Share

4. Bertemu Kembali

Author: Amy_Asya
last update Last Updated: 2024-05-14 15:23:32

Wanita itu tidak memedulikan lagi keadaan rumah sakit yang ramai, atau orang-orang yang mulai menatap ke arahnya dengan wajah kebingungan.

Isi kepala Kayla saat ini penuh dengan pertanyaan, kenapa Andra melakukan ini padanya?

"Kayla!" panggil Alana ketika tidak sengaja melihat Kayla menangis.

Namun, Kayla tidak menjawab sama sekali. Dia ingin keluar untuk menghirup udara segar sekarang.

"Kay!"

Lagi, Kayla mengabaikan panggilan Alana. Dia hanya menatap lurus ke depan dengan tatapan kosong. "Mas Andra mengkhianatiku?" lirihnya, pedih.

Saat wanita itu berjalan pelan seperti mayat hidup, dan tidak melihat jalan di depannya, Alana berteriak ketika sebuah mobil melaju dari arah berlawanan.


"Kay, awas!"

CIT! 

Suara gesekan antara ban mobil dan jalanan terdengar cukup kuat, hingga membuat perhatian orang-orang teralihkan.


Kayla yang terkejut langsung jatuh dengan tubuhnya yang gemerart. Tidak hanya itu, jantungnya juga berpacu cepat saat melihat jarak antara dirinya dan juga mobil yang tinggal beberapa senti lagi.

"Kayla, kamu nggak apa-apa?" Alana menghampiri Kayla yang duduk diam.

Tak lama setelah itu, pengemudi mobil yang hampir menabrak Kayla turun.

Pria yang mengenakan kacamata hitam itu, langsung duduk untuk memeriksa kondisi Kayla.

Tidak ada luka serius, tetapi wajah Kayla yang pucat menandakan jika wanita itu sangat terkejut.

"Sebaiknya kita masuk dan kamu bisa diperiksa lebih lanjut di dalam nanti."

Kayla mendongakkan wajahnya saat dia mendengar suara yang dia dengar beberapa saat yang lalu.

Dia adalah pria yang sama dengan yang Kayla tabrak pagi tadi di koridor rumah sakit.

"Maaf," ucap Kayla dengan suara bergetar. "Aku sedikit melamun tadi."


"Tidak masalah, tapi lain kali kamu harus hati-hati. Ayo, kita masuk dan periksakan dirimu di dalam."

"Aku baik-baik saja," tolak Kayla dengan halus.

Namun, pria itu menggeleng. "Lutut kamu berdarah. Kalau infeksi gimana?"

"Iya, Kay. Kita masuk dan periksa saja dulu. Kayanya kamu juga kelelahan." Alana ikut menimpali.

Pria berkacamata hitam itu mengangguk. "Mari aku bantu."


Tak lama, Kayla pun mendapat perawatan dari Alana.

Untungnya, tidak ada luka yang serius,. Anehnya, pria yang menabraknya tadi masih bersikeras agar Kayla menjalani pemeriksaan lebih lanjut.

"Aku baik-baik saja, dan nggak perlu pemeriksaan seperti itu," tolak Kayla.

Pria itu seketika menghela napas berat. "Baiklah. Ini kartu namaku. Kalau terjadi apa-apa, segera hubungi aku."

Kayla hanya mengangguk pelan saat menerima kartu nama yang pria itu berikan. Namun, dirinya terkejut kala membaca nama pria itu.

"Sagara?" Suara Kayla terdengar begitu lirih, apalagi saat wanita itu menyebutkan sesuatu yang masih bisa Sagara dengar. "Gara?"

"Kamu bilang apa tadi?" Sagara mengalihkan perhatiannya. Dia langsung menatap Kayla dengan penuh tanda tanya, dan meminta Kayla untuk mengulangi kalimatnya.

"Eh, tidak. Maafkan saya, Tuan. Anda pasti cucu Tuan Wisnu yang banyak dibicarakan pagi tadi, bukan?" Kayla langsung membungkukkan tubuhnya dengan cepat sebagai tanda permintaan maaf.

Dia baru tahu jabatan dan siapa Sagara setelah melihat kartu namanya.

Tidak hanya itu, Kayla juga merasa tidak enak karena sudah menyulitkan Sagara beberapa kali.

"Kenapa bicaramu jadi formal begini? Abaikan saja statusku!"


"Tidak bisa seperti itu, Tuan. Sekali lagi maafkan saya."

Sagara hanya bisa menatap Kayla dengan datar, lalu setelah beberapa saat dia terlihat membuang napas dengan kuat. "Kalau seperti itu terserah padamu. Aku harus pergi. Jangan lupa hubungi aku jika terjadi cidera serius."

Kayla kembali membungkukkan tubuhnya ketika melihat Sagara pergi. Sekarang wanita itu hanya bisa melihat punggung Sagara dengan rasa penyesalan.

Dia sudah terlibat kekacauan beberapa kali dengan cucu Tuan Wisnu itu, dan entah apa yang akan Sagara pikirkan tentang dirinya.

Anehnya ... kala membicarakan tentang Sagara, Kayla menjadi sedikit lupa dengan Andra.

Ada apa ini?

Di sisi lain, Sagara pun tampak tak tenang setelah bertemu dengan Kayla.

Dia segera menghubungi seseorang begitu tiba di kediaman Dewanta.

Namun, suara pria tua yang menyapanya--menydadarkan Sagara dari lamunan.

"Kamu dari rumah sakit?"

"Kakek. Aku tidak melihat keberadaan Kakek di sini." Sagara tersenyum tipis dan langsung menghampiri Wisnu Dewanta yang sedang duduk di kursi goyang, di depan teras dengan membaca buku.

"Aku tanya, Saga. Kamu dari rumah sakit?"

"Iya, Kek. Ada laporan tentang rumah sakit. Jadi, aku langsung ke sana."

"Setelah tiba dari Belanda?" Wisnu meletakkan buku yang sedang dia baca, kemudian dia menggeleng dengan helaan napas panjang melihat Sagara, cucu sulungnya. "Seharusnya kamu pulang dulu, bukannya langsung bekerja dan membuat kunjungan ke rumah sakit. Mereka pasti terkejut."

"Itu memang tujuanku, Kek." Sagara melepaskan dasi yang melekat di lehernya. "Aku mendapatkan laporan kalau rumah sakit itu, menyalahkan gunakan kekuasaan. Mereka mengganti obat yang seharusnya berasal dari D&W Farmasi dengan obat yang berasal dari perusahaan lain."

"Terus kamu dapat buktinya?"

"Tim audit masih memeriksa di sana, tapi aku yakin laporan dari orang-orangku tidak salah," jawab Sagara yakin.

Dia memang lebih banyak menghabiskan waktu di Belanda, tetapi bukan berarti Sagara tidak tahu apa pun tentang yang terjadi di sini.

"Baiklah. Kalau begitu sebaiknya kamu masuk, dan istirahat dulu."

Bukannya menuruti perkataan sang kakek, Sagara kembali melihat ke pergelangan tangannya. "Aku mampir hanya untuk menyapa Kakek saja. Kalau begitu aku pamit."

"Kamu mau ke mana lagi? Baru pulang langsung bekerja tanpa henti seperti ini. Kalau tau seperti ini, aku tidak akan pernah menyuruhmu pulang."

Sagara hanya tersenyum kecut mendengar ocehan kakeknya. Tanpa ingin mendengar lebih jauh lagi, Sagara segera membungkuk dan menyalami tangan Wisnu.

"Dasar anak nakal!" umpat sang kakek, kesal.


Sagara hanya tersenyum sopan an berlalu meninggalkan kediaman keluarga Dewanta. Pria itu kembali masuk ke dalam mobil.

Namun, sebelum mobilnya kembali berjalan, tiba-tiba saja ponsel pria itu berdering dan menunjukkan nama seseorang yang sejak tadi dia tunggu.

"Ga, lo balik ke Jakarta?"


"Ya. Gue boleh minta tolong?" Tatapan Sagara menerawang ke depan. Dia kembali teringat dengan wanita bernama Kayla di rumah sakit tadi.

"Ada apa?"

"Cari tahu tentang wanita bernama Kayla yang bekerja di rumah sakit milik D&W Farmasi. Semua yang bernama Kayla, tanpa terkecuali!" titahnya, lalu mengendarai mobilnya kembali menuju suatu tempat.

Hanya saja, matanya justru tertuju pada salah trotoar yang dilewatinya.

Kayla, perempuan yang mengusik pikirannya sejak tadi, ada di sana!

Dan wajahnya tampak menyedihkan... seperti tadi.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Pembalasan Istri yang Kau Duakan   60. Cinta dan Kesembuhan

    Kayla menatap Sagara dengan tatapan penuh tanda tanya. Suara lembut pria itu masih terngiang di telinganya. "Kayla, ada sesuatu yang harus kamu tahu. Ini tentang janjiku padamu, waktu itu." Rasa cemas merambat di hati wanita itu, ketika Sagara menjelaskan segalanya. Tentang Devan, dan keluarga Sanjaya, dan semua cerita tentang Devan yang mencari-cari keberadaan adik kandungnya selama 20 tahun terakhir. Kayla menggeleng pelan, mencoba menolak kenyataan yang tak pernah dia duga. "Itu tidak mungkin," katanya dengan suara gemetar. Devan yang berdiri di sudut ruangan, mendekatinya perlahan. Di tangan pria itu ada sebuah album foto tua yang telah menguning oleh waktu. Dia menyerahkan album itu kepada Kayla. "Buka halaman ini," kata Devan, menunjuk sebuah halaman yang menampilkan foto seorang gadis kecil yang mengenakan gaun merah muda. Rambutnya dikuncir kuda, dan dia memegang permen lollipop di tangannya dengan senyum yang lebar.Kayla memandang foto itu dengan saksama, air mata mengg

  • Pembalasan Istri yang Kau Duakan   59. Kebenaran yang Tak Terduga.

    “Adik?” tanya Sagara dengan wajah tak percaya. Dia sama sekali tak tahu jika temannya itu memiliki seorang adik. Selama ini Devan memang tak banyak bercerita tentang keluarganya. Sagara hanya tahu jika Devan tinggal dengan ayahnya saja. Dia pikir, kedua orang tua Devan berpisah, itu sebabnya temannya itu tak banyak menceritakan tentang apa pun.“Iya. Dia hilang waktu kecelakaan. Waktu itu usianya sekitar … delapan tahun,” jawabn Devan dengan berusaha mengingat-ingat.“Terus selama ini lo nggak pernah cari atau berusaha cari dia, Van?”“Gue udah lakuin semuanya untuk cari Kay, Ga.” Pria itu tertunduk sedih. “Tapi, hasilnya selalu nihil. Sampai pencarian dihentikan sama tim sar, kita juga masih tetap berusaha cari dengan bayar banyak orang, tapi hasilnya tetap sama.”Sagara menggeleng. “Ini nggak masuk akal.”“Maksud lo apa?”“Ya, ini nggak masuk akal, Devan!” seru Sagara hampir berteriak. “Gimana bisa lo nggak menemukan adik lo sendiri selama 20 tahun ini.”Devan terduduk lemas. Selu

  • Pembalasan Istri yang Kau Duakan   58. Kedatangan Devan

    Kayla terdiam. Dia tak bicara apa pun karena sudah menduga jika Sagara tak mungkin semudah itu menemukan keluarganya setelah puluhan tahun.Wanita itu hanya terdiam sembari menatap Sagara yang masih menanti jawabannya.Dia harus menjawab apa?Menerima permintaan Sagara untuk meresmikan pernikahan mereka? Seharusnya, tak ada yang meragukan tentang sifat dan apa yang pria itu miliki, tetapi berbeda dengan Kayla.Kayla sempat membuka hatinya saat tahu jika Sagara adalah remaja laki-laki yang menjadi temannya dulu. Namun, Kayla juga masih tahu diri.Sagara adalah cucu dan penerus D&W Company. Apa dia pantas bersanding dengan pria seperti itu?“Kayla—”“Maaf, Ga. Keputusanku akan tetap sama.” Kayla menghela napas panjang. Dia dapat merasakan genggaman tangan Sagara melonggar, dengan tatapan penuh arti kepadanya. “A-aku bukan wanita yang cocok bersanding dengamu, Sagara. Kehidupan kita berbeda. Aku hanya anak yatim piatu yang tak jelas asal usulnya sampai sekarang. Aku nggak mau semua tenta

  • Pembalasan Istri yang Kau Duakan   57. Tidak Berhasil

    Devan masuk ke dalam ruangan Sagara tanpa meminta izin lebuh dulu. Pria itu terlalu terburu-buru sehingga tidak peduli dengan orang yang berusaha menghentikannya sekarang.Namun, bukan Sagara yang dia lihat di sana, melainkan hanya ruangan kosong. Sagara sudah tak ada lagi di tempat itu.“Di mana Sagara?” tanya Devan tanpa basa-basi pada sekretaris temannya itu.“Tuan sedang ada urusan di luar.”“Di mana?”Wanita itu menggeleng tanda jika dia tidak tahu. “Dia hanya berpesan jika tidak akan kembali ke kantor hari ini.”Devan membuang napasnya dengan kasar mendengar hal itu. Pria itu langsung berbalik dan meninggalkan wanita yang berdiri di belakangnya tadi tanpa sepatah kata.Sekarang di dalam mobil, pria itu duduk termenung. Ke mana dia harus mencari Sagara untuk menanyakan tentang foto tersebut?Sudah beberapa kali juga dia mencoba menghubungi temannya itu, tetapi tak ada jawaban sama sekali. Jika memang seperti ini, itu artinya Sagara tak mau diganggu. “Harus ke mana aku mencari ta

  • Pembalasan Istri yang Kau Duakan   56. Anak yang Hilang

    “Yang ini—”“Gue pulang dulu!” kata Devan memotong ucapan Sagara. Pria itu baru saja akan menunjuk yang mana Kayla, tetapi Devan lebih dulu pergi. Namun, bukan dengan tangan kosong melainkan dengan membawa foto yang dia pegang tadi.“Fotonya mau lo bawa ke mana, Van?”“Gue pinjam sebentar. Nanti gue balikin lagi.” Devan langsung menutup pintu dan berlari meninggalkan kantor Sagara.Sementara itu, Sagara dan Daffa tampak masih bingung dengan sikap Devan yang tiba-tiba saja berubah. Keduanya saling pandang, dengan semua isi kepala masing-masing.***Devan langsung membanting pintu mobil setelah sampai di rumahnya. Pria itu berlari seperti orang kesetanan, dan langsung menuju ruang kerja ayahnya.“Loh, Van. Kamu sudah pulang?” tanya Pram—ayah Devan yang sedang duduk di meja kerja. Pria yang sudah paruh baya itu tampak mengerutkan kening saat melihat putranya hanya diam saja. “Kamu cari apa?” tanya Pram saat melihat Devan membuka satu persatu laci lemari.“Foto keluarga kita dulu, Pa.”“D

  • Pembalasan Istri yang Kau Duakan   55. Seperti Jalan Buntu

    “Kamu bercanda?” tanya Kayla yang tampak tak percaya.Menjadikan pernikahan kontrak mereka sebagai pernikahan sungguhan? Itu terdengar tak masuk akal bagi Kayla.Bukan apa-apa. Perbedaan status sosial di antara mereka sangat jauh. Dari awal saja, Kayla sudah merasa tak percaya diri berada di dekat Sagara. Lalu, bagaimana bisa pria itu berpikir untuk menjadikan pernikahan ini sebagai pernikahan resmi?“Kenapa? Aku besungguh-sungguh, Kay. A-aku ingin melindungimu, Kayla.”“Melindungku? Melindungi dari apa dan siapa?”Sagara menghela napas panjang. Awalnya memang seperti itu. Dia menawarkan pernikahan kontrak dengan Kayla hanya karena ingin membantu wanita itu membalaskan rasa sakit hatinya.Akan tetapi, semakin hari semenjak mengenal Kayla, Sagara akui ada yang berbeda dalam di dalam hatinya. Ada sebuah rasa yang tak bisa dia ungkapkan sekarang.“Aku tidak punya musuh, sehingga kamu harus melindungi aku, Sagara. Aku juga sudah bisa menjaga diri sendiri.”Sagara terdiam. “Kita masih ha

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status