Share

Bab 6

Penulis: Charles Fariz
Citra berkata dengan tampang dingin, "Arif, yang dibilang Riko itu cuma omong kosong. Kalau kamu berani memikirkannya, aku akan habisi kamu!"

Arif merasa agak malu. Tidak semua orang mampu menghadapi temperamen Citra yang berapi-api.

"Citra, Riko itu sahabatku! Mana mungkin aku menyetujui hal konyol seperti itu!"

Raut wajah Citra sedikit melunak setelah mendengar jawaban Arif. Namun, dia tetap berujar dengan kesal, "Riko sangat keras kepala. Kalau dia ungkit soal anak lagi ke kamu, kamu juga nggak boleh setuju!"

Arif diam-diam merasa iri pada Riko. Meskipun pemarah, Citra benar-benar setia pada Riko. Biarpun Riko tidak bisa tidur dengannya, dia juga tidak keberatan. Wanita sebaik ini sangatlah langka.

Arif menasihati, "Citra, mau aku setujui permintaan Riko atau nggak, itu nggak penting. Kalian berdua perlu selesaikan sendiri masalah kalian."

Citra bukanlah orang yang tidak masuk akal. Melihat Arif benar-benar tidak berniat menyetujui permintaan Riko, dia juga menyadari bahwa nada bicaranya agak kasar. Dia pun melunakkan sikapnya.

"Kak Arif, maaf sudah libatkan kamu dalam hal yang memalukan ini. Lain hari, aku akan masakkan beberapa makanan enak, biar Riko dan kamu bisa minum-minum dengan puas."

Bibir Arif pun berkedut. Dia tidak berani minum-minum dengan Riko lagi. Setelah mabuk, Riko pasti akan mencoba membujuknya untuk menghamili Citra. Dia tidak mampu menghadapi situasi seperti itu.

"Kita bicarakan saja lagi masalah minum-minum lain kali. Citra, jagalah Riko dengan baik. Aku pulang dulu."

Setelah itu, Arif berbalik dan meninggalkan rumah Riko. Dia berencana untuk menunggu sampai Riko sadar, lalu berbicara baik-baik dengannya. Dia harus mencari tahu kebenaran tentang malam pernikahan Seno.

Saat ini, yang terpenting adalah melunasi utang Melati. Melati berutang 100 juta kepada Agus dan batas waktu pelunasannya lusa. Jika Arif tidak dapat melunasi utang itu, rumah Melati akan diambil alih oleh Agus. Dia harus segera mengumpulkan uangnya!

Ladang yang dimiliki Arif hanya seluas 2.000 meter persegi. Hasil panennya hanya cukup untuk menghidupi dirinya. Untuk mendapatkan uang, dia hanya bisa mengumpulkan hasil panen dari hutan.

Ilmu langka yang diberikan siluman wanita kepadanya mencakup buku ilmu pengobatan dan rahasia ilmu bela diri. Di antaranya, terdapat sebuah teknik yang disebut Teknik Seribu Kehidupan di dalam buku ilmu pengobatan. Teknik itu dapat merangsang pertumbuhan segala sesuatu.

Jauh di dalam Gunung Pinus belakang desa, tumbuh banyak jamur pinus. Jamur pinus sangat berharga. Di kota kecil dekat desa, ada sebuah restoran mewah yang menu andalannya terbuat dari jamur pinus. Harga semangkuk kecil sup jamur pinus saja sudah mencapai 600 ribu.

Sayangnya, ada babi hutan yang berkeliaran di pegunungan dalam. Mereka akan menyerang siapa pun yang mereka lihat, yang mana membuat mereka sangat berbahaya.

Jamur pinus di gunung juga tidak punya waktu untuk tumbuh sebelum dihancurkan oleh babi hutan. Sekalipun Arif mempertaruhkan nyawa untuk mengumpulkan jamur pinus, jamur pinus yang dikumpulkannya juga tidak akan cukup untuk membuat seporsi makanan.

Namun, situasi sekarang sudah berbeda. Arif telah menguasai Teknik Seribu Kehidupan. Dia dapat mengumpulkan beberapa spora jamur pinus, lalu mencoba merangsang pertumbuhannya. Jika berhasil, dia bisa menjual jamur pinus itu di restoran besar di kota dan menghasilkan uang!

Setelah berpikir demikian, Arif pulang untuk mengambil keranjang bambu dan mendaki Gunung Pinus.

...

Setengah jam kemudian, Arif tiba di area hutan pinus dalam Gunung Pinus. Pohon-pohon pinus yang tinggi menghalangi sinar matahari. Tanahnya dipenuhi jejak kaki babi hutan yang berantakan, sedangkan aroma liar yang samar memenuhi udara.

"Grr! Grr!"

Baru saja Arif memasuki area hutan pinus, sudah terdengar suara babi hutan. Dia mengamati dengan saksama dan melihat seekor babi hutan berdiri sekitar tiga puluh meter di depan!

Babi hutan itu menggunakan hidung panjangnya untuk menyeruduk tanah yang dipenuhi spora jamur pinus berwarna putih yang hanya seukuran kuku jari. Alhasil, jamur pinus yang baru mulai tumbuh sudah langsung hancur.

Arif merasa sangat sayang. Binatang terkutuk itu telah menghancurkan jamur pinusnya! Namun, dia juga tidak bertindak gegabah.

Babi hutan itu memiliki tubuh yang kuat dan dapat menjatuhkan seekor beruang hitam. Sementara itu, taringnya yang tajam dapat menembus perut harimau.

Meskipun memiliki energi spiritual, Arif tidak tahu seberapa efektifnya energi spiritual itu. Jadi, dia tidak berani menghadapi babi hutan itu secara langsung. Dia perlu menemukan cara untuk mengalihkan perhatiannya.

Arif melirik ke sekeliling, lalu mengambil sebuah batu dari tanah dan melemparkannya ke depan.

"Duk!"

Batu itu mendarat dengan bunyi gedebuk dan menarik perhatian babi hutan itu. Ia pun segera menerjang ke arah datangnya suara.

Arif tersenyum puas. Setelah memastikan tidak ada babi hutan lain di sekitar, dia baru mencari jamur pinus dengan tenang. Ada cukup banyak jamur pinus di sini, tetapi hampir semuanya telah dihancurkan oleh babi hutan sehingga tidak layak dipanen.

Arif menghela napas dan mulai mencari dengan hati-hati. Dia tetap mewaspadai gerakan di sekitarnya untuk menghindari bertemu dengan babi hutan. Setelah memetik dan memilah selama lebih dari satu jam, dia akhirnya mengisi penuh keranjang bambu itu dengan spora jamur pinus seukuran kacang kedelai.

Batas waktu pelunasan utangnya hanya tinggal dua hari lagi. Arif harus segera pulang untuk merangsang pertumbuhannya.

Arif menyeka keringat tipis di dahinya, lalu menuruni gunung dengan memikul keranjang bambu.

...

"Srrr!"

Baru saja Arif mencapai hutan di tengah gunung, tiba-tiba terdengar suara air yang samar. Dia menoleh dengan waspada dan matanya langsung terbelalak. Di antara semak-semak di samping, terlihat seorang perempuan yang sedang berjongkok!

Arif pun menahan napas. Wanita itu sedang buang air kecil!

Setelah beberapa saat, perempuan itu bersiap-siap untuk memakai celananya. Adegan yang mendebarkan ini hampir membuat Arif mimisan!

"Grr! Grr!"

Saat Arif sedang menyaksikan pemandangan dengan penuh perhatian, tiba-tiba terdengar suara babi hutan dari balik pohon.

Arif mengamati dengan saksama dan melihat beberapa spora jamur pinus tumbuh di tanah di belakang wanita itu. Seekor babi hutan telah melahap jamur pinus di kejauhan. Sekarang, ia salah mengira bokong wanita itu sebagai jamur pinus raksasa. Jadi, ia pun menerjang ke arah si wanita!

Mendengar suara babi hutan, wanita itu berbalik dan bertemu pandang dengan mata ganasnya. Dia begitu ketakutan hingga pikirannya kosong. Dia tetap berjongkok di atas tanah dan lupa untuk bereaksi.

Dalam sekejap, babi hutan itu sudah tiba di belakang si wanita dan langsung menyeruduknya. Pada saat ini, ritsleting celana wanita itu masih terbuka. Tubuhnya yang seksi pun tersungkur di atas tanah. Wajahnya pucat pasi karena ketakutan. "Aduh!"

Arif akhirnya melihat jelas wajah wanita itu. Bukankah itu Rini Budiman, si janda cantik desa mereka?

Rini, Melati, dan Citra dikenal sebagai tiga wanita tercantik Desa Sukasari. Rini terkenal karena kakinya yang jenjang. Usianya sudah 27 tahun, tetapi tubuhnya yang seksi dan wajahnya yang menawan membuatnya terlihat seperti wanita muda berusia awal 20-an tahun.

Arif mengerutkan keningnya dalam-dalam. Berat babi hutan ini setidaknya 150 kilogram. Dinilai dari perawakan Rini yang lemah dan lembut, babi hutan itu pasti bisa menghancurkannya dengan mudah.

Akan sangat disayangkan jika wanita secantik ini dibunuh oleh babi hutan. Hanya saja, meskipun memiliki energi spiritual, Arif tidak yakin apakah dia mampu mengusir babi hutan itu.

Pada saat ini, bibir Rini sudah pucat pasi karena ketakutan. Seluruh tubuhnya gemetar dan dia tidak berani bergerak. Babi hutan yang kekar itu menerjang ke arah Rini. Taringnya yang panjang teracung ke arah "jamur pinus putih" milik Rini.

Berhubung ada nyawa yang dipertaruhkan, Arif tak lagi ragu. Dia mengambil batu dari tanah dan melemparkannya sekuat tenaga ke arah babi hutan.

Aura keemasan pucat menyelimuti batu itu. Batu itu menghantam perut babi hutan yang besar dan berotot itu.

"Urk!"

Tubuh babi hutan yang besar itu pun bergetar. Ia mengeluarkan suara kesakitan yang memekakkan telinga. Luka seukuran mangkuk besar muncul di permukaan tubuhnya dan darah mulai menetes keluar dari luka itu.

Babi hutan itu tidak berhenti mengeluarkan suara kesakitan, sedangkan mata hijaunya yang seperti manik-manik dipenuhi ketakutan saat menatap Arif. Ia tak berani menyerang Rini lagi dan melarikan diri ke arah lain.

Arif menatap tangannya dengan takjub. Dia tak menyangka dirinya mampu melukai babi hutan berkulit tebal itu dari jarak sejauh ini. Sepertinya, dengan adanya energi spiritual untuk melindungi diri, dia tidak perlu takut lagi pada babi hutan saat mengumpulkan jamur pinus di pegunungan!

Arif menghela napas lega dan bergegas pergi ke sisi Rini.

Rini terlihat ketakutan dan masih mempertahankan pose menungging tanpa bergerak. Arif pun menelan ludah. Posisi ini mau tak mau membuat pikirannya melayang ....
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Pemuda Sakti Di Tengah Desa Penuh Godaan   Bab 50

    Beberapa saat kemudian, Rania baru menutup wajah meronanya, lalu bertanya dengan terbata-bata, “Kak Arif, ngapain kamu nonton video itu?”Arif pun tersenyum. Meskipun kakak ipar mengatakan Arif telah menidurinya pada malam pengantin, tetapi Arif telah mabuk dan tidak mengingat apa pun. Seandainya benar ada kejadian seperti itu, dia juga tidak teringat apa-apa dan boleh dikatakan tidak memiliki pengalaman sama sekali.Sekarang, Rini memiliki perasaan terhadap Arif. Dia pun mesti belajar sedikit pengetahuan terlebih dahulu. Setelah Arif berhasil menaklukkan Rini, dia tidak percaya Rini tidak akan memberi tahu kenyataan pada malam pengantin abang sepupunya!“Aku cuma ingin duluan belajar untuk calon istriku nanti?”Rania menunduk. Dia mencubit-cubit jari tangannya dengan gugup, lalu berkata, “Teman sekolahku kirim banyak video kepadaku. Kalau Kak Arif ingin nonton, silakan saja.”Usai berbicara, Rania menambahkan, “Tapi Kak Arif, aku nggak nonton sama sekali. Kamu jangan salah paham ya.”

  • Pemuda Sakti Di Tengah Desa Penuh Godaan   Bab 49

    Ketika kepikiran hal ini, Arif pun tersenyum lebar.Pada saat ini, pada penduduk desa sudah mengerumuni Rania. “Rania, cepat daftarkan nama kami.”Rania sungguh merasa gembira. Ini pertama kalinya dia diperlakukan ramah oleh para penduduk desa setelah dia kembali ke desa. Dia segera mengeluarkan kertas dan pena yang sudah dipersiapkan, lalu berkata dengan suara keras, “Semuanya jangan buru-buru. Semuanya akan kebagian kok!”Lima menit kemudian, akhirnya Rania sudah menyelesaikan pendaftaran. Para penduduk desa merasa sangat puas, lalu memujinya, “Rania itu orang pertama di desa yang tamatan universitas, kerjanya cepat dan tangkas!”“Aku ingat waktu kecil dulu, Rania selalu mengekor di belakang Arif, bahkan pernah mengatakan ingin menikah dengan Arif!”“Sampai sekarang Arif belum menikah. Bagaimana kalau Rania jadi istrinya saja?”Wajah Rania spontan merona. “Paman, Bibi, aku berbaik hati membantu kalian mencari pekerjaan, kenapa kalian malah jadikan aku sebagai bahan candaan?”Suara t

  • Pemuda Sakti Di Tengah Desa Penuh Godaan   Bab 48

    Begitu ucapan itu dilontarkan, para penduduk desa juga merasa agak ragu. Mereka memang ingin mencari nafkah, tapi mereka juga ingin tetap tinggal di desa.Demi upah 40-60 ribu, mereka benar-benar tidak perlu menyinggung Wawan, apalagi ribut sampai ke pemerintahan setempat.Bahkan Rania juga mulai merasa ragu. Dia yang telah membujuk para penduduk desa untuk menekan Wawan, tapi mengenai berapa upah yang akan diberikan kepada warga, dia tidak berani mengambil keputusan, semua itu mesti menunggu penjelasan Arif.Hanya saja, Rania tetap berkata, “Paman, Bibi, kalian semua melihat Kak Arif dari kecil. Aku percaya Kak Arif nggak akan merugikan kalian!”Wawan melihat para penduduk desa yang mulai goyah. Dia pun menunjukkan senyuman puas. Dia sudah mengelola Desa Sukasari selama bertahun-tahun, apa mungkin dia tidak sanggup menghadapi bocah miskin seperti Arif dan gadis muda seperti Rania?Arif malah berani mengatakan akan membuat Wawan memohon Arif untuk menyewa rumahnya. Sepertinya Arif seda

  • Pemuda Sakti Di Tengah Desa Penuh Godaan   Bab 47

    Gambaran ajaib benar-benar terjadi. Energi spiritual berwarna keemasan itu bergabung dengan tanaman herbal dan berputar-putar di dalam ember kayu.Sekitar sepuluh menit kemudian, tanaman herbal dan energi spiritual telah bergabung, membentuk seember cairan spiritual yang berwarna transparan. Cairan itu tidak berwarna dan tidak beraroma, seperti air saja.Arif berkata dengan antusias, “Bagus sekali. Ramuan spiritual mesti diencerkan. Asalkan aku menuang cairan spiritual ke dalam sumur, nggak ada yang akan menemukan rahasia bercocok tanam jamur pinus!”Ketika kepikiran hal ini, rasa penat di hati Arif langsung menghilang. Pada saat ini, langit sudah sepenuhnya gelap. Saking gembiranya, Arif bahkan tidak bisa tidur. Dia pun duduk di atas tempat tidur, lalu memejamkan matanya untuk mulai latihan.…Keesokan paginya, Arif dibangunkan oleh suara ricuh di depan pintu rumah. Dia membuka matanya, lalu mengenakan sepatu sebelum keluar. Pada saat ini, ada belasan penduduk desa sedang berkumpul d

  • Pemuda Sakti Di Tengah Desa Penuh Godaan   Bab 46

    Arif terus menatap Rini. Napasnya juga mulai tidak karuan. Dia sedang mencari tahu jati diri Kiki. Riko yang mengetahui kenyataan malah tidak bersedia untuk memberitahunya.Namun Arif sungguh tidak menyangka bahwa Rini juga mengetahui kenyataan pada hari pernikahan abang sepupunya waktu itu!Arif sungguh merasa antusias. Sebelumnya dia mencari ke sana kemari, tetapi tidak menemukan jawabannya. Sekarang tanpa mencari, dia justru menemukan jawabannya tanpa perlu usaha sama sekali. Jika Arif tahu Rini juga mengetahui masalah itu, untuk apa dia bertanya pada Riko!“Kak Rini, masalah ini sangat penting bagi aku. Kamu mesti beri tahu aku!” Mata indah Rini berkilauan. Dia bertanya dengan bingung, “Kamu sendiri jelas dengan apa yang kamu perbuat, untuk apa tanya aku?”Arif sungguh merasa panik. “Kak Rini, waktu itu aku mabuk dan nggak ingat apa-apa lagi. Kamu cepat beri tahu aku, sebenarnya apa yang terjadi waktu itu?”Tatapan Rini kelihatan berkilauan, tetapi dia tidak segera menjawab.Arif

  • Pemuda Sakti Di Tengah Desa Penuh Godaan   Bab 45

    Tangan Sari sudah disandarkan ke atas pintu. Asalkan dia membuka pintu, dia pun dapat melihat gambaran Rini berpelukan dengan Arif.Jantung Arif berdebar kencang. Dia bahkan tidak berani bernapas dengan terlalu kencang. “Kak Rini, kamu jangan bandel lagi!”Kalau sampai kepergok oleh Sari, belum pasti Sari akan menghukum Rini, tetapi Sari pasti akan memukul Arif fan mengusirnya keluar dari rumah. Pada saat itu, Arif-lah yang akan dipermalukan.“Kenapa kamu malah takut sama dia?” Rini berusaha untuk menenangkan Arif. Kemudian, terdengar nada bicara tinggi dari luar pintu. “Ibu, aku dan Arif lagi ngomong masalah serius. Kalau kamu ikut campur, bisa jadi malah nggak akan berhasil!”Di luar pintu, Sari sungguh kelihatan galau. Dia merasa Rini dan Arif sedang melakukan hal buruk di dalam kamar. Namun setelah dipikir-pikir, ada dia yang berjaga di depan pintu, mereka berdua seharusnya tidak akan melakukan hal di luar batas. Sari sungguh berharap Rini bisa berhasil mencari tahu cara Arif menca

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status