Share

Tekanan Demi Tekanan

Author: Aldra_12
last update Last Updated: 2025-08-18 18:03:44

Elina tersenyum getir. Lagi, Samantha hanya bisa mengancamnya dengan nama sang mama.

“Apa Anda tidak bisa mengancamku saja? Kenapa Anda selalu membawa nama Mama? Apa salah dia? Apakah penderitaannya tidak cukup?” Setelah terus menerus diam, Elina akhirnya bicara dengan nada formal sebagai penekanan darinya.

Nada suaranya begitu dalam, tatapan matanya masih dingin pada Samantha.

Mendengar ucapan Elina membuat emosi Samantha meledak. Dia kembali mencengkram kedua pipi Elina dengan satu tangan. Menekannya kuat sampai wajah Elina memerah.

“Kamu masih bertanya apa kesalahan ibumu? Pelacur sepertinya sudah selayaknya menderita. Tidak ada penderitaan yang cukup dan sebanding dengan apa yang sudah dia lakukan. Harusnya dia lebih menderita, aku hanya masih berbaik hati pada kalian. Jadi jaga ucapan dan sikapmu, kalau kamu tidak mau melihat ibumu menderita lebih dalam.”

Samantha melepas cengkramannya lagi setelah memberikan ancaman. Napasnya tak beraturan menahan emosi yang meledak.

Elina diam. Kenapa hanya ibunya yang disalahkan? Bukankah ayahnya juga? Jika ayahnya tidak tertarik pada ibunya, maka tidak akan ada tragedi itu dan Elina … dia takkan lahir ke dunia ini.

Samantha berdiri tegap dengan tatapan tajam pada Elina yang kembali diam. 

“Aku ke sini hanya untuk memastikan kamu tidak bertindak sesuka hatimu lagi. Ingat, kesalahan yang kamu lakukan, akan menjerumuskan ibumu ke lubang penderitaan semakin dalam. Biar aku ingatkan, saat ini ibumu mendapat dua sengatan kecil atas kenekatanmu.” Setelah mengatakan itu, seringai jahat terbit di wajah Samantha.

Elina sangat terkejut. Dia menegakkan badan dengan bola mata membulat lebar, kedua tangannya mencengkram erat selimut yang menutupi kedua kakinya. Tatapannya penuh amarah dan kebencian yang dipupuk semakin dalam.

“Aku tidak akan melunak padamu, Elina. Jadi aku ingatkan sekali lagi, satu kesalahan yang kamu perbuat, maka ibumu akan mendapat balasan satu sengatan kecil. Jadi, berhati-hatilah.” 

Elina semakin mencengkram erat selimut sampai kuku-kuku jemarinya memucat. Wajahnya merah padam, tapi Elina tak bisa berbuat apa-apa.

Samantha meninggalkan Elina di kamar. Ketika dia melangkahkan kaki keluar kamar, tatapannya langsung tertuju pada Darren yang berdiri di seberang pintu.

Samantha menutup pelan pintu kamar Elina, lalu melangkahkan kaki perlahan menghampiri Darren yang berdiri tegap menatapnya.

Berhenti sejenak, tatapan Samantha menelisik ekspresi wajah Darren yang datar.

“Apa semalam Elina membuat onar lagi?” tanya Samantha.

“Tidak, Nyonya.” Darren menjawab dengan cepat.

“Baguslah,” balas Samantha, dia memutar tumit untuk pergi, tapi gerakannya kembali terhenti sebelum kembali menoleh pada Darren.

“Kamu benar-benar butuh pekerjaan ini?” tanya Samantha sambil menipiskan senyumnya.

“Ya, Nyonya.” Darren membalas cepat lagi, bariton suaranya begitu tegas.

Seringai licik terbit di bibir Samantha. Dia melangkah lebih dekat ke arah Darren, sedikit mendongak untuk bisa menatap wajah pria yang lebih tinggi darinya itu, lalu berkata, “Jika kamu tak ingin kehilangan pekerjaan ini, maka kamu harus menuruti semua perintahku.”

Darren langsung menatap pada Samantha, keningnya berkerut samar.

“Perintah Anda?” tanyanya mengulang dengan keheranan.

“Ya,” balas Samantha, “aku mau kamu melakukan satu hal maka kamu akan benar-benar diterima sebagai pengawal putriku.”

Darren diam sesaat, lalu dia mengangguk pelan.

Satu sudut bibir Samantha tertarik ke atas, lalu satu tangannya menarik ujung jaket yang dipakai Darren untuk sedikit dirapikan.

“Tugas yang akan kuberikan mudah,” ucap Samantha, tatapannya berubah dingin saat dia berkata, “aku hanya ingin kamu melaporkan apa pun yang Elina lakukan. Terutama saat dia melakukan tindakan seperti ... berniat bunuh diri.”

Kening Darren berkerut dalam. Untuk apa Elina bunuh diri jika kehidupannya sangat sempurna?

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Pembalasan Sang Putri Pengganti    Kebencian Samantha

    Setelah Samantha pergi. Darren kembali masuk ke kamar dan menatap Elina yang duduk di atas ranjang sambil menundukkan kepala.Darren melangkahkan kaki mendekat ke arah ranjang saat melihat Elina yang hanya diam. Lalu, langkahnya terhenti, dia melihat mata dan hidung Elina memerah lagi.Kening Darren berkerut samar. Seperti sebelumnya, setiap Samantha baru saja menemui Elina, Elina pasti tampak begitu buruk. Dan, ini membuat Darren penasaran.Namun, mendengar apa yang Samantha perintahkan tadi, Darren yakin jika Elina memang susah diatur sehingga Samantha bersikap keras sampai memintanya melaporkan apa pun yang Elina lakukan.Saat Darren masih diam terpaku di tempatnya, Elina menoleh dengan tatapan sendu tapi tidak ada setetes air mata di pelupuk matanya.Ketika menyadari tatapan Elina tertuju padanya, Darren bertanya, “Apa Anda membutuhkan sesuatu?” Bibir Elina terbungkam dengan tatapan masih tertuju pada Darren, lalu tanpa kata dia membaringkan tubuhnya di ranjang. Menarik selimut s

  • Pembalasan Sang Putri Pengganti    Tekanan Demi Tekanan

    Elina tersenyum getir. Lagi, Samantha hanya bisa mengancamnya dengan nama sang mama.“Apa Anda tidak bisa mengancamku saja? Kenapa Anda selalu membawa nama Mama? Apa salah dia? Apakah penderitaannya tidak cukup?” Setelah terus menerus diam, Elina akhirnya bicara dengan nada formal sebagai penekanan darinya.Nada suaranya begitu dalam, tatapan matanya masih dingin pada Samantha.Mendengar ucapan Elina membuat emosi Samantha meledak. Dia kembali mencengkram kedua pipi Elina dengan satu tangan. Menekannya kuat sampai wajah Elina memerah.“Kamu masih bertanya apa kesalahan ibumu? Pelacur sepertinya sudah selayaknya menderita. Tidak ada penderitaan yang cukup dan sebanding dengan apa yang sudah dia lakukan. Harusnya dia lebih menderita, aku hanya masih berbaik hati pada kalian. Jadi jaga ucapan dan sikapmu, kalau kamu tidak mau melihat ibumu menderita lebih dalam.”Samantha melepas cengkramannya lagi setelah memberikan ancaman. Napasnya tak beraturan menahan emosi yang meledak.Elina diam.

  • Pembalasan Sang Putri Pengganti    Ancaman Samantha

    Di rumah sakit.Darren mengamati kelopak mata Elina yang bengkak setelah dari kamar mandi.Namun, Darren tak banyak bertanya. Dia hanya diam menunggu Elina yang sekarang sedang sarapan.“Kamu terus berdiri di sana, apa kamu tidak lapar?” Elina bertanya tanpa memandang pada Darren. “Saya harus memastikan Anda aman, jadi saya akan tetap di sini.” Suara Darren pelan tapi bernada penuh penekanan.Elina menolehkan kepala ke arah Darren. Dia menatap datar pada pria itu.“Aku di dalam kamar dan tidak ke mana-mana, apa yang kamu khawatirkan?” Satu sudut Elina tertarik ke atas sebelum kembali menatap makanannya. “Sebagai pengawalku, kamu harus dalam kondisi sehat, jadi makanlah, pesan sesuatu. Aku tidak akan mati hanya karena kamu tinggal makan.” Suara Elina terdengar dingin.Tatapan Darren pada Elina tak bisa dideskripsikan. Dia akhirnya mengangguk lalu memesan makanan dan memutuskan sarapan di kamar Elina.Saat siang hari.Samantha mendatangi rumah sakit untuk menemui Elina. Tapi saat dia b

  • Pembalasan Sang Putri Pengganti    Tidak Mudah Percaya

    Keesokan harinya.Elina membuka mata dengan perlahan saat suara-suara langkah kaki juga derit roda yang menggema dari luar kamar.“Anda sudah bangun.”Elina menolehkan kepala ke samping. Dia melihat Darren yang berdiri di dekat ranjangnya.“Anda butuh sesuatu?” tanya Darren kemudian.Elina menggeleng pelan. Dia mendesis seraya mengangkat tangan untuk menekan kepala yang begitu pening.“Aku mau ke toilet,” lirih Elina yang kemudian menyibakkan selimut dari kakinya.Darren bergerak ke arah ranjang saat Elina hendak bangun, tapi gerakan kakinya kembali terhenti saat tatapan mereka bertemu.“Mau apa kamu?” tanya Elina dengan kening berkerut halus.“Membantu Anda ke kamar mandi.”Elina diam sejenak. “Tidak perlu.”Elina berusaha bangun sendiri, lalu kedua kakinya mulai diangsurkan ke lantai. Gadis itu mulai berdiri dengan perlahan, tapi karena kepala yang masih sangat pusing dan tubuh yang seperti remuk redam, ia malah limbung.Beruntung, Darren dengan sigap langsung menangkap tubuhnya. P

  • Pembalasan Sang Putri Pengganti    Menjadi Bodyguard

    Mata Elina masih tertuju pada Darren saat pria itu menoleh padanya. Raut wajah gadis itu dipenuhi keraguan.“Tidak cukup menolongku, lalu sekarang kamu mengajukan diri sebagai bodyguardku? Apa sebenarnya yang kamu inginkan?” Setiap kata yang keluar dari bibir Elina terdengar menyelidik.Senyum tipis tersemat di bibir Darren. “Saya hanya butuh pekerjaan. Menjadi pengawal adalah keahlian saya.”Satu sudut alis Elina tertarik ke atas mendengar ucapan pria itu. “Apa kamu tahu? Mungkin kamu tak akan selamat jika menjadi bodyguard pribadiku. Jangan menyia-nyiakan nyawamu, kamu bisa menjadi pengawal artis atau yang lainnya.” Selama ini tak ada yang Elina percayai. Walau Darren tampak baik, tapi Elina yakin kalau Darren akan lebih mengikuti arahan Samantha. Dan itu, sama saja dengan belenggu lain yang akan mengikatnya.Tidak ada yang pernah tulus pada Elina, semua dusta. Bahkan kepercayaan yang pernah dia tanamkan untuk sang ayah pun sirna. Kini hanya pada dirinya sendiri dia percaya, hany

  • Pembalasan Sang Putri Pengganti    Tidak Ada Empati

    Derap langkah heels terdengar menggema di koridor rumah sakit.“Tiba-tiba menghilang dari pesta, lalu kita mendapat kabar kalau Elina di rumah sakit karena mengalami kecelakaan. Apa dia sengaja ingin menghebohkan satu negara karena tindakan bodohnya?!” Samantha melangkah sambil menggerutu.Ekspresi wajahnya cukup menjelaskan betapa kesal dan bencinya dia dengan sikap Elina.Jhonny tak menanggapi perkataan istrinya itu. Dia lebih memilih diam dan terus mengayunkan langkah menuju kamar VIP tempat Elina dirawat.Tadi saat mendapat panggilan dari pelayan rumah yang dihubungi oleh pihak rumah sakit, Jhonny tak langsung pergi karena Samantha mencegahnya dan meminta agar mereka menyelesaikan pesta lebih dulu. Ia berkata yang terpenting Elina sudah ditemukan.Mereka tiba di depan kamar inap Elina. Ekspresi wajah Samantha masih sedingin es, dia mendorong pintu kamar inap lalu melangkahkan kaki dengan anggun masuk kamar itu.Begitu berada di dalam, tatapan Samantha semakin dingin melihat Elina

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status