Share

Bab 3

Author: Fidia Haya
last update Huling Na-update: 2022-02-20 15:16:46

Kumi menoleh dan melihat mama mertuanya pergi dengan membawa ponselnya. Kumi mengejarnya. “Ma, Kumi janji akan mematuhi perintah Mama. Tapi tolong kembalikan ponsel Kumi. Kumi mau lihat resep masakan ayam lengkuasnya,” katanya.

            “Nih!” Perempuan itu melemparkan ponsel Kumi di rerumputan. “Lucu sekali anak zaman sekarang, semua gak bisa. Beda sekali dengan zamanku dulu,” gerutunya.

            Hati Kumi giris. Tangannya memegang dada. “Sabar… sabar!” Dia tak boleh cengeng.

            Butuh waktu hampir dua jam buat Kumi memasak permintaan mertuanya. Penampilannya sangat berantakan, muka Kumi yang cantik dihiasi jelaga sedangkan tangannya rusak terkena parutan kelapa.

            Arka sudah bangun. Dia sudah berganti pakaian kerja dan duduk di meja makan bersama kedua orang tuanya.

            Kumi mengambil piring dan duduk di samping Arka.

            Mama mertuanya menarik tangannya agar bangun. “Kumi, pekerjaanmu di belakang masih banyak. Apa kamu tidak melihat kertas yang Mama tempel di dapur?”

            Kumi mengambil kertas yang ditempel di kulkas. Daftar pekerjaan yang harus ia kerjakan.

Masak [pagi, siang dan malam] menunya harus beda. Papa dan Mama suka masakan bersantan, ayam goreng dan sambal terasi harus ada tiap hari.

Camilan gorengan [bakwan, tahu isi, pisang goreng] pagi dan sore.

Buat kopi untuk Papa dan Arka, jus sehat untuk Mama pagi dan sore.

Menyiram tanaman sekaligus menyapu halaman pagi dan sore.

Mencuci, menyetrika baju. Bajunya Papa harus di gantung dan diletakkan dalam satu warna. Tidak boleh campur-campur.

Kumi malas membaca karena daftarnya terlalu panjang, dia pergi ke belakang dan mendengar Arka berbicara.

             “Berani sekali mau makan bareng sama kita, lihat penampilan dia?” Arka tertawa. “Ma, aku tidak mau tidur sama Kumi, keringatnya bau.”

            “Tenang ya Cah Bagus, mulai nanti malam biar Kumi tidur di kamar pembantu saja.” Dia menoleh. “Apa kamu dengar itu Kumi, dan oh ya, semua pakaian kotor yang ada di dalam kamar belakang kamu cuci dengan tangan, karena kami gak mau baju mahal kami rusak.”

            “Iya Ma,” sahut Kumi lirih, walau dia ingin bertanya, apa gunanya mereka membeli mesin cuci dan pengering? Apakah untuk pamer saja?

            Kumi sadar, menjadi istri Arka hanyalah sebuah kedok yang ditawarkan pada keluarganya. Padahal sejatinya mereka menginginkan seorang pembantu gratis yang membantu mengurus rumah tangga. Air mata Kumi merebak mengaburkan pandangannya saat melihat 3 bak besar penuh dengan cucian kotor.

            Dengan perasaan tertekan ia mencuci semua baju kotor, tangannya yang terluka semakin perih. Kumi ingin pulang, ia kangen ibunya.

            Setelah selesai, Kumi langsung menjemurnya. Perutnya melilit kelaparan. Ia pergi ke meja makan. Matanya kaget saat melihat meja makan sangat kotor. Ia eneg melihat tumpahan kuah dan tulang-tulang ayam berserakan di atas meja.

Rasa terkejutnya belum hilang. Mereka menghabiskan semua lauknya! Dan hanya menyisakan sedikit nasi beserta kuah sayur lodeh untuknya. Kumi menarik napas panjang.

“Oalah…” katanya masygul.

“Kumiiiii… !!” suara Rini naik beberapa oktaf memanggil Kumi.

Nasi yang dikunyahnya tersangkut di tenggorokan. Cepat-cepat Kumi meminum air. “Iya Ma!”

“Bawakan Mama es cream dan kentang goreng.”

Pekerjaan Kumi seperti tak ada habis-habisnya. Ada saja pekerjaan yang diberikan mama mertuanya. Dia bolak balik melayani mama mertuanya yang sibuk nonton drakor di N*****x. Yang mengesalkan, dia tidak menyuruhnya sekaligus. Setelah camilannya habis, dia minta yang dibawakan camilan yang lain dengan minuman yang berbeda-beda sampai drakor yang ditontonnya selesai.

Kaki Kumi gemetaran setelah 10 kali naik turun tangga Kumi protes. “Ma, Kumi capek. Pekerjaan Kumi masih banyak yang belum dikerjakan.” Muka Kumi kusut sekali.

“Masih muda saja sudah malas. Ya sudah pergi sana!”

“Kamu yang malas bergerak, bukan aku. Dari tadi makan terus,” gumam Kumi lirih seraya melirik mama mertuanya yang sedang rebahan di atas tempat tidur.

Malamnya tenaga Kumi sudah habis, dia langsung tertidur sesaat setelah merebahkan badannya di kamar pembantu berbaur dengan tumpukan baju yang hendak disetrikanya.

Tok… Tok… Tok…

Tengah malam pintu kamarnya ada yang mengetuk, dengan malas Kumi membukanya. Arka berdiri di depan kamarnya. “Ada apa Mas?”

            “Layani aku malam ini?”

Kumi tidak menjawab, dia masih teringat dengan hinaan laki-laki itu. Dalam hatinya dia merutuk. Ngapain dia minta dilayani setelah mengatakan aku bau keringet.

Arka langsung masuk ke kamarnya.

“Jangan di sini Mas, kamarnya kotor dan berantakan, keringatku juga bau,” kata Kumi mengelak.

“Halah bawel!” Dia langsung membuka paksa daster Kumi dan menindihnya dengan kasar di atas kasur.

Kumi tak bisa berkutik. “Mas Arka, bisakah kita melakukan foreplay terlebih dahulu, supaya aku tidak kesakitan,” pintanya menahan rasa sakit.

Arka langsung menghentikan permainannya dan menampar pipi Kumi dua kali.

Kumi menangis sambil memegangi pipinya.

“Apa salahku Mas? Kenapa aku tidak boleh mengungkapkan apa yang kumau?”

Kemarahan Arka semakin menjadi-jadi mendengar perkataan Kumi. Tanpa memedulikan kondisi Kumi, dia lalu menarik tubuh Kumi dan melemparkannya di atas tempat tidur. Dia kembali menggauli Kumi dengan agresif.

“Kamu adalah istriku, terserah aku mau memperlakukanmu seperti apa!! Mengerti kamu!!!”

Kumi diam dan pasrah menerima perlakuan Arka.

Setelah Arka puas dia kembali ke kamarnya. Tubuh Kumi tak bertenaga, dengan langkah gontai dia berjalan ke kamar mandi.

“Makanya jadi istri itu jangan banyak bicara!”

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App

Pinakabagong kabanata

  • Pembalasan Mantan Istri CEO   Bab 189

    Bab 189 - episode terakhir Kumi buru-buru memakai gaun malamnya lalu menyusul Shaka di kantornya. Lelaki itu sedang menghidupkan laptop. Ia berdiri di depan pintu memandangi suaminya. “Apakah aku terlihat sangat buruk sehingga kamu tidak bernafsu denganku?” tanyanya sedih. “Tidak sayang, sama sekali tidak. Kamu membuatku bahagia,” senyum Shaka menghiasi wajahnya. Ia mendekati Kumi dan memeluknya hangat. “Tapi kenapa kamu tidak meneruskan tadi? Apa kamu tahu, aku sudah memimpikan malam pertama kita,” kata Kumi malu-malu. Shaka tertawa terbahak-bahak. “Dasar nakal.” Dia memencet hidung Kumi. “Aku sama denganmu, sama-sama merindukan malam pertama. Sayangnya kamu sedang menstruasi. Aku tidak tega melakukannya, meski aku sangat menginginkannya.” Ia lalu membopong Kumi dan memangkunya. Kumi tertunduk malu dan bergelayut manja pada Shaka, membaui aroma parfum yang membuatnya tergila-gila. “Untuk mengalihkan pikiran tadi, bolehkah aku bekerja dulu. Pekerjaanku menumpuk.” “Baiklah sayang

  • Pembalasan Mantan Istri CEO   Bab 188

    Bab 188 “Maaf Pak Shaka, Nenek Anda sudah meninggal dunia, jenazahnya baru saja dibawa ke kamar jenazah.” “Innalillahi wa inna illaihi rojiun.” Tubuh Shaka langsung lunglai, dia terduduk di lantai rumah sakit yang dingin. Lelaki itu menangis tergugu. Perasaan bersalah menghantam dadanya. Ia menyesal tidak mendampingi neneknya saat sakaratul maut. “Maafkan Shaka Nek, maafkan Shaka. Kenapa Nenek tidak menunggu Shaka sebentar saja.” Kumi membawa kepala Shaka ke dadanya dan memeluknya erat. Dia tidak berkata apa-apa, selain memeluk Shaka. Menenangkan pria itu dan turut merasakan kesedihan yang kekasihnya rasakan. Alex sopir Shaka datang dengan setengah berlari dan kaget sewaktu melihat Kumi dan keluarganya datang. “Maaf Pak, kami berusaha menghubungi Bapak, tapi telpon Bapak tidak aktif.” Dengan mata sembab, Shaka memeriksa ponselnya. “Maaf Alex, telpon saya mati. Saya lupa membawa charger saat ke Bali.” Itu adalah sederet kebodohan yang ia lakukan. Pikirannya sulit fokus setelah

  • Pembalasan Mantan Istri CEO   Bab 187

    Bab 187Being deeply loved by someone gives you strength, while loving someone deeply gives you courage.Shaka mengulum senyum memandang Kumi. Sedangkan Kumi, hatinya bergetar hebat. Dirinya mendadak canggung berdua dengan Shaka di kamar.“Enak juga kamar homestaynya. Aku jadi pingin membuat rumah seperti ini,” kata Shaka mengoyak kesunyian. Dia menduduki kursi yang dipakai Ibu tadi sambil matanya berkeliling menyusuri tiap sudut ruang.“Sama. Aku juga juga pengen tinggal di Ubud dan punya penginapan yang mengacu pada back to nature. Bangunanannya menggunakan bahan lokal, halamannya luas, ada kebun sayur dan binatang seperti kelinci, ayam dan…” Kumi berbicara dengan antusias dia melupakan rasa pening yang mendera kepalanya.“Ikan, kambing.” Shaka tertawa kecil meneruskan kata-kata Kumi dengan mata berbinar-binar. Dia duduk dengan relaks. Kedua tangannya di letakkan di belakang kepalanya.“Menyenangkan sekali hidup di pinggiran kota dengan orang-orang yang kita cintai. Aku bisa semingg

  • Pembalasan Mantan Istri CEO   Bab 186

    Bab 186“Nenek Shaka kondisinya kritis Nduk. Dia tidak sadar dan hidupnya tergantung pada mesin. Dokter telah meminta Shaka dan keluarganya mengikhlaskannya.” Ibu menjelaskan pada Kumi. “Sebelum terbang ke Bali, kami sempat menjenguknya.”Hati Kumi bertambah berat.“Kumi, jika kamu setuju. Aku mau perkawinan kita diselenggarakan secepatnya bersamaan dengan perkawinan Abang,” kata Shaka semangat. Dia sudah membayangkan bagaimana dia dan abangnya menyunting perempuan yang mereka cintai.“HAH? Dengan siapa? Bagaimana jika Nenek tidak setuju?” Nyali Kumi ciut.“Abang akan menikahi Sulis, aku sudah bertemu dengannya, dan dia setuju.”“Ikuti saja Nduk, keinginan Shaka,” bujuk Ibu. “Kalau bisa sepulangnya dari Bali kalian berdua menikah.”Kumi menoleh kepada ibunya. “Ibu, kapan hari Ibu memaksaku menikahi Arka, sekarang Ibu memaksaku menikahi Shaka. Ibu kenapa plinplan sekali. Sebenarnya diantara keduanya siapa yang paling ibu sukai?” tanyanya. Ia ingin Shaka mendengarnya juga.Bapak berdeha

  • Pembalasan Mantan Istri CEO   Bab 185

    Bab 185 “Kumi! Kumi! Maafkan Ibu Nak. Ibu menyesal telah menyakiti hatimu. Kamu jangan tinggalkan Ibu.” Ibu menangis sesenggukan memeluk Kumi. “Kumi tidak apa-apa Bu, dia hanya pingsan.” “Mommy… Mommy, wake up.” Yashi menciumi pipi Kumi. Kumi mendengar suara ibunya menangis. Kemudian mendengar suara Ayah menghibur Ibu, dan suara anaknya Yashi. Di manakah dirinya berada? “Aku ada di mana?” tanya Kumi bingung sesaat setelah membuka matanya. “Kamu ada di Bali,” sahut Ibu lega melihat putrinya telah sadar. Kening Kumi berkerut. Ia lalu menoleh dan melihat Ibu, Ayah, Khandra dan Yashi berada di dekat tempat tidurnya. Ia bergeming dan menatap mereka nanar. Namun, Kumi ragu. Apakah mereka semua nyata atau hanya perwujudan wong samar? Rupanya ia masih terpengaruh dengan cerita Bernie. “Kenapa Kumi memandang kita seperti itu Pak? Jangan – jangan ia kesurupan atau hilang akal?” Ibu jadi cemas. “Hush, kamu jangan ngawur, kata Dokter tadi gak apa-apa, luka di kepalanya kecil.” Kumi me

  • Pembalasan Mantan Istri CEO   Bab 184

    Bab 184“Saya tidak tahu Bu. Semua tamu yang menginap di sini saya hapal. Karena hanya ada 7 kamar dan sekarang hanya 4 kamar yang terisi.” Lelaki itu terdiam. “Eng, siapa tahu Bernie salah satu teman dari tamu kami.”Namun, Kumi tidak begitu yakin dengan yang dikatakan karyawan itu. Wanita itu lalu terduduk lesu di teras kamar Bernie. Kebingungan memeluk dirinya. Ia yakin semalam ia bercengkrama dengan Bernie dan semuanya tampak nyata.“Dia semalam minum bir dan menawari saya Pak? Dia menginap di kamar ini,” kata Kumi berusaha meyakinkan karyawan homestay.“Bagaimana kalau kita ke resepsionis Bu,” ajak karyawan tersebut, untuk meyakinkan Kumi.“Ayo.” Kumi berjalan di belakang karyawan tersebut.Mereka bertemu dengan Pak Dewa sekaligus owner homestay tersebut. “Pagi Bu, bisa dibantu?” sapanya ramah.Karyawan yang bernama Gede itu lalu menceritakan tentang Bernie kepada bosnya. Kumi menyimak pembicaraan mereka.Kemudian Pak Dewa mengajaknya duduk di depan meja penerima tamu, di dekat k

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status