Share

Rumah Seberang Jalan

#BDPS

Part 2 Rumah Seberang Jalan

Setibanya di rumah aku berpura-pura tak tahu tentang kejadian di rumah sakit tadi. Masih dengan senyuman manis ku hadirkan untuk mas Arya. 

"Loh, mau pergi lagi Mas? " tanyaku melihat mas Arya keluar dari kamar setelah berganti pakaian. 

"Iya, ibu minta dijemput sekarang, " jawabnya.

Memang sebelum peristiwa di rumah sakit tadi pagi, kemarin ibu mertuaku dan anak bungsunya berpamitan untuk menginap di rumah Dela. 

'Pasti mau ke rumah pelakor itu kan? dia kan baru saja melahirkan anakmu, ' batinku. 

"Mas pergi dulu ya, assalamualaikum. "

"Waalaikumussalam. "

#

"Di sini hujan lebat, ibu memintaku untuk menginap di rumah Dela. Lagipula suami Dela masih di luar kota jadi dia sendirian, " sebuah pesan singkat ku terima dari mas Arya. 

"iya mas... " balasku. 

'Halah, alasanmu saja mas untuk tidak pulang' batinku. 

Jika kamu ingin mempunyai keturunan dariku akan lebih baik jika kita berusaha mas, toh kita ada uang. Tapi caramu salah. Kamu lebih memilih menggoreskan luka pada pernikahan kita jadi jangan salahkan aku jika aku akan berbuat diluar jangkauanmu. 

#

Keesokan harinya saat aku ingin membuka restoran yang jaraknya tak jauh dari rumahku, aku melihat mobil mas Arya keluar dari rumah seberang jalan depan restoranku. 

'Katanya dari rumah Dela, kenapa mobilmu keluar dari situ? ohh... itu pasti rumah pelakor ya? pantas saja selama ini selalu pulang larut malam dengan dalih restoran sedang ramai,  ternyata pelakormu di sini, ' batinku. 

Selama ini aku memang jarang datang ke restoran karna aku sibuk dengan mini market di sebelah rumahku. Tapi semenjak pelakor itu muncul bersamaan dengan niat kebusukan keluarga mas Arya aku tak lagi percaya harta keluargaku dikelolanya. 

"Loh, Li-lisa kamu di sini? " tanya mas Arya tergagap yang melihatku tiba tiba di ruangannya. 

"Kenapa Mas? aku hanya ingin melihat restoran saja, " jawabku seraya menghampirinya yang berdiri di depan pintu. 

"Tapi kok tumben, tidak biasanya lho kamu ke sini. "

"Aku takut kalau ada penjahat mengintai restoranku, " ucapku lirih tepat di samping telinganya. 

"Ma-maksudmu apa Lis? "

"Ha ha ha aku bercanda Mas, restoran kita kan banyak cctv aku tidak takut apapun sekalipun itu pelakor, " seraya meninggalkan mas Arya. 

#

"Ada delivery ya ? tanyaku pada Lila, pegawai restoran kepercayaanku selama ini. 

"Iya Mbak, pesanan mbak Risa pelanggan kita, rumahnya cuma depan restoran kita, "jawabnya. 

"Pelanggan? "

"Iya Mbak, kurang lebih satu tahun ini berlangganan, bahkan sering pak Arya sendiri yang mengantar. "

'Alasanmu cerdik sekali mas agar bisa sering bertemu simpanan kamu biarkan dia tinggal di dekat restoran dan membeli makanan dari restoran kita, tunggu... jangan-jangan laporan keuangan yang kacau selama ini karna simpananmu itu tak pernah bayar? ' batinku menerka-nerka. 

"Tunggu Lila, berikan dia porsi dua kali lipat dari ini, dan jangan dimintai tagihan. "

"Ha? " jawabnya seraya mengernyitkan dahi. 

"Lakukan saja dan aku ada tugas untukmu."

Kubisikan ucapanku ke Lila agar orang lain tidak tahu apalagi mas Arya, bisa gawat kalau dia tahu. 

"Baik Mbak Lisa, " seraya mengganggukkan kepalanya. 

"Bagus. "

Lihat saja pelakor akan ku buat kamu membayar luka yang kamu goreskan di pernikahanku. Setelah ini tidak akan ku biarkan kamu makan gratis di restoranku. Entah kamu atau mas Arya yang memulai buatku kalian sama-sama menjij*kkan. 

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status