Share

6. Kematian Alika

Alika membuka matanya, ia beberapa kali mengerjap. Suasana yang merasa asing terlihat. Dia mengusap wajahnya dengan kasar. Dia tidak ingat apapun, setelah menangis, dia tertidur.

Sebuah ketukan terdengar sesaat membuat Alika melirik ke asal suara. “Masuk!”

“Nona.” Suara Farhan pelan terdengar saat pintu terbuka. “Tuan menuggumu di lantai bawah!”

Walaupun masih enggan untuk bangun, Alika turun. Saat ia duduk, televisi dinyalakan memperlihatkan sebuah berita.

‘Ditemukan mayat wanita di tepi pantai bernama Alika Farhan, diperkirakan bunuh diri’

Alika yang melihat berita itu hanya bisa terdiam. Itu adalah berita tentang kematiannya, dalam semalam dia meninggal dan dalam semalam juga, dia mengganti identitas lain.

“Alika sudah mati!” Ankara membuka suara sambil melihat ke arah putrinya. “Hanya ada Elektra Jagna Lysander, pewaris utama keluarga Lysander!” tegas Ankara.

Tatapan Alika masih terfokus pada berita yang menyatakan dirinya meninggal. “Nona, Anda tidak perlu bingung. Sudah hal biasa untuk kelas atas seperti kita memanipulasi semuanya. Uang adalah kekuatan yang dapat mengendalikan semua hal di dunia ini!”

“Dokumen di atas meja adalah identitas barumu,” seru Ankara membuat Alika melihat sebuah amplop coklat, ia pun mengambilnya.

Sesaat dia melihat ke arah Ankara. “Biasakan dirimu dari sekarang, kau bukan Alika dari panti asuhan, kau adalah Nona Muda Lysander. Jangan membuat orang lain menindasmu mulai saat ini!”

“Bersiaplah, kita akan berangkat!”

“Ke mana?” Sedikit bingung, Alika bertanya.

“Home. Italia!”

Berita mengenai Alika bunuh diri, membuat keluarga Matthias begitu terkejut. Termasuk Arsen, dia paling terpukul. Dia bahkan pergi ke tempat di mana mayat ditemukan, dia memastikan dengan jelas. Namun, berita kematian Alika begitu membuat Vero bahagia. Dia orang paling menginginkan kematian Alika.

**

Suara roda koper yang tengah ditarik, ia menghela napas dengan kasar saat menghentikan langkah kakinya. Tidak pernah terpikirkan olehnya jika akan berada di Italia untuk memulai kehidupan yang baru.

“Ada apa? Apa kau masih memikirkan kehidupanmu yang mengerikan itu?” tanya Ankara tengah menyilangkan tangan di depan dada menunggu seseorang datang menjemput.

Bibir Elektra cukup kaku ingin mengatakan apa yang berada di pikirannya. “Nope. I'm just scared—“

“Mereka tahu jika kau adalah Alika anak yang besar di panti asuhan?” Ankara memotong perkataan putrinya, dia seakan bisa membaca pikiran.

“Tidak perlu memikirkan hal aneh. Masalah itu aku yang urus! Cukup ingat, kau adalah putriku, Elektra, Nona Muda Lysander.”

“Kau akan terbiasa nantinya.” Ankara meyakinkan.

Beberapa saat kemudian orang-orang berpakaian jas hitam datang dan memberikan hormat pada Ankara.

“Apa yang kau lakukan?” tanya Ankara melihat putrinya juga memberikan hormat. “Kau tidak perlu melakukan hal bodoh seperti itu lagi. Kau Nona Muda Lysander, jangan buat dirimu rendah!” Suara Ankara terdengar kesal dengan tindakan yang dilakukan Elektra.

“Biasakan dirimu, kedepannya kau akan diperlakukan seperti ini,” ucap Ankara tegas membuat Elektra menganggukan kepala. Dia tidak menyangka hal seperti itu membuat Ankara marah.

Salah seorang pengawal yang datang menarik kopernya, tetapi ditahan. Ankara yang melihat hal itu menatap tajam ke arahnya. “Biarkan mereka melakukan tugasnya. Berikan kopermu pada mereka!”

“T-tapi—“ Elektra hanya tidak ingin membuat orang lain terbebani tapi saat melihat wajah Ankara, dia pun segera menuruti apa yang dikatakan pria itu.

Mobil Limousine berwarna hitam terlihat saat Elektra dan Ankara keluar dari airport, sesaat langkahnya terhenti melihat Ankara menaiki mobil itu. Lebih tepatnya, Elektra saat ini tengah mengagumi mobil yang berada di hadapannya. Dia sering menaiki mobil mahal bersama Arsen tetapi untuk pertama kali, dia akan menaiki mobil Limousine.

“El, what are you doing? You won’t come in?” tanya Ankara yang melihat Elektra tengah mematung.

“Em, apa kita akan menaiki mobil ini?” tanya Elektra ragu-ragu.

“Ya. Kau pikir kita akan naik taksi? Ayo masuk.”

Elektra pun bergegas masuk ke mobil, dia tidak ingin Ankara menunggunya hanya karena dirinya tengah terpukau dengan mobil yang tengah dinaiki.

“Kenapa? Apa kau tidak suka?” Ankara bertanya pada Elektra membuatnya terkejut.

Tangan Elektra melambai setengah dada memberikan isyarat jika bukan seperti pertanyaaan yang diajukan Ankara padanya. “Tidak-tidak. Aku menyukainya, hanya saja baru pertama kali menaiki mobil seperti ini,” jawab Elektra jujur membuat pengawal serta sopir melirik ke arah Elektra, sesaat kemudian raut wajahnya berubah. “Apologize,” lirih Elektra membuat Ankara mengerutkan kening.

Apologize?”

“Aku hanya tidak ingin merepotkan orang lain.” Elektra mengatakan alasan kenapa dia tidak ingin orang lain membawa koper tetapi jawaban itu berhasil membuat Ankara tertawa seketika.

Dua pria di depan saling bertatapan saat mendengar Ankara tertawa dengan lepas seperti itu.

“Kepala pelayan akan mengajarimu sopan santun seorang bangsawan. Kau harus bisa menguasainya,” ucap Ankara. “Dia juga akan mengajarimu cara mengelola bisnis tapi focus pada pekerjaanmu. Aku sudah menyiapkan tempat kau bekerja nanti. Kau perlu banyak hal untuk dipelajari, karena itu aku mendattangkan pengajar yang akan datang, dia akan mengajarimu segala hal mengenai Italia dan juga Eropa!”

Elektra hanya bisa menganggukan kepala, ia berpikir sesaat mengenai keputusannya. Apakah jalan yang diambil itu benar atau tidak.

“Kau bisa berbahasa asing ‘kan?”

“Ya. Beberapa bahasa.”

Tidak membutuhkan waktu lama, mereka telah sampai ke mansion. Dari kejauhan terlihat beberapa orang yang bersiap-siap untuk menyambut kedatangan mereka. Jika dulu dirinya tidak pernah mendapatkan pelakuan seperti itu tapi kini berbeda.

Mau tidak mau dia harus melakukannya.

“Selamat datang ke rumah Tuan, Nona,” seru seorang pria diikuti oleh semua orang sambil membungkuk.

“Ini putriku, Elektra Jagna Lysander. Mulai saat ini dia adalah Nona Muda Lysander. Aku harap tidak ada yang membocorkan mengenai dirinya. Kalian pasti mengerti konsekuensi jika melakukannya.”

“Ya, Tuan.”

“El. Ini Alex, ketua pelayan di sini. Dia mengurus segala hal di mansion. Dia juga akan mengajarimu mengenai segala hal yang tadi aku katakan padamu.”

Elektra menyapa pria paruh baya yang baru saja diperkenalkan padanya. “Kalian sudah menyiapkan kamar yang kuminta?”

“Saya sudah menyiapkan seperti yang diminta,” jawab Alex. “Nona Elektra, lewat sini. Aku akan mengantarkan Anda untuk beristiharat di kamar Anda,” ucap Alex.

Elektra melihat Ankara. “Pergilah istirahat, besok kita akan keluar. Aku akan memperkenalkan mereka padamu,” ucap Ankara.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status