Share

Bab 8 : Hamil

last update Last Updated: 2022-12-20 11:42:02

Karena tidak berhasil membuat Dewa tidur dengannya, akhirnya Airin meminta bertemu Kaisar untuk memberitahu kebenaran tentang kehamilannya.

Kaisar terlihat begitu bahagia ketika mendengar cerita Airin, bahkan mengusap perut selingkuhannya itu dan menciuminya. Namun, Kaisar heran karena Airin seolah tidak bahagia mengandung anaknya.

"Kenapa wajahmu seperti itu?" tanya Kaisar yang melihat betapa muramnya Airin.

Dalam Airin memandangi wajah Kaisar, awalnya dia tidak menyangka bahwa respon Kaisar akan sampai seperti itu, saat dia memberitahu perihal kehamilannya.

"Karena aku tahu, meskipun aku hamil kamu tidak akan pernah menceraikan Agni." Airin sedih karena pasti akan sulit baginya menjalani kehidupan setelah ini. 

Ucapan Airin benar-benar mengena di hati putra sulung Kamal itu, Kaisar bahkan terdiam dan tidak bisa langsung menjawab. Dia memilih menggenggam tangan selingkuhannya itu, Kaisar pun kaget karena Airin menepisnya kasar.

"Kamu bisa menyembunyikan fakta dengan mengatakan bahwa anak itu adalah anak suamimu bukan anakku," ucap Kaisar tanpa dosa, karena dia sadar dirinya memang tidak mungkin menceraikan Agni.

"Dewa sudah mengajukan perceraian kami, apa kamu pikir dia pria bodoh? Dia bahkan tidak pernah menyentuhku dan dia juga tahu perselingkuhan kita." Airin begitu emosional, menangis dan terus menepis tangan Kaisar yang hendak menyentuhnya.

Akhirnya Kaisar hanya bisa merengkuh tubuh Airin dengan sedikit memaksa. Ia pun berbisik ke telinga wanita itu. "Tenang lah! pasti ada jalan untuk kita."

Airin tidak menyangka kalau Kaisar akan bicara dengan begitu mudah tanpa memikirkan perasaannya, hingga memilih langsung berdiri dan membuat pria itu terkejut.

"Kamu tidak akan pernah mengerti perasaanku!" 

Airin menyambar tas yang ada di atas meja, hingga memilih meninggalkan Kaisar begitu saja, mengabaikan meski selingkuhannya itu terus memanggil.

-

-

-

Karena Airin marah padanya, Kaisar pun memilih pulang ke rumah. Ketika baru saja menginjakkan kaki di ambang pintu. Ia terkejut melihat Agni yang berlari kecil ke arahnya, bahkan istrinya itu langsung memeluk Kaisar begitu erat.

"Ada apa?" tanya Kaisar yang terkejut.

Agni melepas pelukan, menatap wajah Kaisar yang kebingungan. Ia mengulas senyum di wajah hingga menunjukkan surat keterangan dokter yang berada di genggamannya. 

"Aku hamil," jawab Agni dengan raut wajah yang begitu bahagia.

Kaisar kini berada diantara perasaan terkejut dan bimbang, bagaimana bisa Airin dan Agni hamil di waktu yang bersamaan.

"Be-benarkah?" tanya Kaisar tergagap.

Agni menganggukkan kepala dengan senyum lebar. Kaisar sejujurnya bahagia melihat wanita itu bahagia, hingga dia memeluk Agni dan menciumi pipi istrinya itu bertubi.

-

-

Hari berikutnya, Agni mengajak Kaisar pergi ke rumah orangtuanya. Mereka ingin menyampaikan kabar bahagia atas kehamilannya itu.

"Benarkah?" Seakan tak percaya, Abimana bicara dengan sangat keras ketika mendengar putri kesayangannya hamil. Bukannya tidak senang, tapi dia sangat bahagia mendengar penjelasan sang putri yang akhirnya hamil setelah 3 tahun menikah.

Agni begitu senang melihat orangtuanya bahagia ketika mengetahui dirinya hamil. Bahkan sang mama langsung menciumi wajahnya untuk meluapkan kebahagiaan.

"Sebagai hadiah untuk calon cucuku. Aku akan memberikan beberapa saham Papa untukmu," ujar Abimana secara spontan kepada sang putri. "Bagaimana kalau saham  Papa di K Sport?"

Agni semakin bahagia, sampai menggenggam erat telapak tangan Kaisar yang sudah bertautan sejak tadi. 

Kaisar tersenyum, di dalam hatinya pria itu merasa sangat bahagia dengan pikiran piciknya. Tentu saja mengambil alih saham milik Abimana jika sudah berada di tangan sang istri. 

Mereka memutuskan tidak menginap setelah memberitahukan tentang kabar kehamilan itu. Kaisar mengajak Agni pulang untuk melancarkan aksi merayu agar sang istri menuruti semua ucapannya.

"Calon anak kita membawa berkah." Kaisar mulai melancarkan aksinya. Ia mengusap perut Agni yang masih rata, bahkan mencium berulangkali untuk menunjukkan kalau dia begitu bahagia.

"Ya, bayi yang kita harapkan, akhirnya sekarang hadir," timpal Agni dengan tangan yang mengusap lembut rambut suaminya. 

"Sayang, kalau saham papa di K Sport sudah dialihkan padamu, bolehkah aku yang memilikinya? Em ... kalau tidak boleh tidak apa-apa, asal kamu tetap mendukungku," ucap Kaisar mencoba berbicara tanpa memaksa agar Agni dengan sukarela mau menyerahkannya. 

"Tentu saja, setelah pemindahan hak kepemilikan, aku pasti akan memberikannya kepadamu." Agni mengiakan keinginan pria itu. 

Kaisar begitu senang mendengar ucapan istrinya. Ia langsung menghujani wajah Agni dengan kecupan tanpa jeda.

-

-

-

Hari berikutnya, Kaisar tampak berjalan malas di koridor apartemen markas perselingkuhannya dengan Airin. Beberapa jam yang lalu, Airin menghubungi dan meminta untuk bertemu.

"Ada apa? Kenapa mendadak?" tanya Kaisar dengan nada malas.

"Kai, bagaimana dengan kandunganku? Apa kamu akan membiarkan janin ini tumbuh tanpa ayah, sedangkan Dewa sebentar lagi akan menceraikanku." Airin begitu bingung dengan nasib dirinya, terlebih karena Dewa sudah membeberkan masalah perselingkuhannya dengan Kaisar kepada orangtua Dewa, yang membuat Airin tidak lagi punya senjata untuk mengancam suaminya. 

"Aku harus bagaimana?" tanya Kaisar yang terlihat tak acuh.

Airin melihat sikap berbeda dari Kaisar, hingga wanita itu merasa kesal.

"Ya, kamu harus bertanggung jawab. Apa kamu tega melihatku hamil tanpa suami kalau Dewa menceraikanku!" geram Airin.

"Ya sudah, kalau begitu gugurkan saja kandunganmu itu!"

Airin terkesiap dengan ucapan Kaisar, kemarin pria itu sangat bahagia mengetahui ada benih tumbuh di rahimnya. Namun, sekarang tampaknya berbeda, ada hal yang membuat sikap Kaisar berubah secara tiba-tiba. 

"Oke, jadi itu mau kamu! Kalau begitu aku akan membeberkan hubungan kita kepada Agni!" ancam Airin yang kemudian langsung meninggalkan sang selingkuhan. 

Kaisar begitu terkejut dengan ancaman Airin, tapi dia tak lantas takut begitu saja karena yakin Agni akan lebih mempercayai dirinya ketimbang Airin. 

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (3)
goodnovel comment avatar
Suswati
harus pakai koin jadi males baca
goodnovel comment avatar
Maria
yaaahh......tanggung .....deh
goodnovel comment avatar
Lkems Fhitria
komen dari gpp ya kak Na, yg atas2 kemarin lupa enggak komen.........
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Pembalasan Istri Tersakiti   83. KEKASIH RAHASIA : Unboxing

    Rumah Hantoro yang biasanya sepi kini tampak ramai. Banyak orang berlalu-lalang dan semuanya memakai pakaian yang nyaris seragam. Yang lebih mengesankan lagi halaman rumah pria itu juga sudah di sulap sedemikian rupa oleh sang empunya hingga siapa saja yang melihat sudah bisa menerka apa yang terjadi di sana. Pernikahan? Ya, itu benar. Anya dan Kaisar menikah. Akad nikah digelar tepat sebulan setelah Kaisar mengutarakan niat hendak menikahi Anya. Mereka memakai halaman sebagai tempat mengucap janji suci. Kursi, meja prasmanan serta ornamen lainnya semua bernuansa putih, memberi kesan sakral untuk acara yang akan di laksanakan sebentar lagi. Acara itu hanya dihadiri oleh keluarga dekat saja. Bahkan media tidak mengetahui soal pernikahan ini. Mengenai alasannya, itu semua karena Anya masih terikat kontrak, dia juga masih sibuk dengan beberapa proyek yang akan digarap. Jika mengadakan resepsi besar-besaran takutnya selain membuat khalayak gaduh, juga akan membuat kesehatan Anya tergang

  • Pembalasan Istri Tersakiti   82. KEKASIH RAHASIA : Berpisah Lagi

    "Memangnya kenapa?" tanya Anya. Dia turunkan jari tangan Kaisar dan menarik kemeja pria itu agar merebah kembali.Kaisar menurut meski debaran di dadanya sudah menggila. Dia emosi melihat adegan itu. Ingin rasanya dia layangkan tinju ke wajah pria yang menjadi lawan main Anya."Itu, kenapa kamu mau melakukan adegan ciuman? Apa harus berciuman? Berapa kali adegan itu diambil saat proses syuting?" lanjut Kaisar masih bernada sama. Dadanya bahkan naik turun karena emosi.Namun, bukannya menjawab Anya justru terbahak, dia terpingkal-pingkal melihat ekspresi lucu Kaisar yang sedang cemburu. Ya, Anya yakin sekarang Kaisar tengah cemburu."Tidak perlu marah-marah. Itu hanya akting. Tidak ada rasa, bukan sungguhan.""Tapi tetap saja dia sudah menciummu." Kaisar masih saja kesal. Dan saat seperti itu tiba-tiba saja ada satu ide gila yang Anya pikirkan. Gadis itu pun menutup mata sambil berkata- "Kalau begitu hilangkan jejaknya dari bibirku!"Kaisar pun kaget mendengar permintaan Anya, terlebi

  • Pembalasan Istri Tersakiti   81. KEKASIH RAHASIA : Tidak Takut

    "Kenapa tidak ada pegunjung lain?" tanya Kaisar. Kepalanya menoleh ke kanan kiri. Ia heran karena studio bioskop kelas premier yang dimasukinya bersama Anya sangat sepi. Padahal di luar sana banyak orang, mana mungkin tidak ada satu orang pun yang ikut menonton di kelas itu."Sepi karena aku menyewa satu studio ini hanya untuk kita," balas Anya. Ia sunggingkan tawa jenaka dan berhasil membuat Kaisar menggaruk bagian belakang kepalanya yang tidak gatal.Namun, pria itu tetap mengikuti langkah Anya. Kekasihnya itu sudah mengalungkan tangan di lengan dan menariknya masuk lebih jauh. Keduanya pun memilih duduk di barisan tengah."Kenapa harus disewa?" tanya Kaisar sesaat setelah pantatnya menempel ke kursi."Karena aku ingin berduaan denganmu menikmati film ini. Aku tidak ingin ada yang mengganggu kita," seloroh Anya lagi. Matanya bahkan mengedip genit dan kembali membuat Kaisar geleng-geleng kepala dan tertawa.Kaisar pun tak banyak bicara lagi, terlebih mengingat sifat Anya yang memang

  • Pembalasan Istri Tersakiti   80. KEKASIH RAHASIA : Matahari Terbit

    "Anya, maukah kamu menikah denganku?"Pemintaan Kaisar itu bagai nyanyian merdu nan syahdu yang merasuk ke dalam telinga Anya. Kalimat itu tak ayal membuatnya menitikkan air mata karena tak sanggup menahan haru."Om?" Anya menutup mulut dengan dua tangan, sedang matanya bergerak liar ke sana kemari menatap takjub pada Kaisar. Sungguh dia tak menyangka Kaisar melamarnya di bawah terbitnya sang mentari."Maukah kamu menikah denganku? Menghabiskan sisa hidupmu dengan mantan laki-laki brengsek dan punya banyak kekurangan seperti aku?"Tak mampu lagi menahan perasaan di hatinya, Anya pun membiarkan air matanya meluruh. Dan sebagai jawaban atas pertanyaan Kaisar, gadis itu mengangguk mantap dan menghambur ke dalam pelukan pria itu. Lisannya benar-benar terkunci, dia bahagia sampai tak bisa berkata-kata.Disela isak tangis yang mengharu biru, Anya pun mengulurkan tangan kirinya. Ia membuat Kaisar tersenyum lebar lantas menyematkan cincin itu ke jari manis lalu menciumnya. "Aku berjanji akan

  • Pembalasan Istri Tersakiti   79. KEKASIH RAHASIA : Indah

    Pertanyaan Kaisar soal wanita mantan selingkuhannya itu pun mau tak mau harus Anya jawab."Alasannya karena aku sadar kalau aku salah. Aku terlalu cemburu waktu itu. Aku takut kalau kamu akan terpengaruh dengan adanya Rey. Tapi sekarang tidak lagi, aku yakin anak-anakmu tidak akan mengganggu keharmonisan hubungan kita. Selama beberapa bulan ini aku terus menerus berpikir dan menyayangkan, kenapa sampai harus putus denganmu hanya karena alasan ini. Dan setelah aku pikirkan lagi, aku menyesal melepaskanmu. Aku terlalu menyukaimu," jelas Anya yang diakhiri dengan senyuman manis."Benarkah?"Anya mengangguk sambil membetulkan jaket milik Kaisar yang kini membalut tubuhnya. “Mauri dan Rey adalah buah dari masa lalu yang merupakan bagian dari hidupmu yang tidak akan pernah bisa dipungkiri sampai kapan pun, Jadi aku harus berdamai dengan itu.""Apa kamu akan menyayangi mereka? apa kamu tidak akan pilih kasih? Sedangkan kamu bilang tidak menyukai Rey karena dia anak seorang pelakor."Anya men

  • Pembalasan Istri Tersakiti   78. KEKASIH RAHASIA : Semakin Jatuh Hati

    Setelah aksi peluk-pelukannya dan Kaisar tadi. Anya pun akhirnya tetap datang ke acara makan malam itu. Dia hadir di pesta dengan pikiran yang tidak fokus. Sepanjang acara, Anya lebih sering menatap ponsel di tangan. Sesekali senyumnya mengembang, matanya juga berbinar saat menatap layar benda pipih itu.[Bersabarlah, sebentar lagi aku akan pergi dari pesta]Pesan itu Anya kirim ke Kaisar dan tidak lama kemudian ponselnya bergetar.[Tenang saja, aku akan menunggu. Nikmatilah acaranya.]Anya langsung merengut. Kembali dia mengirim pesan untuk membalas pria itu.[Bagaimana bisa aku fokus ke acara sedang hati dan pikiranku ke kamu? Harusnya kamu ikut masuk]Kejujuran Anya hanya dibalas Kaisar dengan emoji tawa dan lambang cinta. Ajaibnya itu membuat Anya tersenyum lagi. Gadis itu memilih menyesap soda yang ada di tangan dan mengedarkan pandangan mencari keberadaan Martha.Namun, bisik-bisik aneh terdengar sampai ke telinga Anya. Ia jelas sudah tahu topik apa yang dibahas. Mereka membicar

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status