Share

Bab 578

Author: Emilia Sebastian
Damar hampir tidak bisa menahan diri untuk memaki Ayu idiot. Saat ini, Ayu baru menyadari betapa seriusnya masalah ini. Apa lagi itu namanya jika bukan idiot? Masalahnya, orang seidiot ini justru adalah putrinya. Damar benar-benar tidak tahu Ayu mirip dengan siapa!

"Sebaiknya kamu berdoa mereka bukan tertangkap, atau berdoa mereka cepat mati. Kalau salah satu dari mereka tertangkap, kamu kira mereka akan sanggup menahan siksaan dari pengadilan kekaisaran?" ujar Damar sambil menatap Ayu dengan tatapan yang sangat berbahaya.

Ayu pun menelan ludah dengan ketakutan. "Mereka seharusnya ... nggak tertangkap?"

Orang-orang itu terlihat sangat jahat. Mereka pasti adalah orang yang kejam. Meskipun tertangkap, mereka juga pasti akan langsung bunuh diri. Jadi, Ayu merasa dirinya pasti tidak akan kenapa-napa.

Ayu memang berpikir begitu, tetapi dia tidak tahu bahwa saat ini, ada seseorang yang sudah dikurung di penjara pengadilan kekaisaran.

Damar hanya mendengus dingin. Dia tidak ingin melihat tamp
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter

Pinakabagong kabanata

  • Pembalasan Dendam Sang Putri Adipati   Bab 581

    "Suara ini ...."Begitu mendengar suara di luar, Kama langsung mengernyit. Kenapa mereka ada di sini?"Tok, tok, tok!""Kak Kama? Kak Kama! Kak Kama, cepat buka pintunya!""Sudahlah, Kak Kama. Aku tahu kamu masih belum tidur. Lampu di rumahmu masih menyala. Cepat bukakan pintu untukku dan Ayu!"Kama tidak ingin membuka pintu, tetapi kedua orang di luar itu berisik sekali. Biasanya di waktu seperti ini, suasana sudah sepi. Kesunyian malam ini benar-benar sudah dihancurkan oleh mereka. Akhirnya, Kama pergi membukakan pintu bagi mereka."Krek."Begitu pintu terbuka, Kama berdiri di depan pintu dan menatap kedua orang di luar dengan tidak senang. "Buat apa kalian datang kemari malam-malam begini? Bukannya kalian seharusnya ada di rumah?""Sebentar, Kak Kama. Biarkan kami masuk dulu, ya. Kami capek sekali. Kalau lanjut berdiri lagi, kakiku bisa patah." Ayu dan Kahar langsung mendorong Kama ke samping, lalu masuk ke rumah seolah-olah itu adalah rumah mereka. "Hei, kalian ...." Sebelum sem

  • Pembalasan Dendam Sang Putri Adipati   Bab 580

    Selain itu, Ayu juga dapat menghadapi Syakia secara terang-terangan. Ketika obat herbal di ladang obat sudah bisa dipanen, sudah waktunya baginya untuk menyelesaikan dendam baru dan lamanya dengan Syakia!Setelah berpikir begitu, Ayu tidak lagi begitu menolak hukuman untuk pergi mencari Kama. Sesuai dugaan, ayahnya tidak tega bersikap kejam padanya.Ayu merasa sangat bangga. Namun, dia jelas merasa gembira terlalu dini. Pada detik berikutnya, dia mendengar Damar berkata, "Oh iya, karena Kama nggak mengambil apa pun waktu keluar dari rumah, kalian juga nggak boleh mengambil apa pun. Kalian nggak usah berkemas lagi, langsung pergi saja.""Apa?" Ayu pun tercengang. "Kalau nggak berkemas, kami mana punya baju ganti? Memangnya kami juga nggak boleh bawa pakaian, Ayah?"Damar menyahut dengan kejam, "Benar, kalian nggak boleh bawa pakaian. Kalau ada masalah, kalian selesaikan saja sendiri. Kalau sudah paham apa yang kukatakan, jangan buang-buang waktu lagi. Keluar!"Ayu sangat marah, tetapi t

  • Pembalasan Dendam Sang Putri Adipati   Bab 579

    Damar merampas kotak kayu itu dari tangan Kahar, lalu membantingnya ke meja. Dia menunjuk pil di dalamnya dan berseru marah, "Dasar bodoh! Asal kamu tahu, begitu pil ini terkena api, kita bertiga akan mampus! Nanti, nggak akan ada seorang pun yang bisa selamat!"Kahar tidak menyangka pil ini begitu menyeramkan. Dia pun buru-buru melangkah mundur beberapa langkah. Ketika melihat pil itu lagi, dia masih agak takut. Jika ayahnya tidak menghentikannya tepat waktu, dia pasti sudah menimbulkan masalah besar!Begitu memikirkan hal ini, meskipun keringat dingin sudah membasahi sekujur tubuhnya, dia tetap berseru dengan marah, "Siapa yang racik pil seperti ini? Kenapa orang itu begitu kejam dan berbahaya!""Kalian nggak perlu tahu siapa yang meraciknya, itu bukan urusan kalian. Kalian cuma perlu ingat apa yang aku katakan dan jauhi benda-benda kotor ini, termasuk orang-orang yang pernah mengonsumsinya! Sudah mengerti?"Pada saat ini, Ayu dan Kahar mana berani tidak patuh. Mereka pun mengangguk

  • Pembalasan Dendam Sang Putri Adipati   Bab 578

    Damar hampir tidak bisa menahan diri untuk memaki Ayu idiot. Saat ini, Ayu baru menyadari betapa seriusnya masalah ini. Apa lagi itu namanya jika bukan idiot? Masalahnya, orang seidiot ini justru adalah putrinya. Damar benar-benar tidak tahu Ayu mirip dengan siapa!"Sebaiknya kamu berdoa mereka bukan tertangkap, atau berdoa mereka cepat mati. Kalau salah satu dari mereka tertangkap, kamu kira mereka akan sanggup menahan siksaan dari pengadilan kekaisaran?" ujar Damar sambil menatap Ayu dengan tatapan yang sangat berbahaya.Ayu pun menelan ludah dengan ketakutan. "Mereka seharusnya ... nggak tertangkap?"Orang-orang itu terlihat sangat jahat. Mereka pasti adalah orang yang kejam. Meskipun tertangkap, mereka juga pasti akan langsung bunuh diri. Jadi, Ayu merasa dirinya pasti tidak akan kenapa-napa.Ayu memang berpikir begitu, tetapi dia tidak tahu bahwa saat ini, ada seseorang yang sudah dikurung di penjara pengadilan kekaisaran.Damar hanya mendengus dingin. Dia tidak ingin melihat tamp

  • Pembalasan Dendam Sang Putri Adipati   Bab 577

    Mata Syakia menjadi gelap. Namun, ini bukanlah masalah. Meskipun tidak dapat menghancurkan seluruh Kediaman Adipati Pelindung Kerajaan secara langsung, dia dapat mendorong mereka ke situasi putus asa selangkah demi selangkah.Setelah berpikir demikian, hati Syakia yang awalnya gelisah segera menjadi tenang. Dia memang masih belum yakin, tetapi dia juga tidak dapat diam saja setelah mengetahui informasi ini. Bagaimana jika dia ... mencoba saja?Syakia yang berpikir begitu pun melirik serangga beracunnya satu per satu. Pada akhirnya, tatapannya jatuh pada sekelompok semut di paling pinggir.Benar, dia akan memilih beberapa ekor semut itu. Mereka seharusnya bernama semut api merah. Ini adalah jenis semut yang sangat agresif. Akan tetapi, dibandingkan dengan serangga beracun lainnya, racun mereka tidak begitu mematikan.Jadi, Syakia secara khusus mengembangkan racun yang berbeda untuk mereka. Dia tidak mengembangkan racun mematikan, melainkan sejenis racun yang bisa memberikan efek terbaka

  • Pembalasan Dendam Sang Putri Adipati   Bab 576

    "Ya ampun, kalian sudah melahirkan anak sebanyak ini?"Setelah berjalan melewati jaring laba-laba dengan kepala tertunduk, Syakia mendongak dan melihat jaring laba-laba besar yang menjuntai di lantai dua. Dia pun langsung meringis. Dia baru tidak masuk ke ruang giok selama beberapa hari, tetapi tempat ini sudah hampir menjadi sarang laba-laba.Bukannya Syakia keberatan laba-laba ini berkembang biak, tetapi jumlahnya terlalu banyak. Meskipun dia tidak takut pada laba-laba, hal ini juga bisa membuatnya fobia."Nggak bisa, aku harus pindahkan sarang kalian."Jika laba-laba ini lanjut tinggal di tempat ini, Syakia khawatir dirinya tidak akan pernah bisa naik ke lantai dua lagi. Dia juga langsung bertindak. Begitu dia menggerakkan pikirannya, semua laba-laba itu pun serempak berpindah tempat tinggal dan merayap keluar dari pagoda.Syakia memandang lahan di luar. Selain ladang obat dan sungai, sisanya pada dasarnya adalah padang rumput yang tak berujung. Laba-laba tidak menyukai tempat seper

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status