Share

Bab 4

Setelah Herdi mengantar putri bungsunya pergi bersama Astri, dia kembali ke rumah. Sampai di dalam rumah, dia melihat anak dan istrinya sedang tertawa bahagia. Namun, tidak bagi dirinya yang harus rela berpisah dengan anak bungsunya.

"Ayah dari mana?" tanya Sindi, yang menyadari kedatangan ayahnya.

" Ayah dari luar nak," jawab Herdi memaksakan senyum.

"Si anak haram itu sudah pergi mas?" tanya Anis dengan sinis kepada suaminya. Herdi yang mendengar Anis menyebut Alin anak haram langsung diam. Sungguh, Herdi sangit mendengar hinaan untuk putrinya. Demi apapun Herdi berani bersumpah, bahwa Alin bukan anak hasil di luar pernikahan. Alin lahir ke dunia setelah Herdi dan Silvi ibu dari Alin menikah.

"Alin bukan anak haram Bu!" ucap Herdi tegas.

" Bagi aku dia tetap anak haram, yang lahir dari seorang wanita murahan, perusak rumah tangga orang!" ucap Anis emosi.

Ingin rasanya Herdi, memberi tamparan atas perkataan pedas istrinya itu. Namun, lagi dan lagi Herdi hanya bisa diam mengalah." Terserah Ibu saja, Ayah capek Bu! Ayah ke kamar dulu!" lalu Herdi meninggalkan anak dan istrinya ke dalam kamar.

Di dalam kamar Herdi duduk di atas kasur, dia mengingat saat tadi mengantar Alin pergi. Herdi penasaran dengan menantunya itu, siapa sebenarnya menantu nya itu. Bahkan Herdi baru tau, kalau menantunya itu bisa mengendarai mobil. Sebenarnya Herdi ingin bertanya lebih jelas, namun Herdi sadar bukan waktunya dia bertanya pada Astri.

Baru berapa jam di tinggal Alin, rasanya Herdi sudah merindukan putri bungsunya itu. Hedi menikah dengan Anisa dulu, karena di jodohkan orang tuanya. Herdi yang patuh dan menyayangi orang tuanya pun menerima dengan hati lapang.

Meskipun tidak di dasari dengan cinta namun, Herdi tetap memperlakukan Anisa dengan baik. Berbeda dengan Anisa yang selalu semena-mena kepada Herdi.

Saat anak-anak mulai remaja,Herdi memergoki Anisa berselingkuh dengan mantan kekasihnya. Namun Herdi menutupi semuanya, setelah kejadian itu, Herdi bertemu dengan silvi Mantan kekasih Herdi, yang saat itu bersetatus janda tanpa anak. Suami Silvi meninggal karena kecelakaan dan Silvi tidak menikah lagi.

Anisa mengetahui pertemuan Herdi dan Silvi, Anisa mengetahui kalau, Herdi masih menyimpan rasa terhadap Silvi. Entah dasar apa, Anisa menyuruh Herdi menikahi Silvi. Silvi beberapa kali menolak dan Herdi juga menolak. Entah apa yang Anisa katakan pada Silvi, sebulan setelah menolak Silvi bersedia menikah siri dengan Herdi.

Akhirnya dengan di saksikan oleh Anisa, Herdi akhirnya melakukan ijab qobul bersama Silvi. Setelah 3 bulan menikah Silvi hamil, Anisa tidak bereaksi apa-apa malah terlihat senang.

Sehingga ketika aku ada kerja di luar kantor aku melihat Anisa bersama mantan kekasihnya atau kekasihnya. Anisa menjelaskan kalau dia memang masih berhubungan dengan Yanto pacar Anisa. Aku tidak bisa marah karena aku juga sudah menikahi Silvi. Jadi alasan Anisa menyuruh Herdi menikah dengan Silvi, supaya dia bebas bertemu dengan Yanto.

Saat melahirkan Silvi tidak bisa bertahan, sehingga, hanya putri kami yang bisa tertolong. Herdi membawa putrinya ke rumah namun, di luar dugaan Anisa menuduhnya berselingkuh dan berbuat zina sampai melahirkan bayi perempuan.

Ya bayi perempuan itu adalah Alina. Herdi yang menjadi tersangka dan terpojok saat itu hanya bisa menerima. Namun, tanpa semua orang tahu yang selama ini berbuat zina dan selingkuh adalah Anisa. Anisa mengancam kalau Herdi biak mulut Anisa tidak mau merawat Alina.

Herdi yang bingung saat itu hanya bisa pasrah, padahal dari dulu Anisa tidak pernah mengurus Alin. Bahkan lebih sering mencaci dan mengihan.

Perasaan Herdi sungguh sakit, melihat anaknya di perlakukan tidak baik dan Herdi tidak bisa membela hanya diam menyaksikan putrinya di hina.

Untungnya Alin mengerti dan tetap menyayangi Herdi. Herdi heran sampai sekarang, Anisa masih berhubungan dengan Yanto. Namun tak ada satupun anak kami yang mengetahui kebusukan ibunya. Tapi Herdi selalu yakin suatu saat kebenaran akan terungkap.

Sedang asik melamun hp Herdi berbunyi tanda ada pesan masuk. Saat membuka hp Herdi bingung karena no tidak tersimpan. Karena penasaran Herdi membuka pesan tersebut.

[Ayah ini no baru Alin. Handphone Alin ketinggalan di rumah Ayah. Ini Alin di belikan handphone baru sama kak Astri. Ayah save ya! Jaga diri Ayah baik-baik! Alin sayang Ayah.]

Isi pesan yang di kirim Alin, membuat hati Herdi lega. Herdi bersyukur, putrinya bisa bebas dari rumah yang penuh dengan penderitaan bagi Alin. Hedi sangat berterimakasih pada Astri, yang mau merawat Alin.

Setelah nomor, Alin di save Herdi pun membaringkan tubuhnya, hatinya menjadi lega dan bebanya sedikit berkurang sehingga dia memutuskan untuk beristirahat.

**********

Di kamar hotel Astri, Alin dan Syifa sedang bersantai di atas kasur.

" Kak?" panggil Alin.

"Kenapa dek?" jawab Astri.

" Kita mau pindah kemana kak?"

" Rencananya kakak mau tinggal di Bandung dek, tapi lihat nanti saja takutnya tidak sesuai rencana kakak!" jawab Astri.

" Alin boleh kasih tau Ayah nanti tempat tinggal kita yang baru?" tanya Alin hati-hati.

" Boleh Ayah kan sudah janji akan menjaga rahasia kita!" jawab Astri.

Alin hanya mengangguk, di perjalanan menuju Hotel Astri sudah menjelaskan semua kepada Alin. Jadi Alin tahu siapa Astri sebenarnya sekarang.

" Dek nanti hubungi Ayah, ya! Minta tolong Ayah urus surat pindah adek sama Syifa. Kakak gak mungkin kembali ke sana atau ke sekolah Syifa sama kamu. Jadi kamu minta tolong Ayah ya!" pinta Astri pada Alin yang langsung di angguki Alin.

Rencana nya Astri akan menginap di hotel sampai surat kepindahan Alin dan Syifa selesai. Baru mereka akan meninggalkan ibu kota.

Astri juga sudah menghubungi Maya, tentang rencana kepindahannya. Astri juga menjelaskan semua yang terjadi kepada Maya. Karena biar bagaimanapun Maya harus tau,karena Astri sangat membutuhkan Maya.

Memang selama ini, yang menghandel pekerjaan Astri adalah Maya. Kecuali ada sesuatu yang urgent, baru Astri yang turun tangan. Itupun di lakukan denga sembunyi-sembunyi.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status