แชร์

Bab 2

ผู้เขียน: Fidia Haya
last update ปรับปรุงล่าสุด: 2022-02-19 15:26:25

         

Tamparan itu mengagetkan Kumi. Kesadarannya langsung pulih dan menyadari lelaki yang berada di atasnya adalah Arka! Bau alcohol menyeruak dari mulut pria itu. Kumi tidak tahan dan hanya bisa menangis diam-diam.

Esok paginya, room service datang membawakan sarapan untuk mereka tepat jam 7 pagi. Arka sudah bangun. Wajahnya sangar dan dingin seperti biasa. Pria itu menikmati sarapan nasi goreng tanpa peduli dengan mata sembab Kumi.

Kumi hanya memperhatikan dari jauh. Ketika lelaki itu hendak pergi. Ia memberanikan diri untuk bicara.

 “Mas Arka tolong jangan kunci kamarnya, aku mau jalan-jalan ke pantai,” pinta Kumi hati-hati. Padahal dia jenuh dan kelaparan di kamar.

 “Oke! Tapi aku tidak mengijinkan kamu jalan-jalan keluar.” Dia lalu melemparkan 5 lembar uang ratusan ribu ke wajah Kumi. “Pesanlah makanan sepuasmu dengan uang itu! Awas kalau kamu langgar, kamu akan kupukul!” Dia berbalik dan meninggalkan Kumi.

Mulut Kumi terkunci. Dia tak menyangka. Lelaki yang terlihat sopan dan telah menjadi suaminya itu berani mengancamnya. Hatinya patah. Dia bergidik ngeri membayangkan badannya yang mungil menjadi samsak Arka yang berbadan atletis. Tanpa sadar dia menyentuh pipinya yang semalam ditampar Arka.

Setelah itu Arka membawa Kumi tinggal di rumah orang tuanya di salah satu perumahan mewah di Jakarta Selatan, karena Rini – Mama mertuanya tidak mau anak semata wayang dan kesayangannya pergi dari rumahnya.

            ***

Hari pertama di rumah mertua indah.

            Seperti kebiasaannya di rumah, Kumi bangun jam 4.30 pagi, setelah sholat subuh, dia langsung pergi ke dapur. Dengan cekatan dia memasak sambil membersihkan rumah.

            Ia ingin membuat simpati pada Arka dan kedua orang tuanya supaya menerima kehadirannya dengan sukacita. Setelah itu ia membersihkan diri dan bersiap-siap pergi ke kantor.

            “Kumiiiiiii…. sini!’ teriak mama mertuanya.

            Kumi yang sedang berganti pakaian, bergegas menemui mama mertuanya. “Iya Mam,” jawabnya. Ia takut melihat roman muka mama mertuanya yang kelihatan gusar.

            “Siapa yang menyuruhmu memasak?” Rini menatap Kumi tak suka.

            “Tidak ada Mam, itu inisiatif Kumi sendiri,” jawab Kumi dengan suara gemetar. Ia menunduk ketakutan.

            “Besok-besok, kamu harus tanya mama dulu! Jangan asal masak. Apa ibumu tidak mengajarimu sopan santun?” sindirnya pedas.

            Rini lalu membuka tudung saji. Ada opor ayam dan telur tempe goreng. Dia mencicipinya. “Bah! Apa ini?!! Mama gak suka dengan masakan yang menggunakan santan instan. Santannya harus fresh. Kamu harus memarutnya sendiri! Yang paling penting nasi harus dimasak pake tungku dan kayu bakar!” Ia lalu membuang semangkuk besar opor ayam ke wastafel.

            Nyali Kumi semakin ciut melihatnya.

            “Kamu mau ke mana pakai baju rapi begitu?” tanya Rini lagi?

            “Kumi mau siap-siap berangkat kerja, Ma.”

            “Lho, enak saja! Terus siapa nanti yang masak, nyuci, nyetrika dan bersih-bersih rumah? Apa ibumu tidak memberitahumu kamu harus berhenti bekerja setelah menjadi istri Arka?”

            Kumi tersentak. Kejutan apa lagi ini? Ayah maupun ibunya tidak pernah memberitahunya soal berhenti bekerja. Gadis itu menunduk menekuri ubin. “Tapi Ma, tidak mungkin Kumi berhenti mendadak. Kumi harus bilang ke atasan dulu.”

            Rini yang bertumbuh tambun tak suka dengan jawaban Kumi. “Itu masalah kamu, Mama gak mau tahu. Pokoknya mulai hari ini kamu gak boleh kerja lagi. Titik!!”

            “Tapi Ma…” Air mata Kumi hendak tumpah.

            “Gak ada tapi-tapian. Cepat ganti bajumu dengan daster!”

            Mendengar suara keributan di ruang tengah, Teguh yang baru datang dari jogging datang menghampiri. “Ada apa ini? Pagi-pagi sudah ribut.”

            “Ini lho Pap, Kumi mau berangkat bekerja,” jawab istrinya sambil memberikan segelas air hangat kepadanya.

            Teguh duduk di kursi. “Papa lupa memberitahu kedua orang tuamu. Peraturan di keluarga kami, perempuan dilarang bekerja. Kami para lelakilah yang mencari nafkah dan tugas utama kalian, para perempuan adalah melayani kami.”

            Dada Kumi langsung sesak. Ayah tidak pernah mengajarinya begitu. Justru dia yang mendorong Kumi untuk bekerja, mencari penghasilan supaya tidak tergantung dengan orang lain. Dia hendak berontak, tapi suaranya tercekat di kerongkongan.

            “Ma, siapkan makanannya. Aku sudah lapar,” titah Teguh.

            Mama mertuanya ketus melihat Kumi. “Sana cepat masak! Buat sayur lodeh, ayam goreng bumbu lengkuas dan sambal terasi!” Dia lalu menoleh pada suaminya. “Apa Papa mau kubuatkan roti bakar dulu.”

            “Perutku gak kenyang Ma, kalau gak makan nasi!! Ah kalian memang wanita-wanita gak berguna,” sungutnya kesal. Dia menggebrak meja.

            Kumi ketakutan. Dia langsung berlari ke belakang rumah. Di sana ada pondok bambu yang terpisah dari bangunan utama. Kumi gemetar saat membuka pintu. Seumur-umur dia belum pernah masak di tungku dengan kayu bakar.

            Kumi menangis dan mengadu pada ibunya lewat telepon dan menceritakan semuanya. “Bu, Kumi gak kerasan tinggal di sini. Kumi mau pulang saja.” Dia menangis sesenggukan.

            “Maaf Nduk, Ibu tak bisa membantumu. Kamu sudah menjadi istri Arka. Bagaimanapun kamu harus nurut aturan di rumah mereka. Kamu yang sabar ya. Pelan-pelan nanti pasti kamu bisa adaptasi,” jawab sang Ibu. Dia menghapus bulir bening di sudut matanya.

            Tiba-tiba dari arah belakang ada yang merebut ponselnya. 

            “Bagus, bagus sekali sikapmu! Pakai mengadu segala pada ibumu. Awas kalau mengadu lagi, kuadukan kamu ke Arka!” Dia berbalik.

           

อ่านหนังสือเล่มนี้ต่อได้ฟรี
สแกนรหัสเพื่อดาวน์โหลดแอป
ความคิดเห็น (1)
goodnovel comment avatar
Ike Rahma
punya kerja..laki kayak gitu tinggal saja kumi
ดูความคิดเห็นทั้งหมด

บทล่าสุด

  • Pembalasan Mantan Istri CEO   Bab 189

    Bab 189 - episode terakhir Kumi buru-buru memakai gaun malamnya lalu menyusul Shaka di kantornya. Lelaki itu sedang menghidupkan laptop. Ia berdiri di depan pintu memandangi suaminya. “Apakah aku terlihat sangat buruk sehingga kamu tidak bernafsu denganku?” tanyanya sedih. “Tidak sayang, sama sekali tidak. Kamu membuatku bahagia,” senyum Shaka menghiasi wajahnya. Ia mendekati Kumi dan memeluknya hangat. “Tapi kenapa kamu tidak meneruskan tadi? Apa kamu tahu, aku sudah memimpikan malam pertama kita,” kata Kumi malu-malu. Shaka tertawa terbahak-bahak. “Dasar nakal.” Dia memencet hidung Kumi. “Aku sama denganmu, sama-sama merindukan malam pertama. Sayangnya kamu sedang menstruasi. Aku tidak tega melakukannya, meski aku sangat menginginkannya.” Ia lalu membopong Kumi dan memangkunya. Kumi tertunduk malu dan bergelayut manja pada Shaka, membaui aroma parfum yang membuatnya tergila-gila. “Untuk mengalihkan pikiran tadi, bolehkah aku bekerja dulu. Pekerjaanku menumpuk.” “Baiklah sayang

  • Pembalasan Mantan Istri CEO   Bab 188

    Bab 188 “Maaf Pak Shaka, Nenek Anda sudah meninggal dunia, jenazahnya baru saja dibawa ke kamar jenazah.” “Innalillahi wa inna illaihi rojiun.” Tubuh Shaka langsung lunglai, dia terduduk di lantai rumah sakit yang dingin. Lelaki itu menangis tergugu. Perasaan bersalah menghantam dadanya. Ia menyesal tidak mendampingi neneknya saat sakaratul maut. “Maafkan Shaka Nek, maafkan Shaka. Kenapa Nenek tidak menunggu Shaka sebentar saja.” Kumi membawa kepala Shaka ke dadanya dan memeluknya erat. Dia tidak berkata apa-apa, selain memeluk Shaka. Menenangkan pria itu dan turut merasakan kesedihan yang kekasihnya rasakan. Alex sopir Shaka datang dengan setengah berlari dan kaget sewaktu melihat Kumi dan keluarganya datang. “Maaf Pak, kami berusaha menghubungi Bapak, tapi telpon Bapak tidak aktif.” Dengan mata sembab, Shaka memeriksa ponselnya. “Maaf Alex, telpon saya mati. Saya lupa membawa charger saat ke Bali.” Itu adalah sederet kebodohan yang ia lakukan. Pikirannya sulit fokus setelah

  • Pembalasan Mantan Istri CEO   Bab 187

    Bab 187Being deeply loved by someone gives you strength, while loving someone deeply gives you courage.Shaka mengulum senyum memandang Kumi. Sedangkan Kumi, hatinya bergetar hebat. Dirinya mendadak canggung berdua dengan Shaka di kamar.“Enak juga kamar homestaynya. Aku jadi pingin membuat rumah seperti ini,” kata Shaka mengoyak kesunyian. Dia menduduki kursi yang dipakai Ibu tadi sambil matanya berkeliling menyusuri tiap sudut ruang.“Sama. Aku juga juga pengen tinggal di Ubud dan punya penginapan yang mengacu pada back to nature. Bangunanannya menggunakan bahan lokal, halamannya luas, ada kebun sayur dan binatang seperti kelinci, ayam dan…” Kumi berbicara dengan antusias dia melupakan rasa pening yang mendera kepalanya.“Ikan, kambing.” Shaka tertawa kecil meneruskan kata-kata Kumi dengan mata berbinar-binar. Dia duduk dengan relaks. Kedua tangannya di letakkan di belakang kepalanya.“Menyenangkan sekali hidup di pinggiran kota dengan orang-orang yang kita cintai. Aku bisa semingg

  • Pembalasan Mantan Istri CEO   Bab 186

    Bab 186“Nenek Shaka kondisinya kritis Nduk. Dia tidak sadar dan hidupnya tergantung pada mesin. Dokter telah meminta Shaka dan keluarganya mengikhlaskannya.” Ibu menjelaskan pada Kumi. “Sebelum terbang ke Bali, kami sempat menjenguknya.”Hati Kumi bertambah berat.“Kumi, jika kamu setuju. Aku mau perkawinan kita diselenggarakan secepatnya bersamaan dengan perkawinan Abang,” kata Shaka semangat. Dia sudah membayangkan bagaimana dia dan abangnya menyunting perempuan yang mereka cintai.“HAH? Dengan siapa? Bagaimana jika Nenek tidak setuju?” Nyali Kumi ciut.“Abang akan menikahi Sulis, aku sudah bertemu dengannya, dan dia setuju.”“Ikuti saja Nduk, keinginan Shaka,” bujuk Ibu. “Kalau bisa sepulangnya dari Bali kalian berdua menikah.”Kumi menoleh kepada ibunya. “Ibu, kapan hari Ibu memaksaku menikahi Arka, sekarang Ibu memaksaku menikahi Shaka. Ibu kenapa plinplan sekali. Sebenarnya diantara keduanya siapa yang paling ibu sukai?” tanyanya. Ia ingin Shaka mendengarnya juga.Bapak berdeha

  • Pembalasan Mantan Istri CEO   Bab 185

    Bab 185 “Kumi! Kumi! Maafkan Ibu Nak. Ibu menyesal telah menyakiti hatimu. Kamu jangan tinggalkan Ibu.” Ibu menangis sesenggukan memeluk Kumi. “Kumi tidak apa-apa Bu, dia hanya pingsan.” “Mommy… Mommy, wake up.” Yashi menciumi pipi Kumi. Kumi mendengar suara ibunya menangis. Kemudian mendengar suara Ayah menghibur Ibu, dan suara anaknya Yashi. Di manakah dirinya berada? “Aku ada di mana?” tanya Kumi bingung sesaat setelah membuka matanya. “Kamu ada di Bali,” sahut Ibu lega melihat putrinya telah sadar. Kening Kumi berkerut. Ia lalu menoleh dan melihat Ibu, Ayah, Khandra dan Yashi berada di dekat tempat tidurnya. Ia bergeming dan menatap mereka nanar. Namun, Kumi ragu. Apakah mereka semua nyata atau hanya perwujudan wong samar? Rupanya ia masih terpengaruh dengan cerita Bernie. “Kenapa Kumi memandang kita seperti itu Pak? Jangan – jangan ia kesurupan atau hilang akal?” Ibu jadi cemas. “Hush, kamu jangan ngawur, kata Dokter tadi gak apa-apa, luka di kepalanya kecil.” Kumi me

  • Pembalasan Mantan Istri CEO   Bab 184

    Bab 184“Saya tidak tahu Bu. Semua tamu yang menginap di sini saya hapal. Karena hanya ada 7 kamar dan sekarang hanya 4 kamar yang terisi.” Lelaki itu terdiam. “Eng, siapa tahu Bernie salah satu teman dari tamu kami.”Namun, Kumi tidak begitu yakin dengan yang dikatakan karyawan itu. Wanita itu lalu terduduk lesu di teras kamar Bernie. Kebingungan memeluk dirinya. Ia yakin semalam ia bercengkrama dengan Bernie dan semuanya tampak nyata.“Dia semalam minum bir dan menawari saya Pak? Dia menginap di kamar ini,” kata Kumi berusaha meyakinkan karyawan homestay.“Bagaimana kalau kita ke resepsionis Bu,” ajak karyawan tersebut, untuk meyakinkan Kumi.“Ayo.” Kumi berjalan di belakang karyawan tersebut.Mereka bertemu dengan Pak Dewa sekaligus owner homestay tersebut. “Pagi Bu, bisa dibantu?” sapanya ramah.Karyawan yang bernama Gede itu lalu menceritakan tentang Bernie kepada bosnya. Kumi menyimak pembicaraan mereka.Kemudian Pak Dewa mengajaknya duduk di depan meja penerima tamu, di dekat k

บทอื่นๆ
สำรวจและอ่านนวนิยายดีๆ ได้ฟรี
เข้าถึงนวนิยายดีๆ จำนวนมากได้ฟรีบนแอป GoodNovel ดาวน์โหลดหนังสือที่คุณชอบและอ่านได้ทุกที่ทุกเวลา
อ่านหนังสือฟรีบนแอป
สแกนรหัสเพื่ออ่านบนแอป
DMCA.com Protection Status