Share

Bab 733

Author: Danira Widia
Di antara orang-orang yang bersimpati pada pemuda itu, sebagian besar berasal dari Kota Pakisa. Kabar menyebar dengan cepat dari mulut ke mulut, sehingga kini kerumunan orang mulai berdatangan ke kantor polisi untuk menuntut penjelasan. Melihat tatapan mereka sangat mengerikan, Naura melindungi Janice saat masuk ke kantor polisi.

Saat melihat Zachary yang sudah menunggu bersama asistennya, Janice segera maju dan bertanya, "Paman, bagaimana keadaan ibuku?"

"Ibumu baik-baik saja, tapi Fenny tiba-tiba mulai menyakiti dirinya sendiri. Kabar itu sudah tersebar keluar, jadi publik sangat marah," jelas Zachary.

"Paman, tolong selidiki putranya Fenny. Aku curiga ada yang sengaja membantunya membangun citra ini," kata Janice.

"Ini ...." Mendengar perkataan Janice, Zachary menggigit bibirnya dan tidak langsung menjawab.

Pada akhirnya, asistennya Zachary berkata dengan tidak berdaya, "Nona Janice, Pak Zachary sudah diskors perusahaan dan semua dananya juga sudah dibekukan Keluarga Karim."

"Ini ..
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (21)
goodnovel comment avatar
butterfly
yo wes terserah author mau siapa, ga penting rachel buatku. mati aja mending. yg paling pokok adl jason sama janice.
goodnovel comment avatar
Matahari Alaska
masa ? darimana tau goldar Ivy ? meskipun janice anak Ivy bm tntu sma kak bisa jd janice ngikut bpk
goodnovel comment avatar
butterfly
ivy gol darahnya AB,
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 785

    Dokter itu tidak berani membuat emosi Rachel semakin tidak stabil, jadi dia segera berbalik dan meninggalkan kamar rawat.Beberapa saat kemudian, pintu kamar kembali terbuka. Melihat siapa yang datang, seberkas harapan muncul di mata Rachel. "Bibi."Elaine perlahan duduk di tepi ranjang dan menggenggam tangan Rachel. "Gimana kondisi tubuhmu? Kenapa tiba-tiba pingsan?"Rachel tak berani berbicara jujur, terutama karena Elaine sangat dekat dengan Anwar sekarang. Dia tersenyum tipis. "Nggak apa-apa, cuma karena pergantian musim. Aku memang sering nggak enak badan.""Syukurlah kalau memang nggak apa-apa. Kalau nggak, aku juga sulit menjelaskan ke Pak Anwar," kata Elaine sambil melirik Rachel sekilas, sengaja menyebut nama Anwar.Mendengar itu, wajah Rachel langsung berubah semakin masam. "Bibi, jangan bilang ke Ayah Anwar soal aku dirawat.""Aku tahu, aku nggak akan bilang. Tapi, kamu ini ada-ada saja. Lihat deh wajahmu pucat sekali. Kalau nanti Pak Anwar lihat, gimana dia masih bisa berha

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 784

    Janice memandang Jason dengan bingung. Dia baru saja ingin bertanya, tetapi ponsel Jason tiba-tiba berdering. Dia mengeluarkan ponsel dan melihat layarnya sekilas. Itu panggilan dari Rachel.Nama yang familier tetapi terasa asing itu seketika menghantam Janice seperti palu. Dia mundur dua langkah, lalu berkata, "Kamu urus saja urusanmu. Sudah waktunya Vega tidur."Janice mengira Jason akan seperti dulu, berbalik dan pergi. Namun, dia justru mematikan panggilan itu, menyimpan ponsel ke saku, lalu mendekat dan berbisik di telinga Janice, "Tindakanku tadi belum cukup buat kamu percaya kalau aku serius?""Ada anak kecil di sini, jangan asal bicara." Janice mendorongnya dan berbalik. "Aku mau tidur."Jason melihat waktu, memang sudah larut. Apalagi, Vega masih memandangi mereka berdua. Akhirnya, dia tidak melanjutkan. "Tidurlah. Soal pria itu, kita bicarakan besok."Selesai bicara, Jason keluar dari kamar dengan wajah agak masam.Pria itu? Janice berpikir sejenak, lalu menoleh ke arah Vega.

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 783

    "Kalau begitu, kita lakukan saja.""Lakukan apa ... umm ...."Rambut panjang Janice terayun saat tubuhnya jatuh ke sofa. Jason bertumpu dengan satu lutut di atas sofa, tubuhnya dicondongkan ke arah Janice. Satu tangan menopang belakang kepalanya, lalu bibirnya langsung mencium bibir Janice dengan kuat.Serangan mendadak itu membuat otak Janice kosong seketika, tak mampu berpikir. Napas Jason berat, embusan panasnya menyapu wajah Janice, membuat tubuhnya gemetar.Hingga Janice merasa hampir kehabisan napas, Jason baru melepas ciumannya. Dia duduk tegak, mulai membuka kancing bajunya.Janice menarik napas dalam-dalam, pikirannya perlahan kembali jernih. Dia lantas bangkit dan mendorong Jason. Tangannya mengenai leher pria itu saat dia berusaha keras mencengkeram.Jari-jarinya menyapu jakun Jason, membuat tubuh pria itu langsung menegang. Napasnya kacau, terdengar gumaman dari mulutnya.Detik berikutnya, pergelangan tangan Janice sudah digenggam Jason, lalu dibawa turun menyusuri lehernya

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 782

    Jason tidak berkata apa-apa lagi. Dia berbalik dan pergi.Janice membanting pintu kamar dengan keras. Akhirnya, dia terduduk lemas di samping Vega. Pikirannya kacau balau. Dia bahkan tidak tahu apa yang bisa dia lakukan lagi.Setelah menenangkan diri, Janice berbaring di samping Vega dan memeluk tubuh kecil putrinya dengan erat.Beberapa saat kemudian, ponselnya tiba-tiba bergetar. Dia mengeluarkannya dan melihat nomor asing di layar. Tanpa perlu menebak, dia sudah tahu siapa itu. Pasti Jason.Pria itu mengirim pesan singkat. Begitu membaca isi pesannya, Janice langsung duduk tegak di tempat tidur.Dia turun dari ranjang dan mondar-mandir di kamar dengan ragu. Baru saja dia menyuruh Jason pergi, sekarang dia malah mau menemuinya. Bukankah itu aneh?Namun, begitu melihat Vega yang tidur dengan tenang di atas ranjang, dia tetap keluar dari kamar.Ruang tamu gelap gulita. Apa Jason sudah kembali ke kamarnya dan tidur?Saat Janice hendak berbalik untuk kembali, tiba-tiba terdengar suara da

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 781

    Mendengar tawa ibu dan anak itu, senyuman perlahan muncul di sudut bibir Jason. Namun, tiba-tiba senyuman itu memudar. Tangannya yang terkulai di sisi tubuh perlahan mengepal.Dia tidak berani merusak kebahagiaan di depan mata, takut kehadirannya ini justru akan membuat semuanya menjadi dingin dan asing.Jason diam-diam mendengarkan suara Janice dan Vega, sampai lagu berhenti dinyanyikan. Sesudah itu, dia baru melangkah keluar dari kamar.Sementara itu, Janice menggendong Vega keluar dari kamar mandi. Ketika menurunkan Vega di atas ranjang, dia melihat termos di nakas, juga susu formula yang baru diseduh.Jason sepertinya tidak tahu takaran susu Vega, jadi dia hanya membuat sedikit, sekitar 150 mililiter. Namun, jumlah itu kelihatannya adalah hasil dari perhitungannya sendiri.Vega berguling di atas ranjang, menunjuk ujung tempat tidur. "Susu, Papa."Janice tercengang menatap Vega. Vega segera menarik kembali tangannya, hanya diam mengeratkan handuk yang membungkus tubuhnya.Janice men

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 780

    Saat cahaya kembali menerangi, Janice sudah berdiri di dalam kamar suite yang luas. Norman menaruh koper di dekat pintu masuk, lalu mundur selangkah, berdiri bersama Louise dan Arya.Tiga orang itu serempak berkata, "Selamat malam." Bam! Pintu ditutup. Mereka langsung kabur.Janice juga sebenarnya ingin kabur, tetapi Vega bergerak di pelukannya. "Mama, haus."Janice baru ingat kalau dia lupa membawa botol air Vega.Jason melangkah ke minibar, mengambil sebotol air mineral, dan menyerahkannya kepada Janice. "Pakai ini dulu ya. Nanti aku suruh Norman kirim termos bayi ke sini."Janice sempat terdiam. Bagaimana Jason bisa tahu tentang hal seperti itu? Bukannya Arya bilang Jason sudah vasektomi? Seharusnya dia tidak peduli soal urusan anak-anak, 'kan?Sambil berpikir, Janice berjongkok untuk memberi minum kepada Vega. Dia tanpa sadar melirik ke arah Jason.Jason mengangkat alis. "Mau periksa sendiri?"Pipi Janice langsung terasa panas. Dia buru-buru menunduk. Hanya dalam hitungan detik, le

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 779

    Janice bisa mencium aroma tubuh pria itu, membuatnya merasa sedikit tidak nyaman. Jadi, dia bergeser mendekati Louise. Wajah Louise sampai hampir menempel ke kaca jendela.Dengan suara pelan, Louise berkata, "Janice, maaf ya. Kalau sejak awal kamu kasih tahu aku Vega itu tuan putri yang sedang melarikan diri, aku nggak akan pernah gambar dia."Janice tidak bisa berkata apa-apa.Louise melirik Jason, lalu menarik lengan Janice dan berbisik, "Janice, kamu sama Pak Jason itu ....""Nggak ada hubungan apa-apa," sela Janice cepat."Terus, Vega keluar dari batu?" gumam Louise.Dari diri Louise, Janice seperti melihat Ivy di masa muda, tidak bisa diandalkan. Untungnya, Louise juga seperti Ivy yang gampang diatur.Janice mendekat sambil berbisik, "Ini cerita panjang, anggap saja rahasia. Lebih baik kamu hapus semua panel komik yang ada anak kecilnya. Kalau nggak ... kamu bisa diboikot."Louise terbelalak, langsung memegang lehernya dan mengangguk. "Oke, oke! Aku ubah semuanya! Aku nggak bakal

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 778

    Di dalam mobil.Landon menatap bayangan mobil yang semakin menjauh, lalu menghela napas pelan. "Aku tetap saja terlambat selangkah," ujarnya.Nada suaranya mengandung penyesalan, tetapi sama sekali tidak marah. Dia tulus mencintai Janice sehingga menginginkan yang terbaik untuknya.Zion menggigit bibirnya, lalu bertanya, "Pak, nggak mau berusaha sedikit?""Sudah lebih dari tiga tahun berlalu, tapi tatapan Janice padanya tetap sama. Kamu pikir masih ada gunanya? Dari sudut pandang kita, Janice dan Jason memang nggak cocok. Tapi dari sudut pandang mereka, apa mereka salah?""Tapi ...." Zion bergumam, "Sekarang Bu Janice juga nggak bisa bersama Pak Jason."Jika dipikir dengan saksama, Zion sendiri tidak tahu bagaimana cara mengurai kepentingan keluarga yang rumit itu, apalagi Janice.Selain cantik, Janice hanyalah wanita biasa. Meskipun punya bakat dalam desain, dia bukan genius. Dia juga bukan orang kaya, apalagi berkuasa.Jangankan mempermainkan orang-orang dalam lingkaran atas, untuk b

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 777

    Hanya dari perbandingan desain, Zion langsung tahu bahwa kalung itu adalah karya Janice. Dia memang ada di sini.Zion melanjutkan, "Aku menemukan kalung milik ibu hamil itu dipesan secara custom oleh suaminya di toko perhiasan daring bernama Vega Jewelry. Lokasinya juga ada di Moonsea Bay. Penulis komik itu juga tinggal di Moonsea Bay."Landon mengangguk. "Masih ingat waktu Rachel ngotot ingin punya anak? Aku ingat dia bilang sudah menyiapkan nama anaknya, namanya ....""Vega. Dia belum hamil, tapi dia sudah yakin banget kalau itu anak perempuan," ucap Zion.Landon menatap nama toko perhiasan itu, seakan-akan semakin yakin. "Sepertinya nama ini Rachel dengar langsung dari mulut Jason."Begitu kalimat itu selesai dilontarkan, ponsel Zion berbunyi."Pak, dia baru saja pulang dari rumah sakit. Jangan-jangan dia sudah tahu Bu Janice dan anaknya di Moonsea Bay? Setahuku di Moonsea Bay cuma punya satu TK, hari ini baru saja ada kejadian."Kening Landon berkerut. "Berarti semua omonganku wakt

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status