Home / Rumah Tangga / Pembalasan Istri yang Kehilangan / Chapter 5 Berapa Banyak yang Akan Kau Berikan?

Share

Chapter 5 Berapa Banyak yang Akan Kau Berikan?

Author: Tya Prajana
last update Huling Na-update: 2023-05-23 11:35:55

“Nyonya Muda, apa Anda sudah mendiskusikan hal ini dengan Tuan Muda Qin?” Pengacara itu menunjukkan keraguan.

“Apa kau pikir aku dapat mendiskusikan masalah ini dengan pria itu? Itulah kenapa aku memintamu untuk membantuku.”

“Nyonya Muda Qin, ini terlalu berisiko. Jika Tuan tahu tentang hal yang Anda minta ini maka akan berakibat buruk.”

“Dia tidak akan tahu selama kau tetap menutup mulutmu. Aku akan memberikan uang padamu lebih dari yang diberikan oleh suamiku.” Seinna mencoba meyakinkannya dengan penawaran yang akan sulit ditolak, khususnya untuk orang-orang yang menyukai uang.

“Berapa banyak yang dapat kau berikan padaku?” Pengacara itu mulai menunjukkan mata berbinar.

Seringai terukir di bibir Seinna, ternyata informasi yang diberikan tentang pengacara ini memang benar adanya. Selain itu, dia sekarang mengetahui sumber dari masalah yang terjadi karena pengacara yang serakah dengan uang. “Aku akan memberikanmu 3x lipat dari yang dibayarkan oleh Tuan Muda Qin.”

“Apa Anda yakin dapat membayar saya sebanyak itu? Tuan Muda telah memberi saya hampir 5 digit.”

“Apa kau sedang meremehkanku? Aku masihlah putri dari keluarga Zhang. Aku dapat membayarmu, asalkan kau mau berada di pihakku.”

Pengacara itu terdiam sejenak. Dia mulai memikirkan untung dan rugi dari keputusannya ini. Senna dapat membaca kekhawatiran pria ini. “Apa yang membuatmu merasa ragu untuk menerima? Apa kau begitu takut pada suamiku? Aku sudah bilang akan bertanggung jawab. Apa kau tidak menganggapku serius?”

“Apa Anda dapat menjaminnya?”

“Ya.” Senna mengatakan dengan penuh keyakinan. “Aku tidak memiliki banyak waktu, jadi tentukan pilihanmu sekarang juga!”

***

“Evander Qin, jangan katakan padaku bahwa kau telah mempercayai wanita itu sepenuhnya? Apa kau benar-benar berpikir bahwa wanita itu ada di kapal yang sama dengan kita?” Belinda menatap kekasihnya yang hanya terdiam.

“Jangan khawatir tentang itu. Aku juga tidak mempercayai wanita itu. Namun, aku juga tidak bisa menolak perjanjian ini. Sayang, kita hanya harus memanfaatkan ini untuk kepentingan kita. Hanya dengan cara ini anak kita bisa resmi menggunakan nama keluarga Qin.”

“Kalau begitu aku akan tinggal di kediamanmu selama mengandung anak ini ataupun saat anak ini dewasa.”

“Aku akan menyiapkan ruangan samping untukmu.” Evander Qin telah memikirkan hal ini sebelumnya.

“Tidak. Aku ingin tinggal di mansion utama.”

“Apa? Aku tidak bisa memenuhi keinginanmu itu. Jika keluarga besar Qin mengetahui hal ini maka—“

“Sayang, kau pasti bisa menghadapi mereka untukku. Bukankah lebih baik aku tinggal di dekatmu, apalagi kau bilang bahwa anak yang aku kandung ini adalah Tuan Muda keluarga Qin. Aku juga bisa mengawasi wanita itu.”

“Aku akan membawamu, tetapi tidak untuk sekarang ini. Kau tahu posisiku di perusahaan masih belum stabil.”

“Lalu, apa kau masih ingin lebih lama tinggal hanya berdua dengan wanita itu? Dia bisa saja semakin mempengaruhimu dengan hal-hal liciknya itu. Selain itu, bagaimana jika wanita itu diam-diam mengirim orang untuk membunuhku agar bayiku tidak lahir. Aku tahu dia pasti tidak sepenuhnya senang dengan anak kita. Aku masih tidak percaya jika dia benar-benar merelakan anak yang tidak berhubungan darah dengannya berkuasa.”

“Dia tidak akan membunuhmu atau bayi kita. Ini sudah terikat dalam perjanjian resmi.”

“Tetap saja aku merasa khawatir. Sayang, apa kau sungguh tidak ingin menjagaku dan bayi kita lebih dekat?” Tatapan mata Belinda menunjukkan kekhawatiran dan kesedihan. Evander akhirnya mengalah. “Baiklah, aku akan membiarkanmu tinggal di rumah. Berkemaslah, aku akan membawamu besok.”

“Aku mau pulang denganmu hari ini juga. “

“Kenapa kau begitu terburu-buru? Bagaimana dengan barang-barangmu, bukankah butuh waktu untuk berkemas? Aku akan membantumu besok untuk memindahkan barang-barangmu.”

“Besok atau sekarang sama saja. Aku tidak memiliki banyak barang, kau bisa meminta orangmu untuk mengemas barang-barangku. Sayang, aku tidak ingin melalui malam yang dingin tanpamu. Apa kau tidak menyukaiku lagi sebanyak dulu? Jadi kau malu membawaku ke rumahmu dan hanya menginginkan anak ini saja?”

“Bukan begitu. Baiklah, kita pergi ke mansion utama nanti setelah selesai bekerja. Aku akan meminta kepala pelayan menyiapkan kamar untukmu.”

“Kenapa begitu merepotkan? Aku bisa tidur di kamar utama bersamamu.”

“Itu tidak bisa. Jika ada seseorang yang melapor pada para tetua keluarga Qin maka aku akan mendapatkan masalah.”

“Jadi, hanya wanita itu yang pantas tidur di kamar utama?”

“Hanya 5 tahun. Tolong bersabarlah sampai saat itu. Aku akan bercerai dan kita bisa bersama. Selain itu, aku juga akan datang ke kamarmu setiap malam. Jangan memprotes lagi, aku memiliki beberapa pekerjaan yang harus aku tangani. Bisakah kau kembali ke ruanganmu terlebih dahulu?”

Belinda cemberut, tetapi dia tidak lagi mengatakan apa pun. Tidak peduli seberapa Evander mencintainya, pria ini tidak akan membiarkannya mengganggu pekerjaannya. Kekasih kecil ini melangkahkan kaki untuk keluar dari ruangan pimpinan perusahaan.

Evander menghela nafas, sulit baginya menangani kekasih yang sensitif seperti Belinda. Dia harus dibuat sakit kepala karena permintaan kekasihnya ini. Tuan Muda Qin juga sedikit penasaran apa yang akan dilakukan Seinna saat tahu bahwa Evander membawa wanitanya ke rumah. Semoga saja tidak ada pertarungan antara dua wanita itu.

***

Setelah menemui pengacara, Senna dalam suasana hati yang baik. Namun, dia sedang tidak ingin pergi ke perusahaan. Lagipula semua hal dikendalikan oleh papanya. Dia pergi ke studio pribadinya. Sejak kembali ke masa lalu, dia mulai menekuni hal yang disukainya. Meskipun harus bertengkar dengan keluarga Zhang. Demi mendapatkan kesempatan ini, Nona Muda Zhang mengancam dengan nyawanya sendiri.

Seinna duduk dan mulai melukis di depan canvas lalu mulai membentuk sketsa. Dia hanya melukis apa yang ada di pikirannya. Sketsa seorang anak lelaki terbentuk. Seorang anak yang selalu muncul dan mengganggu setiap malamnya. Nafasnya begitu berat melihatnya, anak yang mirip dengannya ini tidak akan pernah hadir lagi dalam hidupnya.

Waktu berlalu dengan cepat tanpa disadari olehnya. Ponselnya berdering memperlihatkan nama Presiden Yan di layar. “Hallo,” sapa Senna pada si penelepon.

“Seina, apa kau di studio sekarang? Aku akan menjemputmu.”

“Bukankah aku mengatakan untuk mengirim alamatnya saja? Aku membawa mobil, tidak perlu menjemput.”

“Aku akan meminta seseorang membawa mobilmu pulang. Aku sudah berada di depan pintu.”

“Kalau begitu masuk saja. Aku masih harus membereskan perlengkapan.”

Pria tampan bertubuh tinggi itu masuk ke ruangan. Dia muncul dari belakang Seinna dan langsung memeluknya dari belakang. Seinna sudah terbiasa dengan tindakan ini, tetapi ini sangat tidak nyaman. “Tuan Muda Yan, tubuhku kotor saat ini. Biarkan aku mengganti pakaian terlebih dahulu.”

Seinna melepaskan tangan yang memeluknya. Tuan Muda Yan justru membalikkan tubuh wanita itu agar menghadap ke arahnya. Tatapan pria tampan berusia 30 tahun menunjukkan kemarahan. “Senna, ada apa denganmu? Kau terus menolakku!”

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App

Pinakabagong kabanata

  • Pembalasan Istri yang Kehilangan   Chapter 47 Selamat Tinggal, Mantan Suami (END)

    "Selamat pagi, istriku!" Evander menyapanya dengan lembut. Senna yang baru saja bangun, menatap Evander dengan waspada. "Ada apa denganmu? Jangan tersenyum seperti itu. Apapun yang kau lakukan, aku tidak ingin melakukannya lagi pagi ini," "Kenapa kau berpikir begitu? Aku hanya menyapa istriku. Jangan-jangan, kaulah yang menginginkannya lagi?" Senyum nakal terukir di bibir Evander. "Tidak mungkin. Sudahlah, aku tidak ingin membicarakan omong kosong. Lebih baik kau beritahu padaku, rencanamu untuk membuat pengajuanku di terima oleh perusahaan Z itu," ucap Senna. "Ini masih pagi, apa tidak bisa kita sarapan dulu. Masih ada banyak waktu tersisa untuk membicarakan masalah ini," ucap Evander mengulurkan sepiring american breakfast pada Senna. Senna meraih piring itu dengan ragu. "Evander, aku serius. Jangan mengalihkan pembicaraan!" "Istriku, kenapa kau begitu tidak sabar. Baiklah, aku akan mengatakan rencanaku. CEO dari perusahaan Z - Ren Zhou akan menghadiri pesta. Aku akan mendapat

  • Pembalasan Istri yang Kehilangan   Chapter 46 Aku Tidak Bisa Menahannya

    Evander merasa tertekan saat melihat konfensi press, di mana Tuan Zhang mengundurkan diri dan menyerahkan posisinya pada Senna. Wanita itu telah sukses dalam mengambil alih kendali perusahaan. ."Jika seperti ini, Senna tidak akan membutuhkanku lagi. Bagaimana caranya bagiku untuk membuktikan diri agar bisa kembali padanya," gumam Evander. Di sisi lain, Tuan Zhang sedang mengumumkan keputusannya. "Dengan pertimbangan yang matang, aku sudah memutuskan untuk mundur dari dunia bisnis ini dan akan menyerahkan jabatan ini pada Senna sepenuhnya. "Tuan Zhang, apa ini bentuk kompensasi bagi Nyonya Senna? Apa Anda mengakui tentang apa yang telah Anda lakukan padanya?" Seorang wartawan tiba-tiba melontarkan pertanyaan. Senna dengan cepat menghentikannya. "Tolong jangan membahas itu saat ini!" Tuan Zhang dan Senna meninggalkan tempat itu. Meskipun Tuan Zhang ingin menanggapinya. Dia hanya bisa menyindir Senna di belakang. "Kenapa kau cepat-cepat mengakhirinya? Apa kau takut ketahuan karena ka

  • Pembalasan Istri yang Kehilangan   Chapter 45 Senna, Kau Terlalu Kejam

    Sekertarisnya bertanya pada Senna, "Nyonya, haruskah aku menyiapkan pengawal yang lebih baik untuk menjaga saat pertemuan Anda dan Tuan Zhang. Aku takut Anda terluka lagi.""Tidak perlu, lagipula itu adalah tempat yang aku pilih. Pesan restoran untukku dan pasang kamera tersembunyi. Jika papaku ingin macam-macam, maka kita akan sebarkan semuanya," ucap Senna dengan yakin."Tapi, apa Nyonya sungguh akan mengorbankan diri Anda jika itu terjadi? Kenapa tidak mengirim orang lain untuk hal ini?" Sekertarisnya merasa khawatir. "Tidak bisa, karena aku yang harus menyelesaikan ini sendiri. Jangan khawatir, aku sudah terbiasa menanggung pukulan atau hal bejat lain yang orang itu lakukan!" Senna menujukkan ekspresi datarnya. ***Pertemuan pun tiba, atmosfer penuh ketegangan saat Senna dan Tuan Zhang berhadapan.Tuan Zhang mengepalkan tangannya lalu menyapa Senna dengan lembut. "Bagaimana kondismu? Harusnya kau membiarkanku mengirim dokter yang lebih baik."Senna menanggapi dengan sinis, "Tida

  • Pembalasan Istri yang Kehilangan   Chapter 44 Jangan Harap Kau Dapat Mengalahkannya

    "Senna Zhang, kau tahu betapa khawatirnya aku padamu, tapi kau justru bermain-main?" Evander yang terburu-buru datang, dikejutkan dengan kenyataan yang membuatnya semakin marah. "Apa aku memintamu untuk khawatir sampai datang ke rumah sakit? Oh, kau pasti melakukannya untuk papaku, kan? Cepat saja, lapor padanya atau kau mau menyebarkan di internet?" ucap Senna dengan acuh tak acuh. "Senna, apa kau tidak tahu seberapa pedulinya aku padamu? Kau tidak perlu melakukan sampai sejauh ini. Bagaimana jika ketahuan?" ucap Evander. "Itu urusanku. Cepat kau pergi saja! Aku tidak ingin melihat wajah pengkhianat sepertimu!" usir Senna. "Aku bisa melakukan sesuatu untuk membantumu mendapatkan perusahaan!"Senna justru tersenyum meremehkan. "Seseorang yang telah menganggu semua rencanaku justru menawarkan bantuan? Yang benar saja. Kau bahkan di depak dari perusahaanmu sendiri." "Jangan meremehkanku. Jika aku dapat mengambil alih perusahaanku, apa kau akan mempercayaiku?"Senna memandang Evande

  • Pembalasan Istri yang Kehilangan   Chapter 43 Melakukan Setelah Senna Tidur Nyenyak

    Evander tersenyum sinis mendengar komentar Senna. "Jika aku ingin membunuhmu tidak mungkin di tempat seperti ini. Cepat keluarlah!" Evander keluar dari mobil terlebih dahulu. Senna dengan ragu membuka pintu mobil. Angin malam berdesir menyapu kulitnya. Bulu kuduknya merinding saat Evander melangkah ke sebuah gedung. Helaan nafasnya begitu berat antara lega karena ada seorang resepsionis di gedung ini dan juga gugup karena memikirkan apa yang akan Evander lakukan di tempat seperti ini. Evander menggenggam tangan Senna. "Ayo, aku sudah memesan kamar untuk kita berdua.""Evander, apa kau yakin akan menginap di hotel kecil ini? Lebih baik kita pulang saja ke ibu kota. " ucap Senna berbisik. "Apa kau tidak takut, bisa saja ada roh roh halus penunggu hotel ini.""Kau terlalu banyak menonton film horor. Tenang saja, tidak akan ada sesuatu yang terjadi. Lebih baik kita menginap. Hari sudah larut, kau tidak ingin mengalami kecelakaan karena harus berkendara jauh dengan mata mengantuk, kan?"

  • Pembalasan Istri yang Kehilangan   Chapter 42 Kau Tidak Sedang Merencanakan Pembunuhan, kan?

    Senna menatap pria itu dengan tatapan tajam. "Apa mungkin kau dan Evander...."Pria itu tertawa lembut. "Nyonya Senna, kau sepertinya akhirnya menyadarinya."Senna mencoba mengendalikan kemarahannya. "Tuan Seo, apa kau juga yang merekam percakapan kita lalu memberikannya pada Evander?"Pria itu mengangguk. "Ya, anak baptisku memintanya. Bagaimana bisa aku menolaknya?"Senna merasa kesal, "Ternyata kalian berdua telah menjebakku!"Senna sedikit bersyukur karena tidak terlalu bergantung pada Tuan Seo untuk menghancurkan Evander. Pantas saja pria ini begitu lambat saat Senna meminta bantuan tentang hal itu. Namun, ini tidak mengurangi kemarahannya. "Nyonya Senna, jika kau ingin menghancurkan ayahmu. Gunakan saja Evander. Jika kau menjadi istri yang baik dan mendapatkan cintanya, maka dia akan membantumu untuk mendapatkan apapun!""Tuan Seo, itu hal yang sia-sia. Aku tidak berbakat untuk merayu," ucap Senna. Tuan Seo menunjukkan seringai. "Benarkah? Bukankah kau berhasil merayu Yan sam

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status