Home / Rumah Tangga / Pembalasan Istri yang Kehilangan / Chapter 4 Apa yang Dijanjikan Wanita Itu?

Share

Chapter 4 Apa yang Dijanjikan Wanita Itu?

Author: Tya Prajana
last update Last Updated: 2023-05-23 11:35:14

“Tuan Muda Yan, tolong lepaskan aku. Kita ada di lingkungan publik, dan ada cctv juga.” Seinna Rp pelukan pria itu dengan paksa. “Kenapa kau bisa ada di sini? Apa kau mengikutiku?”

Tuan Muda Yan terpaksa untuk sedikit memberi jarak setelah melepaskan pelukannya dengan paksa. “Aku sudah ada di sini sebelumnya untuk menunggu, dan bertemu denganmu. Ini bagus bahwa kau tetap menemuiku di sini. Apa suamimu memberi tahu tentangmu bahwa aku meminta bertemu denganmu di sini?”

“Tetapi, itu sepertinya tidak mungkin. Tuan Muda Qin itu bahkan memintaku untuk tidak mendekatimu. Apa ini kebetulan kau ada di sini? Sepertinya kita memang ditakdirkan.”

“Ya, bisa dibilang begitu. Tuan Muda Yan, aku pikir kau akan menyerah dengan hubungan ini setelah mendengar apa yang dikatakan oleh pria itu.”

“Bagaimana mungkin aku menyerah hanya karena perkataannya itu. Aku adalah Joseph Yan, statusku juga tidak rendah untuk dapat melawan pria itu. Aku juga tidak akan menyerahkanmu pada pria itu selama kau masih berguna..” Joseph menunjukkan kesombongan yang berapi-api.

“Ya, aku juga tidak ingin kau menyerah padanya. Dibandingkan dengan pria itu, aku berpikir lebih baik bisa bersama denganmu. Kau adalah patner yang menguntungkan.”

“Kau harus mengakui itu. Aku adalah partner paling sempurna untukmu. Apa kau akan pergi ke studio? Aku akan mengirimmu pergi.”

“Tidak. Aku membawa mobil, dan juga aku harus pergi ke suatu tempat terlebih dahulu. Aku harus pergi sekarang.”

“Secepat itu? Aku masih ingin menghabiskan waktu berdua denganmu. Beberapa hari ini bahkan kita tidak bertemu, apa kau tidak merindukanku?”

“Tuan Yan, jangan terlalu serius dengan hubungan kita. Aku akan menemuimu nanti malam untuk makan bersama.”

“Baiklah. Aku akan memilih tempatnya.” Senyum terukir di bibir pria berwajah tampan itu. Seinna melangkah meninggalkan Presiden Yan. Sebelum keluar, iris matanya memandang ke luar untuk memastikan mobil milik suaminya sudah pergi.

Seinna segera masuk ke dalam mobil. Dia mengambil ponselnya lalu menghubungi seseorang. “Kenapa kau belum mengirimkan padaku?”

“Bos, saya baru saja akan mengirimkannya saat Bos menelepon.”

“Kalau begitu sebutkan saja alamat kantornya, sekarang!”

“Kantornya adalah Firma Hukum yang ada di distrik X jalan X.”

Seinna mengakhiri panggilan setelah mendapatkan jawaban yang dia inginkan. Dia melajukan mobilnya menuju ke tempat yang tadi di sebutkan itu. Namun, ada sebuah masalah yang terjadi membuatnya sulit bertemu orang itu.

Saat itu secara kebetulan, seorang pria datang, dan memanggilnya. “Nyonya Muda Qin, apa yang Anda lakukan di sini?”

“Kebetulan sekali, aku ingin bertemu denganmu.”

“Bertemu dengan saya? Ada perlu apa?”

“Aku ingin membahas tentang kontrak. Bisakah kita mengobrol berdua saja?”

“Tentu saja, silahkan ikut ke ruangan saya.”

Mereka Berdua melangkah hingga sampai ke sebuah ruangan. Pria berkaca mata itu

***

“Sayang, tidak biasanya kau datang sesiang ini. Apa kau begitu menikmati malam pertama dengan istri sahmu itu sehingga merasa malas untuk pergi ke kantor?” Seorang wanita yang baru saja masuk ke ruangan tiba-tiba saja memberikan cibiran.

“Bukan seperti itu, kau terlalu banyak berpikir hal negatif. Bagaimana mungkin aku bisa menikmati malam pertama dengan wanita seperti Seinna Zhang? Dia tidak lebih baik darimu.”

“Benarkah? Kau begitu pandai untuk memenangkan hati dengan pujian seperti itu.” Tidak terlihat sedikitpun kesenangan dari kekasih Evander ini.

Evander memeluk wanita itu dengan hati-hati. Meskipun perut kekasihnya masih rata, tetapi dia tidak ingin pelukannya yang terlalu ceroboh akan berakibat buruk. “Sayang, jangan marah! Kau harus menjaga emosimu agar tidak berpengaruh pada bayi kecil kita yang belum lahir.”

“Kau hanya memikirkan tentang anak ini saja? Tidak dengan perasaanku?”

“Kenapa kau berpikir begitu? Aku tentu saja juga peduli denganmu. Tidak perlu memikirkan hal yang akan membuatmu merasa buruk.” Evander melepaskan pelukannya. Tangannya berpindah ke bahunya, kepalanya menunduk untuk menatap lurus ke arah kekasihnya.

“Apa kau tidak mempercayaiku?”

“Bukannya aku tidak mempercayaimu hanya saja aku merasa takut jika kau akan meninggalkanku karena istrimu itu.” Kekasih Evander- Belinda Chu mengungkapkan keresahannya.

“Itu tidak akan terjadi. Pada malam pernikahan saja kami tidak tidur di ranjang yang sama.”

“Benarkah? Apa kau tidak menyentuhnya sama sekali?”

“Benar.”

Senyum terukir di bibir Belinda. “Lalu kenapa kau datang lebih lambat dari biasanya?” Nada suaranya mulai melembut dan ekspresi marahnya telah perlahan melunak.

“Alasan keterlambatanku karena aku harus berurusan dengan wanita itu agar menyetujui persyaratan kontrak yang aku tawarkan. Siapa yang mengira bahwa wanita Zhang itu memperdebatkan keputusanku dan membuang waktu untuk bisa menyelesaikan masalah itu.”

“Apa yang membuat wanita itu keberatan?”

“Dia menolak untuk melakukan tugas dan memiliki anak.”

“Begitu. Kau sepertinya sangat menginginkan memiliki anak dengannya ya? Ekspesimu terlihat kesal saat menyebutkan tentang hal ini.” Saat hamil seorang wanita akan menjadi lebih sensitif. Belinda memiliki kepribadian seperti itu sebelumnya dan sekarang menjadi berlebihan. “Aku sudah memiliki anakmu di dalam kandunganku, apa itu masih belum cukup?”

Evander menghela nafas karena sifat kekasihnya ini. “Belinda, ini bukan aku menginginkannya. Aku hanya harus melakukan tugas yang telah dibebankan padaku untuk meneruskan garis keturunan yang sesuai dengan standar keluarga Qin. Namun, kau tidak perlu merasa khawatir tentang hal itu, kami telah membuat kesepakatan agar anak di dalam perutmu diadopsi sebagai anakku dan Seinna.”

“Apa? Apa kau yang menyarankan tentang hal itu? Evander, kau benar-benar akan membuangku dan memisahkanku dengan anakku? Bagaimana bisa aku berpisah dengan anakku.”

“Itu adalah saran yang diberikan oleh Seinna Zhang. Kau tidak perlu merasa khawa—“

“Wanita itu tidak cukup untuk merebutmu, dan memilikimu, tetapi juga ingin memiliki anakku? Aku tidak akan memberikan anakku padanya!”

“Belinda, jangan menyela ucapanku. Aku tidak suka kau bersikap kasar dan hanya bisa menuduh dengan pemikiran negatifmu itu.” Evander mulai tidak bisa menahan diri lagi. Dia masih berusaha agar tidak menaikkan nada suaranya.

“Evan, aku—“ Evander mengangkat tangannya untuk menghentikannya bicara. Belinda hanya bisa menutup mulutnya karena takut menghadapi kemarahan kekasihnya.

“Tujuan dari adopsi ini bukan untuk memisahkanmu dan anak kita secara permanen. Kau masih ibu kandungnya dan memiliki hak untuk merawatnya. Anak itu juga akan mendapatkan statusnya sebagai Tuan Muda dari keluarga Qin. Bukankah itu lebih baik? Selain itu Seinna mengatakan bahwa dia juga akan membantumu untuk mendapatkan status. Setelah 5 tahun, aku akan bercerai dengan Seinna dan kau akan menjadi istriku.”

“Apa itu yang dijanjikan oleh wanita itu? Apa kau pikir wanita itu begitu baik hati untuk membuatku menggantikannya ataupun membiarkanku tetap bersama dengan anakku setelah anak itu menjadi tuan muda? Aku yakin bahwa wanita itu punya maksud lain.”

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Pembalasan Istri yang Kehilangan   Chapter 47 Selamat Tinggal, Mantan Suami (END)

    "Selamat pagi, istriku!" Evander menyapanya dengan lembut. Senna yang baru saja bangun, menatap Evander dengan waspada. "Ada apa denganmu? Jangan tersenyum seperti itu. Apapun yang kau lakukan, aku tidak ingin melakukannya lagi pagi ini," "Kenapa kau berpikir begitu? Aku hanya menyapa istriku. Jangan-jangan, kaulah yang menginginkannya lagi?" Senyum nakal terukir di bibir Evander. "Tidak mungkin. Sudahlah, aku tidak ingin membicarakan omong kosong. Lebih baik kau beritahu padaku, rencanamu untuk membuat pengajuanku di terima oleh perusahaan Z itu," ucap Senna. "Ini masih pagi, apa tidak bisa kita sarapan dulu. Masih ada banyak waktu tersisa untuk membicarakan masalah ini," ucap Evander mengulurkan sepiring american breakfast pada Senna. Senna meraih piring itu dengan ragu. "Evander, aku serius. Jangan mengalihkan pembicaraan!" "Istriku, kenapa kau begitu tidak sabar. Baiklah, aku akan mengatakan rencanaku. CEO dari perusahaan Z - Ren Zhou akan menghadiri pesta. Aku akan mendapat

  • Pembalasan Istri yang Kehilangan   Chapter 46 Aku Tidak Bisa Menahannya

    Evander merasa tertekan saat melihat konfensi press, di mana Tuan Zhang mengundurkan diri dan menyerahkan posisinya pada Senna. Wanita itu telah sukses dalam mengambil alih kendali perusahaan. ."Jika seperti ini, Senna tidak akan membutuhkanku lagi. Bagaimana caranya bagiku untuk membuktikan diri agar bisa kembali padanya," gumam Evander. Di sisi lain, Tuan Zhang sedang mengumumkan keputusannya. "Dengan pertimbangan yang matang, aku sudah memutuskan untuk mundur dari dunia bisnis ini dan akan menyerahkan jabatan ini pada Senna sepenuhnya. "Tuan Zhang, apa ini bentuk kompensasi bagi Nyonya Senna? Apa Anda mengakui tentang apa yang telah Anda lakukan padanya?" Seorang wartawan tiba-tiba melontarkan pertanyaan. Senna dengan cepat menghentikannya. "Tolong jangan membahas itu saat ini!" Tuan Zhang dan Senna meninggalkan tempat itu. Meskipun Tuan Zhang ingin menanggapinya. Dia hanya bisa menyindir Senna di belakang. "Kenapa kau cepat-cepat mengakhirinya? Apa kau takut ketahuan karena ka

  • Pembalasan Istri yang Kehilangan   Chapter 45 Senna, Kau Terlalu Kejam

    Sekertarisnya bertanya pada Senna, "Nyonya, haruskah aku menyiapkan pengawal yang lebih baik untuk menjaga saat pertemuan Anda dan Tuan Zhang. Aku takut Anda terluka lagi.""Tidak perlu, lagipula itu adalah tempat yang aku pilih. Pesan restoran untukku dan pasang kamera tersembunyi. Jika papaku ingin macam-macam, maka kita akan sebarkan semuanya," ucap Senna dengan yakin."Tapi, apa Nyonya sungguh akan mengorbankan diri Anda jika itu terjadi? Kenapa tidak mengirim orang lain untuk hal ini?" Sekertarisnya merasa khawatir. "Tidak bisa, karena aku yang harus menyelesaikan ini sendiri. Jangan khawatir, aku sudah terbiasa menanggung pukulan atau hal bejat lain yang orang itu lakukan!" Senna menujukkan ekspresi datarnya. ***Pertemuan pun tiba, atmosfer penuh ketegangan saat Senna dan Tuan Zhang berhadapan.Tuan Zhang mengepalkan tangannya lalu menyapa Senna dengan lembut. "Bagaimana kondismu? Harusnya kau membiarkanku mengirim dokter yang lebih baik."Senna menanggapi dengan sinis, "Tida

  • Pembalasan Istri yang Kehilangan   Chapter 44 Jangan Harap Kau Dapat Mengalahkannya

    "Senna Zhang, kau tahu betapa khawatirnya aku padamu, tapi kau justru bermain-main?" Evander yang terburu-buru datang, dikejutkan dengan kenyataan yang membuatnya semakin marah. "Apa aku memintamu untuk khawatir sampai datang ke rumah sakit? Oh, kau pasti melakukannya untuk papaku, kan? Cepat saja, lapor padanya atau kau mau menyebarkan di internet?" ucap Senna dengan acuh tak acuh. "Senna, apa kau tidak tahu seberapa pedulinya aku padamu? Kau tidak perlu melakukan sampai sejauh ini. Bagaimana jika ketahuan?" ucap Evander. "Itu urusanku. Cepat kau pergi saja! Aku tidak ingin melihat wajah pengkhianat sepertimu!" usir Senna. "Aku bisa melakukan sesuatu untuk membantumu mendapatkan perusahaan!"Senna justru tersenyum meremehkan. "Seseorang yang telah menganggu semua rencanaku justru menawarkan bantuan? Yang benar saja. Kau bahkan di depak dari perusahaanmu sendiri." "Jangan meremehkanku. Jika aku dapat mengambil alih perusahaanku, apa kau akan mempercayaiku?"Senna memandang Evande

  • Pembalasan Istri yang Kehilangan   Chapter 43 Melakukan Setelah Senna Tidur Nyenyak

    Evander tersenyum sinis mendengar komentar Senna. "Jika aku ingin membunuhmu tidak mungkin di tempat seperti ini. Cepat keluarlah!" Evander keluar dari mobil terlebih dahulu. Senna dengan ragu membuka pintu mobil. Angin malam berdesir menyapu kulitnya. Bulu kuduknya merinding saat Evander melangkah ke sebuah gedung. Helaan nafasnya begitu berat antara lega karena ada seorang resepsionis di gedung ini dan juga gugup karena memikirkan apa yang akan Evander lakukan di tempat seperti ini. Evander menggenggam tangan Senna. "Ayo, aku sudah memesan kamar untuk kita berdua.""Evander, apa kau yakin akan menginap di hotel kecil ini? Lebih baik kita pulang saja ke ibu kota. " ucap Senna berbisik. "Apa kau tidak takut, bisa saja ada roh roh halus penunggu hotel ini.""Kau terlalu banyak menonton film horor. Tenang saja, tidak akan ada sesuatu yang terjadi. Lebih baik kita menginap. Hari sudah larut, kau tidak ingin mengalami kecelakaan karena harus berkendara jauh dengan mata mengantuk, kan?"

  • Pembalasan Istri yang Kehilangan   Chapter 42 Kau Tidak Sedang Merencanakan Pembunuhan, kan?

    Senna menatap pria itu dengan tatapan tajam. "Apa mungkin kau dan Evander...."Pria itu tertawa lembut. "Nyonya Senna, kau sepertinya akhirnya menyadarinya."Senna mencoba mengendalikan kemarahannya. "Tuan Seo, apa kau juga yang merekam percakapan kita lalu memberikannya pada Evander?"Pria itu mengangguk. "Ya, anak baptisku memintanya. Bagaimana bisa aku menolaknya?"Senna merasa kesal, "Ternyata kalian berdua telah menjebakku!"Senna sedikit bersyukur karena tidak terlalu bergantung pada Tuan Seo untuk menghancurkan Evander. Pantas saja pria ini begitu lambat saat Senna meminta bantuan tentang hal itu. Namun, ini tidak mengurangi kemarahannya. "Nyonya Senna, jika kau ingin menghancurkan ayahmu. Gunakan saja Evander. Jika kau menjadi istri yang baik dan mendapatkan cintanya, maka dia akan membantumu untuk mendapatkan apapun!""Tuan Seo, itu hal yang sia-sia. Aku tidak berbakat untuk merayu," ucap Senna. Tuan Seo menunjukkan seringai. "Benarkah? Bukankah kau berhasil merayu Yan sam

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status