Share

Pembalasan Pengkhiatan Suamiku
Pembalasan Pengkhiatan Suamiku
Author: OptimisNa_12

Rumah Sakit

Author: OptimisNa_12
last update Last Updated: 2022-06-22 01:57:52

PERHATIAN! 

Cerita ini hanya fiktif belaka, jika ada kesamaan nama tokoh, tempat, atau lain sebagainya itu hanya ketidaksengajaan. Silakan ambil hikmah dan sisi positifnya, sisi negatifnya buang jauh ke laut. Terimakasih. #Salam Senyum Manis 

Note : Tetap utamakan baca alqur'an ya gengs ... 

_________________________________________________

Part 1 

Ku lihat jam dinding kamarku menunjukkan pukul empat dini hari. Aku terbangun dari tidurku. 'Kemana mas Arya? ' batinku. 

"Lisa, sudah bangun? " ucap lelaki memasuki kamarku. Itulah mas Arya suamiku. 

"Jangan tidur lagi,  siap siap sholat subuh sana, " ucapnya lanjut. 

"Aku libur, Kamu Mau kemana Mas? rapi sekali, " tanyaku. 

"Aku ada urusan. "

"Sepagi ini ?, urusan apa yang membuatmu dandan serapi dan sewangi ini?" tanyaku penasaran. 

"Sudahlah, kamu tak perlu tahu," lalu pergi begitu saja tanpa menghiraukanku.

Pernikahan kami baru berusia tiga tahun tetapi setahun belakang sikapnya mulai berubah semenjak dokter menvonis ada masalah di rahimku yang akan membuatku sulit untuk hamil. 

Aku sempat berfikir apakah aku salah memilihnya sebagai suamiku? Karna semenjak kenal, mas Arya tidak mempunyai pekerjaan tetap yang membuat orang tuaku tak menyukainya. Setelah menikah pun mas Arya beserta ibu dan adik bungsunya ikut tinggal di rumah pemberian orang tuaku. Tentang pekerjaannya pun dia dipercaya untuk mengelola restoran orang tuaku. Sementara aku sibuk mengurus mini market yang ku dirikan di sebelah rumahku. 

Setelah mas Arya pergi, aku langsung bergegas menuju garasi untuk membuntutinya. Jelas aku sangat curiga. Setiap kali ia pulang larut malam hingga tak pulanh sekalipun aku tak pernah berpikiran negatif itu karna ibunya menjamin bahwa mas Arya memang benar berurusan dengan pekerjaan. Tapi kali ini hatiku berkata lain melihat dia begitu necis dipagi buta. 

'Rumah sakit, siapa yang sakit? ' batinku melihat ketika melihat mobil mas Arya memasuki halaman rumah sakit. 

Ku ikuti langkah mas Arya hingga ia memasuki suatu ruangan yang membuat pikiranku semakin tak karuan. Ruang bersalin. Tak lama kemudian aku melihat ibu mertuaku beserta adik adik iparku berdatangan. 'Apa yang mereka lakukan? ' batinku. 

Lebih dari dua jam aku menunggu. Aku melihat mas Arya keluar dari ruangan itu bersama seorang wanita yang ia dorong di kursi roda. Sementara seorang perawat yang menggendong bayi pun mengikutinya. Ibu dan adik iparku pun mengikutinya. 

Dari balik jendela kamar rawat inap, ku tatap tajam perempuan yang duduk di atas tempat tidur sembari memangku bayi yang mungkin barusan ia lahirkan. Terlihat senyum bahagia suamiku beserta keluarganya yang berada disekelilingnya. Melihat mereka bergantian menggendong bayi itu, hingga kalimat pujian pun terdengar membuat hatiku serasa berkecamuk. 

'Siapa wanita itu mas? mungkinkah bayi itu anakmu? apa kau mengkhianatiku? diakah alasanmu yang merubah sikapmu terhadapku? ' batinku penuh dengan pertanyaan. 

"Aku sudah melahirkan anakmu mas, sekarang aku minta aku menjadi istri satu satunya, " ucap wanita itu. 

"Sabar dulu Risa sayang, tunggu aku mendapatkan semua hartanya dulu. Kalau aku bercerai sekarang bagaimana dengan kamu dan anakku, " jawab mas Arya. 

"Iya Ris, kamu yang sabar, ibu akan membantu Arya agar cepat selesai urusannya, " ucap ibu mertuaku. 

"Jangan lupa aku juga lho, aku banyak andil di pernikahan kalian ini," sahut Dela adik pertama mas Arya. 

"Aku juga Mas, bohongi mbak Lisa terus terusan buat nutupin kebohonganmu tuh capek lho, " ucap Neli adik bungsunya. 

"Tenang kalian semua, akan segera aku lancarkan rencanaku, jadi tunggu saja, " ucap mas Arya. 

"Selama ini aku juga sudah bosan sama dia, apalagi dia tidak akan bisa memberikanku anak, untuk apa aku pertahankan, buih! " ucapnya lanjut. 

"Tetap jaga sikap kalian agar Lisa tidak curiga sehingga kita bisa dengan mudah mengambil semua hartanya, " lanjut bu Tini mertuaku. 

Terdengar jelas percakapan mereka, karna aku jarak mereka dengan jendal kamar tak begitu jauh terlebih ini adalah ruang vvip jadi sangatlah leluasa mereka berbicara. 

"Awas kamu mas! kamu mengkhianatiku, mengincar hartaku, tidak akan ku biarkan, " ucapku geram. 

'Ingin bersandiwara, baik, akan ku layani kalian! ' batinku seraya berjalan meninggalkan mereka.

Jika kalian bisa berpura pura baik dihadapanku, aku pun bisa berpura pura. Karna aku punya cara sendiri untuk membalas perbuatan kalian. 

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (2)
goodnovel comment avatar
Cecilia Chichot
Ada juga suami dan familynya kaki tipu dan mahu merampas kekayaan sang isteri.Isteri pula sangat menyayangi dan memperlakukan keluarga suami dgn baik
goodnovel comment avatar
Rania Humaira
awas kamu mas!! selalu bahasa pasaran itu yg dipake istri tolol dan bucin akut
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Pembalasan Pengkhiatan Suamiku   Tamat

    5 tahun berlalu Bugh!"Mamaa ... Hiks hiks ... "Aku dikejutkan dengan panggilan Faiz, anakku dengan mas Abimanyu. Bocah kecil berusia hampir tiga tahun itu berlari kearahku yang duduk di kursi taman tak jauh dari tempat ia bermain.Hap!Faiz langsung menghambur ke pelukanku. "Kenapa sayang?" tanyaku lembut ketika kudapati ia menangis."Bola ... Hiks hiks," ucapnya seraya menunjuk bola di tempatnya ia bermain tadi."Kena bola?" Faiz hanya bisa mengangguk seraya tetap sesengukkan karena tangisannya.Aku tersenyum. "Ayo kesana!" ajakku pada Faiz untuk mengambil bola mainan tersebut.Saat akan mengambil bola tersebut, alangkah terkejutnya aku ketika tiba-tiba bola itu diserobot duluan oleh seorang bocah berusia sekitaran lima tahun."Maaf Tante, Putra nggak sengaja," ucapnya meminta maaf. Ia pun melongos pergi begitu saja. Mungkin takut aku akan memarahinya. "Putra?" gumamku, tiba-tiba aku teringat akan anak itu. Saat penglihatanku mengikuti arah perginya bocah itu, aku pun dibuatnya

  • Pembalasan Pengkhiatan Suamiku   Kedatangan Mantan Mertua

    #Kedatangan Mantan MertuaTok!! Tok!! Tok!! "Lis? Ada tamu untukmu, " ucap Ibuku dari balik pintu kamar. Aku yang sedang selesai mandi sore pun langsung memakai jilbabku dan bergegas keluar. Siapa tamu yang datang sore begini? Seingatku hampir semua teman-teman yang ku undang ke pernikahan sudah datang saat resepsi tadi pagi. Saat hendak sampai di ruang tamu, betapa terkejutnya aku ketika melihat siapa yang datang. Keluarga mas Arya. Bu Tini, mantan mertuaku, Dela dan Neli. Sedangkan Doni, suamu Dela ia tak nampak. Mungkin tak ikut. "Siapa Lis? " tanya mas Abimanyu ketika mengetahui aku menghentikan langkahku. "Mereka, " balasku tanpa memalingkan wajahku. Mantan ibu mertuaku melihatku. "Lisa, sini Nak duduk bersama kami. " Manis sekali ucapannya. Aku pun melanjutkan langkahku. Duduk bersama mereka namun di kursi yang berbeda. Sementara mas Abimanyu duduk di sebelahku. "Kami bawakan ini Mbak, hadiah atas pernikahanmu hari ini, " Dela meletakkan sebuah bingkisan di atas meja.

  • Pembalasan Pengkhiatan Suamiku   Sah!

    #Sah! Seketika kami yang berada di ruang tamu langsung melihat kearah ayah. Entah apalagi yang akan ayahku sampaikan. Aish, membuatku deg-degan saja. "Tanggal pernikahan sebaiknya jangan melebihi satu bulan," kata ayah. Aku terkejut, seakan tak menerima, bagaimana bisa jarak lamaran begitu dekat dengan hari pernikahan. Kami kan perlu mempersiapkan segalanya. Dan itu tidaklah mudah. "Kenapa, Yah? ""Lebih baik lebih cepat. Lagipula, ingat umur."Aku mengelus keningku. "Astagfirullah. Iya Ayah." Hampir saja suudzon pada ayah karena ucapannya. Lagian kenapa juga harus bawa-bawa umur. Huh. "Sederhana saja. Gak usah mewah-mewah," peringat ayah yang lantas aku mas Abimayu mengiyakannya. Karena di rasa perbincangan selesi, mas Abimanyu (ciiee 😆) berpamitan untuk pulang. Diikuti Lila yang akan diantarnya pulang terlebih dahulu. Aku beserta ayah dan ibu pun mengantar mas Abimanyu dan Lila sampai di teras. Mas Abimanyu membunyikan klakson mobil yang ia kendarai kepada kami. Setelah kepe

  • Pembalasan Pengkhiatan Suamiku   Memberi Jawaban

    "Bagaimana Mbak Lisa, diterima nggak? " tanya Lila yang duduk di sampingku. Aku diam. Sejenak aku dibuat dilema. Ingin menolak tapi tak enak, apalagi dalam acara begini. Ingin menerima tapi nanti dikira aku gimana. Kan baru beberapa hari bercerai. Haduh.Aku melihat kearah ayah dan ibu, mereka hanya tersenyum membalasnya. Membuatku semakin dilema. "Haruskan aku jawab sekarang? " tanyaku melihat kearah Abimanyu. "Tidak. Tapi saya harap tidak lebih dari tiga hari. ""InsyaaAllah, " aku tersenyum. "Ayo dilanjut makannya, " ucap ibuku menawarkan beberapa makanan ringan penutup di makan malam kali ini. Canggung. Kami yang berada di meja makan merasakan kecanggungan setelah Abimanyu menyatakan maksudnya. Kecuali beberapa karyawanku yang sedari tadi ikut menyimak, mereka tetap asyik melahap makanan yang aku sediakan. "Lis, ikut ibu ke belakang yuk, " ucap ibu mengajakku. Tanpa banyak berpikir aku mengikuti langkah ibu kearah dapur. Aku mengerti, pasti ibu akan menegurku tentang jawaban

  • Pembalasan Pengkhiatan Suamiku   Lima Bulan Berlalu

    #Lima Bulan BerlaluWaktu menunjukkan pukul 19.30, tamu undangan mulai berdatangan. Tak terkecuali Lila, orang yang sangat berjasa bagiku. Kali ini ia tak datang sendiri, namun bersama Bejo. Ya, aku juga mengundangnya dalam acara makan malam yang sengaja ku buat untuk semua karyawanku. Melihat penampilan Bejo semakin kesini semakin enak di pandang. Aku seperti terhipnotis dibuatnya. Mempesona, sangat mempesona. Dengan stelan hem yang ia kenakan membuat aura anak muda terpancar namun tetap terlihat berwibawa. "Assalamualaikum Mbak Lisa, " sapa Lila setelah memasuki rumah dan menghampiriku yang berdiri di dekat kursi tamu. "Wa'alaikumussalam, " aku tersenyum kearahnya. "Mbak, " Lila membisikkan sesuatu kepadaku. Aku sedikit tercengang mendengarnya. Ia memintaku untuk memberikan waktu di tengah-tengah acara pada Bejo. Untuk apa? Entahlah. Aku tersenyum, mengacungkan jempolku, memberi tanda bahwa aku mengiyakan permintaannya. "Ini Bu, " ucap bi Inah seraya membawa beberapa toples m

  • Pembalasan Pengkhiatan Suamiku   Sah Bercerai

    Sah Bercerai Tak sabar ingin melihat mas Arya mengenakan baju tahanan. Dan bagaimana reaksinya setelah ku tunjukkan surat perceraian ini. Tak hanya itu, aku pun akan memberitahukannya bahwa selama ini aku sudah mengetahui kebus*kkan kelurganya. Dan pada akhirnya dia dan istri sirinya sampai di penjara pun karena rencanaku. Meskipun di tengah jalan begitu banyak fakta baru yang ku ketahui. Aku duduk bersebelahan dengan Lila, dan dihadapanku duduk Dela bersebelahan dengan ibunya. Kami saling diam sejak awal bertemu tadi. "Urusan apalagi kamu ngajakin kami ketemu di sini? " akhirnya mantan mertuaku membuka suaranya, meskipun dengan nada ketus. Mungkin masih kesal karena sudah ku usir dengan tidak terhormat. "Tunggu mas Arya, Ibu pasti tahu alasannya. "Mas Arya memasuki ruang tunggu dengan seorang polisi di belakangnya. "Li-Lisa, " ucapnya sesaat melihatku. Mas Arya berjalan menghampiriku. "Ekh, sana-sana! " usirku ketika mas Arya akan duduk di sebelahku. "Kok gitu sih Lis? "Aku

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status