Share

5. Rencana Pertama, Menyusupkan Orang

”Jadi ..., apa maklumatnya?” suara lelaki bernama Khalid, dia sudah tak sabar.

Khalid tak percaya, dia harus bertemu dengan seorang remaja yang kini duduk di depannya. Tak peduli apapun, remaja itu terliht cuek dan menyeruput minuman di salah satu tempat restoran sederhana ini. Tempat ini tentu sangat sederhana, dan Khalid terpaksa datang, karena telepon penting.

”Aku sedang menunggu kata-katanya!” suara remaja itu sambil terlihat menggoyangkan kepalanya naik dan turun.

Remaja yang memakai jaket itu melihat santai ke kanan dan ke kiri, sambil meminum jus jeruknya. Ada alat di telinganya.

Sial! Khalid menggerutu. Namun, dia benar-benar penasaran. Dia sendiri melihat bungkusan jasad James saat malam pembunuhan itu terjadi. Semua di Dark Head sudah tahu, bahwa James sudah dikonfirmasi dibunuh.

”Oh ya ..., siapa namamu, Bocah ...” suara Khalid terhenti.

”Tunggu ...!” remaja itu terdengar mendengarkan arahan.

Khalid penasaran dan menunggu.

”Shadow Eagle bilang, terima kasih untuk malam itu!” suara remaja itu santai lagi sambil menatap Khalid. Tatapannya itu ...

”Bagai ..., bagaimana kamu bisa masih ...,” raut wajah Khalid tak percaya.

”Cukup, Khalid!”

Khalid terdiam, remaja itu kemudian melanjutkan ucapannya lagi setelah jeda.

”Aku masih hidup, dan Shadow Eagle tidak mudah untuk dibunuh!”

Khalid gemetaran, remaja itu terlihat berkata dengan tegas dan menirukan suara yang membisikinya melalui alat pendengarannya. Sebelumnya, Khalid masih tak percaya mendapatkan telpon khusus dan mengatakan kode, Shadow Eagle dan memintanya bertemu secara khusus.

”Satu hal mulai sekarang yang menjadi tugasmu,” kata remaja itu dan meminum jusnya lagi.

”Laporkan apapun pergerakan penting dari Dark Head. Aku bersumpah akan menghancurkan mereka semua!”

Mata Khalid membulat, dia paham siapa yang memiliki ketegasan seperti itu. Tidak lain, dia alah Shadow Eagle yang sebenarnya. Artinya, dia belum mati. Dia memalsukan kematiannya, dia paham betul siapa Shadow Eagle, mentor yang sudah membimbingnya selama ini dalam segala hal.

Remaja itu menyudahi percakapan, dia bilang orang yang membayarnya akan pergi.

”Bagaimana caraku melaporkannya?” tanya Khalid bingung.

”Tentu saja..., lewat remaja di depanmu ini. Aku sudah menjalin kontrak dengannya!”

Khalid tak berani lagi menjawab.

”Baiklah!”

Remaja itu berdiri dan pamitan untuk pergi.

”Tunggu, siapa namamu?” tanya Khalid.

Remaja itu mengambil sesuatu dari balik bajunya, dia sudah mempersiapkannya. Sebuah kertas dan menaruhnya di atas meja.

”Selanjutnya, kita akan bekerjasama dengan baik, Paman!”

Remaja itu pergi, Khalid terdiam dan menarik kertas itu, sebuah kartu yang baru saja ditulisi dengan tulisan tangan.

Nomor telepon dan juga, sebuah nama.

BAGAS

***

”Kakak, bukankah kamu ada janji dengan Jovi?” kata Khalid mengingatkan James sambil mengerlingkan matanya. Saat itu, pesta yang diadakan secara tertutup atas keberhasilan James menjalankan tugasnya.

Jovi adalah wanita penjaga toko di mana, James dan Khalid sering berbelanja di sana. Jovi adalah wanita cantik yang selalu memperhatikan James dan terpesona dengan wajah cool yang dimiliki James.

Khalid sering menggoda mentornya itu, dan hal itu digunakan oleh Khalid agar James meninggalkan pesta itu. Khalid menyadari bahwa, ada rencana tersembunyi yang ingin menjegal James atau bahkan membunuhnya. Namun, Khalid tidak memiliki bukti. Jadi, dia meminta James untuk pergi.

Namun, James tidak pergi dan lebih memilih berada dalam pesta itu.

Hingga, kabar kematian Shadow Eagle terdengar. Petinggi Dark Head memberi laporan, seseorang menembak Dark Head dan mereka hanya tahu Shadow Eagle meninggal karena racun dan tembakan. Jasad James dibawa dan dibungkus, semua pembunuh di Dark Head terlihat bersedih.

Jadi ..., Bagas baru menyadari bahwa kode dengan nama Jovi adalah peringatan dari Khalid untuk James, agar James meninggalkan pesta itu.

Bagas berjalan keluar dari rumah makan tersebut, dia memakai jaketnya dan menutupi kepalanya. Panas masih terasa menyengat. Dia tersenyum, satu langkah rencananya sudah terpenuhi.

Dia percaya pada Khalid, hal itu karena hanya dia satu-satunya yang bisa dipercayainya.

***

Sore itu, Bagas berjalan ke sebuah tempat proyek bangunan yang mangkrak.

Bagas berjalan dengan tegak, memakai jaket penutup kepala. Dia membukanya. Suara telpon berdering dan dia harus datang ke tempat yang terisolasi tersebut.

Hal itu karena sebuah telpon yang mengharuskannya datang. Dan, di depan Bagas sekelompok preman dengan senjata pemukul bersantai. Di antara mereka; ada yang merokok, memainkan senjata tongkat besi.

”Bagas! Kamu harus lari! Tidak perlu pedulikan aku!”

Teriak seorang wanita, dia adalah Nadia yang terikat di sebuah tiang. Di belakang para preman dewasa itu, ada tiga orang yang masih remaja. Dan, Natan ada di antaranya. Dia benar-benar melakukannya! Bagas sudah tahu siapa yang berani melakukan hal rendah seperti itu.

Sepertinya! Pelajaran yang dia dapatkan di sekolah, masih belum cukup untuknya!

”Diam, anak pelayan!” suara Natan lantang. Natan sangat membenci Nadia, anak seorang pelayan.

Dia sudah menunggu momen ini, meskipun dia dan Bagas adalah sepupu. Namun, Natan tak pernah mau mengakuinya karena ibu dari Bagas adalah pembantu di rumah kakeknya. Kali ini, anjing yang selalu diganggunya itu berani menghajarnya di sekolah.

Saatnya untuk balas dendam!

”Merangkaklah seperti anjing, Bagas! Aku akan mempertimbangkan untuk tidak melukai Nadia!”

Bagas masih diam saja.

”Merangkaklah seperti anjing sekarang juga!” teriak Natan sekali lagi.

Bagas menggerakkan kepalanya, para penjahat yang berjumlah banyak itu juga menggerakkan tangan-tangan mereka. Jadi, mereka dibayar oleh Natan hanya untuk seorang bocah?

”Apa kalian semua ingin dihancurkan sekaligus?”

Mata Bagas menajam ke arah para penjahat itu, dan matanya menyala tak lagi punya pandangn seorang remaja.

Seorang pembunuh yang ditantang dengan pertarungan. Jadi ...

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status