Home / Romansa / Pemilik Hati Sang Naga / Berhadapan Dengan Pro!

Share

Berhadapan Dengan Pro!

Author: Zaid Zaza
last update Last Updated: 2023-11-04 13:19:56

"Turun!" Teriak orang itu sambil memegang pistol di tangannya. Jika aku tidak turun, dia pasti akan menembakku tanpa ragu.

Aku pun terpaksa turun. Sebelum turun aku sudah mengawasi sekitar tempat itu dan memahami situasinya. Dia hanya sendiri. Kelompok yang lainnya terpencar karena mencari orang tadi.

Nekat, aku melompat ke arahnya seraya melemparkan ponsel berhargaku.

Bang!

Lemparanku Kena dengan tepat di matanya. Sayang sekali ponselku, kacanya pecah. Orang itu cukup besar. Jika dia menangkapku, habislah aku. Karena itulah aku mengincar matanya. Dengan begitu aku punya cukup waktu untuk melancarkan serangan selanjutnya.

Saat dia sedang memegangi matanya. Secepatnya aku ambil kayu lalu memukul kepalanya sekuat mungkin.

Saat itu juga, orang itu tak sadarkan diri.

'Apa aku memukulnya terlalu keras, apa dia mati?' Pikirku sedikit cemas.

Aku mencoba mendekat, merasakan nafasnya, syukurlah, orang ini tidak mati. Akupun bergegas untuk pergi dari sana, sebelum yang lainnya datang.

Aku hapal betul jalan di sini. Lari sangat mudah untukku.

Saat aku memperhatikan sekitar, orang yang bersembunyi di semak-semak itu keluar. Nampaknya dia ingin mengatakan sesuatu.

Aku tak peduli, dan memilih pergi. Aku tak mau terlibat hal berdarah seperti itu.

Saat aku pergi, di kepalaku terlintas wajah seseorang. Aku mengenal orang yang bersembunyi di semak-semak itu. Dia adalah idolaku, pahlawan yang menyelamatkan 1000 anak dari penjualan ilegal negara asing, di antara anak-anak itu, ada aku dan juga adikku.

Namanya pahlawan itu adalah Satya, Jendral tertinggi angkatan laut, orang yang baru saja kutinggal pergi.

Saat itu Jendral Satya menangkap para penjual asing itu di lautan. Dia benar-benar sangat hebat. Aku tak akan pernah melupakannya sosoknya yang hebat itu, dia berdiri tangguh dengan baju tentaranya di depan kami semua.

Sial! Kenapa harus Jendral Satya, jika begini mana mungkin aku meninggalkannya. Aku pun segera berbalik untuk menyelamatkannya. Masa bodohlah, kalaupun mati, kematianku itu berharga.

"Jendral!" Ucapku begitu sampai padanya.

Jendral Satya langsung memegang tanganku, memberiku sebuah chip kecil. "Nak! Aku benar-benar minta maaf harus melibatkanmu dalam hal ini! Tapi aku tak punya pilihan lain lagi. Tolong bawa ini kepada Jenderal Yudha! Jangan berikan ini kepada siapapun! Benda ini harus sampai padanya!" Mohon Jendral Satya seraya mendorongku untuk pergi.

"Cepat pergi!" Desaknya padaku.

"Tidak!" Jawabku dengan tekad yang bulat.

Dari awal, Aku sudah memantapkan tekad. Aku tidak akan menyelamatkan diriku sendiri lalu meninggalkannya.

Hari ini, apapun yang terjadi, aku harus menyelamatkannya!

"Nak, aku benar-benar memohon padamu, benda itu sangat penting, nyawa jutaan rakyat ada di dalamnya, aku benar-benar memohon padamu!"

"Sudah diam saja! ini chipmu, antar saja sendiri!" Ucapku seraya kembali memasukkan Jendral Satya ke dalam semak-semak.

"Tapi Nak!"

"Sudah! Bersembunyilah dulu! Aku akan melakukan sesuatu!"

"Apa yang mau kau lakukan!" Tanyanya dengan cemas lalu memperingatiku, "tidak! Apa kau berpikir untuk menghadapi mereka! Itu terlalu berbahaya! Nyawa itu sangat berharga!"

"Jendral, bagiku nyawamu juga sangat berharga! Aku tidak akan meninggalkanmu sendirian!" Ucapku sambil mengawasi sekitar, khawatir para pembunuh itu tiba-tiba datang.

"Tidak! Jangan bodoh! Cepat ambil chip ini dan pergi! Biar aku yang menahan mereka di sini!"

Aku tetap bertekad. Aku tak mau meninggalkannya.

"Nak! Mereka profesional dalam membunuh! Berhentilah! Kau tidak akan bisa menghadapi mereka!"

"Percayalah padaku!" Ucapku dengan hati bertekad.

Aku mungkin memang masih muda, tapi aku cukup pandai beladiri. Terimakasih pada semua orang sialan yang selama ini menggangguku.

Berkat kalian, aku punya banyak pengalaman dengan pertarungan. Aku bahkan mempelajari segala macam beladiri agar tidak kalah lagi.

Aku ini bukan tipe orang yang akan diam saja jika diperlakukan dengan buruk. Sejatuh apapun aku saat bertarung, aku akan terus berdiri sebelum semua musuhku tumbang.

Beruntungnya aku berbakat, bisa menguasai semua seni beladiri itu, aku bahkan menggabungkannya menjadi seni beladiri unikku sendiri.

Kali ini profesional ya! Baiklah aku akan meladeni kalian!

Meski aku sudah bertekad untuk menghadapi mereka. Aku berpikir harus berhati-hati karena lawanku kali ini adalah profesional. Berbeda dengan preman kecengan yang sering kuhadapi selama ini.

Sayang sekali, saat itu aku belum bisa menggunakan pistol. Jadi aku memakai kayu tadi saja sebagai senjataku. Lalu untuk berjaga-jaga aku mengambil pisau dan tali dari jendral Satya.

"Hey nak! Jangan macam-macam!" Ucap jendral Satya sambil menahan luka tembak di perutnya. Wajahnya sudah sangat pucat.

Aku tidak yakin apa aku akan menang melawan orang-orang itu, tapi aku akan berusaha. Tali yang kuambil dari jendela Satya, segera kuikatkat pada beberapa cabang di semak-semak, aku juga membuat beberapa jebakan kecil, lalu aku kembali kepada jenderal Satya.

Shhht! Aku meminta jendral untuk diam. Aku mendengar suara tapak kaki sedang mendekat. "Ada yang datang," ucapku dengan suara pelan.

"Jendral katakan padaku, selain lima orang itu, apa ada lagi yang mengejarmu?" Tanyaku dengan suara berbisik.

"Nak ini sangat berbahaya , kau bisa saja mati, mereka itu adalah kelompok pembunuh profesional, mereka tidak akan ragu membunuhmu! Dengarkan aku, lebih baik kau ambil chip ini dan pergi" Jendral Satya mencoba membujukku lagi.

Aku tahu dia mengatakan hal yang benar. Tapi mustahil aku meninggalkan pahlawan yang sudah menyelamatkanku dan 1000 anak lainnya. Aku tak mau menjadi penjahat dan pecundang tersebar. Aku tak sanggup menanggung malu itu.

"Jendral kita tidak punya waktu, dua orang pembunuh akan segera datang!"

"Bagaimana kau bisa tahu nak! Persepsimu sangat kuat!"

"Jendral cepatlah katakan padaku! Kita tidak punya banyak waktu!" Desakku.

"Kau benar-benar keras kepala!" Jendral Satya menghela nafas lalu melanjutkan, "baiklah, orang sepertimu tidak akan berhenti meski sudah kularang, benar! Hanya mereka berlima yang mengejarku."

"Kalau begitu baiklah!"

"Tunggu!" Jendral Satya memegangi tanganku. Wajahnya yang pucat itu terlihat sangat mengkhawatirkanku. Orang macam apa dia, pikirku. Bahkan dia saja terluka parah, dan hampir mati, tapi dia malah mengkhawatirkanku. "Berhati-hatilah!" Ucapnya.

"Mhm!" Jawabku dengan anggukkan pelan.

Aku segera bersembunyi di semak-semak yang lain sebelum dua pembunuh bayaran semakin mendekat.

'"B-98!" Ucap keduanya saat sampai di tempat itu.

Keduanya pun langsung waspada. Rasa waspada mereka tak akan ku sia-siakan begitu saja. Tentu saja harus di manfaatkan sebaik-baiknya.

Segera kutarik tali yang kuikat pada semak-semak sebelumnya.

Rencana pertamaku berhasil, suara semak-semak itu segera menarik perhatian dua pembunuh itu.

"Di sana!" Ucap salah seorang pembunuh. Mereka berdua pun bergegas pergi ke arah semak-semak itu, bersiap dengan pistol di tangan mereka.

Pelan-pelan kutarik lingkaran tali yang sudah ada di bawah kaki mereka. Karena memperhatikan semak-semak, dua pembunuh itu tak memperhatikan apa yang ada di bawahnya.

Begitulah sifat manusia, saat mereka menginginkan sesuatu, mereka pasti akan lebih memperhatikannya.

"Hmmph! Kalian masuk jebakanku!" Gumamku seraya menarik tali yang sudah melilit kaki mereka.

Dua pembunuh itu pun jatuh. Sialnya mereka spontan berteriak keras saat jatuh. Akupun segera melompat dari semak-semak tempatku bersembunyi dan menghantam kepala mereka dengan keras.

Aku memukulnya lagi beberapa kali. Takut mereka hanya pura-pura tidur saja. Kecerobohan kecil saja akan berakibat fatal.

"Tiga orang!" Ucapku seraya menyembunyikan satu pembunuh dan meninggalkan dua sisanya.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Pemilik Hati Sang Naga   #22. Itulah yang Pantas Kau Dapatkan!

    "Tapi apa? Kurasa nenekmu akan mencemaskanmu jika kau tidak pulang sekarang.""Kalau begitu baiklah.""Selamat jalan Bos!" Ucap anak SMA itu serentak ketika kami keluar dari ruangan itu."Bos?" Tanyaku.Leon menggaruk kepalanya, "yah begitulah, hehe.""Leon sebenarnya kau tak perlu melakukan ini, aku ini sudah cukup besar untuk pulang sendiri," ucapku."Ah tidak apa-apa, santay saja.""Bukan itu maksudku."Ah sudahlah ....Tapi, aku merasa ada sesuatu yang kurang di tempat itu. Aku tak melihat kapten polisi itu."Leon ....""Apa?""dimana kapten polisi itu?" Tanyaku heran, mencoba melihat-lihat lagi, tapi aku tak menemukan apapun. Aku menjadi penasaran, di mana kapten polisi tadi. Setelah aku selesai berganti baju, aku tak melihatnya dimanapun juga.Leon pun menjawabku, "Kami sudah mengurusnya, kau tenang saja," ucapnya dengan senyuman yang aneh, bahkan akupun merasa merinding melihatnya."Ah sungguh! Kau tenang saja, masalah tentang orang menjijikan itu sudah beres!" Lanjutnya dengan

  • Pemilik Hati Sang Naga   #21. Maaf ...

    "Aditya! Kau ini kenapa!" Leon mengguncang tubuhku, berusaha untuk membuat aku sadar, dan berhenti. Tapi sulit bagiku, kejadian itu sangat menyakitkan untukku.Buaaak!Leon meninju wajahku, teman-teman yang tadi duduk, mereka semua serentak berdiri, terkejut dengan apa yang Leon lakukan padaku."Aditya hentikan!" Tegas Leon padaku.Aku tersentak lalu kembali menangis, aku menangis sangat banyak. Aku meluapkan semuanya, rasa sakit yang menumpuk di dalam dadaku ini."Kau seperti ini? Sebenarnya kenapa?"Saat itu Rian mencoba bicara, "Leon biarkan dia."Teman-temannya yang lain juga mengaguk setelahnya.Saat itu aku mendengar Leon berkata, "membiarkannya? Sudahlah!" Setelah itu dia kembali duduk, dan membiarkanku. Anak-anak lainnya juga duduk, mereka semua menungguku menjadi lebih tenang."Leon, apa kau punya orang yang sangat kau sayangi," tanyaku setelah sekian lama mengeluarkan air mata."Tentu saja aku memilikinya," jawab Leon, dia memalingkan wajahnya setelah melihatku.Aku sedikit

  • Pemilik Hati Sang Naga   #20. Munculnya Kenangan Buruk

    "Oh ya Aditya! Kau harus melihat ini," ucap Leon seraya menunjukkan sebuah Vidio padaku.Vidio itu berisi bukti kejahatan kapten polisi itu, bukan hanya satu vidio saja, tapi banyak. "Coba kau lihat juga yang ini.""Nah lalu yang ini.""Menjijikan!" Aku spontan mengatakannya, dia telah melakukan banyak sekali kejahatan. Memperdaya banyak wanita, menerima suap dari narapidana, menyuap hakim, bahkan juga melakukan banyak sekali kekerasan.Kenapa orang seperti ini, masih belum ketahuan juga sampai sekarang, padahal dia sudah melakukan banyak sekali kejahatan."Bagaimana? Aku keren kan! Mulai sekarang, orang itu tidak akan bisa mengganggumu lagi, bukan hanya Vidio ini saja, aku masih punya bukti lainnya," ucap Leon seraya memeprlihatkan lembaran-lembaran kertas yang berisi jejak bukti dari kejahatan yang dilakukan oleh kapten polisi itu."Dengan ini, tidak akan ada yang bisa menyelamatkannya, dia akan mendekap selamanya di dalam penjara, tak kusangka orang ini telah melakukan banyak seka

  • Pemilik Hati Sang Naga   #19. Berkumpul dan Bersenang-senang

    Aku tahu bahwa yang kulakukan itu tak akan mengembalikan apa yang terjadi pada Meera. Tapi setidaknya itu membuat hatiku yang terasa sangat sesak menjadi lebih nyaman, setidaknya sedikit rasa bersalah yang kumiliki di hatiku ini sedikit berkurang."Kalian tadi bilang ingin membantuku kan?" Tanyaku pada anak-anak SMA itu.Mereka semua mengangguk, salah seorang di antara mereka berkata dengan yakin padaku, "tentu saja! Katakan, apa yang perlu kami lakukan?""Orang ini, bisakah kalian membantuku untuk mengurusnya, pukulan ini masih tidak cukup untuk menghukumnya!" jawabku seraya melangkahkan kaki untuk pergi dari sana. Sudah cukup untuk hari ini, aku ingin pulang. Aku merasa lelah."Tentu saja! Serahkan pada kami! Kami pasti akan mengurusnya!"Aku berhenti sejenak, dan berbalik. "Dia adalah seorang kapten polisi, apa kalian masih ingin membantuku? Jika kalian tidak ingin mendapatkan masalah, belum berlambat untuk berhenti, sekarang katakan apa kalian masih ingin melakukannya?" Tanyaku la

  • Pemilik Hati Sang Naga   #18. Dia Tak Pantas!

    "Apa hah! Kau marah! Cih!"Plak!Leon menepak kepalanya lagi, dia tak hanya melakukannya sekali, tapi berkali-kali.Setelah puas Leon mengatakan, "Dasar memalukan! Dimana tanggung jawabku hah! Kau ini seorang pelindung! Tapi kau malah melakukan hal yang sebaliknya! Copot saja gelarmu itu! Kau tak pantas memilikinya! cih!" Ucapnya."Kau!"Leon tak memedulikan kemarahan kapten polisi itu, dia lalu bicara padaku, "Aditya! Bagaimana? Rencanaku?"Aku meregahkan pandangan di tempat kami sekarang, tempat itu benar-benar sudah kosong, selain kami tak ada orang lain lagi di sana. "Jangan khawatir, tempat ini aman! Percaya padaku! Beri dia pelajaran yang tak akan pernah dia lupakan seumur hidupnya!" Ucap Leon, dia kembali menanyakannya padaku, "Sekarang katakan, bagaimana dengan rencanaku, apa kau merasa kagum? Ayo katakan?""Hmm ya, lumayan," ucapku dengan tangan yang mengepal sempurna, sekali lagi kuhantamkan tinju pada kapten polisi itu."Oughh!" Rintih kapten polisi itu, kesakitan."Jika k

  • Pemilik Hati Sang Naga   #17. Memberikan Pelajaran!

    "Nah sekarang, kau bisa sepuasnya memukulinya, tapi jangan membunuhnya," ucap Leon."Tentu saja," aku merasa tidak sabar, tanganku rasanya sudah panas.Kami pun mendatangi kapten polisi itu setelah dia menghabiskan minumannya.Melihatku datang, Kapten polisi itu segera menyeringai, aku bisa melihat dari wajahnya yang menjijikan itu, dia masih merasakan kesakitan."Kau datang, jalang itu tidak tahu apa yang baik baginya," hinanya.Aku mengepalkan tinjuku dengan erat lalu menghantam wajahnya dengan sangat keras. Tak hanya sekali, aku melakukannya hingga kapten polisi itu tak sanggup membuka matanya lagi.Di sebelahku Leon berbisik, "Aditya jangan sampai kau membunuhnya."Aku memecahkan sebuah gelas hingga tanganku berdarah."Aditya kau! Apa yang kau lakukan, tanganmu?" Aku bisa merasakan dari suara Leon, dia mencemaskanku. Tapi aku benar-benar tidak tahan dengan tatapan orang menjijikan yang ada di hadapanku ini. Rasanya aku ingin menghabisinya saat itu juga.Aku menyodorkan pecahan g

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status