Share

Bab 600

Author: Danira Widia
Ke rumah sakit? Janice tersadar dari keterkejutannya. Dia buru-buru menarik tangan Jason dan menelan ludah dengan susah payah. "Nggak perlu ke rumah sakit. Aku cuma butuh minum air."

Pergi ke rumah sakit terlalu memalukan.

Jason tidak berkata apa-apa. Dia langsung menarik Janice ke minibar di samping, lalu menuangkan segelas air hangat dan menyodorkannya ke bibir Janice.

Janice tertegun sejenak. "Aku bisa sendiri."

Saat mengangkat tangannya, dia baru sadar bahwa Jason masih menggenggam tangannya. Dia pun mencoba menggerakkan tangannya, tetapi genggaman Jason justru semakin erat.

Pria itu perlahan mengangkat kelopak matanya, menatapnya dalam-dalam. Tatapannya panas, menusuk, bahkan tampak obsesif.

Namun, setelah gelombang emosi itu berlalu, Jason hanya menatap Janice lekat-lekat, sebelum akhirnya perlahan melepaskan tangannya. Bahkan, jari-jarinya tampak sedikit kaku karena terlalu menahan diri.

Janice merasakan dadanya menegang sesaat. Dia memaksa dirinya untuk tetap tenang saat mengam
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 601

    Dengan menghindari makanan yang tidak boleh dikonsumsi bersamaan dengan obat, Janice memilih beberapa bahan makanan, sekaligus menyetok untuk Jason.Saat melihat biaya pengiriman, dia langsung menarik napas dalam-dalam. Tinggal di kompleks mewah memang mahal.Bahkan, ongkos kirimnya dua kali lipat dari biasanya! Sudahlah, anggap saja membalas budi. Jika dipikir-pikir, sepertinya dia masih untung.Beberapa saat kemudian, bel pintu kamera yang terhubung ke lantai bawah berbunyi. Saat ini, Janice sedang mencuci piring yang tadi dibuang oleh Jason di dapur.Dia sempat mengecek harganya, lebih dari 2 juta per piring! Kalau Jason tidak mau, dia bisa membawanya pulang. Pakai piring semahal ini, makanan apa pun pasti terasa lebih enak, 'kan? Kecuali sandwich.Sambil membilas busa di piring, Janice berseru tanpa menoleh, "Jason, tolong buka pintu. Itu pasti kurir yang antar belanjaan.""Mm." Jason yang bersandar di ambang pintu dapur menatapnya cukup lama sebelum akhirnya berbalik untuk membuka

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 602

    Suara yang tiba-tiba terdengar membuat Janice terkejut. Tangannya bergetar sehingga pisau langsung menggores jarinya.Darah menetes, seketika membasahi dan menodai sayuran menjadi merah. Dia refleks ingin membilas lukanya dengan air, tetapi pergelangan tangannya lebih dulu digenggam oleh Jason."Hati-hati infeksi." Jason menahan tangannya, lalu berbalik untuk mengambil perban dan mulai membersihkan lukanya."Terima kasih, aku bisa sendiri. Rachel sudah datang." Saat menyadari tatapan sedih Rachel yang berdiri di ambang pintu dapur, Janice buru-buru menarik diri dengan sopan, berusaha melepaskan tangannya.Namun, Jason justru menggenggamnya lebih erat. "Jangan bergerak."Janice terdiam sejenak. Apa pria ini tidak mendengarnya? Rachel sudah datang. Dulu, Jason tidak akan pernah mengabaikan Rachel seperti ini.Rachel pun menyadari perubahan sikap Jason. Wajahnya langsung pucat, tubuhnya gemetar. Dia bersandar di pintu sebelum akhirnya jatuh terduduk."Rachel!" Janice panik dan langsung be

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 603

    Namun, jari Janice masih terluka. Tangan Anwar kebetulan mengenai lukanya sehingga rasa sakit seketika menjalar, seperti ada yang meremukkan jarinya secara paksa.Untuk sesaat, Janice bahkan tak sempat peduli pada rasa sakit di pipinya. Kepalanya menoleh ke samping, rambutnya berantakan. Luka di jarinya kembali mengeluarkan darah, diserap oleh tisu hingga menetes ke lantai.Anwar menuding tajam ke arahnya, suaranya penuh kemarahan. "Kalau bukan karena kamu, kenapa kamu bisa ada di rumah Jason? Kamu tahu nggak kalau Rachel hampir kehilangan nyawanya karena kamu? Dasar pembawa sial!"Janice tertegun. Dia tidak pernah menyangka kondisi Rachel separah itu. Dia mengabaikan rasa sakit di pipinya dan menatap Anwar. Namun, saat itu juga, dia melihat kepuasan pada tatapan Elaine yang berdiri di belakang Anwar.Janice langsung menyadari ada yang tidak beres. Sayangnya, Anwar tak memberi Janice kesempatan untuk bertanya. Pria tua itu mengangkat tangan lagi, bersiap menampar sekali lagi.Namun, ka

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 604

    Arya melangkah mendekat, menatap sekeliling."Kondisi Rachel sudah aman." Setelah menjelaskan kondisi medis Rachel, Arya melanjutkan, "Tadi malam, bukan hanya Janice yang ada di rumah Jason, tapi juga aku. Jason menderita sakit pinggang, jadi aku meminta Janice untuk tinggal dan membantu. Aku baru pergi pagi ini.""Sedangkan alasan Jason bisa sakit pinggang, aku rasa ada seseorang yang tahu jawabannya." Arya tidak menyebutkan nama, tetapi pandangannya secara terang-terangan mengarah ke Elaine.Elaine berpura-pura tidak menyadarinya dan tetap tersenyum, meskipun urat di keningnya sedikit menegang.Namun, Arya tidak memberinya waktu untuk menenangkan diri. Suaranya dingin saat meneruskan, "Selain itu, tadi aku tanya pada Jason. Dia bilang semua obat yang selalu dibawa Rachel hilang."Ekspresi Landon langsung berubah serius. "Nggak mungkin. Rachel sudah mengonsumsi obat itu sejak lama. Dia nggak mungkin lupa membawanya.""Tergantung bagaimana kalian mau menangani masalah ini. Kalau perlu,

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 605

    Arya bisa melihat tatapan Janice menjadi suram. Dia segera berjanji, "Aku akan membantumu mencari ahli terbaik. Kalau perlu, aku akan minta Jason mencarikan spesialis dari luar negeri ....""Jangan beri tahu dia." Janice memotong ucapan Arya. Dia menunduk dan berkata, "Kamu sendiri sudah melihat kondisi Rachel. Aku nggak ingin terlibat lebih jauh. Aku nggak sanggup menanggung nyawanya.""Semalam, aku sudah membantu sesuai permintaanmu. Jangan dibahas lagi. Aku akan bekerja sama dengan pengobatanmu.""Sebenarnya tadi aku bisa keluar secepat itu karena ....""Obati lukaku dulu." Wajah Janice tampak pucat pasi. Dia menahan air mata kepedihannya, lalu memalingkan wajah.Arya menghela napas, mengangguk, dan mulai membalut luka Janice. Setelah selesai, Janice bertumpu pada meja untuk berdiri."Rachel ada di kamar mana? Aku ingin menemuinya dan menjelaskan semuanya.""Aku akan menemanimu. Kebetulan ada laporan yang harus kuberikan padanya." Arya mengambil beberapa lembar kertas dari meja.Ket

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 606

    Janice turun dengan linglung. Saat duduk di taman, dia menyadari bahwa kolam yang sebelumnya kering kini telah terisi penuh kembali. Rumput di sekitarnya tampak lebih hijau, seolah-olah segalanya dipenuhi kehidupan.Hanya dirinya yang terasa seperti makhluk asing yang tidak cocok dengan dunia ini. Wajahnya pucat pasi, dia terjebak dalam musim dingin yang membekukan.Janice ingin meluapkan emosinya, tetapi dia bahkan tidak tahu harus menyalahkan siapa. Padahal, dia yang terluka, dia yang tersakiti.Namun, dia sepertinya menjadi satu-satunya pendosa di dunia ini, sedangkan yang lainnya adalah manusia paling baik yang hanya khilaf.Dengan putus asa, Janice mengepalkan tangannya erat-erat, seolah-olah hanya rasa sakit yang bisa membuatnya tetap tenang.Tiba-tiba, sebuah sosok tinggi menghampirinya. Seseorang meraih tangannya. "Janice."Suara Landon terdengar sedikit terengah-engah, menandakan bahwa dia datang dengan terburu-buru.Janice tersadar, lalu memaksakan senyuman. "Ada apa?"Landon

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 607

    Di bangsal, begitu Jason masuk, Rachel langsung menampilkan senyuman.Dengan susah payah, dia menopang tubuhnya. "Sudah selesai bicara dengan Dokter Arya? Aku sudah bilang aku baik-baik saja, tapi kamu tetap saja mengkhawatirkanku."Jason tidak menjawab. Dia berhenti di ujung ranjang dan menatap Rachel dengan tatapan datar.Rachel merasakan sesuatu. Tatapannya menjadi tajam dan tangannya tanpa sadar mencengkeram selimut erat-erat."Ada apa? Kamu khawatir aku akan menyalahkan Janice? Tenang saja, aku nggak berpikir macam-macam. Lagian, dia pacar kakakku." Rachel buru-buru menyatakan sikapnya, tetapi terlihat terlalu tergesa-gesa.Setelah mengatakan itu, dia baru menyadari bahwa dirinya berbicara terlalu banyak. Dia menggigit bibirnya, wajahnya yang pucat kini terlihat agak merah dan aneh.Jason bertumpu pada pagar tempat tidur, menatap Rachel dengan tatapan sedingin es, seolah-olah bisa menembus segalanya. "Rachel, kamu nggak seharusnya melakukan ini.""Apa?" Bibir Rachel bergetar."Oba

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 608

    Zion meminta Janice untuk menahan Arya, lalu dirinya buru-buru pergi membeli ikan.Kebetulan, Janice memang hendak menemui Rachel, jadi dia pun setuju. Beberapa hal memang lebih baik dijelaskan sendiri.Saat tiba di depan kamar rumah sakit, Keluarga Karim dan Keluarga Luthan sudah pergi. Hanya Arya dan Landon yang masih berdiskusi tentang kondisi Rachel.Melihat kedatangannya, Arya tiba-tiba terdiam. Janice merasa aneh. Dia baru saja hendak bertanya, tetapi Landon langsung mengalihkan pembicaraan. "Zion nggak ikut denganmu?""Dia ...." Janice berjinjit mendekatkan diri ke telinga Landon dan berbisik, "Begini ...."Landon langsung merasa canggung dan secara refleks melirik Arya.Arya yang melihat hal itu langsung merasakan firasat buruk. "Apa yang kalian bicarakan?""Nggak ada!"Janice segera bersembunyi di belakang Landon. Dari sudut pandang orang lain, ini terlihat seperti tindakan penuh kepercayaan dan keintiman di antara pasangan.Arya dan Landon sama-sama tertegun. Tepat pada saat

Latest chapter

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 765

    Karakter dalam komik itu fiktif dan gambar anak kecil itu juga hanya mirip dengan Vega sekitar 70% sampai 80% saja. Oleh karena itu, tidak bisa dibilang identik dan tidak termasuk dengan pelanggaran privasi juga. Namun, Louise sangat menyukai Vega, tentu saja tidak ingin mempersulit Janice. "Kalau begitu, nanti aku akan klarifikasi dan ubah penampilan bayi itu.""Baiklah," jawab Janice.Begitu percakapan keduanya selesai, televisi di dinding ruang tamu penginapan tiba-tiba menayangkan berita yang sedang viral. Berita itu berisi gambaran Jason yang memapah Rachel masuk ke dalam rumah sakit, sedangkan Rachel terlihat bergerak dengan sangat pelan. Reporter berspekulasi program kehamilan mereka sudah berhasil.Saat melihat gambaran di layar televisi, Janice langsung tercekat. Setelah dia pergi, Anwar selalu mencari kesempatan di berbagai acara untuk mengumumkan pasangan suami istri itu sedang berusaha memiliki anak. Belakangan ini, Rachel juga ikut mengiakan kabar itu. Dia berpikir seperti

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 764

    Di Moonsea Bay.Janice baru saja menyerahkan kalung yang didesainnya untuk istri Hady si kurir itu.Hady tersenyum dan berkata, "Apa Vega sebentar lagi akan jadi seleb ya?"Janice yang kebingungan pun bertanya, "Apa maksudmu?""Istriku lihat gambar Vega saat sedang melihat-lihat video. Dia bilang sekarang banyak orang yang bilang dia mirip seseorang yang sangat terkenal ... namanya aku sudah lupa."Setelah mengatakan itu, perhatian Hady langsung tertuju pada kalung di dalam kotak. "Wah. Nona Janice, kamu benar-benar hebat. Aku nggak menyangka hanya dengan empat jutaan saja sudah bisa membeli kalung yang begitu bagus. Istriku pasti suka."Hady menutup kotaknya dengan hati-hati, lalu menyimpannya ke dalam saku di dalam jaketnya.Namun, Janice masih memikirkan perkataan Hady tadi. "Hady, gambar Vega apa yang tadi kamu maksud?""Itu komik yang digambar Nona Tukang Jerit di penginapanmu. Istriku bilang ceritanya sangat lucu dan karakter bayi yang baru muncul itu yang begitu mirip dengan Veg

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 763

    Tanpa perlu dijelaskan, Norman tahu Arya pasti mengerti orang yang dimaksudnya adalah Janice. Dia meminta Arya melakukan itu karena merasa foto itu mungkin bisa membantu Jason di saat krusial.Saat terpikir Jason, Arya tersenyum pahit. Dia adalah orang yang paling mengerti kondisi Jason selama tiga tahun ini. Hanya saja, rencana seperti ini sering tiba-tiba berubah.Setelah mengajukan cuti dan hendak memesan tiket pesawat ke Kota Genggi, ponsel Arya tiba-tiba menerima pesan dari Zion.[ Aku menemani tuan mudaku dinas ke Kota Genggi. Bagaimana kalau aku terbang ke Kota Pakisa untuk bertemu denganmu? Tenang saja, aku nggak membawa anak. ]Arya langsung menyadari Zion juga sudah tahu dan merasa ada firasat buruk.Firasat buruk Arya memang benar. Pada detik berikutnya, Norman pun menerima perintah dari Jason. "Pak Jason sudah tahu Pak Landon pergi ke Kota Genggi. Dia suruh aku mengatur perjalanannya ke sana juga.""Habis sudah ...." Arya langsung merasa kesulitan.Keduanya pun akhirnya sep

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 762

    Lima menit kemudian, Arya sudah terikat di kursi kantornya. Dia menatap Norman dan berkata sambil tersenyum, "Jangan main-main lagi, sebentar lagi aku harus keliling kamar pasien."Norman bersandar di meja dan berkata dengan ekspresi serius, "Minggu ini giliranmu jaga klinik, jadi kamu nggak perlu keliling kamar pasien. Jangan harap bisa menghindar. Cepat katakan, itu anak siapa?""Punya Zion," jawab Arya dengan sangat serius dan tegas.Sudut bibir Norman berkedut, lalu mengernyitkan alisnya dan berkata, "Kamu tahu maksudku."Arya mengalihkan pandangannya. "Hanya komik, kebetulan saja.""Kalau hanya kita bertiga yang mirip dengan karakter di komik itu, masih bisa dibilang kebetulan. Tapi, penampilan anak kecil itu hanya kamu, aku, dan Pak Jason saja yang tahu, siapa yang bisa gambar sampai begitu detail? Kecuali dia benar-benar ada. Perlu aku teruskan lagi?" jelas Norman."Bisakah kamu nggak seperti Pak Jason? Aku benar-benar nggak tahu," kata Arya sambil memalingkan wajahnya dengan gu

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 761

    Saat Janice mengatakan itu, Louise merasa makin bersemangat. "Aku tiba-tiba dapat inspirasi, aku naik ke atas dulu."Melihat Louise berlari dengan cepat, Janice juga tidak terlalu memikirkannya karena kebetulan jam di dinding menunjukkan sudah waktunya untuk menjemput anak. Dia berjalan kaki menuju TK di kota. Pukul setengah empat, kelas penitipan anak pun pulang terlebih dahulu. Seorang anak kecil memakai topi kuning dan rambutnya dikepang dua berlari terhuyung-huyung ke arahnya."Mama, aku rindu kamu," kata Vega.Janice menggendong Vega, lalu mengeluarkan sebuah permen dari sakunya. "Guru bilang hari ini kamu paling baik, jadi ini hadiah untukmu.""Wah. Mama, terima kasih," kata Vega dengan sepasang mata yang terlihat bersinar, bahkan sempat mengecup pipi Janice.Setiap kali Vega mengecupnya seperti ini, Janice selalu merasa sangat bersyukur telah pergi dari kehidupan sebelumnya karena sekarang Vega akhirnya kembali lagi ke sisinya. Tanpa kehidupan yang mewah sekaligus menyesakkan se

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 760

    [ Hubungan kita cukup sampai di sini saja. ]Jason menatap tulisan itu cukup lama sebelum akhirnya kembali tersadar. Tenggorokannya kering, suaranya serak saat berkata, "Tega sekali ...."Seolah-olah sudah bisa menebak isi surat itu, wajahnya tetap datar tanpa ekspresi. Jason lantas meletakkan kedua surat itu berdampingan, mengambil dua gelang kapibara dari dalam lemari.Plak. Suara kecil terdengar saat gelang itu melingkar erat di pergelangan tangannya. Dia mengepalkan tangannya, menatap lekat-lekat dua kalimat yang menghantam hatinya.[ Kita jadian yuk. ][ Hubungan kita cukup sampai di sini saja. ]Seakan-akan baru saja mendapatkan sesuatu di detik sebelumnya, lalu langsung kehilangan di detik berikutnya.Wajah Jason perlahan memucat, matanya memerah. Dia menunduk sedikit untuk menyembunyikan kesedihannya."Janice, kembalilah."....Tiga tahun kemudian, di Moonsea Bay. Kurir bernama Hady sedang mengangkat paket-paket ke dalam mobil."Bu Janice, sepertinya tahun ini toko online-mu la

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 759

    Kebetulan tangannya menyentuh kunci itu. Kira-kira, kunci yang satu lagi untuk apa?Jason mengedarkan pandangan ke seluruh ruangan, tetapi tidak melihat lemari yang terkunci. Dia pun berdiri dan melangkah ke kamar utama, ruangan yang paling tidak ingin dia buka. Meskipun sudah berlalu begitu lama, aroma Janice masih memenuhi setiap sudut ruangan.Pandangannya akhirnya tertuju pada satu-satunya lemari di sudut ruangan yang tidak ditutupi kain penutup debu, seolah-olah sedang menuntunnya.Jason membawa kunci itu mendekat dan membukanya dengan mudah. Yang terpampang di depan adalah semua hal yang berkaitan dengan dirinya dan Janice. Janice tidak membawa apa pun.Bahkan, gelang kapibara yang mereka menangkan bersama di pasar malam bertahun-tahun lalu pun masih ada di sana.Dua gelang itu tersimpan di dalam lemari, masing-masing menekan dua pucuk surat. Satu surat beramplop merah muda sudah tampak memudar warnanya, jelas sudah ada sejak bertahun-tahun yang lalu.Yang satu lagi hanya amplop

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 758

    Jason sangat paham arti sebenarnya dari desakan Anwar soal anak. Selain untuk mengikatnya, itu juga cara agar Keluarga Karim dan Keluarga Luthan terikat erat satu sama lain.Jason tidak akan membiarkan Anwar mendapatkan apa yang dia inginkan. Karena itulah, dia sudah mempersiapkan segalanya sejak awal.Saat ini, seluruh ruang makan menjadi hening. Bahkan saat sendok di tangan Rachel jatuh ke lantai, tidak ada yang bereaksi.Semua orang tahu Ivy tidak bisa punya anak, sementara Zachary lebih memilih terus diserang daripada menceraikannya. Jadi, satu-satunya harapan garis keturunan Keluarga Karim ada pada Jason.Kini, Jason telah melakukan vasektomi. Itu artinya, dia benar-benar memutus harapan Anwar.Dada Anwar naik turun. Dia menarik napas dalam-dalam sebelum akhirnya berbicara, "Jangan bercanda seperti itu. Aku cuma seorang ayah yang ingin melihat cucuku lahir dengan mataku sendiri.""Kamu sudah punya cucu. Namanya Yoshua. Lupa secepat itu?" timpal Jason dengan datar."Yang sudah berl

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 757

    "Kenapa aku merasa Jason sekarang lebih pendiam dari sebelumnya?""Katanya tahun pertama pernikahan itu manis seperti madu, tapi lihat deh dia, apa kelihatan kayak pengantin baru?""Shh!"Seseorang menegur pelan.Dua orang yang sedang berbicara itu langsung diam saat melihat Rachel berjalan pelan di belakang Jason.Rachel mendengarnya, menggigit bibir sambil mempertahankan senyum di wajahnya.Saat makan siang, semua orang duduk sesuai dengan tempat duduk yang sudah ditentukan. Zachary dan Ivy memandangi ruangan, baru melihat nama mereka di pojok ruangan.Kebetulan saat itu Elaine masuk, menatap posisi duduk di barisan depan, lalu melihat ke arah mereka berdua dan mengejek dengan tawa sinis.Zachary menatap Ivy dengan pasrah. "Kalau kamu nggak enak badan, aku bisa minta orang antar kamu pulang dulu."Ivy tersenyum. "Nggak apa-apa. Dulu kita makan jajanan di pinggir jalan juga santai saja, 'kan? Di sini juga tenang. Kamu itu bagian dari Keluarga Karim, nggak usah bikin keadaan tambah can

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status