Beranda / Romansa / Pemuas Hasrat Liar Tuan Mudaku / Bab 54. Ciumanmu Menggoda!

Share

Bab 54. Ciumanmu Menggoda!

Penulis: Kak Gojo
last update Terakhir Diperbarui: 2025-02-09 20:00:08

Bryan segera memejamkan matanya kembali saat Nina sudah semakin dekat dengannya. Bryan berpura-pura, seolah dirinya masih belum sadar. Ia ingin mendengar kalimat-kalimat yang akan Nina katakan selanjutnya.

Nina pun kembali duduk di samping ranjang Bryan. Kini Nina sudah tidak menangis lagi. Dirinya telah pasrah dengan keadaan. Ia hanya berharap agar Bryan segera sadarkan diri.

‘Ayo dong, Nina. Bicara lagi. Aku mau mendengar suaramu,’ batin Bryan.

‘Aku harus ngapain ya, biar Tuan Bryan cepat sadar. Apa aku nyanyi saja? Siapa tau dengan begitu dia segera terbangun,’ pikir Nina dalam hati.

Sejenak Nina mengambil napas. Dan ia pun kembali berbicara.

Tiba-tiba saja, Bryan mendengar Nina sedang menyanyikan lagu untuknya.

Ada berondong muda~

Tebar-tebar pesona~

Sukanya daun muda~

Dia lupa dosanya~

Berondong-berondong muda~

Jelalatan cari mang

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Pemuas Hasrat Liar Tuan Mudaku   [S-2] Bab 47. Digoda Janda

    Betapa bahagianya Brianna, Cattleya, Khaylila, Jonathan, dan anak-anak tetangga yang lain melihat Bryan berada di rumah Paul Lawrence (nama kakek Bryan). Keempat anak kecil itu langsung memeluk sang ayah erat-erat.“Akhirnya Papa datang juga menemui kami. Kami capek tau nungguin Papa tiap hari! Kenapa Papa datangnya lama sekali?” celetuk Brianna.“Maafin Papa ya. Soalnya Papa banyak kerjaan di Jakarta, makanya Papa baru sempat berkunjung ke sini,” sahut Bryan sembari melepaskan pelukannya dari anak-anaknya.“Terus Mama mana, Pa? Kok Papa doang yang ke sini?” tanya Jonathan.Bryan tersenyum tipis kepada anak bungsunya. “Mama kamu gak bisa datang ke sini untuk sekarang. Maaf ya, sayang. Tapi Mama bakalan mengunjungi kalian juga kok.”“Mama emangnya ada di mana, Pa? Mama ada di rumah aja, kan?” timpal Cattleya ikut bertanya.Bryan mengangguk pelan. “Iya, sayang. Mama kamu ada di

  • Pemuas Hasrat Liar Tuan Mudaku   [S-2] Bab 46. Si Bucin Galau

    Berhubung hari sudah gelap dan cuaca tidak memungkinkan untuk melakukan penerbangan. Fredrinn dan Bryan akhirnya memutuskan untuk berangkat ke Malaysia di hari esok.Sembari menghabiskan malam, Fredrinn mengajak Bryan mengunjungi sebuah coffe shop di pusat kota.“Huãn yíng. Nà nĭmen xiăng hé shénme ne?” tanya pelayan.“Wŏ diănle liăng bēi nóngsuõ kăfēi,” jawab Fredrinn.Bryan hanya diam. Tak paham dengan percakapan mereka. “Apa artinya, Pa?” tanyanya penasaran.“Papa memesan dua gelas kopi espresso,” jawab Fredrinn singkat.Bryan mengangguk pelan. “Ouhh. Kok Papa bisa bahasa Mandarin?”“Karena belajar, Bry! Papa sudah menguasai bahasa ini semenjak Papa kuliah. Papa bahkan menguasai bahasa yang lain, seperti Prancis, Rusia, Jepang, dan Korea.”“Woah! Daebak! Papa hebat sekali. Semenjak kuliah sudah mengu

  • Pemuas Hasrat Liar Tuan Mudaku   [S-2] Bab 45. Fredrinn Murka

    “Maaf mengganggu waktunya, Pak. Saya cuman mau ngasih tau kalau Tuan Bryan sudah lima hari tidak pulang-pulang ke rumah. Saya sudah coba menghubungi nomor Tuan Bryan tapi tidak aktif. Saya juga sudah nelpon ke kantor, tapi mereka juga bilangnya Tuan Bryan selama lima hari ini tidak pernah datang ke kantor.”Karena cemas Bryan tidak pulang-pulang dan tidak ada kabar, Bi Ilis memutuskan untuk menghubungi Fredrinn. Mungkin saja Fredrinn tau di mana keberadaan Bryan.Di seberang sana, Fredrinn terkejut. Seakan tidak percaya dengan apa yang disampaikan oleh Bi Ilis. “Yang benar saja? Apa Bryan tidak meninggalkan pesan apa-apa ke orang rumah? Mungkin dia keluar kota untuk liburan atau apa gitu?”“Tidak, Pak Fredrinn. Tuan tidak berkabar sama sekali ke kami. Sebelum Tuan Bryan menghilang begini, sikap Tuan Bryan kelihatan seperti orang ketakutan. Tuan Bryan bahkan menyuruh kami agar mengunci pagar dan semua pintu di rumah. Tuan Bryan juga

  • Pemuas Hasrat Liar Tuan Mudaku   [S-2] Bab 44. Melarikan Diri

    Sampai malam tiba, Bryan masih belum berani keluar dari kamarnya. Dia begitu cemas seperti orang ketakutan. Rasa lapar yang dia rasakan sekarang tidak sebanding dengan rasa takutnya. Bryan berpikir keras agar dirinya tidak dicurigai oleh polisi. Bryan kembali mengingat-ingat saat dirinya melakukan pembunuhan brutal itu. Dia takut apabila ada saksi mata yang tak sengaja melihatnya, entah saat memotong tubuh Alex di gedung tua itu ataupun saat melemparkan potongan tubuh Alex dan Melissa di sungai.“Seingatku tidak ada yang melihat, karena saat itu langit masih gelap dan kondisi sekitar tampak sepi,” gumam Bryan, berusaha meyakinkan diri sendiri.Setelahnya, Bryan kembali diserang oleh rasa takut dan pikiran buruknya. “Tapi bagaimana dengan bukti yang lain? Aku masih tidak yakin apakah aku sudah menghilangkan jejakku sepenuhnya di lokasi pembunuhan itu? Lantai villa memang sudah ku bersihkan, begitupun dinding dan yang lainnya. Tapi bagaimana dengan sidi

  • Pemuas Hasrat Liar Tuan Mudaku   [S-2] Bab 43. Kedatangan Polisi

    Langkah Bryan terpaku saat melihat dua orang polisi sedang berdiri menunggunya di depan ruangan rapat.“Ada yang bisa saya bantu?” ucap Bryan yang membuat kedua polisi itu menoleh ke sumber suara.Polisi itu tersenyum. “Pak Bryan.”“Iya. Apa yang ingin Anda bicarakan kepada saya?” tanya Bryan dengan perasaan gugup. Namun dia menyembunyikan rasa gugup itu dengan bersikap biasa saja.“Jika Bapak berkenan untuk meluangkan waktu. Ada beberapa hal yang ingin kami tanyakan kepada Bapak.”“Mengenai apa?”“Apa benar Saudari Melissa Novya pernah bekerja di sini?” tanya polisi.Tentu saja Bryan mengangguk. “Benar.”Mendengar nama Melissa membuat hati Bryan was-was. Bryan lalu menyuruh kedua polisi itu agar membicarakan hal ini di ruangan kerja pribadinya agar tidak terdengar oleh orang lain.Polisi itu kembali berbicara setelah mereka telah masuk k

  • Pemuas Hasrat Liar Tuan Mudaku   [S-2] Bab 42. Apa Ini Karma?

    “Kenapa kamu tidak bilang kalau cucu-cucu ibu pergi ke Malaysia?” Aliyah terkejut saat berkunjung ke rumah Bryan. Niat hati ingin melepas rindu dengan keempat cucunya. Namun yang didapatinya hanya Bryan di rumah.“Maaf, Bu. Aku lupa mengabari ibu.” Bryan mempersilakan Aliyah dan Rozaq untuk duduk, tetapi kedua mertuanya itu tetap berdiri sembari mencari keberadaan anaknya.“Lalu di mana Nina? Kenapa Nina juga tidak kelihatan?” tanya Rozaq bingung.“Nina juga berangkat, Pak.”“Ke mana?”“Amerika,” jawab Bryan singkat.Rozaq semakin dibuat bingung lagi. “Buat apa Nina pergi ke Amerika? Dan sejak kapan dia berangkatnya?”“Nina baru saja pergi pagi tadi, Pak. Bersama dengan Papa.”“Untuk apa? Apa yang Nina lakukan di Amerika?” tanya Aliyah penasaran karena pertanyaan Rozaq tidak terjawab.Bryan merasa ragu untuk mengat

  • Pemuas Hasrat Liar Tuan Mudaku   [S-2] Bab 41. Berpisah Lagi

    “Papa?” Bryan terkejut saat melihat Fredrinn saat ini berada di rumahnya dan duduk di ruang tengah. “Sejak kapan Papa ada di sini? Kok Papa tidak menghubungi aku dulu sebelum ke sini?”“Apa menghubungimu itu wajib? Lagian apa salahnya Papa mengunjungi rumah sendiri?”“Ini rumahku, Pa,” jawab Bryan.“Ya. Maksud Papa rumah kamu. Tapi tetap saja dulu ini adalah rumah Papa,” ucap Fredrinn lagi. Dia kemudian dengan santainya menikmati secangkir kopi susu yang tadi dibuatkan oleh Bi Cholifah.Tidak ingin berbasa-basi, Bryan kembali bertanya. “Jadi apa yang Papa ingin sampaikan? Pasti ada sesuatu yang penting sehingga Papa rela jauh-jauh terbang dari Malaysia demi menemuiku.”Fredrinn menarik napas panjang sebelum berbicara. “Ini sudah sebulan, Bryan. Sampai kapan Papa harus menjaga anak-anak kamu? Bukannya Papa keberatan. Tapi setiap hari mereka mencari-cari kamu dan ibunya. Me

  • Pemuas Hasrat Liar Tuan Mudaku   [S-2] Bab 40. Trauma Baru

    Bryan kembali ke rumah setelah selesai memberi makan buaya di sungai. Semua potongan tubuh sudah lenyap tak bersisa dilahap habis oleh kumpulan buaya yang kelaparan. Karena hari telah terang, Bryan berjalan masuk ke dalam rumah mengendap-endap, takut apabila ada pembantu yang melihatnya berpakaian penuh dengan lumuran darah.Bryan bernapas lega ketika sudah berada di dalam kamar. “Huft… untunglah mereka semua masih tertidur,” ucapnya.Bryan menutup pintu kamar dan melihat Nina yang ternyata sudah terbangun. Nina melihat Bryan dengan pancaran mata yang takut. Apalagi dia melihat Bryan dengan baju yang penuh darah dan bau amis yang menyengat. Juga terdapat pistol di dalam saku jaketnya. Membuat Nina semakin merinding.Bryan juga yang kalah terkejutnya saat melihat Nina yang ternyata tidak tidur. “Nina? K-kamu sudah bangun?”Nina tidak menjawab pertanyaan Bryan. Dia masih melemparkan tatapan takutnya. Hatinya gugup setengah mat

  • Pemuas Hasrat Liar Tuan Mudaku   [S-2] Bab 39. Menyesal? Atau Puas?

    Tatapan Bryan sama sekali tak teralihkan. Matanya fokus menatap wajah Melissa yang berakting layaknya wanita baik-baik. “Dasar manipulatif. Aku tidak akan goyah walaupun kau menangis darah.”Melihat gelagat Bryan yang semakin mencekam membuat Melissa langsung berlutut di hadapan Bryan. “A-aku sebenarnya adalah korban. Aku tidak punya niatan untuk menyakiti istrimu, Bry. Ini semua ulah Alex. Dia yang menyusun rencana gila ini. Dia ingin membalaskan dendamnya padamu. Katanya, kau dulu pernah meniduri pacarnya. Dan dia ingin membuat kau merasakan sakit hati yang sama sepertinya dulu. Makanya dia meniduri istrimu.”Pengakuan Melissa membuat Bryan tertegun. Seolah tak percaya. Ternyata Nina tidak hanya diperkosa oleh lima anak buah Alex. Tetapi Alex juga ikut serta menikmati tubuh istrinya. Bryan berkacak pinggang. Emosinya memuncak. Amarah semakin menutupi hati nuraninya yang sebenarnya sudah mengikis.Bryan menarik napas panjang. Sementara M

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status