แชร์

Bab 849

ผู้เขียน: Lilia
Belum sempat Shiriya bertanya alasannya, Najwa sudah lebih dulu melanjutkan, "Kita bisa sesekali keluar jalan-jalan, tapi jangan sampai orang lain mengira hubungan kita terlalu dekat."

"Karena ... mungkin saja kalau kita terlalu dekat, justru suatu hari bisa menyakitimu."

"Ke ... kenapa? Apa kamu keberatan aku orang Negeri Darmo? Aku memang gagal mendapatkan peta pertahanan kota. Aku nggak akan mengulangi perbuatan itu lagi, juga nggak akan menyeretmu dalam masalah." Shiriya mengira semua itu karena statusnya.

Bagaimanapun, Najwa berasal dari Negeri Cakrabirawa. Wajar kalau dia punya pertimbangan begitu.

Najwa tersenyum tipis. "Bukan, bukan karena itu. Tapi karena diriku sendiri."

"Kamu ....?"

"Nggak usah dibahas. Kalau ada kesempatan, mungkin suatu hari nanti aku akan memberitahumu sebagian."

Shiriya tidak memaksa lagi. Setiap orang punya rahasia masing-masing. Kalau Najwa tidak mau berbicara, dia pun tidak akan memaksa.

Keduanya berjalan keluar dari ruang utama. Shiriya lalu membawa
อ่านหนังสือเล่มนี้ต่อได้ฟรี
สแกนรหัสเพื่อดาวน์โหลดแอป
บทที่ถูกล็อก
ความคิดเห็น (3)
goodnovel comment avatar
ig:ffita699
aska nnti muncul di bab berpa thor
goodnovel comment avatar
Munkah
masih penasaran kelanjutannya...
goodnovel comment avatar
Tortor Shop
crazy up thor..
ดูความคิดเห็นทั้งหมด

บทล่าสุด

  • Pembalasan Dendam Sang Pemeran Figuran   Bab 1009

    Sura, Reza, Rafi, bahkan Dika dan beberapa pengawal bayangan buru-buru mendekat. Manusia hidup bertarung melawan mayat parasit yang dahulunya adalah manusia.Dalam pertarungan mengerikan itu, Luis akhirnya tidak mampu bertahan lagi. Dia hampir mati di tangan mayat parasit.Darias menerjang maju, mencengkeram leher Luis sambil membuka sebuah botol dan berkata, "Lantas kenapa kalau kamu seorang kaisar yang agung? Pasti seru sekali melihat perutmu meledak menjelang kematian!"Sambil mengatakan itu, Darias berusaha menuangkan isi botol ke mulut Luis.Luis menatapnya dengan dingin. Dengan mengerahkan segenap kekuatan terakhirnya, dia langsung merobek jantung Darias dari dadanya. Pada saat bersamaan, Darias juga mati-matian menebarkan isi botolnya ke tubuh Luis."Hahaha! Kamu juga mati!" seru Darias dengan mata terbelalak. Detik berikutnya, dia ambruk ke lantai."Kaisar, Kaisar ...." Semua orang bergerak mendekat sambil menatap Luis dengan raut ngeri.Meski Darias sudah mati, para mayat para

  • Pembalasan Dendam Sang Pemeran Figuran   Bab 1008

    Saat mereka mengejar mereka lebih jauh ke dalam, samar-samar terdengarlah suara pertarungan. Tak lama, mereka melihat Reza, Rafi, dan puluhan pengawal lainnya sedang bertarung melawan Darias dan beberapa orang bertopeng.Orang-orang bertopeng itu bergerak begitu lincah, seolah tidak merasakan sakit atau memiliki rasa takut. Seisi ruangan dipenuhi bau amis darah yang memualkan. Luis bahkan hampir muntah."Dika, kamu lindungi Kaisar di sini," pesan Sura sebelum memimpin para pengawal bayangan menyerbu maju.Dika ingin bertukar posisi dengan Sura, tetapi sebelum dia sempat mengatakan apa pun, Sura sudah pergi dan terjun langsung ke dalam pertarungan.Di tengah panasnya pertarungan, Darias meniup sebuah peluit. Suaranya melengking memekakkan gendang telinga. Segera setelahnya, terdengar suara raungan mengerikan seperti lolongan setan. Semua orang terguncang horor mendengar suara itu.Luis berkata dengan cepat pada Dika, "Pergilah, minta bala bantuan!""Tapi ...," ucap Dika ragu-ragu."Ngga

  • Pembalasan Dendam Sang Pemeran Figuran   Bab 1007

    Darias tidak peduli apa yang terjadi pada dunia. Namun, Luis harus mati! Dia tersenyum dan berkata, "Ayahku sangat baik hati. Orang-orang bisu ini sangat sulit bertahan hidup, apalagi di luar sana. Jadi, dia menerima mereka semua di kediaman ini.""Oh, ternyata dia sebaik itu," sahut Sura, tersenyum sambil menatap Dika. Kemudian, dia kembali menatap Darias dan melanjutkan, "Kudengar kalian juga membeli banyak gadis pelayan, tapi sejak masuk ke sini, aku hanya melihat beberapa pelayan bisu, ke mana para gadis itu?""Mereka semua sudah dibebaskan," ujar Darias dengan lancar."Dibebaskan?" Sura menggeleng dan berucap, "Mustahil, nggak ada yang melihat mereka.""Tuan Sura, apa kamu datang untuk menginterogasiku?" tanya Darias sambil tersenyum."Tepat, rekan-rekanku ingin tahu," jawab Sura seraya mengangguk. Luis belum mengungkapkan jati dirinya, jadi dia hanya menyebutnya sebagai rekan.Atmosfer ringan di ruangan seketika berubah muram.Darias tersenyum canggung dan berkata, "Tuan Sura dat

  • Pembalasan Dendam Sang Pemeran Figuran   Bab 1006

    Sura dan Dika menangkupkan tinju mereka dan berkata, "Kami mengerti, Kaisar."Namun, Dika berkata lagi, "Kaisar, biarkan saya dan Sura yang pergi. Kaisar nggak boleh mengambil risiko sebesar ini."Luis berkata, "Sejak meninggalkan medan perang, aku belum pernah menunjukkan tinjuku selain saat kudeta istana. Hari ini, aku ingin menanyakan jati diri Darias secara langsung dan mencari tahu alasannya begitu membenciku hingga tega mengorbankan begitu banyak anak-anak dan rakyat kecil. Dia pantas dicincang hingga mati!"Saat bicara demikian, kendi anggur di tangan Luis sudah hampir kosong. Dia melemparnya ke arah Sura dan berucap, "Ayo, jalan."Sura dan Dika melirik pengawal bayangan yang mereka pimpin masing-masing. Bila terjadi sesuatu, mereka siap melindungi Kaisar.Bunyi dentang terdengar ketika kunci gerbang kayu dibuka. Seorang pelayan berwajah tanpa ekspresi membuka pintu gerbang.Segera setelah mereka masuk, Darias berjalan keluar. Matanya sedikit menyipit saat melihat Luis. Kemudian

  • Pembalasan Dendam Sang Pemeran Figuran   Bab 1005

    "Aku tahu segalanya. Iblis keji itu membuat sarang di bawah tanah, menyekap gadis-gadis perawan dan pemuda kuat, tangisan anak-anak itu ...." Air mata gadis itu mulai mengalir. Sambil memegangi kepalanya yang berdenyut sakit, dia berlutut dan memohon, "Tuan, kumohon selamatkan aku, selamatkan kami ....""Di bawah tanah mana?" tanya Arkan."Tepat di bawah sini," sahut gadis itu.Tenaga Rizal sepenuhnya terkuras. Tubuhnya ambruk lemas ke lantai. Tamatlah sudah riwayatnya.Reza menyeret Rizal ke samping gadis itu, memelototinya dengan tajam sembari mengancam, "Kalian berdua akan bicara bersama. Kalau kamu mencoba mengelabuiku, aku akan langsung melumpuhkanmu.""Aku nggak berani. Aku nggak akan menyembunyikan apa pun," kata Rizal dengan nada memelas. Dia pun membeberkan segala yang diketahuinya dengan detail.Setelah mendengar penuturannya, semua yang berada di sana bergidik ngeri."Selain pasukan mayat parasit di bawah tanah, apa Darias punya rahasia lain?" tanya Arkan.Rizal menggeleng d

  • Pembalasan Dendam Sang Pemeran Figuran   Bab 1004

    "Guru, Perdana Menteri Arkan," sapa Rizal, sedikit terkejut. Mengapa Arkan datang ke sini?Arkan melirik Reza yang berdiri di sampingnya.Reza mengangguk. Rafi pun segera maju dan menyergap Rizal, lalu menyumpal mulutnya dengan kain."Uhmm ...." Rizal terbelalak linglung, tidak mengerti mengapa dia diperlakukan seperti ini. Tatapannya tertuju pada Wawan.Wawan berkata dengan alis berkerut, "Bajingan kecil, sebaiknya kamu mengaku dengan jujur sebelum disiksa."Reza beringsut ke sisi tempat tidur dan menyibak tirai. Di balik selimut, seorang gadis berbaring dengan tubuh berbasuh keringat dan wajah merah. Terlihat jelas bahwa dia telah dibius."Kenakan pakaianmu dan keluar!" perintah Reza sebelum berjalan keluar."Gadis itu dibius," kata Reza pada yang lain.Raut muram menggantung di wajah Wawan. Dia bisa menebak siapa gadis itu.Gadis itu gemetar ketakutan, tetapi tetap menuruti perintah untuk berpakaian dan keluar. Tubuhnya lemas tidak bertenaga dan langkah kakinya terhuyung-huyung.Waw

บทอื่นๆ
สำรวจและอ่านนวนิยายดีๆ ได้ฟรี
เข้าถึงนวนิยายดีๆ จำนวนมากได้ฟรีบนแอป GoodNovel ดาวน์โหลดหนังสือที่คุณชอบและอ่านได้ทุกที่ทุกเวลา
อ่านหนังสือฟรีบนแอป
สแกนรหัสเพื่ออ่านบนแอป
DMCA.com Protection Status