Share

Bab 121

Author: Lilia
Anggi baru menyadari sesuatu. Setelah diamati dengan cermat, wajah Wulan ternyata babak belur. Penampilannya sungguh menyedihkan.

"Wulan, lebih baik jelaskan, kapan kamu memberiku bahan obat dan memintaku meracik salep untuk Nenek." Anggi menatap Wulan.

Wulan menunduk, kedua tangan menutupi wajahnya, gemetaran tanpa bisa berkata-kata. Dia hanya bisa terisak-isak, bersembunyi di dekat kaki Ambar.

Ambar merasa aneh, jadi menunduk dan bertanya kepada Wulan, "Kamu kenapa nggak bicara?"

"Nenek ...." Suara Wulan terdengar serak, seakan-akan dia sudah menangis berhari-hari.

Anggi tak bisa menahan diri untuk berpikir kembali. Hari kedua setelah Wulan dan Parlin menikah, Sura melaporkan bahwa malam itu terdengar teriakan kesakitan dari kamar pengantin. Namun, tak ada yang tahu apa yang terjadi di dalam.

Melihat Wulan yang penuh luka, Anggi seperti sudah bisa menebak. Hanya saja, luka-luka ini tidak ada artinya dibandingkan penderitaan yang dia alami di kehidupan sebelumnya.

Seluruh aula dipenuh
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Pembalasan Dendam Sang Pemeran Figuran   Bab 516

    Mina berlari kecil dari lorong samping dan menghampiri, lalu bertanya, "Putri Mahkota, Anda nggak apa-apa?"Anggi membalas sambil menggeleng pelan, "Aku baik-baik saja." Dia sempat menoleh ke belakang. Satya tidak mengejarnya dan Jelita juga tidak menyusul.Di saat seperti ini, Satya beraninya muncul terang-terangan di Istana Lotus? Dia benar-benar menganggap dirinya sebagai kasim?Saat Anggi dan Mina baru keluar dari taman imperial, mereka bertemu dengan Sunaryo di jalan. Keduanya saling bertatapan cukup lama sebelum Sunaryo melangkah mendekat dan memberi salam, "Salam hormat, Kak Anggi."Anggi bertanya sambil mengernyit, "Pangeran Sunaryo, ada urusan apa kamu di sini?" Dari penampilannya, dengan pakaian resmi dan pedang tergantung di pinggang, dia terlihat seperti seorang pengawal istana yang sedang bertugas.Sunaryo menjawab sambil membungkuk sopan, "Di kediaman, aku cuma menjabat posisi kosong yang nggak berguna. Sekarang, aku jadi wakil komandan di istana. Setidaknya, aku sudah le

  • Pembalasan Dendam Sang Pemeran Figuran   Bab 515

    Pintu kayu besar berlapis cat merah itu tertutup dengan berat. Sinar matahari musim dingin memang tak terlalu cerah, tetapi setelah pintu ditutup, seluruh aula menjadi jauh lebih suram.Dua perempuan yang usianya tidak terpaut jauh saling menatap. Di aula yang pencahayaannya terus berubah itu, seolah-olah mereka tidak bisa melihat satu sama lain dengan jelas. Suasana di tempat ini agak aneh dan mencekam.Anggi langsung duduk di tempat yang tersedia, lalu bertanya, "Selir Jelita, sebenarnya apa tujuanmu memanggilku ke sini?"Jelita dengan lembut mengelus perutnya yang mulai menonjol. Dia berujar, "Aku masih ingat jelas, waktu itu Putri Mahkota bilang bahwa aku nggak hamil. Tapi lihatlah sekarang, ternyata aku memang hamil."Jadi, Jelita memanggilnya hanya untuk membahas ini? Anggi pun mengingat kembali betapa yakin dan percaya dirinya Jelita saat itu.Setelah berpikir sejenak, Anggi berkata, "Kalau begitu, memang sepertinya keahlianku dalam pengobatan nggak terlalu hebat. Gimana kalau a

  • Pembalasan Dendam Sang Pemeran Figuran   Bab 514

    Luis berbicara sambil tersenyum, "Berhati-hati memang nggak pernah salah. Nanti, aku akan cari kesempatan untuk bertemu langsung dengan Kasim Wawan."Anggi berkata, "Tuan Reza langsung dicopot dari jabatan, itu menunjukkan betapa ngawurnya tindakan Ayahanda kali ini."Ketiganya tahu betul bahwa pengangkatan Satya sebagai Jenderal Pengawas Pengawal Istana adalah kabar buruk bagi mereka.Keesokan harinya, Anggi ikut masuk ke dalam istana. Kaisar memang tidak dikurung, tetapi dia benar-benar menolak untuk bertemu Anggi dan Luis. Untung saja, sebelumnya Kaisar sudah menyerahkan urusan kenegaraan kepada Luis.Luis masuk ke sidang istana, sementara Anggi tidak bisa menemui Kaisar dan akhirnya memutuskan untuk pulang. Namun belum sempat keluar dari gerbang istana, dia diadang oleh seorang kasim."Hamba adalah Kepala Kasim Istana Lotus, Yasa. Nyonya Jelita ingin bertemu dengan Putri Mahkota. Harap Anda bersedia mengunjunginya," ucap Yasa dengan senyum sopan tetapi tidak merendah."Lancang! Sud

  • Pembalasan Dendam Sang Pemeran Figuran   Bab 513

    Kaisar terkekeh-kekeh. Dengan tubuh agak limbung, dia melambai ke arah Wawan. Kemudian, dia berjalan meninggalkan Istana Lotus sambil ditopang oleh Wawan.Di perjalanan, Kaisar bertanya, "Tadi, kamu bicara apa sama Putra Mahkota?"Wawan sedang mencoba merangkai kata, tetapi Kaisar malah langsung memotong, "Sekarang ini, aku sedang sadar."Wawan segera menjawab, "Lapor Kaisar, Putra Mahkota cuma khawatir dengan kesehatan Anda. Hamba nggak bilang apa-apa.""Benaran nggak bilang apa pun?" Nada suara Kaisar tiba-tiba mengeras sehingga menunjukkan wibawanya.Wawan menjelaskan sambil menggeleng cepat, "Hamba nggak akan berani mengkhianati Kaisar.""Nggak berani mengkhianatiku? Banyak banget orang yang sudah mengkhianatiku." Usai berbicara, Kaisar batuk keras. Di sampingnya, Wawan buru-buru menopangnya.Dalam percakapan singkat itu saja, Wawan hampir mandi keringat dingin. Kaisar yang sekarang bukan lagi orang yang bisa dipercaya olehnya. Hanya Luis yang berhak mendapatkan kesetiaan dan keper

  • Pembalasan Dendam Sang Pemeran Figuran   Bab 512

    Di Istana Lotus.Kaisar berteriak marah, "Mana sup kambingnya?"Jelita menopang perutnya sambil membalas, "Itu baru saja dijatuhkan oleh Putra Mahkota. Saya akan segera membuatkan yang baru untuk Kaisar.""Cepat sana." Kaisar mengembuskan napas dengan keras dari hidungnya dua kali. Seluruh tubuhnya terlihat gemetar, seolah-olah keinginan untuk makan sup kambing itu perlahan-lahan menyerang dan melumpuhkannya. Itu membuatnya terus terjebak dalam siklus penderitaan yang berulang-ulang.Melihat tubuh Kaisar bergetar terus-menerus, Yasa pun tak berani mendekat. Di seluruh aula istana, hanya kaisar seorang yang duduk di sana sambil gemetar. Semua pelayan lainnya sudah dipulangkan karena tidak ada yang ingin membiarkan orang luar melihat keadaan memalukan sang kaisar.Tak lama kemudian, Luis datang ke Istana Lotus. Wawan berjalan mendekati Kaisar sambil berkata, "Kaisar, Putra Mahkota memohon untuk menghadap."Tatapan Kaisar kosong. Dia menatap ke arah Wawan, tetapi seperti tidak benar-benar

  • Pembalasan Dendam Sang Pemeran Figuran   Bab 511

    Perempuan bernama Anggi itu punya teknik medis yang hampir setara dengan Jelita, bahkan mungkin lebih tinggi. Kalau sampai Luis berhasil mendapatkan semangkuk sup kambing itu, bukan tak mungkin Anggi bisa meneliti kandungannya dan menemukan penawar.Kalau sampai itu terjadi, bukankah semua usaha Jelita selama ini akan sia-sia? Selain itu, kalau nanti Kaisar sudah sadar kembali, masih adakah jalan hidup bagi dirinya dan anak dalam kandungan?Jelita pun bertanya, "Kasim Wawan, gimana keadaan Kaisar? Badanku sudah baikan, jadi bisa membuatkan sup kambing untuk Kaisar."Padahal, sup kambing inilah yang jadi racunnya. Kaisar sudah berhasil bertahan beberapa hari ini. Siapa tahu sebentar lagi dia malah terbebas dari ketergantungan?Maka dari itu, Wawan pun berucap, "Kaisar memberi perintah, siapa pun yang datang nggak akan diterima. Silakan Nyonya Jelita kembali saja."Jelita menimpali sambil tersenyum, "Benarkah?""Tentu saja. Hamba nggak berani membohongi Putra Mahkota maupun Nyonya Jelita

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status