Share

Bab 358

Penulis: Danira Widia
"Apa buktinya?" tanya Risma dengan tidak sabar.

Malia langsung membuka rekaman suara di ponselnya. Layar menunjukkan tanggal rekaman itu diambil pada malam Natal tahun lalu. Saat itu, hubungan Janice dan Malia sangat baik. Tidak ada rahasia di antara mereka.

Janice sontak teringat pada sesuatu. Wajahnya menjadi pucat pasi, bahkan tangan yang terkepal erat gemetaran. Di kehidupan sebelumnya, Malia bisa terus berada di sisi Vania tentu karena punya kemampuan. Wanita ini diam-diam mengumpulkan aib orang lain.

Rekaman mulai diputar.

"Janice, kenapa melamun melihat kembang api? Kamu diam-diam membuat permohonan ya?"

"Nggak." Suara Janice terdengar sengau, ada rasa malu seolah-olah rahasianya terungkap.

"Jangan bohong, wajahmu sampai merah. Kamu memikirkan Jason lagi?"

"Sstt! Jangan sampai ada yang dengar! Dia sudah bersama orang lain."

"Tenang saja, cuma kita yang tahu. Ayo, katakan. Barusan kamu pikirin apa?"

Malia terus bertanya dengan penasaran. Setelah ragu sejenak, Janice akhirnya ters
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci
Komen (9)
goodnovel comment avatar
Dian kurniawathy
thor capek banget jadi janice kasihan .......masalah tiada akhir muter disitu terus
goodnovel comment avatar
tsabinahafza
gk ada ide konflik lainnya kah..kok stuck mulu thor
goodnovel comment avatar
Yanty Mamanofaldyat
cerita nya jadi membosankan dan bertele-tele. Janice selalu menjadi korban penindasan dan sikap Jason yg pengecut. stop baca aku.
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 1126

    Rensia mengangkat telepon itu.Meskipun tidak dalam mode pengeras suara, semua orang tetap bisa mendengar dengan jelas suara Anwar yang marah. "Rensia, kamu gila ya? Kamu sudah buat bukti palsu, kamu bisa dipenjara."Bibir Rensia terlihat pucat, tetapi dia tetap tersenyum dengan bangga. "Oh? Yang mau bunuh aku itu Yosep, apa ada hubungannya dengan Keluarga Karim? Aku hampir saja dibunuh, polisi juga melihatnya. Ini namanya ... bukti kuat. Kalau kamu merasa aku buat bukti palsu, silakan tunjukkan buktinya."Terdengar jelas Anwar menarik napas dalam-dalam. "Rensia, aku tahu apa yang kamu pikirkan. Kamu sudah kembali ke Grup Karim, kenapa kamu masih harus begini?"Mendengar nada bicara Anwar yang mulai lembut, Rensia malah merasa jijik. Dia mendengus dan berkata, "Ayah, kamu sedang merekam ya? Aku juga merekamnya kok."Saat memanggil ayah, nada Rensia terdengar sangat menyindir.Melihat Anwar yang berada di seberang telepon langsung diam karena niatnya sudah ketahuan, Rensia tertawa dan b

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 1125

    Saat polisi menyebutkan nama rumah sakit, Arya langsung tahu tujuan Rensia adalah mencarinya. Jika tidak, Rensia tidak mungkin akan memilih hotel yang dekat dengan rumah sakit tempatnya bekerja. Rensia pasti memikirkan pengobatan darurat di rumah sakit terdekat."Aku akan segera ke IGD dan sekalian hubungi keluarganya," kata Arya."Baik," balas polisi.Setelah itu, Arya berlari ke IGD sambil menelepon Jason.Sekitar lima menit kemudian, ambulans tiba di IGD.Mempertimbangkan identitas Rensia, Arya langsung mengambil alih perawatan Rensia setelah menjelaskan situasinya ke polisi. Saat sedang memakai sarung tangan, dia makin yakin semua ini adalah jebakan yang dirancang Rensia. Dia menggunting pakaian Rensia dan memperlihatkan luka di pinggang Rensia yang untungnya tidak terlalu dalam.Saat menjahit luka Rensia, Arya bercanda, "Nona Besar, kalian main apa sih di atas ranjang? Lempar pisau sambil tutup mata?"Wajah Rensia agak pucat, tetapi tatapannya sangat dingin. "Kamu percaya nggak ka

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 1124

    Pria itu menatap Rensia dengan ekspresi tidak percaya. "Kenapa .,, kamu bisa tahu tujuanku?""Kamu datang-datang langsung panggil aku Nona Rensia, orang bodoh pun tahu kamu datang dengan niat tertentu," kata Rensia sambil mengeluarkan korek api dan menyalakan sebatang rokok di bibirnya. Setelah mengisapnya sekali, dia mengembuskan asapnya ke arah pria itu.Pria itu langsung tertegun. "Kamu nggak mabuk?"Rensia terus mengisap rokoknya. "Orang yang mengirimmu itu benar-benar nggak mengerti aku. Aku sudah duduk di posisi ini, mana mungkin minum dua gelas saja sudah mabuk."Ekspresi pria itu menegang. Dia mencabut pisau dari atas bantal dan menatap Rensia dengan tatapan penuh niat membunuh. "Jadi, kenapa? Kamu pikir kamu masih bisa keluar dari hotel ini? Aku sudah siapkan air mandimu di kamar mandi, pengering rambut pun sudah siap.""Persiapanmu memang lengkap, tapi ... bukan kamu yang menentukan," balas Rensia dengan tenang.Mendengar perkataan itu, pria itu tersenyum sinis. "Kalau Nona R

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 1123

    "Apa?" tanya Janice dengan heran."Saat dulu Keluarga Azhara menjual semua aset mereka yang ada di dalam negeri dan pindah ke luar negeri, sepertinya alasannya nggak sesederhana itu," kata Jason sambil membuka salah satu halaman di dokumen itu yang ternyata adalah berita di koran dua puluhan tahun yang lalu.[ Dua pengusaha kaya diculik saat sedang berlibur dan penculik tetap membunuh padahal sudah membayar tebusannya. ]Saat membaca seluruh isi artikel, Janice akhirnya melihat sebuah nama. "Moris.""Benar, ayahnya Bayu adalah salah satu dari dua pengusaha itu. Setelah kejadian itu, mereka semua langsung pindah ke luar negeri dan secara diam-diam lagi. Ada yang bilang mereka nggak sanggup menerima kejadian tragis itu karena sampai sekarang pun pelakunya masih belum tertangkap."Janice langsung mengerti maksud tersembunyi dari perkataan Jason. "Kalau keluarganya dibunuh, orang lain biasanya pasti akan cari pelakunya. Tapi, kenapa mereka malah kabur ke luar negeri?""Beritanya memang ngg

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 1122

    Saat Janice terbangun kembali, malam sudah larut dan dia merasa lapar serta lelah. Mengingat Louise dan Vega masih di rumah, dia pun merasa bersalah dan segera mengambil ponselnya. Namun, tak disangka, mereka malah sudah mengirim pesan padanya terlebih dahulu.[ Nggak perlu mengkhawatirkan kami, aku akan jaga Vega. ][ Mama, aku boleh pesan adik perempuan dulu nggak? ]Janice tidak tahu harus menangis atau tertawa."Nggak perlu khawatir, aku sudah telepon Louise dan Vega," kata Jason dari belakang.Saat berbalik, Janice melihat Jason berdiri di dalam kamar itu dengan tanpa mengenakan atasan.Kulit Jason basah karena uap air dan memperlihatkan luka-luka, sehingga dia sedang memerbannya. Saat memerban ke bagian pinggang, celana tidurnya agak melorot sampai memperlihatkan otot perutnya yang kencang dan otot inguinal yang mengarah ke suatu tempat. Celana tidur hitam membalut kedua kakinya yang panjang dan kuat, tetapi baju tidurnya sedang dipakai Janice.Melihat itu, tenggorokan Janice ter

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 1121

    Hal ini juga yang menjadi salah satu alasan mengapa Vega memiliki masalah dengan jantung sejak lahir.Saat ini, kondisi Jason sangat rapuh, keesokan harinya suaranya langsung serak dan batuk jika terkena angin dingin. Kondisi Jason ini sebenarnya masih bisa disembuhkan, hanya butuh waktu perawatan yang cukup lama. Oleh karena itu, Janice sangat memperhatikan perubahan cuaca. Saat tadi melihat sudah hujan deras, dia langsung mengkhawatirkan Jason.Saat Janice meletakkan tangan yang masih dingin karena angin dan hujan dari luar ke keningnya, Jason langsung merasa sangat nyaman. Sama nyamannya dengan tatapan Janice yang perhatian. Dia menarik tangan Janice dan menempelkannya ke pipi, lalu berkata dengan muram, "Aku nggak apa-apa.""Ada urusan apa yang harus diselesaikan dengan begitu buru-buru? Nggak bisa istirahat sebentar?" keluh Janice sambil meletakkan kantong di tangannya ke atas meja.Jason mengernyitkan alisnya dan menatap wajah Janice, lalu berkata dengan tenang. "Memang ada satu

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status