Share

Tak Pernah Bosan

Penulis: Atieckha
last update Terakhir Diperbarui: 2025-09-23 17:56:31

“Wangi tubuhmu saja sudah membuatku tak bisa tenang, Lun. Arkana sepertinya buta soal wanita,” gumam Devan.

“Jangan sebut nama dia lagi, Pak. Saya tak ingin mengingatnya. Kesalahan terbesar dalam hidup saya adalah menikah dengannya. Lepas dari ibu tiri yang kejam, saya justru terperangkap pada lelaki yang takunya hati nurani,” sahut Luna.

Pokoknya semua tentang Arkana membuat darahnya mendidih.

Devan memilih diam, namun bibirnya mencium bibir Luna penuh nafsu. Lidahnya terus membelit lidah wanita itu. Tangannya masih menahan tengkuk Luna, sementara tangan Luna terus memanjakan milk pria itu.

“Paaaaaaaak,” desahan kecil mulai keluar dari bibirnya. Kegiatan panas ini tak pernah absen mereka lakukan, bukannya bosan, mereka justru semakin ketagihan. Bercinta dengan wanita yang sudah mengambil penuh hatinya, membuat Devan merasa menjadi lelaki paling beruntung di dunia ini.

Sementara Luna, mulai merasakan getaran aneh setiap kali berada di samping pria ini. Terkadang dia pun heran, kenap
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci
Komen (2)
goodnovel comment avatar
Aisha
Amel...Amelll...kamu uda salah mau gk susah...jadi kasihan lagi hamil...skrg kamu d perlakukan sama Arkana dan Ibu Yuli...dendam gk akan sembuh penyakit hati.
goodnovel comment avatar
Aisha
Devan sama Luna kenapa gk nikah aza...nikah Siri...biar gk nambah Dosa. Devan juga sudah suka sama Luna...mau apa lagi.
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Pemuas Hasrat Atasanku    Ciuman Panas Pelepas Rindu

    “Tapi yang ini harganya cukup mahal, Tuan,” ucap penjaga butik perhiasan itu sambil menunjuk etalase.“Tidak masalah. Asal bagus, dan saya suka dia memakainya, akan saya bayar,” jawab Devan tanpa keraguan sama sekali. Matanya tak lepas dari perhiasan yang berkilau. Ia lalu melirik satu set perhiasan blue safir yang menarik perhatiannya. “Ini namanya Blue Sapphire, kan?” tanyanya.“Iya, benar Tuan. Kalau Anda mau lihat, saya ambilkan dulu,” balas pegawai butik itu sambil mengambil kunci kecil dari saku seragamnya.“Ya, saya mau melihatnya juga. Tapi yang ini sudah pasti saya beli,” ucap Devan sambil menunjuk pada satu set berlian berukuran kecil. Ia sengaja memilih yang bisa dipakai Luna sehari-hari, bukan hanya untuk acara besar.“Baik, Tuan.” Pegawai itu segera membungkuk sedikit, lalu bergegas membuka etalase tempat perhiasan Blue Sapphire itu dipajang. Dengan hati-hati, ia mengeluarkan kotak beludru biru tua yang berisi satu set perhiasan mewah. Ia meletakkannya di atas nampan keci

  • Pemuas Hasrat Atasanku    Kado untuk Luna

    “Kamu ini gimana sih? Harusnya kamu bisa menahan Devan dong untuk tidak pergi. Kalau kayak gini, di mana kita cari uang untuk membayar utangnya?” teriak wanita berusia senja itu sambil menatap penuh amarah ke arah cucu, anak dan menantunya. Suaranya serak karena terlalu sering meninggikan kalimat yang ia ucapkan, bahkan amarahnya tidak berkurang sedikit pun. Tangannya gemetar, menunjuk ke arah mereka dengan marah.Di sisi lain, wanita yang hampir dijodohkan dengan Devan itu hanya bisa menunduk lesu. Tidak ada kata-kata yang sanggup ia keluarkan untuk membela diri. Hatinya terasa diremas tangan tak kasat mata. Antara rasa malu, kecewa, sekaligus marah karena semua kesalahan kini ditumpahkan padanya. Dirinya harus menanggung amarah dari sang nenek akibat penolakan Devan. Suara sang nenek kembali melengking sambil menatap ke arah.“Kamu lagi! Harusnya kamu itu lebih agresif buat ngejar dia, bukan malah pacaran sama laki-laki miskin itu. Sekarang siapa yang akan melunasi hutang keluarga

  • Pemuas Hasrat Atasanku    Mencintai Wanita Lain

    “Jangan permainkan keluarga kami seperti ini, Devan,” ucap nenek dari pihak perempuan dengan wajah tegang.Devan menggeleng pelan, matanya menatap lurus ke arah pihak perempuan. “Saya tidak pernah mempermainkan siapa pun. Saya hanya ingin mencoba bahagia dengan pilihan saya sendiri. Sekarang sudah saatnya kami bahagia dengan orang-orang yang kami cintai. Sudah tidak zaman lagi untuk menjodohkan seperti ini. Saya harap nenek dan semua yang ada di sini bisa memaklumi keputusan saya,” jawab Devan.Di seberangnya, wanita yang akan dijodohkan dengannya menunduk. Seharusnya dia merasa lega karena akhirnya semua ini berakhir tanpa harus berpura-pura lagi untuk mau dijodohkan dengan orang yang tidak ia cintai. Namun anehnya, ada rasa asing yang muncul di hatinya. Penolakan Devan yang diucapkan terang-terangan di depan keluarganya justru membuat dadanya sesak seperti diremas tangan tak kasat mata. Hatinya gelisah, seperti ada sesal yang tak bisa ia ungkapkan dengan kata-kata.Ingat tanya pun

  • Pemuas Hasrat Atasanku    Bicaralah

    “Kenapa kamu seolah tidak setuju dengan rencana awal yang sudah kita sepakati?” Nenek dari pihak wanita kembali berujar pada sahabatnya. Wajahnya menegang, garis halus di keningnya makin jelas. Kalimat yang keluar dari mulutnya berubah penuh amarah, seolah ingin menegaskan bahwa dia benar-benar merasa dipermainkan jika sampai keluarga Wijaya membatalkan niat perjodohan ini. Ia merasa sahabatnya, yang sudah sama-sama melewati masa muda hingga menua, sedang mengkhianati kesepakatan lama mereka. Bagi dia, perjodohan cucunya dengan Devan bukan hanya tentang janji keluarga, tapi juga tentang harapan terakhir yang bisa ia pegang di sisa hidupnya. Kalau sampai Devan tidak jadi menikahi cucunya, bagaimana mereka akan membayar hutang keluarga yang sudah menghimpit? Hanya Devan satu-satunya jalan untuk menyelamatkan keluarga mereka dari kebangkrutan. Tapi sekarang, justru kenyataan lain yang ia lihat di depan matanya.“Aku tidak bilang begitu. Bahkan aku belum bilang apa-apa,” jawab Nyonya

  • Pemuas Hasrat Atasanku    Keputusan

    “Ini semua gara-gara nenek. Kan kita jadi telat datangnya, nenek sih pakai dandan segala, padahal gitu-gitu aja.” Mulut Devan, kalau dia lagi dekat neneknya memang tak bisa diem, ada saja yang bikin neneknya naik darah. Bahkan kini sang uncle memukul lengan Devan.Bug“Kamu ini ya, Dev, kapan akurnya sama nenek?” Tanyanya.Devan terkekeh. Sang nenek yang sudah berjalan di depannya menoleh pada Devan.“Biarin saja, kita nikahkan paksa dia hari ini, biar kapok.”Bukannya takut dengan ancaman itu, Devan malah tergelak. Sementara pihak perempuan sudah menunggu di sana. Mereka sengaja menyewa restoran ini untuk pertemuan keluarga, bahkan neneknya dari pihak wanita juga ikut duduk di kursi rodanya. Tapi tekad Devan tak berubah, dia harus menolak perjodohan ini. Hanya Luna yang boleh menjadi istrinya. “Hay Wijaya, apa kabarmu. Aku sangat merindukanmu.” Neneknya si pihak wanita menyapa neneknya Devan. Devan memperhatikan wajahnya tidak seperti orang sakit keras, hanya saja memang duduk di a

  • Pemuas Hasrat Atasanku    Demi Kamu

    (Aku tidak bisa berpura-pura untuk melanjutkan perjodohan ini. Aku tidak mau mengorbankan waktuku hanya untuk kebahagiaan orang lain. Kamu pernah menolakku, dan sekarang aku sudah punya pilihan sendiri. Jadi kumohon urusan menyenangkan hati keluargamu itu menjadi urusanmu, jangan bawa-bawa aku dan keluargaku lagi.)Pesan itu langsung dikirim Devan. Tangannya mantap menekan tombol kirim. Dia tahu konsekuensinya tidak akan mudah. Beberapa waktu lalu dia dan wanita itu memang sempat sepakat berpura-pura melanjutkan perjodohan ini demi menenangkan keluarga masing-masing. Tapi semakin ke sini Devan merasa dirinya yang paling dirugikan. Dia menanggung beban berat di pundaknya, sementara pihak wanita seolah punya jalan pintas menjeratnya dengan alasan permintaan terakhir neneknya.(Tapi, Dev. Kamu sudah janji akan berpura-pura menerima perjodohan ini. Bagaimana kalau nenekku kenapa-napa? Ini permintaan terakhir beliau. Minimal kita setuju dulu, kelanjutannya kita bisa pikirkan nanti).Devan

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status