Share

Bab 368

Penulis: Lilia
"Tuan Satya, saya akan pergi mengambil obat penenang kandungan," kata Jelita, lalu meminta Ubaid mengantarnya langsung dengan kereta kuda.

Ubaid merasa sangat kesal. Wanita ini jelas-jelas bukan ingin mengambil obat untuk kandungan, melainkan ingin menemui Sunaryo agar bisa hamil!

Mereka berputar-putar cukup lama. Entah untuk menghindari penguntit atau mencoba menutupi jejak, akhirnya mereka berhenti di sebuah toko obat.

Sesuai permintaan Jelita, Ubaid membawanya naik kuda menuju pintu belakang Kediaman Pangeran Pradipta.

Ubaid berkata, "Nona ini benar-benar cerdas dan berani, bahkan pria pun kalah."

Kalimat itu mengandung ketulusan, tetapi lebih banyak sindiran.

Jelita tentu mendengarnya dengan jelas. "Kenapa ada manusia yang terlahir sebagai bangsawan dan ada yang langsung dianggap rendah?"

"Kak Ubaid menikmati hidup sebagai pelayan karena itu cara hidupmu. Tapi, aku nggak ingin begitu. Aku harus mewujudkan keinginan ibuku. Aku akan membuat mereka yang mencelakai ibuku hidup menderit
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Rahayu Ningsih
Jelita ini sepertinya anak dari saudara Ayunda (ibunya Wulan dan Anggi) makanya pingin balas dendam keluarga Sunaryo dan Aneksasi
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Pembalasan Dendam Sang Pemeran Figuran   Bab 370

    "Apa dia membenci seluruh Keluarga Suharjo?" Anggi bergumam sendiri, tampak merenung.Cahaya matahari menyusup masuk lewat jendela sebesar kepala, menyoroti wajah putih bersih Anggi. Dia berdiri anggun, memancarkan aura bangsawan.Wulan menarik napas dalam-dalam. Tubuhnya bergetar karena rasa gatal. Dia tampak seperti makhluk menyedihkan yang merangkak keluar dari neraka.Atas dasar apa? Atas dasar apa wanita jalang ini bisa begitu beruntung? Menikah dengan Pangeran Selatan yang kejam bak iblis, tetapi tidak disiksa, bahkan kini menjadi Putri Mahkota yang terhormat!Hatinya dipenuhi kebencian! Dia tak tahu apa sebenarnya tujuan Jelita, juga tak sanggup berbicara. Bahkan kalau tahu, dia tak akan pernah memberi tahu Anggi! Sekalipun mati, dia tidak akan membiarkan Anggi hidup tenang!"Sudahlah, sepertinya nggak ada informasi yang bisa didapat. Wulan, nikmatilah beberapa bulan penuh rasa sakit itu.""Aaaaaa ... aaaaaa ...." Walaupun tidak jelas, Anggi tahu Wulan sedang mengutuknya dengan

  • Pembalasan Dendam Sang Pemeran Figuran   Bab 369

    Apakah otaknya benar-benar diisi kotoran? Benar-benar bodoh, pikirannya cuma dipenuhi nafsu. Tak heran kalau ada yang tega menghancurkan kemaluannya.Satya tak bisa menyembunyikan kebenciannya. Seperti yang dikatakan Jelita, pembalasan dendam orang bijak tidak perlu terburu-buru."Aku tunggu kamu di kereta kuda. Setelah kamu selesai bertemu dengan Wulan, temui aku," pesan Satya.Jelita bertanya, "Tuan Satya nggak mau bertemu dengannya?" Bukankah dulu Wulan adalah wanita yang paling Satya cintai?"Nggak," sahut Satya. Anggi, Wulan, seluruh Keluarga Suharjo, kini hanya menyisakan kebencian di hatinya."Baiklah." Jelita tampak agak kecewa, tetapi sebenarnya dia merasa sangat puas. Dia memang ingin bertemu Wulan sendirian.Di dalam penjara, Wulan terbaring di lantai. Tubuhnya dipenuhi gigitan nyamuk. Hanya dalam satu malam, wajahnya dipenuhi benjolan merah akibat digigit nyamuk. Merah, hitam, kebiruan, semua bercampur menjadi satu.Wajahnya tampak aneh. Dari mulutnya, keluar rintihan pelan

  • Pembalasan Dendam Sang Pemeran Figuran   Bab 368

    "Tuan Satya, saya akan pergi mengambil obat penenang kandungan," kata Jelita, lalu meminta Ubaid mengantarnya langsung dengan kereta kuda.Ubaid merasa sangat kesal. Wanita ini jelas-jelas bukan ingin mengambil obat untuk kandungan, melainkan ingin menemui Sunaryo agar bisa hamil!Mereka berputar-putar cukup lama. Entah untuk menghindari penguntit atau mencoba menutupi jejak, akhirnya mereka berhenti di sebuah toko obat.Sesuai permintaan Jelita, Ubaid membawanya naik kuda menuju pintu belakang Kediaman Pangeran Pradipta.Ubaid berkata, "Nona ini benar-benar cerdas dan berani, bahkan pria pun kalah."Kalimat itu mengandung ketulusan, tetapi lebih banyak sindiran.Jelita tentu mendengarnya dengan jelas. "Kenapa ada manusia yang terlahir sebagai bangsawan dan ada yang langsung dianggap rendah?""Kak Ubaid menikmati hidup sebagai pelayan karena itu cara hidupmu. Tapi, aku nggak ingin begitu. Aku harus mewujudkan keinginan ibuku. Aku akan membuat mereka yang mencelakai ibuku hidup menderit

  • Pembalasan Dendam Sang Pemeran Figuran   Bab 367

    Jelita melanjutkan, "Tuan Satya adalah satu-satunya laki-laki dalam hidup saya. Seumur hidup ini saya nggak akan menginginkan siapa pun selain dirimu. Kesetiaan saya hanya untuk Tuan seorang. Bisakah Tuan memperlakukan saya lebih baik di masa depan?"Demi anak yang dikandungnya, Satya pun mengangguk.Jelita tahu apa yang sedang dipikirkan Satya, jadi dia kembali berkata, "Kondisi Tuan saat ini nggak diketahui oleh orang luar. Kalau saya melahirkan anak Tuan, walaupun kelak ada gosip yang beredar, aku dan anak ini bisa menjadi alat untuk mematahkan semua rumor. Kalau nggak, dari mana saya bisa hamil?"Saat itu juga, Satya menjadi jauh lebih tenang. Dia memandang Jelita. Untuk sesaat, dia merasa wanita ini memang cerdas. Seandainya dari awal dia mau membuka hati untuk Jelita, mungkin keadaannya tak akan separah ini."Baiklah, aku janji akan memberimu dan anak kita kehormatan. Hanya saja ...." Jelita tidak bisa memperoleh status Putri Bangsawan Aneksasi.Jelita mengangguk. "Saya hanya ing

  • Pembalasan Dendam Sang Pemeran Figuran   Bab 366

    "Tega sekali," ujar Anggi dengan nada tidak acuh.Di kehidupan sebelumnya, Keluarga Suharjo memperlakukannya dengan dingin. Hari ini, bukankah mereka justru menanggung tekanan demi membawa Wulan pulang dan merawatnya?Jadi, yang sebenarnya terjadi bukanlah Keluarga Suharjo tak berhati nurani, melainkan mereka hanya tak berhati nurani terhadap dirinya.Sayangnya, meskipun Wulan sudah sangat berdosa dan Keluarga Suharjo masih menyisakan sedikit belas kasih, dia tetap tak bisa terlepas dari hukuman yang menanti.Dengan keadaan seperti itu, setelah masuk ke penjara, Wulan pasti tidak akan punya hari baik lagi.Luis berkata, "Gigi, aku nggak akan begitu. Aku nggak sama dengan Satya maupun Sunaryo."Dia buru-buru menjelaskan, takut Anggi memandangnya seperti manusia-manusia bejat itu, lalu menjauh darinya.Anggi tertawa dan memandangnya. "Aku tahu, Putra Mahkota memang berbeda.""Benarkah?""Benar. Kamu bahkan lebih murni dari emas paling murni."Kepercayaan Anggi pada Luis bukan sekadar omo

  • Pembalasan Dendam Sang Pemeran Figuran   Bab 365

    "Tabib Faisal." Suara Anggi terdengar dari ambang pintu.Faisal segera berdiri dan memberi hormat, "Hamba menyapa Putri Mahkota.""Nggak perlu sungkan, duduk dan bicara saja."Baiklah, lagi-lagi duduk dan bicara."Bagaimana kondisi tubuh Putra Mahkota? Nggak ada masalah untuk urusan keturunan, 'kan?" tanya Anggi."Putri Mahkota, Putra Mahkota sangat sehat. Sama seperti sebelumnya, nggak ada masalah.""Kalau begitu, kenapa kami belum juga dikaruniai anak?"Padahal hampir setiap malam mereka berusaha, kadang sampai tubuh Luis seperti akan remuk karena bekerja keras. Namun, tetap saja Anggi tak kunjung mengandung. Sebenarnya, masalahnya ada di mana?Karena sejauh yang Anggi tahu, kondisi tubuhnya sendiri sangat sehat. Berdasarkan pemeriksaan nadinya, tidak mungkin dia tidak bisa hamil.Faisal tampak ingin berbicara, tetapi ragu beberapa kali. Anggi pun menyadari dan berkata, "Kalau ada yang ingin disampaikan, katakan saja terus terang.""Baik. Yang ingin hamba sampaikan adalah Putra Mahko

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status