#Kedatangan Mantan MertuaTok!! Tok!! Tok!! "Lis? Ada tamu untukmu, " ucap Ibuku dari balik pintu kamar. Aku yang sedang selesai mandi sore pun langsung memakai jilbabku dan bergegas keluar. Siapa tamu yang datang sore begini? Seingatku hampir semua teman-teman yang ku undang ke pernikahan sudah datang saat resepsi tadi pagi. Saat hendak sampai di ruang tamu, betapa terkejutnya aku ketika melihat siapa yang datang. Keluarga mas Arya. Bu Tini, mantan mertuaku, Dela dan Neli. Sedangkan Doni, suamu Dela ia tak nampak. Mungkin tak ikut. "Siapa Lis? " tanya mas Abimanyu ketika mengetahui aku menghentikan langkahku. "Mereka, " balasku tanpa memalingkan wajahku. Mantan ibu mertuaku melihatku. "Lisa, sini Nak duduk bersama kami. " Manis sekali ucapannya. Aku pun melanjutkan langkahku. Duduk bersama mereka namun di kursi yang berbeda. Sementara mas Abimanyu duduk di sebelahku. "Kami bawakan ini Mbak, hadiah atas pernikahanmu hari ini, " Dela meletakkan sebuah bingkisan di atas meja.
5 tahun berlalu Bugh!"Mamaa ... Hiks hiks ... "Aku dikejutkan dengan panggilan Faiz, anakku dengan mas Abimanyu. Bocah kecil berusia hampir tiga tahun itu berlari kearahku yang duduk di kursi taman tak jauh dari tempat ia bermain.Hap!Faiz langsung menghambur ke pelukanku. "Kenapa sayang?" tanyaku lembut ketika kudapati ia menangis."Bola ... Hiks hiks," ucapnya seraya menunjuk bola di tempatnya ia bermain tadi."Kena bola?" Faiz hanya bisa mengangguk seraya tetap sesengukkan karena tangisannya.Aku tersenyum. "Ayo kesana!" ajakku pada Faiz untuk mengambil bola mainan tersebut.Saat akan mengambil bola tersebut, alangkah terkejutnya aku ketika tiba-tiba bola itu diserobot duluan oleh seorang bocah berusia sekitaran lima tahun."Maaf Tante, Putra nggak sengaja," ucapnya meminta maaf. Ia pun melongos pergi begitu saja. Mungkin takut aku akan memarahinya. "Putra?" gumamku, tiba-tiba aku teringat akan anak itu. Saat penglihatanku mengikuti arah perginya bocah itu, aku pun dibuatnya
PERHATIAN! Cerita ini hanya fiktif belaka, jika ada kesamaan nama tokoh, tempat, atau lain sebagainya itu hanya ketidaksengajaan. Silakan ambil hikmah dan sisi positifnya, sisi negatifnya buang jauh ke laut. Terimakasih. #Salam Senyum Manis Note : Tetap utamakan baca alqur'an ya gengs ... _________________________________________________Part 1 Ku lihat jam dinding kamarku menunjukkan pukul empat dini hari. Aku terbangun dari tidurku. 'Kemana mas Arya? ' batinku. "Lisa, sudah bangun? " ucap lelaki memasuki kamarku. Itulah mas Arya suamiku. "Jangan tidur lagi, siap siap sholat subuh sana, " ucapnya lanjut. "Aku libur, Kamu Mau kemana Mas? rapi sekali, " tanyaku. "Aku ada urusan. ""Sepagi ini ?, urusan apa yang membuatmu dandan serapi dan sewangi ini?" tanyaku penasaran. "Sudahlah, kamu tak perlu tahu," lalu pergi begitu saja tanpa menghiraukanku.Pernikahan kami baru berusia tiga tahun tetapi setahun belakang sikapnya mulai berubah semenjak dokter menvonis ada masalah di rah
#BDPSPart 2 Rumah Seberang JalanSetibanya di rumah aku berpura-pura tak tahu tentang kejadian di rumah sakit tadi. Masih dengan senyuman manis ku hadirkan untuk mas Arya. "Loh, mau pergi lagi Mas? " tanyaku melihat mas Arya keluar dari kamar setelah berganti pakaian. "Iya, ibu minta dijemput sekarang, " jawabnya.Memang sebelum peristiwa di rumah sakit tadi pagi, kemarin ibu mertuaku dan anak bungsunya berpamitan untuk menginap di rumah Dela. 'Pasti mau ke rumah pelakor itu kan? dia kan baru saja melahirkan anakmu, ' batinku. "Mas pergi dulu ya, assalamualaikum. ""Waalaikumussalam. "#"Di sini hujan lebat, ibu memintaku untuk menginap di rumah Dela. Lagipula suami Dela masih di luar kota jadi dia sendirian, " sebuah pesan singkat ku terima dari mas Arya. "iya mas... " balasku. 'Halah, alasanmu saja mas untuk tidak pulang' batinku. Jika kamu ingin mempunyai keturunan dariku akan lebih baik jika kita berusaha mas, toh kita ada uang. Tapi caramu salah. Kamu lebih memilih mengg
#BDPSPart 3 Muncul"Mas Arya! " teriak seorang wanita muda sembari membuka pintu lalu berjalan ke arah mas Arya yang berdiri di dekat meja kasir. Aku yang berdiri di samping mas Arya pun ikut terkagetkan dengan kedatangannya. Bahkan semua karyawanku pun seketika mengalihkan pandangannya pada wanita muda itu. 'Muncul juga kamu pelakor, ' batinku. "Mas Arya? siapa dia Mas? " tanyaku pura-pura tidak tahu. "Ekh, Dia Risa, pelanggang restoran kita, " ucap mas Arya. "Oh, ada yang bisa saya bantu Mbak Risa? " ucapku pura-pura ramah. "Tidak jadi, lain kali saja! " ucapnya dengan raut wajah kesal lalu meninggalkan kami. "Yasudah, aku mau pergi. ""Iyaa sayang, hati-hati. "Seperti dugaanku pasti Risa tahu bahwa aku istri mas Arya, karena itulah saat dia datang ke restoran dan melihatku dia tak berani berkata-kata. Aku yakin dia akan meminta penjelasan terkait barang yang ku titipkan pada Lila saat mengantar pesanannya. Barang itu memang sudah ku siapakan setelah ku putuskan untuk memul
Part 4 Langkah AwalBeras, minyak, gula, kecap, sabun, sampo, dan masih banyak lagi barang yang diambil ibu mertuaku tanpa seizinku. Untuk apa dia mengambilnya? toh selama ini kebutuhan rumah aku yang memenuhinya. Dia hanya meminta uang jatah bulanan dari hasil restoran yang dikelola mas Arya. 'Kali ini tak akan ku biarkan ibu mendapatkan uang bulanan, ' batinku. "Mas, aku mau buka cabang restoran kita dan aku mau Dela yang mengelolanya, " ucapku pada mas Arya saat hendak berangkat kerja. "Tunggu ... tunggu ... " ucap mas Arya seraya mengajakku duduk di ruang tengah. "Buka cabang baru? terus kenapa Dela? kenapa bukan aku? " tanya mas Arya. "Mas Arya kan sudah mengelola yang sekarang, nanti yang tempat Mas di kembangkan saja dan Dela yang tempat baru sekaligus aku mau mengalihkan nama ""Ide bagus itu sayang, aku setuju, dan pasti teman-temanku pada iri kalau aku punya cabang restoran, " ucapnya. "Tapi aku butuh modal Mas, jadi untuk uang restoran bulan ini dan kedepannya nanti bi
Part 5 Ku ambil kembali[Sudah saya siapkan mbak, sepuluh orang lebih sesuai permintaan mbak Lisa] Pesan singkat dari Lila ku terima. [Bagus Lila, aku akan segera datang ke restoran sekarang] balasku.Sesampainya di restoran aku langsung menyuruh beberapa karyawanku untuk meletakkan meja panjang di jalan trotoar tepat di depan rumah Risa. Terdapat papan besar bertuliskan "SEMBAKO GRATIS" di sebelah meja. Ku siapkan lebih dari seratus bungkus sembako siap dibagikan ke pengguna jalan yang lewat. Sementara Baim, salah satu karyawanku yang bertugas memanggil siapapun yang menginginkan sembako gratis terus berteriak menggunakan pengeras suara hingga membuat Risa yang di dalam rumahnya pun keluar. 'Ikan datang, ' batinku melihat Risa menghampiriku. Sengaja aku berdiri di dekat pintu pagarnya yang tingginya hanya setengah badanku agar jika Risa keluar rumah aku bisa menahannya supaya tidak merusak rencanaku. Dari pintu pagar terlihat jelas tumpukkan sembako yang dikirimkan ibu mertuaku
Part 6 Rumah RisaPov AryaHari ini aku ke restoran bersama ibu, karena sebelum masuk restoran aku akan ke rumah Risa bersama ibu terlebih dahulu untuk menanyakan perihal kedatanganya tadi pagi ke rumahku. Tok...!! tok...!! tok...!! Ku ketuk pintu. "Ris? Risa? " panggilku sesampainya di depan pintu. "Siapa sih? " ucap Risa seraya membuka pintu. "Ngapain ke sini Mas? " tanya Risa. "Kamu tadi ngapain ke rumah Lisa, bikin geger aja! " ucapku memasuki rumah Risa. "Sebenarnya aku tuh mau minta ganti rugi sama Lisa, gara-gara acara dia kemarin sore para gelandangan mengambil semua sembakoku, tapi gara-gara ibu aku nggak jadi ngomong," ucap Risa mengikuti langkahku bersamaan dengan ibu. "Hoo, menantu nggak diuntung kamu ya, kalau bukan karena cucuku, aku nggak mau bantuin kalian, " ucap ibu menatap Risa. "Kalau duitnya keluar ibu pasti mau juga kan, " balas Risa melirik ibu. "Tunggu ... kamu kenapa jadi nyalahin ibuku? " tanya mas Arya seraya duduk di sofa didekatnya. "Ya iyalah, k