Karena tidak berhasil membuat Dewa tidur dengannya, akhirnya Airin meminta bertemu Kaisar untuk memberitahu kebenaran tentang kehamilannya.
Kaisar terlihat begitu bahagia ketika mendengar cerita Airin, bahkan mengusap perut selingkuhannya itu dan menciuminya. Namun, Kaisar heran karena Airin seolah tidak bahagia mengandung anaknya.
"Kenapa wajahmu seperti itu?" tanya Kaisar yang melihat betapa muramnya Airin.
Dalam Airin memandangi wajah Kaisar, awalnya dia tidak menyangka bahwa respon Kaisar akan sampai seperti itu, saat dia memberitahu perihal kehamilannya.
"Karena aku tahu, meskipun aku hamil kamu tidak akan pernah menceraikan Agni." Airin sedih karena pasti akan sulit baginya menjalani kehidupan setelah ini.
Ucapan Airin benar-benar mengena di hati putra sulung Kamal itu, Kaisar bahkan terdiam dan tidak bisa langsung menjawab. Dia memilih menggenggam tangan selingkuhannya itu, Kaisar pun kaget karena Airin menepisnya kasar.
"Kamu bisa menyembunyikan fakta dengan mengatakan bahwa anak itu adalah anak suamimu bukan anakku," ucap Kaisar tanpa dosa, karena dia sadar dirinya memang tidak mungkin menceraikan Agni.
"Dewa sudah mengajukan perceraian kami, apa kamu pikir dia pria bodoh? Dia bahkan tidak pernah menyentuhku dan dia juga tahu perselingkuhan kita." Airin begitu emosional, menangis dan terus menepis tangan Kaisar yang hendak menyentuhnya.
Akhirnya Kaisar hanya bisa merengkuh tubuh Airin dengan sedikit memaksa. Ia pun berbisik ke telinga wanita itu. "Tenang lah! pasti ada jalan untuk kita."
Airin tidak menyangka kalau Kaisar akan bicara dengan begitu mudah tanpa memikirkan perasaannya, hingga memilih langsung berdiri dan membuat pria itu terkejut.
"Kamu tidak akan pernah mengerti perasaanku!"
Airin menyambar tas yang ada di atas meja, hingga memilih meninggalkan Kaisar begitu saja, mengabaikan meski selingkuhannya itu terus memanggil.
-
-
-
Karena Airin marah padanya, Kaisar pun memilih pulang ke rumah. Ketika baru saja menginjakkan kaki di ambang pintu. Ia terkejut melihat Agni yang berlari kecil ke arahnya, bahkan istrinya itu langsung memeluk Kaisar begitu erat.
"Ada apa?" tanya Kaisar yang terkejut.
Agni melepas pelukan, menatap wajah Kaisar yang kebingungan. Ia mengulas senyum di wajah hingga menunjukkan surat keterangan dokter yang berada di genggamannya.
"Aku hamil," jawab Agni dengan raut wajah yang begitu bahagia.
Kaisar kini berada diantara perasaan terkejut dan bimbang, bagaimana bisa Airin dan Agni hamil di waktu yang bersamaan.
"Be-benarkah?" tanya Kaisar tergagap.
Agni menganggukkan kepala dengan senyum lebar. Kaisar sejujurnya bahagia melihat wanita itu bahagia, hingga dia memeluk Agni dan menciumi pipi istrinya itu bertubi.
-
-
Hari berikutnya, Agni mengajak Kaisar pergi ke rumah orangtuanya. Mereka ingin menyampaikan kabar bahagia atas kehamilannya itu.
"Benarkah?" Seakan tak percaya, Abimana bicara dengan sangat keras ketika mendengar putri kesayangannya hamil. Bukannya tidak senang, tapi dia sangat bahagia mendengar penjelasan sang putri yang akhirnya hamil setelah 3 tahun menikah.
Agni begitu senang melihat orangtuanya bahagia ketika mengetahui dirinya hamil. Bahkan sang mama langsung menciumi wajahnya untuk meluapkan kebahagiaan.
"Sebagai hadiah untuk calon cucuku. Aku akan memberikan beberapa saham Papa untukmu," ujar Abimana secara spontan kepada sang putri. "Bagaimana kalau saham Papa di K Sport?"
Agni semakin bahagia, sampai menggenggam erat telapak tangan Kaisar yang sudah bertautan sejak tadi.
Kaisar tersenyum, di dalam hatinya pria itu merasa sangat bahagia dengan pikiran piciknya. Tentu saja mengambil alih saham milik Abimana jika sudah berada di tangan sang istri.
Mereka memutuskan tidak menginap setelah memberitahukan tentang kabar kehamilan itu. Kaisar mengajak Agni pulang untuk melancarkan aksi merayu agar sang istri menuruti semua ucapannya.
"Calon anak kita membawa berkah." Kaisar mulai melancarkan aksinya. Ia mengusap perut Agni yang masih rata, bahkan mencium berulangkali untuk menunjukkan kalau dia begitu bahagia.
"Ya, bayi yang kita harapkan, akhirnya sekarang hadir," timpal Agni dengan tangan yang mengusap lembut rambut suaminya.
"Sayang, kalau saham papa di K Sport sudah dialihkan padamu, bolehkah aku yang memilikinya? Em ... kalau tidak boleh tidak apa-apa, asal kamu tetap mendukungku," ucap Kaisar mencoba berbicara tanpa memaksa agar Agni dengan sukarela mau menyerahkannya.
"Tentu saja, setelah pemindahan hak kepemilikan, aku pasti akan memberikannya kepadamu." Agni mengiakan keinginan pria itu.
Kaisar begitu senang mendengar ucapan istrinya. Ia langsung menghujani wajah Agni dengan kecupan tanpa jeda.
-
-
-
Hari berikutnya, Kaisar tampak berjalan malas di koridor apartemen markas perselingkuhannya dengan Airin. Beberapa jam yang lalu, Airin menghubungi dan meminta untuk bertemu.
"Ada apa? Kenapa mendadak?" tanya Kaisar dengan nada malas.
"Kai, bagaimana dengan kandunganku? Apa kamu akan membiarkan janin ini tumbuh tanpa ayah, sedangkan Dewa sebentar lagi akan menceraikanku." Airin begitu bingung dengan nasib dirinya, terlebih karena Dewa sudah membeberkan masalah perselingkuhannya dengan Kaisar kepada orangtua Dewa, yang membuat Airin tidak lagi punya senjata untuk mengancam suaminya.
"Aku harus bagaimana?" tanya Kaisar yang terlihat tak acuh.
Airin melihat sikap berbeda dari Kaisar, hingga wanita itu merasa kesal.
"Ya, kamu harus bertanggung jawab. Apa kamu tega melihatku hamil tanpa suami kalau Dewa menceraikanku!" geram Airin.
"Ya sudah, kalau begitu gugurkan saja kandunganmu itu!"
Airin terkesiap dengan ucapan Kaisar, kemarin pria itu sangat bahagia mengetahui ada benih tumbuh di rahimnya. Namun, sekarang tampaknya berbeda, ada hal yang membuat sikap Kaisar berubah secara tiba-tiba.
"Oke, jadi itu mau kamu! Kalau begitu aku akan membeberkan hubungan kita kepada Agni!" ancam Airin yang kemudian langsung meninggalkan sang selingkuhan.
Kaisar begitu terkejut dengan ancaman Airin, tapi dia tak lantas takut begitu saja karena yakin Agni akan lebih mempercayai dirinya ketimbang Airin.
Setelah malam perdebatannya dengan Kaisar. Airin masih berusaha menghubungi pria itu tapi tidak ada tanggapan, bahkan nomor Kaisar sering tidak aktif. Airin pun terlihat lesu dan frustasi, apalagi Dewa sudah membeberkan masalah perselingkuhan dirinya dengan Kaisar ke kedua orangtuanya. Di saat seperti ini, Airin sangat membutuhkan seseorang untuk berkeluh kesah."Apa dia sengaja menghindar dariku?"Kaisar dulu tidak pernah mengabaikan pesan maupun panggilan darinya. Namun, tampaknya sekarang Kaisar memang berniat meninggalkannya. "Tidak akan aku biarkan kamu mengabaikan diriku!" Matanya menunjukkan rasa kesal yang amat sangat. Airin yang dulu dibutakan cinta, kini merasa bingung karena kehamilannya, dia tidak bisa berdiam diri ketika ayah dari janin yang dikandungnya bersikap tak acuh padanya. Hari itu dia nekat pergi ke perusahaan Kaisar, dan hendak bertemu pria itu bagaimanapun caranya.Airin melangkahkan kaki masuk ke dalam gedung K Sport. Saat di lobi dia melihat Kaisar, Kamal,
Sudah beberapa hari Airin tidak memberi kabar ataupun menghubungi semenjak menggila di lobi perusahaan K Sport hari itu. Tiba-tiba saja Kaisar merasa rindu dengan wanita selingkuhannya itu, hingga akhirnya dia mencoba menghubungi Airin meski sedikit ragu."Halo." Kaisar langsung menyapa ketika panggilan itu dijawab."Ada apa?" tanya Airin dengan suara nada datar dan lemas."Bagaimana kabarmu?" tanya Kaisar."Kamu sedang berada dimana sekarang?""Buruk, aku sedang di rumah sakit, baru saja akan pulang setelah dirawat beberapa hari ini," jawab Airin apa adanya.Kaisar cukup terkejut dengan jawaban Airin, hingga kemudian dia meminta bertemu di apartemen setelah Airin keluar dari rumah sakit dan wanita itu mengiakannya***Siang itu Airin pergi ke apartemen Kaisar, tak biasanya saat sampai di sana pria itu sudah menunggunya. Wajah Airin begitu pucat dan lesu, tak tampak seperti biasanya."Ada apa? Kenapa sampai masuk rumah sakit?" tanya Kaisar mencoba memberi perhatian.Airin langsung dudu
Abimana akhirnya menepati janji memberikan salah satu sahamnya, dan pria itu memberikan saham K Sports kepada sang putri. Tak lama setelah penyerahan saham itu, Agni lantas langsung memberikannya pada Kaisar."Terima kasih, sayang." Kaisar begitu bahagia, bahkan sampai memeluk erat istrinya. Agni ikut senang melihat Kaisar yang begitu bahagia. Bagi Kaisar, saham itu sangat berarti baginya, meskipun saham yang diberikan Agni hanya 5 persen, tapi itu sudah cukup menjadikan Kaisar pemilik saham terbesar di K Sport untuk sekarang. "Oh ya, aku ada urusan bisnis ke Singapore. Ada sebuah brand fashion yang ingin berkolaborasi dengan K Sport. Tidak apa-apa 'kan kalau aku meninggalkanmu?" tanya Kaisar pada Agni. "Sebenarnya aku ingin mengajakmu, tapi dokter mengatakan kalau kandunganmu lemah dan aku tidak mau membahayakan calon bayi kita," ujar Kaisar kemudian. Tangannya tampak mengusap lembut perut Agni. "Lagi pula hanya dua hari."Agni terlihat mengerucutkan bibir, tapi setelahnya wanita i
Agni bergegas menutup laptop Kaisar, dia memilih pulang sebelum suaminya itu sampai rumah dan curiga kenapa dia keluar malam-malam.Segala pikiran buruk memenuhi kepala Agni. Memori otaknya memutar kembali segala tingkah aneh suaminya yang seharusnya dia curigai. Mulai dari seringnya Kaisar lembur hingga kemeja yang langsung dimasukkan pria itu ke keranjang cucian setelah pulang malam. Dia masih mencoba berpikiran positif. Pria sehangat dan begitu perhatian seperti suaminya tidak mungkin berselingkuh.Sesampainya di rumah, Agni kelabakan mendengar suara mobil Kaisar persis setelah dia memasukkan mobilnya ke dalam garasi. Ia bergegas masuk kembali ke kamar dan berganti baju, setelahnya langsung berbaring di atas ranjang, menarik selimut, dan berpura-pura tidur agar Kaisar tak curiga.Masih bersikap hangat, Kaisar mendekat dan membetulkan letak selimut yang membalut tubuh Agni. Memberikan kecupan di kening istrinya itu sebelum masuk ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya.__Pagi it
“Jangan bertindak bo-doh!” pria itu menatap lekat wajah Agni sebelum wanita itu memberontak dan meminta dilepaskan. “Bertindak bodoh apa?” tanya Agni sambil merapikan kardigannya yang terlihat kusut.“An-da tadi,” ucap Pria itu terbata.“Hah … “ Agni memalingkan mukanya dan mengembuskan napasnya kasar. “ Apa kamu pikir aku akan bunuh diri dengan terjun dari atas jembatan?” ia tiba-tiba saja murka, hilang sudah sosok Agni yang lemah lembut. Selama kuliah dia memang terkenal sebagai sosok yang pemberani dan ceplas-ceplos. Namun, setelah menikah Agni merubah sikapnya untuk menjaga nama baik suaminya.“Aku sedang memikirkan, jika aku mendorong orang ke sana apa dia akan tenggelam dan langsung mati,” ucap Agni berapi-api.Pria itu pun terkejut, dia sampai berjalan mundur ke belakang karena Agni melangkah ke arahnya dengan garang. “Maaf aku keceplosan, tapi jangan beri tahu siapa-siapa kalau aku berniat membunuh orang.” Agni menggigit bibir bawahnya dan memalingkan muka, dia tiba-tiba sa
Agni menatap deretan bajunya yang tergantung di lemari. Mencoba membandingkan penampilannya dengan penampilan wanita yang semalam dipeluk oleh Kaisar keluar dari apartemen.Mungkinkah selama ini dia terlalu mengabaikan penampilannya? bagaimanapun dia memang mengubah gayanya dan itu semata-mata untuk membuat suaminya terlihat lebih berwibawa.Agni mengehela napas, dia keluar dari kamar ganti dan duduk di depan meja riasnya. Matanya menatap ponselnya dan kembali melihat foto plat mobil perempuan yang bersama Kaisar semalam. Wanita itu mematung dan masih menatap datar layar ponselnya. Hingga pikirannya tertuju pada sang kakak Bara. Agni mengirimkan pesan dan meminta abangnya itu untuk meminta anak buahnya mencari tahu siapa pemilik mobil dengan plat nomor itu."Berapa tahun kamu sudah menipuku seperti ini?" Agni tersenyum getir sambil menatap wajahnya dari pantulan cermin."Apa kurangnya aku dibanding pelacur itu?" Agni tiba-tiba saja berteriak dan berdiri. Linangan air mata kembali men
Agni masih memikirkan nama perempuan bernama Airin yang menjadi selingkuhan Kaisar sampai mobilnya masuk ke dalam halaman rumahnya. Gurat kelelahan jelas nampak di wajahnya karena seharian ini dia berada di luar rumah.Seorang pembantu rumah tangga dan satpam rumahnya pun mendekat, menyambut wanita itu sedikit kaget, karena Agni memotong rambut panjangnya menjadi pendek sebahu.“Apa Tuan sudah pulang?” tanyanya ragu, Agni berpikir bahwa Kaisar pasti pergi lagi seperti malam-malam sebelumnya.“Sudah Nyonya, sejak sore tadi,” jawab pembantuya sambil menurunkan belanjaan Agni yang memenuhi bagasi dan kursi penumpang mobilnya.Agni berjalan masuk ke dalam rumah, menaiki satu persatu anak tangga sambil mencoba menahan emosinya. Dia berencana ingin membalas perbuatan Kaisar dengan begitu kejam. Agni beranggapan suaminya itu membunuh calon anak yang bahkan masih berbentuk segumpal darah di dalam rahimnya.Kaisar yang masih terjaga dan duduk bersandar pada kepala ranjang pun menoleh saat pint
"Aku merasa kamu sudah tidak mencintaiku." Akhirnya Agni berbicara, dia ingin tahu bagaimana Kaisar menjawabnya. "Aku sangat mencintaimu, bagaimana bisa kamu berpikir aku tidak mencintaimu?" Kaisar membalikkan tubuh Agni agar mau menghadapnya, dia memeluk istrinya itu ke dalam dekapannya. "Aku mencintaimu tapi Airin dia wanita yang menarik, entah apa daya pikatnya. Dia hebat di atas ranjang, jika bisa aku ingin memiliki kalian berdua," gumam Kaisar di dalam hatinya. "Lihat saja apa yang akan aku lakukan, aku akan membuatmu kehilangan segalanya, bedebah sialan!" Agni membiarkan Kaisar memeluknya, karena jika sekarang dia tiba-tiba berubah, pria itu pasti akan curiga. Tangan Kaisar perlahan masuk ke dalam piyama sang istri, mengusap perut datar Agni tapi tak pria itu sangka spontan sang istri meraih tangannya dan menghempaskannya. Kaisar pun terkejut dan menatap Agni dengan kedua alis yang terangkat ke atas. "Kenapa?" tanyanya. "Aku lelah," jawab Agni Siapa wanita yang sudi ditidu