Share

5. Sagara

Penulis: Amy_Asya
last update Terakhir Diperbarui: 2024-05-29 15:47:43

Setelah selesai bekerja seprofesional yang dia bisa, Kayla memilih berjalan kaki untuk pulang ke rumah.

Padahal jarak dari rumah sakit menuju rumahnya terbilang cukup jauh.

Dia bahkan menolak pergi ke kafe yang sebenarnya dia ingin kunjungi bersama Alana.

Jujur, Kayla ingin seorang diri.

Dia juga tidak mau pulang ke rumah itu atau bertemu dengan Andra.

Tapi kalau dia tidak pulang, Kayla mau tidur di mana malam ini?

"Dia bilang tidak mau punya bayi. Jadi, itu alasannya tidak mau punya bayi." Kayla menatap sepatunya dengan air mata tergenang.

Tangis yang sedari tadi ditahannya, kembali luruh.

Wanita itu berjongkok di tepi trotoar, seraya menutup wajah dengan kedua tangannya.

Dia merasa sendirian.

Kayla tak berani menceritakan ini pada siapapun, bahkan Alana.

Mau taruh di mana wajahnya? Padahal baru pagi tadi dia membanggakan Andra—suaminya yang ternyata brengsek itu.

Dan Andra ... suaminya itu dulu berulang kali mengatakan jika dia mencintainya, tetapi kenapa dia bisa berselingkuh seperti sekarang?

Kayla masih menunduk dengan suara tangis yang tertahan. Dia bahkan tidak peduli dengan beberapa orang yang melewati dan menatapnya dengan aneh.

"Kay," panggil seseorang yang langsung membuat Kayla mendongakkan kepalanya.

Wajah dan hidung wanita itu tampak begitu merah dan sembab.

"Tuan Saga?" Kayla cukup terkejut ketika melihat Sagara berdiri di hadapannya.

Pria bertubuh tinggi itu menatapnya dengan datar, yang tidak bisa Kayla baca.

"Kamu tidak lihat beberapa orang menatapmu aneh?"

"Tuan Saga, kenapa Anda bisa ada di sini?" Kayla segera berdiri dan mengusap wajahnya dengan kasar. Tidak hanya itu, Kayla juga merapikan kembali pakaiannya yang kusut.

"Sama seperti orang-orang itu. Aku melihat pemandangan yang aneh tadi."

Kayla menurunkan wajahnya. Dia tidak berani menatap wajah Sagara yang dingin dan tampak garang itu.

"Maaf," cicitnya, pelan.

"Kenapa minta maaf? Kamu tidak berbuat salah padaku, kan?"

"Ya, kalau begitu—“

"Ayo, ikut aku!" Sagara memotong ucapan Kayla.

Tanpa menunggu jawaban, dia bahkan langsung saja pergi meninggalkan Kayla yang diam dengan penuh tanda tanya.

Apalagi saat melihat Sagara masuk ke dalam mobil mewah yang membuat Kayla meneguk ludahnya dengan susah payah.

Bagaimana tidak, Rolls Royce Ghost keluaran terbaru dengan warna hitam itu punya harga yang fantastis! Dan apa Kayla tidak salah dengar barusan? Sagara mengajaknya naik mobil mewah itu?

"Kayla!" panggil Sagara sekali lagi yang sudah berdiri di sisi badan mobil.

Kayla yang sedang melamun tadi langsung tersentak, membuatnya tanpa sadar langsung berlari dengan cepat menyusul Sagara yang masih menatapnya dengan datar.

Namun, sesampainya Kayla di depan Sagara, wanita itu justru merutuk dalam hati.

Kenapa dia jadi menghampiri Sagara? Seharusnya Kayla berlari saja tadi.

"Masuk."

"Apa?" tanya Kayla yang masih tertegun. 

"Masuk!" Sagara mengulangi kalimatnya. Setelah membukakan pintu dan Kayla masuk dengan menurut, dia segera berjalan pada sisi mobil yang lain.

"Oh, sialan! Kenapa aku menurut saja? Sekarang aku mau dibawa ke mana?" gumam Kayla yang mendadak ketakutan.

Kenapa setiap ucapan Sagara membuat Kayla tidak bisa untuk menolaknya? 

Dia merasa seperti terhipnotis.

"Tuan Saga, kita mau ke mana?" tanya Kayla hati-hati kala mobil sudah berjalan.

Namun, dia masih tidak berani menatap Sagara terlalu lama.

"Makan, dan jangan menolaknya. Anggap saja ini sebagai permintaan maafku karena menabrakmu tadi siang."

Kayla lagi-lagi hanya bisa mengangguk patuh.

Aneh!

Dia benar-benar tidak bisa menolak ajakan Sagara.

Ting!

Suara deringan ponsel, membuat keheningan yang mendadak tercipta di antara mereka menghilang. Sagara mengambil ponselnya yang ada di atas dasbor, lalu melihat pesan yang dia minta siang tadi.

[Ini data yang lo minta, Ga. Ada tiga nama Kayla yang bekerja di rumah sakit di bawah D&W Farmasi.]

Tiga?

Sagara menoleh lalu menatap Kayla sekilas. Mata besar, serta tatapan sendu wanita itu mengingatkannya akan seseorang.

Ada tiga wanita bernama Kayla, itu berarti Kayla yang duduk di sampingnya bisa saja bukan Kayla yang sedang dia cari, tetapi entah mengapa Sagara merasa tidak asing dengan wajah wanita yang sedang duduk di sampingnya.

"Tuan Saga, kenapa melihat saya seperti itu. Apa ada yang aneh?"

Sagara berdeham, dan kembali fokus kepada jalanan di depan sana. "Tidak ada. Hanya saja ... wajahmu aneh," jawab pria itu asal.

Mendengar hal itu, Kayla langsung mengambil cermin kecil di dalam tasnya.

"Apa yang aneh?"

“Tuan Saga,” panggil Kayla lirih. Mereka masih ada di dalam perjalanan, setelah Kayla terpaksa ikut dengan Sagara.

Sagara hanya berdeham saja, tanda jika dia akan mendengarkan apa pun yang Kayla katakan.

“Saya ingin pulang saja.” Kayla menundukkan wajahnya dengan takut-takut. Dia takut Sagara akan tersinggung.

Sagara kembali menoleh dan melihat Kayla yang sedang meremas tangannya sendiri, tanpa berpikir panjang dia akhirnya setuju. "Baiklah."

Kayla langsung mendongakkan kepalanya begitu mendengar jika Sagara setuju. “Kalau begitu saya turun di sini saja, Tuan. Saya akan memesan taksi online nanti.”

“Sebutkan alamat kamu sekarang! Aku yang akan mengantarkan kamu sampai di rumah.”

“Tapi, Tuan—itu tidak perlu.”

Sagara menatap Kayla dengan datar, dan saat itu juga, entah mengapa Kayla langsung merasakan sesuatu yang berbeda.

Tidak ingin membuat Sagara marah, Kayla menyebutkan alamat tempat tinggalnya.

Tak lama, Rolls Royce Ghost berwarna hitam Sagara berhenti di salah satu komplek perumahan.

Setelah sampai, Kayla langsung saja turun dengan hati-hati.

Menutup pintu mobil Sagara, Kayla membungkukkan tubuhnya sebagai ucapan terima kasih.

"Terima kasih banyak sudah mengantarkan saya pulang, Tuan. Maaf karena sudah merepotkan Anda."

Jujur, dia berharap Sagara segera pergi dari rumahnya, tetapi kenapa mobil pria itu justru belum jalan juga?

 

Wajah Sagara juga masih terlihat dari jendela yang terbuka dengan ekspresi datar. "Jadi, ini rumahmu?" ucapnya.

"I-iya, Tuan."

"Cukup mewah untuk kalangan perawat seperti dirimu. Kau tidak melakukan pekerjaan yang buruk, kan?"

Deg!

Pekerjaan buruk?

Seketika Kayla langsung menggeleng cepat dengan melambaikan tangannya setelah mendengar pertanyaan yang Sagara lontarkan!

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Pembalasan Istri yang Kau Duakan   60. Cinta dan Kesembuhan

    Kayla menatap Sagara dengan tatapan penuh tanda tanya. Suara lembut pria itu masih terngiang di telinganya. "Kayla, ada sesuatu yang harus kamu tahu. Ini tentang janjiku padamu, waktu itu." Rasa cemas merambat di hati wanita itu, ketika Sagara menjelaskan segalanya. Tentang Devan, dan keluarga Sanjaya, dan semua cerita tentang Devan yang mencari-cari keberadaan adik kandungnya selama 20 tahun terakhir. Kayla menggeleng pelan, mencoba menolak kenyataan yang tak pernah dia duga. "Itu tidak mungkin," katanya dengan suara gemetar. Devan yang berdiri di sudut ruangan, mendekatinya perlahan. Di tangan pria itu ada sebuah album foto tua yang telah menguning oleh waktu. Dia menyerahkan album itu kepada Kayla. "Buka halaman ini," kata Devan, menunjuk sebuah halaman yang menampilkan foto seorang gadis kecil yang mengenakan gaun merah muda. Rambutnya dikuncir kuda, dan dia memegang permen lollipop di tangannya dengan senyum yang lebar.Kayla memandang foto itu dengan saksama, air mata mengg

  • Pembalasan Istri yang Kau Duakan   59. Kebenaran yang Tak Terduga.

    “Adik?” tanya Sagara dengan wajah tak percaya. Dia sama sekali tak tahu jika temannya itu memiliki seorang adik. Selama ini Devan memang tak banyak bercerita tentang keluarganya. Sagara hanya tahu jika Devan tinggal dengan ayahnya saja. Dia pikir, kedua orang tua Devan berpisah, itu sebabnya temannya itu tak banyak menceritakan tentang apa pun.“Iya. Dia hilang waktu kecelakaan. Waktu itu usianya sekitar … delapan tahun,” jawabn Devan dengan berusaha mengingat-ingat.“Terus selama ini lo nggak pernah cari atau berusaha cari dia, Van?”“Gue udah lakuin semuanya untuk cari Kay, Ga.” Pria itu tertunduk sedih. “Tapi, hasilnya selalu nihil. Sampai pencarian dihentikan sama tim sar, kita juga masih tetap berusaha cari dengan bayar banyak orang, tapi hasilnya tetap sama.”Sagara menggeleng. “Ini nggak masuk akal.”“Maksud lo apa?”“Ya, ini nggak masuk akal, Devan!” seru Sagara hampir berteriak. “Gimana bisa lo nggak menemukan adik lo sendiri selama 20 tahun ini.”Devan terduduk lemas. Selu

  • Pembalasan Istri yang Kau Duakan   58. Kedatangan Devan

    Kayla terdiam. Dia tak bicara apa pun karena sudah menduga jika Sagara tak mungkin semudah itu menemukan keluarganya setelah puluhan tahun.Wanita itu hanya terdiam sembari menatap Sagara yang masih menanti jawabannya.Dia harus menjawab apa?Menerima permintaan Sagara untuk meresmikan pernikahan mereka? Seharusnya, tak ada yang meragukan tentang sifat dan apa yang pria itu miliki, tetapi berbeda dengan Kayla.Kayla sempat membuka hatinya saat tahu jika Sagara adalah remaja laki-laki yang menjadi temannya dulu. Namun, Kayla juga masih tahu diri.Sagara adalah cucu dan penerus D&W Company. Apa dia pantas bersanding dengan pria seperti itu?“Kayla—”“Maaf, Ga. Keputusanku akan tetap sama.” Kayla menghela napas panjang. Dia dapat merasakan genggaman tangan Sagara melonggar, dengan tatapan penuh arti kepadanya. “A-aku bukan wanita yang cocok bersanding dengamu, Sagara. Kehidupan kita berbeda. Aku hanya anak yatim piatu yang tak jelas asal usulnya sampai sekarang. Aku nggak mau semua tenta

  • Pembalasan Istri yang Kau Duakan   57. Tidak Berhasil

    Devan masuk ke dalam ruangan Sagara tanpa meminta izin lebuh dulu. Pria itu terlalu terburu-buru sehingga tidak peduli dengan orang yang berusaha menghentikannya sekarang.Namun, bukan Sagara yang dia lihat di sana, melainkan hanya ruangan kosong. Sagara sudah tak ada lagi di tempat itu.“Di mana Sagara?” tanya Devan tanpa basa-basi pada sekretaris temannya itu.“Tuan sedang ada urusan di luar.”“Di mana?”Wanita itu menggeleng tanda jika dia tidak tahu. “Dia hanya berpesan jika tidak akan kembali ke kantor hari ini.”Devan membuang napasnya dengan kasar mendengar hal itu. Pria itu langsung berbalik dan meninggalkan wanita yang berdiri di belakangnya tadi tanpa sepatah kata.Sekarang di dalam mobil, pria itu duduk termenung. Ke mana dia harus mencari Sagara untuk menanyakan tentang foto tersebut?Sudah beberapa kali juga dia mencoba menghubungi temannya itu, tetapi tak ada jawaban sama sekali. Jika memang seperti ini, itu artinya Sagara tak mau diganggu. “Harus ke mana aku mencari ta

  • Pembalasan Istri yang Kau Duakan   56. Anak yang Hilang

    “Yang ini—”“Gue pulang dulu!” kata Devan memotong ucapan Sagara. Pria itu baru saja akan menunjuk yang mana Kayla, tetapi Devan lebih dulu pergi. Namun, bukan dengan tangan kosong melainkan dengan membawa foto yang dia pegang tadi.“Fotonya mau lo bawa ke mana, Van?”“Gue pinjam sebentar. Nanti gue balikin lagi.” Devan langsung menutup pintu dan berlari meninggalkan kantor Sagara.Sementara itu, Sagara dan Daffa tampak masih bingung dengan sikap Devan yang tiba-tiba saja berubah. Keduanya saling pandang, dengan semua isi kepala masing-masing.***Devan langsung membanting pintu mobil setelah sampai di rumahnya. Pria itu berlari seperti orang kesetanan, dan langsung menuju ruang kerja ayahnya.“Loh, Van. Kamu sudah pulang?” tanya Pram—ayah Devan yang sedang duduk di meja kerja. Pria yang sudah paruh baya itu tampak mengerutkan kening saat melihat putranya hanya diam saja. “Kamu cari apa?” tanya Pram saat melihat Devan membuka satu persatu laci lemari.“Foto keluarga kita dulu, Pa.”“D

  • Pembalasan Istri yang Kau Duakan   55. Seperti Jalan Buntu

    “Kamu bercanda?” tanya Kayla yang tampak tak percaya.Menjadikan pernikahan kontrak mereka sebagai pernikahan sungguhan? Itu terdengar tak masuk akal bagi Kayla.Bukan apa-apa. Perbedaan status sosial di antara mereka sangat jauh. Dari awal saja, Kayla sudah merasa tak percaya diri berada di dekat Sagara. Lalu, bagaimana bisa pria itu berpikir untuk menjadikan pernikahan ini sebagai pernikahan resmi?“Kenapa? Aku besungguh-sungguh, Kay. A-aku ingin melindungimu, Kayla.”“Melindungku? Melindungi dari apa dan siapa?”Sagara menghela napas panjang. Awalnya memang seperti itu. Dia menawarkan pernikahan kontrak dengan Kayla hanya karena ingin membantu wanita itu membalaskan rasa sakit hatinya.Akan tetapi, semakin hari semenjak mengenal Kayla, Sagara akui ada yang berbeda dalam di dalam hatinya. Ada sebuah rasa yang tak bisa dia ungkapkan sekarang.“Aku tidak punya musuh, sehingga kamu harus melindungi aku, Sagara. Aku juga sudah bisa menjaga diri sendiri.”Sagara terdiam. “Kita masih ha

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status