LOGINDevan dan Luna merebahkan kedua anaknya di atas ranjang mereka. Tadi kedua anaknya sudah berpesan kalau malam ini mereka ingin tidur bersama kedua orang tuanya. “Akhirnya semua orang melihat kalau mereka memang sangat mirip denganku,” gumam Luna bangga. Dia berdiri di sisi ranjang menatap kedua buah hatinya yang sedang terlelap dengan penuh rasa bangga. Devan memeluk istrinya dari belakang. “Wajah mereka cantik dan tampan, aku bangga mereka mewarisi kecantikanmu, sayang. Bulu matanya lentik seperti kamu.” Devan mengecup pipi kanan sang istri.Luna tersenyum bangga lalu berkata, “mereka tahu kalau aku berjuang mati-matian untuk mereka. Jadi mereka milih mirip aku deh,” jawab Luna.Devan terkekeh, “tapi kata orang jika anak mirip dengan salah satu wajah orang tuanya, maka cinta Mommy lebih besar dari Daddy. Tapi Daddy gak setuju istilah itu, karena cinta Daddy pada Mommy seluas samudra.”Luna terkekeh mendengarnya. Namun suara Nia membuat kedua orang tuanya bungkam.“Jadi kapan Mommy
“El, Nia. Bisa naik ke panggung gak, sayang?” Suara MC wanita terdengar sangat lembut memanggil si kembar. Keduanya yang sedang asyik bermain dengan anak-anak lain pun menoleh ke sumber suara. “Sini, sayang. Mau lihat kado dari Mommy dan Daddy, gak?” tanyanya lagi menunjuk 2 box besar yang masih tertutup kain yang tiba-tiba saja ada di panggung. Mata kedua anak kembar itu berbinar. Dengan cepat keduanya mengangguk lalu meninggalkan teman-temannya yang sedang asyik bermain. Dengan dibantu oleh suster Intan dan Ryan keduanya naik ke atas panggung. “Dimohon kesediaannya untuk pak Devan dan Bu Luna menemani Nia dan El di depan,” ucap MC pria.Devan dan Luna bergandengan tangan berjalan lurus ke depan. Mereka tak menoleh lagi ke kanan dan kekiri, dan langsung menuju ke panggung. Semua tamu undangan sudah disapa oleh mereka berdua, baik klien bisnisnya Devan, karyawan di kantor yang kebetulan punya balita, serta para tetangga mereka yang sudah mau datang meramaikan acara si kembar. Di d
Situasi kembali tenang dan si kembar kembali duduk diantara kedua orang tuanya, MC laki-laki itu kembali menyerahkan mikrofon pada Devan. “Sekarang kita dengarkan kembali ucapan selamat ulang tahun dari Pak Devan untuk El dan Nia,” ucap MC.Devan menatap kedua buah hatinya, “El, Nia.”“Yes, Dad,” keduanya kompak menoleh ke arah Devan sambil menjawab bersamaan. Gelak tawa dari tamu undangan kembali terdengar namun si kembar terlihat bingung, apa yang mereka tertawakan? “Happy Birthday ya, sayang. Semoga panjang umur, sehat selalu, jadi anak yang selalu penurut pada orang tua dan keluarga. Jadi anak baik dan selalu santun sama semua orang. Dan kurangi nakalnya.”Mendengar itu jari telunjuk kanan si kembar langsung bergerak ke kanan dan ke kiri, “kalau itu susah, Dad,” ucap El.“Ya benar. Agak susah kalau gak nakal,” Nia menimpali sambil keduanya tertawa bersama. Luna mencubit pipi keduanya dan langsung membuat mereka terdiam. “Terima kasih sudah hadir sebagai bukti betapa Daddy dan
“Wow besar sekali kuenya,” El dan Nia terlihat kagum dan bahagia. Belum pernah Mereka melihat kue sebesar ini. Tapi ternyata sang Daddy dan sang Mommy memberi kejutan indah. Ulang tahun sebelumnya dari foto yang mereka lihat kue ulang tahunnya kecil bahkan satu berdua. Tapi sekarang mereka mendapat kue ulang tahun yang bahkan tingginya lebih tinggi dari sang Daddy.“Are you happy?” tanya Luna.“Yes, Mom. I’m Verry Verry happy,” jawab El.“Nia juga sangat Happy. Makasih, Mom, Dad.” Nia memeluk Luna disusul El, lalu beralih memeluk sang Daddy dan terakhir memeluk sang nenek buyut.Nia mendongak, “tadi Nia lihat nenek pergi gak bawa kado. Kalau nenek gak kasih kado maka nenek gak boleh ikut pesta.” Ancaman dari sang bidadari membuat Nyonya Wijaya tertawa terbahak-bahak.“Bahkan pesta ini nenek yang biayain,” jawabnya berbohong.“Tapi kado ya harus,” El menimpali. “Tenang saja kalian. Nenek udah siapin kado istimewa kok,” jawabnya.El dan Nia tersenyum lebar. Keduanya sudah tak sabar bua
Isi ballroom hotel jadi gaduh dengan ketakjuban wajah kedua anak Devan dan Luna. Terlebih pada tetangganya yang sebagian percaya kalau kedua anak Devan dan Luna itu wajahnya tidak mirip dengan Luna ataupun Devan. Tapi sekarang fakta kembali menampar mereka. Kedua anak kembar ini sangat mirip dengan Luna bahkan mereka seperti kembar tiga jika El dan Nia tidak sedang tersenyum. Namun, jika senyum manis mereka mengembang di wajahnya maka terlihat jelas perpaduan wajah kedua orang tuanya ada pada si kembar. Kenapa kira-kira yang berani menuduh Luna tidak pernah melahirkan? Sementara sekarang video yang terlihat di depan mata mereka memperlihatkan Bagaimana Luna berjuang melahirkan anak-anaknya. Bahkan ada video beberapa detik memperlihatkan Devan hancur ketika istrinya berada di ruang ICU. Semua terdokumentasi dengan baik. Riuh tepuk tangan terus menggema di ruangan itu disusul dengan lampu kamera profesional para awak media membuat si kembar berulang kali memejamkan mata karena silau.
“Nah ini pengasuh dan orang kepercayaan keluarga Wijaya sudah memasuki ballroom, berarti yang kita nanti sebentar lagi akan hadir di tengah-tengah kita,” ucap salah satu MC saat suster Intan dan Bi Inem memasuki ruangan.MC tersebut sempat meeting bersama Luna beberapa kali di kediaman keluarga Wijaya. Jadi dia tahu betul kalau yang baru masuk ini adalah orang kepercayaan keluarga Wijaya dan pengasuh si kembar. Meski mereka meeting di kediaman keluarga Wijaya, mereka sama sekali tidak melihat wajah si kembar. Karena di tempat meeting tersebut tidak ada satupun foto El dan Nia yang dipasang tanpa penutup wajah. Pun di ruang tamu. Jadi dia sama penasarannya dengan yang lainnya.Banyak yang beranggapan kalau anak Luna dan Devan pasti cantik dan tampan. Karena kedua orang tuanya memiliki wajah yang sangat memikat. Tidak mungkin anak-anak itu terlahir dengan wajah yang buruk rupa. Sementara tamu yang berasal dari lingkungan perumahan tempat Devan tinggal mulai berbisik-bisik. Ada yang ya







