Share

Bab 47

Author: Lilia
Satya mengepalkan tinjunya. "Dasar nggak masuk akal!"

Anggi tertawa dingin. "Dasar nggak tahu diri!"

Satya murka, tetapi tidak bisa berkata-kata.

Anggi benar-benar sudah tak tahu aturan! Berani-beraninya berbicara seperti itu padanya!

Namun, memikirkan pertunangannya dengan Wulan yang sudah di depan mata, apa gunanya bertengkar dengan Anggi saat ini? Dia pasti terlalu emosi, makanya berdebat di jalan seperti ini.

"Putri, semua barang yang Anda minta sudah kami beli." Mina muncul pada saat yang tepat. Dia tidak ingin membiarkan Anggi berlama-lama di tempat ini dan terus berurusan dengan orang-orang kotor ini.

Anggi mengangguk ringan dan mengiakan, lalu berjalan melewati Satya tanpa meliriknya sedikit pun. Angin berembus mengibarkan jubahnya, membuat punggungnya terlihat begitu teguh dan tanpa keraguan.

"Kak ...." Wulan menggigit bibirnya dengan penuh kebencian. Terutama saat melihat bagaimana Satya menatap Anggi, amarahnya semakin meluap.

Anggi benar-benar sudah gila! Dulu dia tampak be
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (5)
goodnovel comment avatar
Rani Saidah
semoga anggi bahagia dg pangeran
goodnovel comment avatar
Siti Hadijah
semakin seru
goodnovel comment avatar
Chevy Firdaus
setiap bab nya pendek banget
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Pembalasan Dendam Sang Pemeran Figuran   Bab 606

    "Aku yang kurang bijak dalam mempertimbangkan." Sura tampak sedikit menyesal. "Kalau begitu ... tunggu sampai tahun depan, setelah Permaisuri melahirkan ...."Namun, setelah pangeran kecil lahir, Mina tetap tidak bisa tenang jika harus menyerahkannya ke orang lain. Setelah berpikir sejenak, Mina berkata, "Kita bicarakan lagi tahun depan."Sura tiba-tiba bertanya, "Jangan-jangan kamu masih memikirkan Pati?"Mina langsung membalas, "Omong kosong macam apa itu?"Sura menunduk. "Waktu itu aku lihat Pati menemui Torus, lalu berdiri agak jauh memandangimu cukup lama."Apa? Mina benar-benar tak percaya. Pati memandanginya dari jauh?Dia hanya berkata, "Kalau orang lain nggak tahu, itu masih bisa dimaklumi. Tapi masa kamu nggak tahu?"Sura tidak memahami ucapan itu.Mina mengerutkan kening. Kenapa kadang-kadang Sura begitu lambat dalam menangkap sesuatu? Padahal saat menjalankan tugas, dia cukup cekatan. Sekarang, dia malah seperti orang bodoh."Pati datang mencariku, kemungkinan besar demi tu

  • Pembalasan Dendam Sang Pemeran Figuran   Bab 605

    "Ya sudahlah."Setelah memeriksa denyut nadinya, Damar merasa hawa panas dalam tubuh Anggi sangat parah. Saat meresepkan obat penguat kandungan, keadaannya sangat berbeda dari ibu hamil pada umumnya.Ibu hamil lain biasanya butuh makanan yang menghangatkan tubuh. Sementara itu, Anggi justru sebaliknya. Dia perlu ramuan yang bisa meredakan panas dalam dan takaran obatnya harus sangat tepat. Jika tidak, bisa membahayakan janin.Mina mengantar Damar keluar dari Istana Abadi."Tabib Damar, bagaimana kondisi Permaisuri?" tanya Mina.Damar terdiam sejenak. "Untuk saat ini, nggak ada masalah. Tapi ....""Kalau ada sesuatu, katakan saja.""Baiklah. Mina, mungkin kamu bisa bantu ambil keputusan juga."Apa? Dia harus mengambil keputusan? Mina langsung kebingungan.Damar melanjutkan, "Pamanku, Tabib Lukman, sudah cukup lama memeriksa kesehatan Permaisuri. Aku juga sudah cukup lama mengamati denyut nadinya. Hawa panas dalam tubuh Permaisuri memang sangat serius.""Tapi, setelah aku diskusikan deng

  • Pembalasan Dendam Sang Pemeran Figuran   Bab 604

    Dalam pelukan pria yang dia percaya, Anggi segera terlelap dalam mimpi.Keesokan harinya saat Luis bangun, langit masih tampak kelabu. Torus segera memanggil para pelayan untuk membantu bersiap-siap.Tak lama kemudian, Dika juga masuk ke. "Hormat pada Yang Mulia."Luis bertanya, "Dia sudah melahirkan?""Sudah, tapi ....""Memberi ampun pada anak itu sudah merupakan batas toleransiku yang paling besar."Dika menggeleng. "Yang Mulia, anak itu memang sudah lahir, tapi dicekik sampai mati oleh Jelita.""Apa?" Luis langsung terpaku di tempat. "Apa dia sudah gila?""Kata Sura, sepertinya jiwanya memang agak terguncang.""Sunaryo bagaimana? Apa dia hanya diam saat melihat anaknya dicekik hidup-hidup?" tanya Luis sambil berdiri, membiarkan Torus serta para pelayan membantunya berpakaian.Dika menjawab, "Sunaryo masih menunggu istri dan anaknya di luar. Bidan keluar dengan panik dan bilang kalau anaknya dicekik mati oleh Jelita.""Dosa besar!" Luis dan Anggi bahkan harus berjuang keras untuk me

  • Pembalasan Dendam Sang Pemeran Figuran   Bab 603

    Dia berlutut di tanah. "Putri Mahkota, hamba ... hamba waktu itu memang nggak ada di tempat. Orang-orang yang hamba tempatkan sebagai mata-mata pun nggak menyangka akan terjadi hal seperti itu. Tanpa perintah, mereka juga nggak berani bertindak."Waktu seakan-akan berhenti sejenak. Angin utara bertiup menusuk wajah."Putri ...." Mina segera menopang Anggi. "Putri nggak apa-apa, 'kan?"Dia merapikan mantel Anggi, khawatir angin kencang membuat majikannya masuk angin."Aku nggak apa-apa. Mungkin sejak aku sadar, hubungan antara aku dan Keluarga Suharjo sudah hancur total. Kalau bukan aku yang mati, mereka yang akan mati."Mina dan Dika sedikit bingung dengan kata "sadar" yang diucapkan Anggi. Hanya Anggi yang tahu maksudnya.Sejak dia dilahirkan kembali, dirinya dan Keluarga Suharjo memang sudah menjadi dua pihak yang saling bertentangan."Nggak apa-apa. Hal-hal seperti ini nggak perlu disembunyikan dariku." Dia bukan orang yang lemah dan tidak ingin ditutupi apa pun.Karena jika terus d

  • Pembalasan Dendam Sang Pemeran Figuran   Bab 602

    Anggi mengernyit. "Ini terlalu mendadak."Tadi siang saat di makam Keluarga Suharjo, penampilan Jelita sama sekali tidak seperti orang yang akan melahirkan.Kalau dihitung sejak Jelita memulai perseteruan dengannya di Balai Pengobatan Afiat dan mengaku bahwa dirinya sedang hamil, Jelita masih butuh satu bulan lagi untuk melahirkan.Namun, kalau dihitung dari beberapa hari sebelum Satya dikebiri olehnya, seharusnya masih ada dua atau bahkan tiga bulan lagi dari jadwal kelahiran.Pada akhirnya, anak itu memang anak Sunaryo dan Jelita. Jadi, tentu tidak bisa dihitung dengan waktu kehamilan saat Jelita masih menjadi selir."Putri Mahkota, faktanya memang seperti itu," ujar Dika dengan tegas, tak ada keraguan sedikit pun.Anggi tersenyum getir. "Sepertinya dia memang harus menderita.""Orang seperti itu memang layak menderita," sahut Dika, lalu menceritakan semua insiden setelah Anggi meninggalkan tempat itu.Anggi sempat merasa heran, dari mana Dika tahu semua itu? Setelah dipikirkan lagi,

  • Pembalasan Dendam Sang Pemeran Figuran   Bab 601

    "Hehe ... hehe ...." Jelita tidak tahu apa yang sedang dia pikirkan dan juga tidak tahu apa yang membuatnya tertawa.Sambil tertawa, air mata mengalir deras di pipinya. "Jangan menangis, jangan menangis. Aku sudah berhasil. Aku sudah membunuh semua keluarga Ayunda mati!""Nggak, masih ada Anggi! Anak durhaka, aku akan mencekikmu hidup-hidup!""Nggak! Ibu, bukan begitu! Aku sudah membunuh semua keluarga Ayunda! Anggi ... Anggi sudah diusir dari Keluarga Suharjo! Dia bukan bagian dari mereka!""Anak durhaka! Aku akan jadi arwah penasaran dan aku akan mengisap habis darahmu! Termasuk membunuh anak haram dalam kandunganmu itu!""Nggak! Nggak! Jangan!"Jelita menjatuhkan kotak di tangannya ke lantai. Dia berlutut dan meratap. "Ibu ... Ibu ... bukan begitu ....""Jelita ... Jelita ...." Sunaryo terdiam lama, akhirnya baru sadar. Dia langsung memeluk Jelita. "Jelita, nggak ada siapa-siapa lagi. Hanya aku, kamu, dan anak kita."Jelita terlihat linglung dan sesenggukan. Tiba-tiba, perutnya tera

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status