Share

Pembalasan Saudara Kembar
Pembalasan Saudara Kembar
Author: Nannys0903

Satu

Author: Nannys0903
last update Last Updated: 2022-06-21 10:01:50

1

Seorang wanita bergaun putih turun dari sebuah mobil biru berjalan tertatih-tatih menuju sebuah rumah berlantai dua di sebuah perumahan baru.

Suasana sepi tak ada seorang pun. Yang melintas di sana. Beberapa kali ia meringis, wajahnya sembab akan air mata.

"Sst ...." Menghentikan langkah menatap rumah sesuai alamat yang ia ingat.

Hingga tangannya menyentuh bel di sebelah kanan atas. Bunyi mengema di dalam rumah tersebut. Suara langkah kaki terdengar.

Seketika itu juga, tubuh wanita itu ambruk di depan pagar. Aliran noda merah mengalir perlahan dari bagian dalam.

Suara histeris dari sang pelayan, para pelayan lain menghampirinya. Mereka panik dan bingung. Siapa wanita di depan pagar. Namun, wajahnya seperti tak asing bagi mereka.

"Cepat panggil non Angel!"

Angel menatap tubuh kaku adik kembarnya terbaring di atas ranjang rumah sakit. Belum sempat ia saling berbagi cerita, adiknya sudah pergi pulang ke alam lain.

Satu pesan dari adiknya sebelum menghembuskan napas terakhirnya.

"A-angel ... Balas mereka yang membuatku menderita," ucap Tiara--adik Angel lirih. Matanya sembab, tubuhnya penuh luka cabik dan memar. Belum sempat Tiara berkata lebih banyak ia sudah pergi selamanya kembali ke Sang Pencipta.

Pemakaman dilakukan di rumah Angel. Tak seorang pun tahu kamatian adiknya. Tiara datang ke rumah Angel yang letaknya cukup jauh dari rumah suaminya dengan jalan tertatih-tatih. Pahanya mengalir darah segar ketika ia sampai di pagar rumah berlantai dua. Tiara melarikan diri dari kebiadapan orang-orang itu. Beruntung masih memiliki uang yang ia selipkan di kantung dress yang ia kenakan saat itu.

Dokter melakukan tes visum kepada jasad Tiara."Apa yang terjadi dengan adik saya?" Angel melipat tangan di dadanya. Berharap mendapatkan jawaban dari dokter keluarga tersebut--Dokter Ardian. Setetes demi setetes air mata mengalir perlahan. Keluarga satu-satunya hanya Tiara seorang.

"Tiara mengalami luka fisik akibat pukulan dan keras di bagian wajah, badannya juga memar, bagian pergelangan tangan seperti diikat berhari-hari dan ...." Dokter Ardian berhenti berucap dan menarik napas.

Angel menatap Ardian tajam." Dan apa?" Angel tak sabar mendengar penjelasan dari dokter itu."Katakan!" Ia tahu pasti terjadi sesuatu dengan adiknya yang membuat wajah dokter tersebut sedih. 

"Bagian alat vitalnya, dimasukkan sesuatu benda yang sangat keras. Bagian tersebut terlihat hancur dan penuh luka." Lelaki itu tak kuat menahan rasa sedih suaranya bergetar. Mengatakannya saja sangat sulit apalagi membayangkannya. Belum pernah menemukan pasien separah ini. Sebagai manusia, ia mengutuk perbuatan keji orang tersebut. Siapa pelakunya? Mereka tak tahu. Karena Angel selama ini tinggal di Inggris sedangkan Tiara di Indonesia dengan keluarga yang berbeda.

Seminggu yang lalu Angel memberitahukan Tiara melalui aplikasi biru menggunakan messenger kalau ia akan pulang ke tanah air. Namun, beberapa minggu di Indonesia Angel tak mendapatkan kabar dari adiknya. Tak ada yang tahu kalau Tiara memiliki saudara kembar kecuali ibu panti asuhan dan pengurus panti yang telah wafat. Panti tersebut sudah tak berjalan dan telah ditutup.

Angel telah mantap untuk membongkar kematian Tiara. Ia tak mau menghubungi polisi, yang ia inginkan adalah mencari pembunuh adiknya dengan tangannya sendiri. 

~~~

Sebulan kemudian,

Angel berdiri di depan pagar rumah suami Tiara. Ia adalah Antoni, Angel melihat foto lelaki itu di aplikasi biru milik adiknya. Hujan turun dengan lebat, Angel tak mempedulikan tubuhnya yang sudah basah kuyub. 

Seorang penjaga keamanan rumah melihat Angel terkejut." Non Tiara! Ke mana saja kami mencari Anda," ucap lelaki itu. Ia terlihat khawatir. Angel bergeming melihat lelaki berumur empat puluhan menyapanya. 

Angel tersenyum, ia masuk ke dalam ditemani oleh penjaga tersebut yang tak tahu siapa namanya. Angel memilih diam. Pakaiannya ia buat sederhana karena Tiara adalah wanita sederhana dengan makeup tipis berbeda dengannya yang selalu menggunakan barang mewah. 

Seorang lelaki berwajah campuran Jerman-Indonesia membuka pintu. Ia adalah suami Tiara, Antoni.

Matanya terbelalak,"Tiara ...." Memeluk tubuh Angel yang berganti nama menjadi Tiara. Terdengar suara isakan dan kerinduan terdalam. Lelaki itu membawa istrinya masuk. Angel diam tanpa kata mengikuti langkah Antoni.

"Tiara! Ya Tuhan Tiara! Kamu masih hidup," teriak wanita berambut pirang. Memeluk tubuhnya dan menatap manik Tiara dalam. Ia tak tahu siapa wanita yang berada di depannya. Wanita itu menghampiri Antoni dan memeluk pinggangnya. 

"Mama! Mama!" teriak wanita itu. Ia memakai dress yang sangat tipis. 

"Ros, kamu hampiri mama di kamar," usul Antoni. Tiara mengerti ternyata wanita itu bernama Ros. 

Wanita separuh baya menghampirinya dan matanya terkejut. Dengan langkah cepat, ia melayangkan tangan ke udara dan berakhir di pipi Tiara. Tiara menundukkan kepala dan kembali mendongkakkan kepala. Menatap tajam wanita tua itu.

****

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (3)
goodnovel comment avatar
Teteh
menarik seru ceritanya pasti banyak menguras air mata
goodnovel comment avatar
Louisa Janis
awal yang baik
goodnovel comment avatar
Fahmi
Tiara menundukkan kepala
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Pembalasan Saudara Kembar    Ending

    Bab 88"Angel," sapa Tiara dengan suara tegas. Angelica menatap manik kembarannya. Ia bangkit dari duduk yang disediakan oleh petugas polisi untuk para pengunjung. Bagaimana bisa Tiara mengenalnya. "Angel? Aku Angelica." Wanita berparas manis tersenyum tipis. Bibirnya bergetar. Tak mungkin Tiara mengenalinya. Wajahnya saja tak seperti dulu lagi. "Kamu Tara, saudara kembarku. Aku yakin kamu Tara." "Siapa Tara. Siapa Angel?" Angelica berusaha untuk tenang. Ia tak boleh gegabah hingga Tiara curiga mimik wajahnya pasrah. "Tara kembaranku." "Loh, bukankah ia sudah kamu bunuh?" Tiara terdiam, ia ingat kejadian itu tapi penjelasan dari polisi membuat dirinya yakin kalau Angelica adalah Tara. "Ia tidak mati. Saudaraku masih hidup. Aku yakin itu kamu. Kamu adalah Tara." Suara Tiara meninggi, ia mengungkapkan apa yang dilihat dengan matanya sendiri. Walau wajahnya berbeda, ciri-ciri Angelica sama dengan Angel atau Tara. Ketika mereka berada di laut, Tiara merasa tak asing dan dekat d

  • Pembalasan Saudara Kembar    Delapan Puluh Tujuh

    Bab 87Luka Tiara sudah tak terlalu parah. Ia dapat berjalan seperti biasa. Para petugas berjaga di pintu masuk ruang inap Tiara. Mereka tetap mengawasi wanita itu. "Hai, bagaimana keadaanmu?" tanya Angelica menyapa Tiara. Ia membawa boneka beruang berwarna coklat. Tiara dan Lola mendapatkan izin khusus untuk keluar masuk ruangan Tiara. "Baik. Lebih baik." Tiara menyungingkan senyum. Ia menatap boneka di tangan wanita yang mengenakan dress coklat di atas lutut. Rambut panjangnya digerai indah hingga wajahnya semakin memesona. "Boneka ini?" tanya Tiara mengingat momen semasa kecil. Ia suka dengan boneka beruang. Entah ke mana boneka itu. Boneka pemberian almarhum ibunya. "Untukmu. Hanya ada warna ini tak ada yang lain." Tiara mencium aroma boneka berbau rosberry. Aroma yang ia sukai. "Dari mana kamu tahu aku menyukai boneka beruang dengan aroma rosberry?" "Hanya menebak saja. Tipe wanita sepertimu pasti suka boneka." Tiara hanya tersenyum simpul. Ia merasa ada teman dalam deka

  • Pembalasan Saudara Kembar    Delapan Puluh Enam

    Bab 86"Angelica!" panggil Lola melambaikan tangan. Gadis itu senang ketika teman barunya selamat. Angelica meletakkan tangan kanannya di bahu Tiara. Langkah Tiara terseok-seok. "Tolong bantu dia!" ujar Angelica kepada Lola."Ayo Non Tiara kita ke sana!" Tiara memilih diam, ia mengikuti langkah Lola ke sebuah tempat lebih aman. Lola melihat luka bakar Tiara. Ia segera berlari ke mobil dan mengambil kotak P3K. Lola menyobek celana panjang orange Tiara agar bisa melihat luka lebih jelas. "Astaga, lukanya terlihat parah. Kejam sekali pria itu." Tangan Lola mengunting celana panjang Tiara hingga ke paha. Tiara meringis ketika Lola menyentuh luka bakarnya. "Rumah sakit jauh, kita harus mengobatinya lebih dulu." Angelica berdiri dekat Lola, memperhatikan luka Tiara. Ia meringis melihat kulit Tiara melepuh seperti balon. "Aku kasih salep saja. Ini ada salepnya." Tiara tak berkata sepatah katapun. Ia hanya menatap kedua perempuan yang ada dihadapannya. "Ayo Nona kita ke mobil." L

  • Pembalasan Saudara Kembar    Delapan Puluh Lima

    Bab 85 Tubuh Angelica terjun ke dalam laut. Tangan dan kaki bergerak cepat mencari keberadaan sebuah mobil yang mulai tenggelam.Angelica menoleh ke sekitar, melihat bayangan hitam di kedalaman laut. Ia terus berenang menuju ke arah benda yang biasa di gunakan untuk menuju ke tempat lain dalam waktu singkat. "Tiara, bertahanlah!" ucapnya dalam hati. Tangan dan kaki berusaha mengapai mobil itu. Hingga ia berhasil mendekatinya. Angelica melihat isi mobil tak ada Tiara di dalamnya hanya ada bangku kosong tak berpenghuni.Ia melihat ke arah bagasi. Bisa jadi Tiara berada di dalamnya. Tangannya menyentuh pintu yang terbuka sedikit dan masuk ke dalam . Jari menyentuh tombol pembuka bagasi hingga seseorang keluar dari tempat itu. Tiara berusaha untuk berenang ke atas permukaan ketika mendapat cela. Angelica mengikuti tubuh adiknya hingga mereka berhasil muncul ke permukaan. Uhuk! Uhuk! Tiara menatap wanita yang berada dekat dengannya. Ia terkejut Angelica berusaha menolong. Padahal,

  • Pembalasan Saudara Kembar    Delapan Puluh Empat

    Bab 84 Angelica masih berusaha mencari keberadaan adiknya. Ia harus menemukan wanita itu sebelum Seno membunuh. "Ke mana lagi kita Nona?" tanya supir yang mengemudi di depan mereka. Sejak tadi hanya berkeliling saja tanpa tujuan jelas. "Jalan saja terus. Ikuti jalan ini hingga ke atas." Hanya ada satu jalan saja. "Baik, Nona." Pohon-pohon menjulang tinggi, jalan becek akibat hujan semalam. Tak ada rumah yang tinggal di daerah itu. Angelica dan Lola masih menatap jalan sekitar. Di kejauhan, Lola melihat sebuah mobil di antara pepohonan. Walau tak jelas benda itu berjalan menuju arah atas. "Lihat itu!" Tunjuk jari Lola. "Pak, kejar dia!" Jalan tanah dan bebatuan membuat kendaraan sulit untuk melaju. Kecepatan tak bisa ditambah lagi. Situasi dan keadaan tak mendukung. "Apa tak bisa cepat?" omel Angelica tak sabaran karena mobil Seno sudah tak terlihat. "Tidak bisa Nona. Jalannya hancur." Angelica hanya pasrah. Ia berpikir ke mana Seno membawa adiknya itu. "Seno pasti membawan

  • Pembalasan Saudara Kembar    Delapan Puluh Tiga

    Bab 83 Setelah Angelica bekerja sama dengan polisi mencari mobil milik Seno. Mereka semua mencari keberadaan mobil itu dengan bantuan para polisi daerah lain terutama polisi lalu lintas. Angelica dan Lola mengikuti para polisi di belakangnya. "Kayaknya kita lewat jalan biasa saja jangan jalan tol. Aku yakin Seno tak lewat situ." "Tapi, para petugas bilang Seno menuju ujung kota." Lola menimpali ucapan Angelica. "Gak semua CCTV terpasang di jalan. Kita jalan lewat biasa saja, Pak," ucap Angelica kepada supir. "Kenapa kamu gak bawa anak buah?" "Gak mungkin aku bawa mereka sedangkan aku masih tahap penyamaran. Mereka gak akan kenal wajahku." "Itulah manusia kalau terfokus dengan dendam," sindir Lola. "Memangnya kamu tak dendam dengan adikku?" "Aku biasa saja. Karena aku tahu dendam itu akan membuat petaka." Angelica merasa tersindir. Sejak pertama penyamaran hingga sekarang hatinya penuh dengan dendam. "Bagaimana kamu bisa memaafkan mereka?""Biarkan saja karma yang akan memb

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status