Home / Rumah Tangga / Pembalasan Dendam Istri CEO / bab 2. Menjemput Celine

Share

bab 2. Menjemput Celine

last update Last Updated: 2023-02-08 16:14:23

"Kemana kamu sebenarnya mas?, apa yang sudah kamu lakukan dibelakang aku?" Pertanyaan itu selalu saja berputar-putar dikepalaku disepanjang perjalanan menuju kerumah Ibu.

"Awwwhh" aku ternyata hampir saja menabrak pedagang bakso yang sedang melintas didepanku.

"Mbak, punya mata nggak sih mbak? Kalau nyetir itu lihat-lihat nggak ngelamun kayak gitu!" Abang-abang bakso itu memakiku tiada henti.

"Maaf mas, maaf. Saya ceroboh. Saya akan ganti semua kerusakannya mas. Apa ada yang rusak nggak mas?" aku segera turun dari mobil segera memandangi gerobak Abang bakso itu.

"Ya nggak ada luka atau rusak sih mbak, tapi tetap aja sih mbak. Mbaknya yang kira-kira dong kalau nyetir jangan sampai membahayakan pengguna jalan seperti saya"

"Iya maaf mas maaf. Ini saya kasih uang sebagai kompensasi. Tidak banyak sih mas, anggap saja sebagai ungkapan permintaan maaf saya" saya memberikan uang dengan nominal Lima ratus ribu kepada pedagang itu.

"Wah, ini kebanyakan sih mbak"

"Iya nggak apa-apa kok mas, anggap saja permintaan maaf saya mas" saya beranjak pergi meninggalkan Abang bakso yang kesenangan menerima uang dari saya tadi.

"Wah, terima kasih banyak mbak, semoga rezekinya lancar terus ya mbak" ucap pedagang itu kegirangan.

Aku segera melajukan mobil maticku dan berlalu pergi meninggalkan Abang tukang bakso yang sangat bersyukur menerima pemberianku tadi.

***

"Maafin mas Seina, sudah berbohong kepadamu pagi ini. Maafin papa juga dedek utun yang sekarang ada diperutnya mama. Papa sudah menyakiti hati kalian berdua pagi ini sayang" lirih Dimas dalam perjalannya menuju rumah Celine.

Dimas kali ini juga ada janji temu dengan dokter kandungan, tapi bukan dengan istri sahnya ia datang, melainkan dengan seorang perempuan seksi berbodi 'goals' yaitu Celine. Perut seksi Celine sepertinya sekarang sudah menghilang diganti dengan perutnya yang semakin lama semakin membesar.

"Kamu sudah siap sayang?" Tanya Dimas kepada mantan sekretarisnya itu yang sekarang sudah menjelma menjadi istri sirihnya.

"Sudah mas, ayo kita berangkat sekarang" Celine segera menaiki mobil Alphard milik Dimas.

Impian Celine menjadi nyonya bos yang selama ini ia idam-idamkan jelas sudah tercapai. Dimas sudah berada dalam genggamannya sekarang.

"Mas, dedek katanya mau dicium dadynya pagi-pagi begini" Celine mengarahkan perut besarnya kepada Dimas.

Celine sudah hamil masuk tri semester yang ke tiga. Sudah masuk usia tujuh bulan. Meski hamilnya sudah tua tapi Celine masih tetap saja berpura-pura lagi mengidam untuk menarik perhatian Dimas.

"Oh gitu sayang. Selamat pagi jagoan papa. Kamu kapan mau ketemu papa?, papa sudah nggak sabar menanti kehadiranmu sayang?" Dimas mengelus-elus perut buncit Celine.

Celine tersenyum tipis melihat kelakuan manis mas Dimas.

Dimas tak lagi bisa membohongi hatinya. Celine sudah masuk ke relung hati Dimas yang paling dalam sejak kabar kehamilannya yang lebih dulu dari Seina.

"Ayo mas, kita berangkat sekarang" ajak Celine.

"Oke" Dimas segera melajukan mobil mewahnya menuju rumah sakit.

****

"Assalamu'alaikum buk, Seina udah sampai nih"

"Wa'alaikum salam Seina" jawab Ibu dari dalam kamarnya. Rupanya Ibu baru selesai membersihkan kamar.

Aku setengah berlari menuju Ibuku dan aku lansung memeluknya. Menumpahkan segala kegelisahanku yang berkecamuk dalam hati.

"Kamu kenapa Sein?, kenapa jadi nangis gitu sayang" Ibu memberi pelukan hangat yang menenangkanku.

"Nggak kenapa-kenapa Bu, Seina cuma kangen Bu" aku segera menghapus deraian air mata yang menggenangi pipiku.

"Ya udah sayang. ayo kesini duduk dulu" Bu Ningsih membopong putrinya itu untuk duduk di sofa kucel miliknya.

Sejak Seina menikah dan memutuskan untuk tidak bekerja lagi, keluarga itu dilanda krisis ekonomi. Seina juga tidak mungkin mengirimkan uang kepada mereka dengan uang yang diberikan oleh Dimas. Untunglah Lusi telah lulus kuliah dan segera mendapat pekerjaan. Walau gajinya belum sebesar kakaknya Seina dulu, tapi itu cukup lumayan untuk membantu ekonomi keluarga.

"Gimana dengan kondisi kehamilan kamu sekarang nak?, apa tidak ada kendala?" Ibuku mengelus-elus perutku yang mulai membesar.

"Baik kok Bu" aku menggumam tangisku.

"Kamu makan dulu sayang, sudah lama kamu tidak mencicipi masakan Ibu". Bu Ningsih mengajak putrinya itu ke arah dapur dan menghidangkan sejumlah makanan dihadapan Seina.

"Maaf Bu, bukannya Seina nggak menyukai masakan Ibu, tapi Seina nggak nafsu makan sama sekali Bu". Seina seakan malas untuk makan walau hanya sesuap saja.

"Kamu nggak boleh kayak gitu nak, walau kamu nggak mau makan tapi kamu harus selalu ingat sama janin yang sekarang tumbuh dalam perutmu sayang. Ia butuh nutrisi dan juga gizi yang cukup biar ia selalu sehat dan kuat berada di rahim kamu Sein." Ucap Ibu kepadaku.

Aku hanya mengangguk dan mengiyakan apa yang Ibu katakan tadi. Bagaimana aku bisa makan jika hati dan pikiranku tak lagi mau berkompromi. Bayangan tentang pengkhianatan mas Dimas terus saja menghantui pikiranku.

Dadaku sesak dan bergemuruh. Entah bagaimana nantinya nasibku dan anakku.

'Apakah anakku harus lahir tanpa ayah'?. Oh anakku sayang , sungguh malangnya nasibmu. Belum sempat lahir kedunia kamu sudah harus mengenal rasa sakit dari orang yang seharusnya paling menyayangimu.

"Temani Seina kerumah sakit sekarang Bu, Seina mau cek kehamilan ke dokter!" pintaku lirih kepada Ibu.

"Lho, Dimas suamimu kemana nak? bukannya yang seharusnya menemanimu adalah Dimas sayang?"

" Mas Dimas lagi meeting mendadak tadi katanya Bu, karena hal itu aku datang kemari supaya Ibu bisa menemaniku."

"Kalau begitu Ibu siap-siap dulu ya nak", Ibuku segera pergi ke kamarnya dan berganti pakaian yang pantas untuk menemaniku pergi ke rumah sakit.

Ibu hanya mengenakan pakaian lusuh pembelian ku tiga tahun yang lalu. Tahun terakhir aku bekerja sebagai manager dan memanjakan Ibuku. Ternyata Ibu masih menyimpannya dengan rapi baju pemberianku.

"Maafkan anakmu ini Ibu, aku tak lagi bisa memanjakanmu seperti dulu. Aku tidak lagi bekerja dan menghasilkan uang seperti dulu. Kelak, suatu saat aku akan bekerja lagi dan berdiri diatas kaki sendiri. Tidak lagi bergantung pada suami. Aku akan membahagiakanmu Ibu", janjiku dalam hati.

Mas Dimas memanglah berasal dari keluarga kaya, tetapi dia membatasi keuanganku. Dia tidak serta merta membolehkan ku mentransfer sejumlah uang kepada keluargaku.

Pernah suatu kali aku mengirimi uang kepada Ibu karena mereka benar-benar sangat membutuhkan untuk uang wisuda Lusi adikku. mas Dimas lansung memarahiku karena itu uangnya dan berasal dari titik peluhnya.

"Kamu mentransfer uang kepada siapa Sein sebanyak sepuluh juta begini?" tanya mas Dimas kepadaku.

"Oh itu mas, aku kirimkan kepada Ibuku untuk keperluan uang wisuda Lusi adikku mas"

"Kenapa kamu mengirimkan uang Tanpa izin dulu kepadaku Sein?, kamu pikir cari duit itu gampang?, kamu enak juga ongkang-ongkang kaki dirumah, sedangkan aku, harus berjibaku bekerja dikantor. Jangan pernah kamu sentuh uangku lagi untuk keperluan keluarga miskinmu itu!" teriak mas Dimas kepadaku.

Perih sekali hatiku mendengar setiap kata yang keluar dari mulut mas Dimas kala itu.

~~~•|•~~~

Bersambung

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (3)
goodnovel comment avatar
Ririn Sartono
ibunya bopong anaknya hamil.. kuat? menuntun atau memapah mungkin ya?
goodnovel comment avatar
Ririn Sartono
tukang bakso dikasih 500rb. abis gitu keuangan terbatas. gimana ni penulisnya ...
goodnovel comment avatar
Rania Humaira
kamu aja yg g berguna jadi orang. klu udah punya kerjaan kenapa berhenti? klu dilarang maka harus ada perjanjian hitam diatas putih. jgn asal mau aja dikawini, apa kamu sengebet itu,tolol.
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Pembalasan Dendam Istri CEO   Akhir yang bahagia

    "Tidak Seina. Tidak akan saya beritahu sebelum kamu...aku langsung menutup bibir mas William dengan satu telunjuk. Malu bercampur gelisah menyelinap dan berbaur diotak kanan dan kiriku saat ini. Jujur. aku sangat penasaran dengan kelanjutan kisah Zein dan Gery yang seakan dibuat menggantung oleh bosnya ini. "No mas. No sebelum kamu jawab semua kebingunganku dengan kisahnya Gery. Pokoknya aku nggak mau. titik.." ucapku sambil merajuk dan memanyunkan bibir depanku. Mas William malah tertawa kecil melihat tingkahku yang malah kekanakan. "Seina. Seina. Kamu lucu sekali kalau ngambek begini. Oke. saya akan kasih tahu." kali ini aku sedikit mengendurkan bibirku. Tak kusadari malahan mas William mencuri start duluan dengan melumat bibir atasku. Sehingga membuat jantungku berdebar. 'What. Mas Will kamu bener-bener keterlaluan' gumamku membatin. "Kamu rasain ini mas" aku meremas perut mas William sehingga ia meringis kesakitan. "Aampun sayang. Ampun." "Makanya mas. Kamu jangan bikin

  • Pembalasan Dendam Istri CEO   Jebakan Zein

    "Jadi begitu rencananya. Begitu mobil iring-iringan mempelai prianya sampe pertigaan langsung kalian Pepet. Habisi langsung detik itu juga" Tugas Roki sang bandit jalanan. Dengan kumis sedikit terangkat dan senyum menyungging. "Oke bos. Siap kami laksanakan". Ucap ketiga teman sang mantan narapidana. Meski sering keluar masuk hotel Borneo sama sekali tidak membuat keempat orang yang bak saudara itu seakan tidak pernah jera dalam berbuat onar dan kejahatan. Dengan iming-iming yang dijanjikan Zein. Keempat manusia itu mulai menjalankan aksinya. Dengan mengendarai mobil Jeep berwarna hitam mereka menuju lokasi yang dimaksud oleh Roki. Mereka menggunakan dua mobil untuk melancarkan aksinya. ** "Mas Will. Kenapa Gery lama sekali ya. Aku deg-degan banget mas. Jujur aku juga takut banget jangan-jangan sesuatu yang buruk telah menimpanya saat ini." Aku kembali menghampiri mas William yang sedari tadi sibuk menemui tamu dari kolegaya. Sedangkan aku tadi sempat menemui Lusi yang masih bera

  • Pembalasan Dendam Istri CEO   Bab. menyamar

    "Zain. Sayang. Maaf Ibu mengganggu waktumu sebentar nak. Ibu mau bicara sama kamu" Ibunya Zein memanggil putra satu-satunya itu dalam sambungan telepon. Setidaknya Ibunya juga sedikit berpanas sekarang seiring pembebasannya Zein."Ya Buk. Maaf Buk. Zein lagi sibuk. Lagi bicara sama klien tentang proposal bisnisnya Zein. Nanti saja ibuk televonnya"Tuuut.Tuuut. Tuuut. Lansung saja panggilan itu diputus paksa oleh anaknya sendiri.'Zein. Padahal Ibu pengen ngomong kalau Ibu butuh sedikit uang untuk makan sehari-hari dari hasil penjualan sawah kemaren' gumam Bu Siti dalam tangis direlungnya."Oke. Kalau gitu gue setuju. Ini sepuluh juta buat depenya. Tapi Lo harus ingat. Jangan pernah bawa-bawa gue jika kalian gagal dalam tugas ini." Amplop besar dilempar begitu saja oleh Zein. Seperti tidak ada harganya ketimbang misinya saat ini."Lakukan sesuai perintah gue. Buat Lusi menderita dengan kehilangan bayinya. Dan juga pastikan pernikahannya gagal dengan laki-laki brengsek itu. Buang dia se

  • Pembalasan Dendam Istri CEO   Bab. Hari Bahagia

    "Aku bahagia mas karena ada kamu disamping aku. Kamu datang disaat aku butuh sandaran mas. Kamu seperti air di gurun oase yang begitu terik. Kamu memberiku kesejukan akan dahagaku yang terhempas oleh bayang masa laluku. Dan aku juga sangat terharu akhirnya Lusi akan segera melepas masa lajangnya. Dan itu semua juga berkat dirimu mas" aku menenggelamkan wajahku dalam pelukan laki-laki yang saat ini menjadi junjunganku.Tiada niat sedikitpun aku untuk berpaling darinya. Hati ini sepertinya juga sudah dipenjara dan diborgol erat oleh mas William."Seina. Sayang. Sudah. Kamu jangan mellow lagi. Hari ini adalah hari bahagia di keluarga kamu dan keluarga kita. Hari ini adalah pesta pernikahan adik kamu satu-satunya. Dan juga sekaligus perayaan tujih bulanan kamu bukan?. Hari ini tidak boleh air mata yang terbit dari sudut mata indah kamu ini. Jika pun masih terbit. Itu haruslah air mata kebahagiaan. Bukan duka sayang. Saya mencintai kamu. Mencintai ketulusan dan keikhlasan hatimu. Saya berj

  • Pembalasan Dendam Istri CEO   Bab.Salah paham

    "Nak Gery. Kenapa malam-malam datang ke sini? Apa Lusi yang menyuruhmu untuk buru-buru datang kesini?" Bu Ningsih tampak begitu khawatir mengetahui laki-laki yang sebentar lagi resmi mempersunting putrinya itu sedari tadi memencet bel tanpa ada seorang pun yang mendengar kecuali dirinya."I-Ibu. Maafkan saya Bu. Sudah datang selarut ini. I-Ini Bu." Gery menyodorkan kresek hitam ke hadapan Bu Ningsih yang membuat Bu Ningsih semakin bingung."Apa ini Gery?" Bu Ningsih mengerutkan dahinya. Ia sama sekali tidak tahu apa sebenarnya yang ada didalam kantong kresek itu.Perlahan tanganny mulai membuka buhul itu. Betapa kagetnya Bu Ningsih dengan pemandangan yang ada di depannya saat ini. Emosinya pun memuncak seolah tidak tertahankan lagi."Mangga muda? Gery! Apa maksud semua ini? Kenapa kamu malam-malam mengantar mangga muda kesini? Apa ini untuk Lusi? Apa kamu juga sudah melakukan itu kepada Lusi. Kurang aj*r kamu!'Plaaaakk' Bu Ningsih menamoar punya Gery yang membuat laki-laki kekar itu

  • Pembalasan Dendam Istri CEO   Bab. Mangga Muda

    "Aku saja yang menyetir Mas. Aku takutnya dengan kondisi kamu yang seperti sekarang kita akan nabrak dan bisa berabe nantinya""Uuuweekk..uuweeekkk ." Mas William terus saja mual dan hendak muntah namun kembali sama kali tidak mengeluarkan apapun. Hanya beberapa air yang ia muntahkan." Iya Seina. Mas setuju kamu aja yang nyetir. Lagian mas sepertinya ingin muntah terus tidak tertahankan seperti ini. Mas takut tidak konsentrasi nanti kalau menyetir." Mau bagaimana lagi kalau melihat kondisi mas William saat ini memang sangat tidak memungkinkan kalau dia yang menyetir. Jadi terpaksa aku yang ambil alih kemudinya.**" Mas ingin sekali makan mangga muda, tolong belikan Mas sayang" " Yang benar saja kamu Mas, masa tengah malam kayak gini kamu minta mangga muda. Kemana aku harus carikan Mas?" lagi-lagi aku mengerutkan dahiku melihat tingkah aneh mas William saat ini.Masa jam 02.00 pagi kayak gini Mas William meminta aku untuk mencarikannya mangga muda. Bukannya mangga muda yang nanti ak

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status