoe tidak berada di ruangan yang sama, dan seolah dia bukan orang yang tadi baru saja menjelek-jelekkan Tristan, m

  • Peluklah aku Seperti Dulu   Bab 62

    Sikap santai Tristan berhasil mencairkan ketegangan yang sempat muncul saat ia berkata, “Saya sudah melihat Scarlett dalam kondisi terbaik maupun terburuknya, jadi tidak perlu khawatir atas namanya, Logan.”Logan mengangkat pandangannya, bingung dengan apa yang baru saja diucapkan Tristan. Apa maksudnya? Apakah mungkin Tristan dan Scarlett telah melanggar batas profesional? Skandal semacam itu belum pernah terjadi di firma mereka sebelumnya.Tentu saja, Logan bisa menerima hubungan asmara yang wajar di tempat kerja. Namun, jika Scarlett sengaja mendekati Tristan demi mendapatkan kerja sama dengan hukum King International, itu adalah masalah serius yang tak ingin ia sentuh sama sekali.Perilaku tidak etis semacam itu mungkin dianggap wajar di firma lain, tapi di United Law LLP, hal tersebut sama sekali tidak bisa diterima. Tindakan seperti itu bukan hanya akan mencoreng reputasi firma, tapi juga bisa merusak integritas dari hasil kerja mereka.Saat Logan berdiri terpaku, dengan ekspres

  • Peluklah aku Seperti Dulu   Bab 61

    Melihat dari urutan waktunya, seharusnya mereka saling bertemu.Scarlett melihat termos sup di meja kerja Tristan dengan sekilas."Sepertinya aku datang di waktu yang tepat," ujarnya santai.Sambil berkata demikian, ia meletakkan setumpuk dokumen yang dibawanya ke atas meja dan meraih termos sup itu.Tristan tidak bisa membiarkan Scarlett membuka termos itu. Ia segera mengambil ponselnya dan berkata,"Aku akan meminta Andrew untuk membawanya keluar."Scarlett menimpali, "Jangan sia-siakan usaha yang sudah dia lakukan."Sambil berbicara, ia mengambil termos tersebut dan berkata,"Siapa tahu dari memakan ini aku bisa belajar membuatnya."Tristan memperhatikannya, penasaran dengan apa yang akan dilakukan Scarlett. Saat termos dibuka, Scarlett mencicipi perlahan sup yang sudah dimasak Nicole, lalu menatap Tristan sambil bertanya,"Mau coba?"Tristan tersenyum menyeringai."Aku hanya tertarik pada 'jus' legendarismu itu."Scarlett tertawa terbahak hingga hampir menyemburkan sup yang baru s

  • Peluklah aku Seperti Dulu   Bab 60

    Setelah selesai pergulatan panas, Tristan menyandarkan kepala pada tangannya dan berbaring miring, menatap Scarlett dengan penuh kekaguman. Bagi Tristan, rona kemerahan di wajah Scarlett tampak sangat mempesona.Menyadari tatapan itu, Scarlett membuka matanya dan membalas pandangan Tristan dengan ekspresi sinis. “Belum pernah melihat perempuan cantik sebelumnya?”“Aku belum pernah melihat yang secantik kamu,” jawab Tristan sambil mengusap lembut punggung dan lehernya.“Anak kita nanti lebih baik mewarisi penampilanku,” ujar Scarlett.“Selama itu anakku, aku tidak keberatan,” sahut Tristan, yang langsung mendapat tatapan tajam dari Scarlett.Dalam keadaan setengah tertidur, Scarlett tiba-tiba teringat sesuatu. “Kita perlu berbicara dengan ibumu. Jangan terburu-buru membahas soal anak.” Hanya sehari setelah malam pertama mereka, Audrey sudah memborong berbagai perlengkapan bayi. Scarlett merasa beban itu terlalu berat.Tristan menarik Scarlett ke dalam pelukannya. “Baik, aku akan bicara

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status