Share

Tak Ada Ampun

Penulis: Atieckha
last update Terakhir Diperbarui: 2025-10-13 18:40:10

Devan menyerahkan semua buktinya pada polisi. Ia menjelaskan secara detail kejadiannya kalau dirinya memukul Arkana karena tersulut emosi setelah telinganya dilempar batu. Polisi yang memutar ulang rekaman CCTV terlihat saling pandang, tak menyangka kejadian itu seburuk itu.

Dalam rekaman itu, Arkana tampak datang dengan penuh amarah, melempar batu yang ia ambil dari depan rumah Devan. Batu itu ternyata memang dibawa dari rumah Arkana sendiri, artinya perbuatan itu sudah direncanakan.

“Baik, Pak Devan. Terima kasih atas informasinya. Kami akan segera menindaklanjuti laporan Anda,” ucap salah satu polisi yang menerima laporan itu. Suaranya terdengar sungkan, karena dari bukti yang ada, jelas Arkana lebih dulu melakukan penyerangan.

Devan hanya mengangguk. “Saya tunggu kabar baiknya, Pak. Baik. Kami pamit dulu.”

Sementara Luna yang sejak tadi berdiri di samping Devan hanya mengangguk sopan. Begitu keluar dari ruang pemeriksaan, ia menatap pria itu yang tampak tenang sekali meski baru s
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci
Komen (2)
goodnovel comment avatar
Aisha
Akibat angkuh dan egoisnya...serakah lagi...hemmmm Arkana...Arkanaaa
goodnovel comment avatar
Aisha
Kasihan deeh loe..Nyonya yang jahat...mulutmu Kasih cengek biar sadar. Senjata makan tuan...sudah aq bilang sudah Arkana sadar...biarin Devan dan Luna bahagia...
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Pemuas Hasrat Atasanku   Chapter 157

    “Barusan saya sudah ke rumah Pak Devan, sudah ketemu langsung sama Nyonya Wijaya. Tapi beliau menyerahkan terkait pemilihan menunya pada calon pengantin,” ucap salah satu tim EO menemui Luna dan Devan di kantor.Luna menoleh pada Devan lalu berkata pelan, “pilih aja, Mas.”Devan justru menggeleng. “Kamu aja yang pilih, sayang. Ini pasti menu premium yang mereka punya.”Dari cara bicaranya terlihat jelas bahwa ia betul-betul percaya pada pilihan Luna. Sejak awal persiapan pernikahan, Devan tidak pernah sekalipun ikut campur soal pilihan baik dari dekorasi ataupun pemilihan busana pengantin mereka. Semua diserahkan pada pilihan Luna, seolah apa pun yang dipilih wanita itu akan selalu benar di matanya.Luna mengangguk pelan sambil membuka beberapa daftar menu yang diberikan tim EO. Ia membaca satu per satu dengan teliti. Bukan karena cerewet, tapi Luna tahu, acara ini akan menjadi sorotan banyak orang, terutama karena hubungan mereka sudah jadi bahan gosip sejak lama. Sekali salah pilih

  • Pemuas Hasrat Atasanku   Chapter 156

    TingPonsel Mayang berdering. Ada pesan masuk dari M-bankingnya. Mayang meraih ponselnya untuk melihat pesan yang masuk, dan matanya membulat saat nama Devan mentransfer jumlah fantastis.“Seratus juta?” Mulutnya menganga. Jantungnya berdebar kencang. Dia mengenal betul nama pengirimnya Devan Erlangga Putra Wijaya. Dan itu nama bosnya.Mayang buru-buru mengetik pesan yang dikirim ke Luna. Namun sayangnya, pesan yang dikirim ke Luna centang 1. Dia memutuskan untuk langsung naik ke lantai atas menuju meja kerja Luna. Awalnya Mayang sempat tertegun melihat sosok pria asing di meja kerja Luna, namun akhirnya ia teringat dengan informasi yang ia dengar tadi kalau Devan sudah mendapatkan sekretaris baru. “Permisi, Bu Luna di mana?” tanya Mayang. “Selamat pagi, Bu.” Ryan berdiri menyapa Mayang, “Bu Luna, meja kerjanya pindah ke ruangan Pak Devan. Apa ibu mau menemui beliau?” tanya Ryan.Suara intercom di meja kerja sekretaris terdengar. Ryan mengangkatnya dan mendengar perintah dari Deva

  • Pemuas Hasrat Atasanku   Chapter 155

    “Siapa kira-kira yang menyebarkan unggahan kita di grup?” tanya wanita berambut pendek itu.“Apa mungkin Bu Mayang?” celetuk yang lainnya.“Nah iya. Bisa jadi dia yang ngomong sama sahabatnya. Aku gak ikhlas hanya karena unggahan itu kita dipecat. Pokoknya kita harus temui Bu Mayang sekarang. Dia harus bertanggung jawab mengembalikan pekerjaan kita!” Seru yang lainnya. Mereka sama sekali tidak merasa bersalah kalau yang mereka lakukan itu salah.Mereka semua pun mengangguk setuju dan langsung menuju divisi keuangan untuk menemui Mayang. Mereka gak akan tinggal diam kalau sampai dugaan mereka benar.“Bu Mayang!” Seru salah satu dari mereka. Lebih tepatnya orang yang memprovokasi masalah tersebut dan menyebarkan foto tentang Devan di grup mereka.Mayang mendongak, “bisa gak adabnya digunakan kalau masuk ruangan divisi lain?” tegurnya. Beberapa orang yang berada di divisi keuangan menoleh ke arah Mayang yang sedang di serbu 4 orang karyawan Wijaya Group. “Sudahlah jangan basa-basi. Puas

  • Pemuas Hasrat Atasanku   Chapter 154

    Berita tentang Luna dan Devan sudah tersebar di grup yang di dalamnya tidak ada Devan dan Luna. Bahkan beberapa petinggi yang dianggap dekat dengan Devan juga tidak ada dalam grup tersebut. Sementara Mayang ada di sana dan melihat salah satu rekan kerjanya mengirim foto Luna dan Devan saat bergandengan tangan di restoran.Mayang segera mengirim foto itu kepada Luna melalui pesan singkat.“Luna, anak-anak di kantor mulai gaduh ngomongin kamu dan Pak Devan. Katanya ada yang melihat kamu di restoran barusna. Ribut banget mereka, Lun. Bahkan ada yang berani memprovokasi obrolan dan menuduh Pak Devan menjadi penyebab perceraianmu dengan si brengsek Arkana.”Luna tertegun membaca isi pesan yang Mayang kirim. Bahkan fotonya dan Devan diambil dari arah samping dan belakang. Siapa pelakunya? Kenapa Luna tidak menyadari itu? pikirnya. Wajahnya yang tadi berseri mendadak menjadi muram.Devan yang menyadari itu langsung bertanya pada Luna, “ada apa, sayang?”Luna tak menjawab namun dia menyerahka

  • Pemuas Hasrat Atasanku   Chapter 153

    “Sayang, kamu kenapa?” tanya Devan. Luna bergerak gelisah di kursi penumpang persis di samping Devan. Pria itu hanya takut kalau Luna mual lagi.Luna menoleh lalu berkata, “setelah tahu hamil, aku jadi kayak takut bergerak, sayang,” jawab Luna. Bisa hamil anak kembar seperti jackpot terbesar dalam hidup Luna. Dia yang selama ini mengira kalau dirinya benar-benar mandul, tapi sekarang semua terpatahkan dengan dua janin kembar yang sedang berkembang di dalam rahimnya. “Dokter kan bilang kandunganmu kuat. Asal tetap ikuti saran dokter aku yakin semuanya aman kok, sayang. Anak kita pasti sehat di dalam sini,” jawabnya mengusap perut Luna. Dia ingin memberi keyakinan pada Luna kalau semuanya akan baik-baik saja. Luna mengangguk sambil tersenyum. Senyum manis yang selalu berhasil membuat Devan mabuk kepayang.Mobil pun melaju dengan kecepatan sedang menuju ke restoran yang dimaksud. Luna masih bisa menggunakan mini dress miliknya, hanya bagian dadanya saja yang tampak sedikit ketat. Semen

  • Pemuas Hasrat Atasanku   Chapter 152

    “Apa itu, Mas?” tanya Luna.“Orang butik bawain kado yang kita pesan buat nenek.”Devan meletakan box beludru berwarna biru tua di atas meja sofa, namun ada box beludru berwarna merah marun yang masih ia pegang dan diserahkan pada Luna.“Ini untuk Mommy,” ucap Devan.“Loh kok aku, Mas? Kan yang ulang tahun nenek.” “Ini hadiah untukmu, sayang. Karena hari ini aku hampir mati berdiri setelah mendengar kamu nyaris tertabrak mobil dan dilarikan ke rumah sakit. Setelah itu, aku justru mendapatkan kabar baik yang bahkan sebelumnya tak berani aku khayalkan.”Ucapan Devan membuat mata Luna berkaca-kaca. Tuhan sangat baik pada mereka berdua, sesuatu yang nyaris saja tidak berani mereka khayalkan, tapi kini benar-benar tumbuh di rahim Luna.Melihat Luna hanya diam, Devan kembali buka suara, “Bukalah, sayang.”Devan menyerahkan box itu kepada Luna. Setelah Luna membukanya ternyata di dalam box itu berisi sebuah jam tangan mewah yang ada berliannya. “Wow cantik banget,” puji Luna. Jam itu berwa

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status