Beranda / Urban / Pembalasan Menantu Terkuat / Bab 7. Ainel yang Liar

Share

Bab 7. Ainel yang Liar

Penulis: Hare Ra
last update Terakhir Diperbarui: 2025-04-22 16:37:12

Semenjak kejadian di meja makan itu, mbak Yen dipecat. Dan Ainel semakin terabaikan oleh kedua orang tuanya yang semakin disibukkan dengan urusan masing-masing.

Hingga Ainel memasuki sekolah menengah atas, kehidupannya semakin bebas. Pulang atau gak itu tidak pernah dipedulikan oleh kedua orang tuanya. Ainel mencari dunianya sendiri, clubbing menjadi kegiatan rutinnya.

Bahkan hidup bebas bercampur pria dan wanita menjadi hal yang lumrah. Hingga malam itu dalam keadaan setengah mabuk Ainel diajak Ben pulang kerumahnya setelah mereka clubbing.

Ben membawa Ainel ke kamarnya kemudian menyerang bibir Ainel. Ainel yang sedang mabuk membalas pagutan demi pagutan Ben, hingga tanpa disadari oleh Ainel mereka telah melakukan hal tersebut dan Ben yang merenggut kesuciannya.

"Kok gua dirumah lo Ben?" tanya Ainel saat terbangun di pagi hari dan mendapatkan tubuhnya tanpa sehelai benangpun.

"Lo ngapain gua Ben?" tanya Ainel marah.

Sementara Ben duduk dan memutar rekaman di ponselnya apa yang mereka lakukan semalam. Ternyata Ben licik, dia sengaja menjerat Ainel merekam hingga Ainel tak mampu untuk menuntutnya.

Ainel menutup mulutnya tak percaya melihat apa yang dilakukannya bersama Ben bahkan betapa liarnya dia.

Ben tersenyum melihat ekspresi Ainel kemudian meremas dada Ainel, hingga Ainel merasa gelenyar aneh di tubuhnya menuntut Ben untuk melakukan lebih.

Dimulai dari situlah Ainel mulai merasa ketergantungan untuk melakukan hal itu, entah kepada siapa saja yang bersedia diajak ngamar. Bahkan dengan orang yang tak dikenal sekalipun. Tak jarang si Asep tukang kebun pun pernah merasakan nikmatnya tubuh Ainel.

Saat Ainel sedang dirumah dan merasa bosan, tidak ada teman untuk diajak nongkrong maka Asep lah yang menjadi sasaran untuk memenuhi hasratnya.

Hingga di usianya yang menginjak dua puluh tahun, Ainel hamil dan yang parahnya tidak tahu benih siapa yang tumbuh di rahimnya. Dan sudah beberapa kali dicoba untuk digugurkan namun, kandungannya masih saja tetap bertahan.

Tuan Hario begitu berang saat mengetahui anak semata wayangnya hamil.

"Katakan Ainel, anak siapa yang sedang kamu kandung?" tanya tuan Hario penuh penekanan saat mengetahui Ainel hamil.

"Ainel tak tahu," jawab Ainel tegas.

"Dengan siapa kau melakukannya hah?" bentak tuan Hario.

"Banyak."

Dengan santai Ainel menjawab tanpa rasa bersalah.

"Gugurkan anak itu!" titah tuan Hario.

"Sudah, tapi tidak berhasil dengan cara apapun."

Plak! Plak!

Tuan Hario tak bisa lagi menahan emosi nya dan menampar Ainel dengan keras. Sedangkan Ainel hanya diam memegang kedua pipinya yang terasa panas.

"Papa!"

Teriak nyonya Hario tak terima anaknya diperlakukan kasar.

"Kenapa ma? Masih mau bela anak tak tahu diri ini. Mempermalukan keluarga!"

Tuan Hario terus berteriak memaki Ainel, sedangkan Ainel terlihat santai tanpa pembelaan sedikitpun.

"Sudah?" tanya Ainel setelah beberapa saat kedua orang tuanya terdiam.

"Kalau sudah, Ainel mau ke kamar, ngantuk."

Ainel beranjak menuju kamarnya di lantai dua. Dengan usia kandungan yang semakin besar membuat Ainel sedikit ngos-ngosan saat menaiki tangga.

"Huft pusing, kenapa sih harus ribet mencari siapa bapaknya. Setelah lahir tinggal kasihkan aja ke panti asuhan," ujar Ainel sambil menatap nanar perutnya yang membuncit.

Setelah dikamar Ainel berganti baju dan bersiap party bersama teman-temannya.

"Jemput gua!"

Ainel mengirimkan pesan kepada Ben.

Tak lama setelah itu mobil Ben sudah tiba dan dengan santai Ainel pergi meninggalkan rumahnya.

"Mau kemana?" tanya Ben.

"Gak tahu, boring!"

"Yaudah ke hotel aja, gak tahan gua lihat pesona lo dengan perut membesar gitu."

"Oke cuss."

Ben dan Ainel menghabiskan malam bersama, saling menikmati sentuhan demi sentuhan antara keduanya.

"Kira-kira anak siapa didalam sini Nel?" tanya Ben sambil mengelus perut Ainel.

"Gak tahu, anak lo mungkin?"

"Bukan, walaupun gua yang sering jenguk dia di dalam sana, tapi dia gak respon saat gua pegang gini."

"Entahlah."

"Lo sih gak pake pengaman," ucap Ben.

"Biarin."

"Papa sama mama lo gimana?"

"Papa marah, mama diam aja."

"Lo itu emang gurih Nel, gua saja sebagai teman lo ketagihan. Apalagi orang lain."

"Dasar lo aja rakus, Nilam lo embat juga."

"Nilam punya kelebihan Nel, gayanya tak biasa."

"Tapi lo semenjak hamil semakin menggoda Nel," ucap Ben sambil menggigit benda kecil diatas dada Ainel yang membuat Ainel mendesah seperti terbang ke awan.

Pagi itu, setelah tuan dan nyonya Hario pergi dengan kesibukannya masing-masing, Ainel kembali ke kamar dan meminta Asep ke kamarnya. Asep adalah tukang kebun yang sudah memiliki istri juga anak, setiap habis melayani Ainel, Asep akan menerima bayaran yang lumayan besar dari Ainel.

"Non Ainel memanggil saya?" tanya Asep didepan pintu kamar Ainel.

"Masuk Sep."

"Baik non."

Asep masuk kekamar Ainel, dan mendapati Ainel sudah bugil menunggu diatas tempat tidur. Tak berapa lama terjadilah pergumulan antara keduanya. Asep sudah mengerti gaya apa yang disukai Ainel. Hingga Ainel merintih kesenangan.

Biasanya Asep akan berada di kamar Ainel selama tiga jam, selama itu tugas Asep hanya menyenangi Ainel dengan berbagai gaya.

Semua asisten rumah tangga di rumah ini sudah tahu apabila Asep dipanggil ke kamar Ainel.

Tak ada seorangpun yang berani mengganggu sebelum Asep keluar sendiri dari dalam kamar Ainel. Termasuk mbok Inah.

"Makasih ya non," ujar Asep.

"Sama-sama Sep."

"Asep takut loh non, nanti ketahuan tuan Bara," ujar Asep sambil menunduk.

"Dia gak bakal peduli Sep."

"Kok gitu non?"

"Karena kami menikah hanya untuk status aja Sep."

"Untuk menutupi kehamilan itu ya non?"

"Kehamilannya gak bisa ditutupi lagi Sep, cuma status aja gua hamil ada lakinya. Padahal gua gak peduli sih."

Ainel dan Asep masih berbaring dalam satu selimut yang sama. Menantikan beberapa saat dan mereka akan kembali mengulangi permainannya.

"Tuan Bara kemana non?" tanya Asep.

"Gua gak tahu Sep."

"Itulah makanya non panggil Asep ya karena tuan Bara gak ada?"

"Kami belum melakukan itu malah Sep."

"Sama tuan Bara?"

"Iya."

"Kenapa non?"

"Dianya gak mau kayaknya."

"Ah gak mungkin non, mungkin karena belum tau aja permainan non yang bikin ketagihan."

"Emang kamu ketagihan Sep?"

"Iya non, tapi kalo bukan non yang manggil Asep takut kesini."

"Nanti kalau kamu lagi mau bilang aja sama gua Sep, gua siap kok," jawab Ainel.

"Kenapa non lebih suka sama Asep kan yang disini banyak, ada Ade tu yang masih muda."

"Ajak aja sesekali Sep."

"Bertiga gitu neng?"

"Iya gantian sama kamu."

"Siap neng."

Ceklek!

Pintu kamar dibuka. Asep dan Ainel shock melihat siapa yang datang.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (2)
goodnovel comment avatar
Lessy X Shan Lating
manta pk ceritanya
goodnovel comment avatar
Lessy X Shan Lating
oke lanjutkan
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Pembalasan Menantu Terkuat   Bab 348. TAMAT

    “Kangen Alma,” ujar Ainel saat keduanya sedang duduk santai setelah menikmati makan malam.“Besok kan pulang, malam ini nikmatin dulu malam pertama kita,” ujar Bara sambil tersenyum.“Malam pertama apanya, Bar,” kekeh Ainel.Keduanya malah tertawa.Bara merengkuh tubuh sang istri kedalam pelukannya, mendekatkan wajahnya pada Ainel hingga tak ada jarak antara keduanya.Tidak ada yang berubah, Bara selalu memperlakukan Ainel dengan lembut, hingga Ainel memejamkan matanya menerima setiap sentuhan Bara.“Thanks sayang,” ucap Bara mengecup pelan kening Ainel, yang menyembunyikan wajahnya di bawah bantal karena malu.Ainel hanya mengangguk di balik selimutnya.“Hei, lihat gua dong,” goda Bara sambil terkekeh.“Udah sana, gua mau tidur. Ngantuk, besok kan kita harus pulang anak-anak udah menunggu,” ujar Ainel.“Pagi-pagi besok kita harus anterin Alana dan dan Ben ke bandara, mereka mau pulang,” ujar Bara memberitahu Ainel.“Oh iya, ya ampun gua belum beli oleh-oleh buat mereka,” ujar Ainel h

  • Pembalasan Menantu Terkuat   Ban 347. Sah Untuk Kedua Kalinya

    Semua puas dengan hasil terbaik yang dibuatkan butik pilihan bu Bira.“Nanti kamu akan dijemput sama Alin,” ujar Bara melihat kearah Ainel.“Iya,” jawab Ainel singkat.“Kok sedih?”“Sebenarnya gua ini anak siapa, Bar?” tanya Ainel sambil menahan tangis.Bara tidak menjawab hanya merengkuh Ainel kedalam pelukannya.“Semua orang disini menyayangi kamu,” ujar Bara sambil mengelus rambut Ainel.“Tidak dengan mama papa, mereka hanya menginginkan harta.”“Mereka menyayangi kamu, hanya berbeda cara. Sudahlah, jangan sedih. Calon pengantin gak boleh sedih,” ujar Bara menghapus jejak airmata di pipi Ainel.Ainel hanya terdiam, dan berlalu ke kamarnya. Iya besok adalah hari pernikahan nya dengan Bara, sedangkan kedua orang tuanya sedikitpun tidak peduli dengannya.Bahkan hanya sekedar menelepon menanyakan kabar pun tidak.**Hari yang dinantikan pun akhirnya telah tiba. Semua orang sudah sibuk dengan kegiatan masing-masing. Kesibukan dirumah lebih dari biasanya, bahkan bik Rasi dan mbok Inah ta

  • Pembalasan Menantu Terkuat   Bab 346. Jangan Sok Tahu

    "Kamu sudah siap?""Siap dong!""Kamu cantik!""Sejak lahir!"Keduanya tertawa. "Ehm," deheman Jojo membuat keduanya semakin mengeraskan tawanya. "Acil tuh udah nunggu lo lamar, Jo," sambung Bara. "Setelah bapak dan ibu nikah baru deh saya lamar Acil," jawab Jojo. "Lo serius, Jo?" tanya Bara kemudian. "Serius dong pak, sampai kapan saya harus jadi jones kayak ini," sahut Jojo dari balik kemudi. Bara hanya tertawa mendengar candaan Jojo. Saat ini Bara dan Ainel sedang dalam perjalanan menuju toko milik Ainel, untuk menyiapkan pembayaran gaji karyawan, laporan barang masuk dan keluar juga nanti Ainel akan menyerahkan kepengurusan toko sepenuhnya kepada Nani. Kedepannya Ainel hanya akan datang satu bulan satu kali, dan akan memantau dari rumah saja. **Pernikahan keduanya pun hanya tinggal menghitung hari, pak Tigor benar-benar bisa diandalkan. Pengurusan surat tersebut bisa selesai dalam hitungan minggu. "Semuanya sudah selesai?" tanya Bara saat suatu siang pak Tigor datang ke

  • Pembalasan Menantu Terkuat   Bab 345. Biar Kamu Gak Begadang

    “Kamu kenapa?” kali ini Bara yang heran melihat tingkah Ainel yang menenggak kopinya sampai ludesAinel hanya diam dan menggeleng membuat Bara sedikit bergidik ngeri melihat tingkah Ainel di tengah malam seperti ini.“Kamu haus?” tanya Bara lagi.Lagi-lagi Ainel hanya menggeleng.Bara memegang tangan Ainel dan menatap dalam mata Ainel.“Terus ngapain kamu ngabisin kopinya?” tanya Bara.“Biar kamu gak bisa minum dan begadang,” ujar Ainel.Bara hanya menggeleng dan tersenyum.“Tapi nanti malah kamu yang begadang,” ujar Bara pelan.“Aku mah gak mempan kopi kalau mau tidur ya tidur aja,” kekeh Ainel.“Thanks, Nel,” ucap Bara yang kemudian mendaratkan kecupan lembut di pipi Ainel membuat Ainel mematung.Padahal bukan hanya baru sekali mendapatkan kecupan dari Bara, entah kenapa Ainel masih saja terasa aliran darahnya berhenti mengalir mendapat perlakuan lembut tersebut.“Ehm,” ujar Bara berdehem membuat Ainel tergugup.“Kok cuma diam?” tanya Bara lagi.“Gapapa, mau ribut juga gak kedengar

  • Pembalasan Menantu Terkuat   Bab 344. Menantu Idaman

    “Duh ini cantik banget,” puji tante Ovi yang punya butik kepada Ainel.“Menantu idaman banget deh ini, cantik, sederhana dan murah senyum lagi,” kembali tante Ovi berseloroh. Namun, bu Bira hanya diam tidak menjawab.“Udah deh lo ukur aja secepatnya,” protes bu Bira.“Santai dong Bira, gua mau cari model yang cocok untuk dia. Sebenarnya model apa aja cocok, secara orangnya kan cantik banget, tapi tadi kata masnya minta yang tidak terbuka. Ya kan cantik?” tanya tante Ovi kepada Ainel.“Iya tante,” jawab Ainel pelan.“Suaranya aja merdu gini.”Bara hanya tersenyum mendengar pujian dari tante Ovi, karena memang benar apa yang dikatakannya kalau Ainel memang cantik.Tidak ada yang bisa menandingi kecantikan Ainel, dengan tubuh yang proporsional seperti seorang model.“Kenapa mesti mengadakan resepsi? Harusnya kan bisa nikah aja langsung, udah selesai,” ujar Bu Bira kesal setelah mereka menghabiskan makannya.Dari butik mereka mengisi perut terlebih dahulu dan setelah ini akan mengajak ana

  • Pembalasan Menantu Terkuat   Bab 343. Beberapa Persyaratan

    Bara memandang lekat ke arah Ainel yang terus menggeleng.“Jangan, Bara,” ujar Ainel.“Kamu tenang aja ya,” ujar Bara kemudian.“Bara, sebaiknya kamu pikirkan baik-baik, Nak,” ujar Bizar.Hario hanya tertawa sinis.“Apa yang harus dipikirkan, saya hanya meminta hak saya yang dulu dia rampas,” ujar Hario.“Baiklah saya setuju!” ujar Bara lantang.Ainel terduduk lemas, dan semua yang ada disana menatap Bara dengan pandangan yang sulit di artinya.“Dengan beberapa persyaratan,” lanjut Bara.“Bara… Bara, kamu masih mengajukan persyaratan sedangkan saya hanya mengambil apa yang menjadi hak saya,” ujar Hario sambil tertawa sinis.“Pelunasan hutang bukan hak anda!” jawab Bara yang membuat Hario terdiam.“Sebutkan syarat yang kamu mau!” ujar Hario keras.“Saya akan kembalikan empat pabrik tersebut sebagaimana dulu kondisi yang saya terima. Kedua, setelah saya menikah dengan Ainel anda tidak berhak mencampuri rumah tangga saya apalagi mengganggu,” ujar Bara memandang sinis ke arah Hario.“Ter

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status