Share

Bab 4

Author: Chau08
last update Last Updated: 2022-06-04 20:09:19

Setelah Herdi mengantar putri bungsunya pergi bersama Astri, dia kembali ke rumah. Sampai di dalam rumah, dia melihat anak dan istrinya sedang tertawa bahagia. Namun, tidak bagi dirinya yang harus rela berpisah dengan anak bungsunya.

"Ayah dari mana?" tanya Sindi, yang menyadari kedatangan ayahnya.

" Ayah dari luar nak," jawab Herdi memaksakan senyum.

"Si anak haram itu sudah pergi mas?" tanya Anis dengan sinis kepada suaminya. Herdi yang mendengar Anis menyebut Alin anak haram langsung diam. Sungguh, Herdi sangit mendengar hinaan untuk putrinya. Demi apapun Herdi berani bersumpah, bahwa Alin bukan anak hasil di luar pernikahan. Alin lahir ke dunia setelah Herdi dan Silvi ibu dari Alin menikah.

"Alin bukan anak haram Bu!" ucap Herdi tegas.

" Bagi aku dia tetap anak haram, yang lahir dari seorang wanita murahan, perusak rumah tangga orang!" ucap Anis emosi.

Ingin rasanya Herdi, memberi tamparan atas perkataan pedas istrinya itu. Namun, lagi dan lagi Herdi hanya bisa diam mengalah." Terserah Ibu saja, Ayah capek Bu! Ayah ke kamar dulu!" lalu Herdi meninggalkan anak dan istrinya ke dalam kamar.

Di dalam kamar Herdi duduk di atas kasur, dia mengingat saat tadi mengantar Alin pergi. Herdi penasaran dengan menantunya itu, siapa sebenarnya menantu nya itu. Bahkan Herdi baru tau, kalau menantunya itu bisa mengendarai mobil. Sebenarnya Herdi ingin bertanya lebih jelas, namun Herdi sadar bukan waktunya dia bertanya pada Astri.

Baru berapa jam di tinggal Alin, rasanya Herdi sudah merindukan putri bungsunya itu. Hedi menikah dengan Anisa dulu, karena di jodohkan orang tuanya. Herdi yang patuh dan menyayangi orang tuanya pun menerima dengan hati lapang.

Meskipun tidak di dasari dengan cinta namun, Herdi tetap memperlakukan Anisa dengan baik. Berbeda dengan Anisa yang selalu semena-mena kepada Herdi.

Saat anak-anak mulai remaja,Herdi memergoki Anisa berselingkuh dengan mantan kekasihnya. Namun Herdi menutupi semuanya, setelah kejadian itu, Herdi bertemu dengan silvi Mantan kekasih Herdi, yang saat itu bersetatus janda tanpa anak. Suami Silvi meninggal karena kecelakaan dan Silvi tidak menikah lagi.

Anisa mengetahui pertemuan Herdi dan Silvi, Anisa mengetahui kalau, Herdi masih menyimpan rasa terhadap Silvi. Entah dasar apa, Anisa menyuruh Herdi menikahi Silvi. Silvi beberapa kali menolak dan Herdi juga menolak. Entah apa yang Anisa katakan pada Silvi, sebulan setelah menolak Silvi bersedia menikah siri dengan Herdi.

Akhirnya dengan di saksikan oleh Anisa, Herdi akhirnya melakukan ijab qobul bersama Silvi. Setelah 3 bulan menikah Silvi hamil, Anisa tidak bereaksi apa-apa malah terlihat senang.

Sehingga ketika aku ada kerja di luar kantor aku melihat Anisa bersama mantan kekasihnya atau kekasihnya. Anisa menjelaskan kalau dia memang masih berhubungan dengan Yanto pacar Anisa. Aku tidak bisa marah karena aku juga sudah menikahi Silvi. Jadi alasan Anisa menyuruh Herdi menikah dengan Silvi, supaya dia bebas bertemu dengan Yanto.

Saat melahirkan Silvi tidak bisa bertahan, sehingga, hanya putri kami yang bisa tertolong. Herdi membawa putrinya ke rumah namun, di luar dugaan Anisa menuduhnya berselingkuh dan berbuat zina sampai melahirkan bayi perempuan.

Ya bayi perempuan itu adalah Alina. Herdi yang menjadi tersangka dan terpojok saat itu hanya bisa menerima. Namun, tanpa semua orang tahu yang selama ini berbuat zina dan selingkuh adalah Anisa. Anisa mengancam kalau Herdi biak mulut Anisa tidak mau merawat Alina.

Herdi yang bingung saat itu hanya bisa pasrah, padahal dari dulu Anisa tidak pernah mengurus Alin. Bahkan lebih sering mencaci dan mengihan.

Perasaan Herdi sungguh sakit, melihat anaknya di perlakukan tidak baik dan Herdi tidak bisa membela hanya diam menyaksikan putrinya di hina.

Untungnya Alin mengerti dan tetap menyayangi Herdi. Herdi heran sampai sekarang, Anisa masih berhubungan dengan Yanto. Namun tak ada satupun anak kami yang mengetahui kebusukan ibunya. Tapi Herdi selalu yakin suatu saat kebenaran akan terungkap.

Sedang asik melamun hp Herdi berbunyi tanda ada pesan masuk. Saat membuka hp Herdi bingung karena no tidak tersimpan. Karena penasaran Herdi membuka pesan tersebut.

[Ayah ini no baru Alin. Handphone Alin ketinggalan di rumah Ayah. Ini Alin di belikan handphone baru sama kak Astri. Ayah save ya! Jaga diri Ayah baik-baik! Alin sayang Ayah.]

Isi pesan yang di kirim Alin, membuat hati Herdi lega. Herdi bersyukur, putrinya bisa bebas dari rumah yang penuh dengan penderitaan bagi Alin. Hedi sangat berterimakasih pada Astri, yang mau merawat Alin.

Setelah nomor, Alin di save Herdi pun membaringkan tubuhnya, hatinya menjadi lega dan bebanya sedikit berkurang sehingga dia memutuskan untuk beristirahat.

**********

Di kamar hotel Astri, Alin dan Syifa sedang bersantai di atas kasur.

" Kak?" panggil Alin.

"Kenapa dek?" jawab Astri.

" Kita mau pindah kemana kak?"

" Rencananya kakak mau tinggal di Bandung dek, tapi lihat nanti saja takutnya tidak sesuai rencana kakak!" jawab Astri.

" Alin boleh kasih tau Ayah nanti tempat tinggal kita yang baru?" tanya Alin hati-hati.

" Boleh Ayah kan sudah janji akan menjaga rahasia kita!" jawab Astri.

Alin hanya mengangguk, di perjalanan menuju Hotel Astri sudah menjelaskan semua kepada Alin. Jadi Alin tahu siapa Astri sebenarnya sekarang.

" Dek nanti hubungi Ayah, ya! Minta tolong Ayah urus surat pindah adek sama Syifa. Kakak gak mungkin kembali ke sana atau ke sekolah Syifa sama kamu. Jadi kamu minta tolong Ayah ya!" pinta Astri pada Alin yang langsung di angguki Alin.

Rencana nya Astri akan menginap di hotel sampai surat kepindahan Alin dan Syifa selesai. Baru mereka akan meninggalkan ibu kota.

Astri juga sudah menghubungi Maya, tentang rencana kepindahannya. Astri juga menjelaskan semua yang terjadi kepada Maya. Karena biar bagaimanapun Maya harus tau,karena Astri sangat membutuhkan Maya.

Memang selama ini, yang menghandel pekerjaan Astri adalah Maya. Kecuali ada sesuatu yang urgent, baru Astri yang turun tangan. Itupun di lakukan denga sembunyi-sembunyi.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Pembuktian Seorang Istri Yang Terbuang   bab 26

    Hari ini Astri, Alin, Syifa, dan juga Reta. Mereka akan pergi berlibur, karena Astri yang tengah hamil, jadi mereka memutuskan liburan kali ini hanya mengunjungi tempat-tempat indah di kota Bandung.Rencana pertama mereka akan mengunjung Maribaya. Mereka akan menginap dan menghabiskan waktu selama beberapa hari di sana.Mereka memilih Glamping di Maribaya. Suasan yang sejuk, pemandangan yang indah, ada juga wahana bermain untuk Syifa, juga spot foto untuk Alin dan Reta.Alin dan Reta asyik menikmati pemandangan sekitar, apalagi Alin yang selama ini hanya terkurung di rumah. Alin begitu senang bisa pergi berlibur, dia dan Reta berfoto, lalu memposting di akun sosial medianya.“Alin, yang ini bagus deh ftonya!” ucap Reta.“Ihh iya , ta! Bagus coba kamu yang post nanti tag ke aku ya!” pinta Alin pada Reta.Reta pun langsung memposting fotonya bersama Alin. Banyak komen dan laike di akun sosmed nya Reta. Apalagi mereka berdua cantik di tambah background pemandangan yang mendukung.Se

  • Pembuktian Seorang Istri Yang Terbuang   bab 25

    Setelah mengantar Syifa dan Aline. Astri tidur kembali, karena tiba-tiba dia merasa mual dan lemas.Saat tengah tidur tiba-tiba handphone Astri berdering. Astri bangun melihat siapa yang menelepon.‘ayah , ada apa ya?’ gumam Astri pelan, langsung mengangkat telepon dari Ayah.[Assalamualaikum, ayah].[Waalaikumsalam,nak! Ayah ganggu ya? Kayanya lagi tidur ya?][Tidak yah, tadi ketiduran, hehe,,, ada apa yah?][Tumben jam segini tidur,nak? ][Tadi pagi mual lagi ,yah! Jadi tiduran . Eh malah keterusan tidur!][Pasti lemes ya ,nak? ][Iya ayah, makanya Astri udah ga ke kantor lagi. Pasti repot kalau mual di kantor.][Iya ayah setuju, baiknya kamu Istirahat di rumah, nak .][Iya ayah][Oh iya Ayah sampai lupa, Ayah mau ngabarin, nanti sore Ayah pergi ke tempat proyek yang di Kalimantan,ya][Ayah, serius. Ayah bisa pergi kesana?][Iya, kemarin Ayah sudah mengundurkan diri, kebetulan atasan Ayah mengijinkan][Loh , Ayah keluar? Bukannya Ayah bilang mau ijin ya?][Tadinya Ay

  • Pembuktian Seorang Istri Yang Terbuang   bab 24

    Alin dan Syifa pulang ke rumah telat, karena Alin ada kelas ekskul tambahan. Syifa dengan senang hati menemani Alin. Jadilah mereka sampai di rumah hampir Maghrib.Saat memasuki rumah mereka tidak melihat keberadaan Astri. Akhirnya mereka memutuskan pergi mandi dan bersih-bersih. Selesai mandi Alin mengerjakan tugas sekolahnya. Untuk di kumpulkan besok. Setelah selesai Alin keluar, dia duduk di balkon kamarnya, sambil menikmati angin malam.Alin selalu bersyukur dengan kehidupan yang sekarang ia jalani. Kakak yang baik, keponakan yang menemani, Ayah yang sangat menyayanginya walau pun jauh.Tak pernah terpikir sebelumnya Alin bisa bebas dari pahitnya , kehidupan sebelumnya, sekarang Alin merasa semua yang dia inginkan bisa dia dapat.“Dek?” . Alin terkejut saat ada yang memanggil dan menepuk bahunya, sepontan Alin langsung menengok ke belakang.“Kakak panggil dari tadi loh! Ga taunya lagi di sini!” ucap Astri.“Eh iya ,kak! Kenapa?” balas Alin , masih dengan muka terkejutnya.“

  • Pembuktian Seorang Istri Yang Terbuang   bab 23

    Ketika Astri bangun, dia langsung mandi, dan berpakaian. Dia berniat bertemu dengan pemuda aneh, yang di temui beberapa hari ini. Yang selalu mengganggunya.Setelah selesai Astri turun ke bawah, dia mencari BI Ina, ternyata BI Ina, sedang di dapur.“Bi?” Sapa Astri.“Loh, neng bikin kaget bibi saja!” “Iya, habis bibi serius benar. Lagi apa sih BI?” Tanya Astri penasaran.“Ini loh bibi lagi coba masakan baru neng, bibi dapat resep dari hape!” Seru BI Ina senang.“ Oh gitu, toh! Ehm BI?”“ Kenapa neng? Ada mau sesuatu? Biar bibi buatkan!”“Enggak kok bi, Astri cuman mau titip pesan. Astri mau keluar sebentar. Nanti kalau Syifa sama Alin, pulang bibi bilang aja Astri , mau bertemu teman ya!” ucap Astri menjelaskan.“siap ,neng!” balas BI Ina yang masih fokus pada bahan masaknnya.“ya udah, Astri pamit BI, assalamualaikum!” setelah mendapat jawaban dari BI Ina. Astri langsung pergi keluar.Astri memilih membawa mobil sendiri untuk bertemu dengan Devan. Biar mang Ujang bisa jemput, anak-a

  • Pembuktian Seorang Istri Yang Terbuang   Bab 22

    POV AstriHari ini aku di rumah sendirian, tadi pagi saat akan berangkat kerja, tiba tiba aku sedikit pusing dan merasa lelah. Aku bingung kehamilanku yang sekarang lebih mudah lelah. Tak jarang pula aku merasa malas melakukan sesuatu.Saat kehamilan Syifa aku masih bisa mengerjakan semua pekerjaan rumah. Tapi sekarang bawaannya lelah dan malas. Akhirnya aku memutuskan hanya rebahan di kasur yang sangat nyaman ini.Ah, aku melupakan sesuatu! Aku harus mencari orang untuk mengecek proyek di luar pulau. Sepertinya aku tau harus meminta tolong siapa. Akhirnya aku memutuskan untuk menelponnya.[Assalamualaikum, ayah][Waalaikumsalam, nak][Apa kabar, Ayah? Ayah sehat kan?][Alhamdulillah, ayah sehat! Gimana kabar kamu? Alin dan Syifa baik,nak?][Alhamdulillah, kami di sini baik Ayah! Ayah jangan khawatir,][Syukurlah kalau kalian baik! Tumben telepon Ayah? Kamu tidak sibuk kerja,nak?][Tidak, Ayah. Sudah dua hari aku di rumah. Akhir-akhir ini aku mudah lelah, bawaannya malas terus

  • Pembuktian Seorang Istri Yang Terbuang   Bab 21

    Pagi ini Astri tidak berangkat ke kantor, setelah mengantar Alin dan Syifa, Astri kembali pulang ke rumah. Astri sedang memikirkan orang yang akan Astri percayakan mengurus pembangunan di luar pulau. Tiba-tiba Astri teringat seseorang. Ya Astri sudah tau siapa orangnya. Astri memutuskan untuk meneleponnya nanti siang.Astri lalu masuk ke dalam kamarnya. Dia duduk di ranjang. Astri teringat akan suaminya. Suami yang dulu sangat Astri cintai. Namun, sekarang rasa cintanya sedikit menghilang, tergantikan dengan rasa kecewa dan benci.Di depan semua orang Astri bisa terlihat tegar, akan tetapi bila sedang sendiri Astri selalu teringat saat, di mana suaminya begitu sempurna di matanya.Dulu sempat suaminya begitu memanjakannya, di awal Astri merasa jatuh cinta pada suaminya. Namun itu hanya bertahan tiga tahun lamanya. Sampai sekarang Astri belum tahu penyebab suaminya berubah. Yang pasti ada campur tangan Ibu mertuanya.Saat sedang membayangkan sikap manis suaminya, tiba-tiba handphone As

  • Pembuktian Seorang Istri Yang Terbuang   Bab 20

    Astri duduk di sofa ruang keluarga, dia sedang menonton tv. Astri menunggu Alin dan Syifa pulang. Alin dan Syifa sekolah di sekolah bertaraf internasional school. Mereka sekolah full day, jadi baru sampai rumah jam lima sore. Sedangkan Astri pulang jam tiga sore, untuk beberapa bulan kedepan, sampai waktunya melahirkan tiba.Karena lelah bekerja di masa kehamilan, Astri sampai ketiduran di sofa. Tidak lama Alin dan Syifa pulang.“Assalamualaikum,” kompak ucapan salam Alin dan Syifa.“Loh, kok mama tidur di sini Otty?” tanya Syifa pada Alin.“Kan Otty baru pulang, kak ! Kok tanya Otty sih?” Syifa menepuk jidatnya sendiri, sambil nyengir kuda.“kamu ini, mungkin kak Astri capek! Kayanya baru pulang kantor!”ucap Alin.“ Iya , ya udah Kakak ke kamar mau mandi Otty! Mama jangan di bangunin suruh istirahat aja!” “Iya , kasian mama km cape banget kayanya, ya udah Otty juga mau mandi. Gerah tadi habis ekskul!” sebelum mereka pergi mandi, Syifa menyelimuti Astri terlebih dahulu. Lalu mereka p

  • Pembuktian Seorang Istri Yang Terbuang   Bab 19

    Semakin hari Alin, semakin dekat dengan teman barunya. Mereka merasa sangat cocok satu sama lain. Alin bahkan tak canggung menceritakan semua kisah hidupnya, begitu juga dengan Reta, dia dengan suka hati berbagi kisah kehidupannya pada Alin.Mereka terlihat seperti sahabat yang sudah lama bersama. Namun nyatanya Alin baru beberapa bulan ini mengenal Reta.Saat ini mereka tengah menikmati semangkuk bakso di kantin, terlihat sangat ramai ,karena waktunya semua siswa beristirahat.“Lin,” panggil Reta.“Kenapa ta?” Alin menghentikan makannya lalu menatap Reta.“Seminggu lagi ujian semester, ada rencana liburan ga?”“emh ... Ga tau? Belum bicara sama kakakku! Kamu?”“ Ga ada, bunda kurang sehat, ayah lagi sibuk di kantornya. Jadi ga pergi kayanya!” ucap Reta lesu, Alin hanya mengangguk lalu melanjutkan makannya kembali.“Lin , kalau berencana liburan ajak aku ya!” pinta Reta memohon.“Siip, nanti aku izin sama kak Astri.”“benar ya jangan bohong, loh!” “iya ga bohong kok, paling lupa, heh

  • Pembuktian Seorang Istri Yang Terbuang   bab 18

    “Masuk!” Terdengar sahutan seseorang dari dalam. Astri membuka pintu, lalu masuk setelah di persilahkan oleh sang empunya ruangan.“Bu Astri!” Panggil Ridwan kaget.“Selamat pagi Pak? Apa kabar?” Sapa Astri ramah.“Selamat pagi, Bu. Saya baik, Bu! Ibu apa kabar? Lama tidak bertemu?” tanya pak Ridwan balik.“Alhamdulillah, saya baik Pak!” jawab Astri.“ Silahkan duduk, Bu!” “ Terima kasih , Pak.” Jawab Astri sambil duduk di hadapan Ridwan. Pria yang di utus almarhum papanya. “Saya sangat senang, Bu! Mendengar Ibu akan kembali ke kantor,” ucap Ridwan dengan tulus.“ iya, paman! Saya juga sepertinya kangen suasana kantor,” jawab Astri sambil tersenyum.“Saya juga senang, Bu! Akhirnya Ibu mau turun tangan langsung.”Astri hanya tersenyum, “ sebenarnya saya ingin sekali Pak, secara langsung mengurus kantor. Akan tetapi untuk sekarang belum bisa, saya paling bisa sesekali, di tambah saya sedang hamil anak kedua Pak, jadi belum bisa langsung semua saya ambil alih, saya masih butuh bantuan

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status