Share

BAB 2

Sepanjang perjalanan pulang dari pasar dan ke rumah yang akan Hendrik tempuh sepanjang lima ratus meter ini, Hendrik merasakan sakitnya tubuhnya karena siksaan tadi pagi.

Jadi Hendrik sering berhenti untuk menahan rasa sakit dan nyeri terutama di telapak kakinya yang sengaja di buat matang biru oleh Markus, 

MMM, Jika saya ada koneksi di angkatan bersenjata akan saya laporkan Markus selama ini tidak pernah mengikuti wajib militer, karena dukungan keluarga Dicken.

Pada saat dia duduk di pelataran parkir suatu jalan, tiba tiba dia mendengar seseorang memanggilnya.

"Hendrik, betulkah itu kamu?" Seseorang wanita yang paruh baya memakai pakaian perlente datang menghampirinya di kawal oleh dua orang pengawal yang gagah.

"ya. saya Hendrik, Nyonya siapa?" jawab Hendrik bingung.

"Ah, kamu benar benar melupakan dirimu ya, sesuai janjimu pada kehidupanmu yang lalu." Kata wanita itu lagi sambil tersenyum bahagia, karena telah menemukan Hendrik.

"Saya adalah peramal yang diutus untuk mencari kelahiranmu dalam kehidupan yang sekarang. Dalam ramalan itu disebutkan kamu akan terlahir di negara ini sebagai anak laki laki yang memiliki aura seperti kamu dan bernama Hendrik." Jelas wanita itu lagi.

"Maaf nyonya, saya harus buru buru, hari sudah siang, saya harus menyiapkan makanan siang keluarga istri saya, jika saya tidak mau dihukum lagi." Jelas Hendrik sambil menyeringai menahan sakit.

"Ahh , siapa yang begitu berani menyiksamu." Tanya wanita itu lagi sambil meraba luka Hendrik.

Keajaiban terjadi, rasa sakit di badan Hendrik berkurang dan dia tidak merasakan sakit sama sekali, lalu dengan acuh dia berjalan pergi.

Wanita yang memperhatikan Hendrik tersenyum, lalu berkata kepada kedua pengawal itu:" Jaga Tuan jendral dengan jiwa immortal kalian, jika sakit dikit dikit tidak apa, tapi jika sampai mencelakai nyawanya, kalian harus beri pelajaran kepada mereka.

"Baik, nyonya Mei Ling. kami akan menjaga Tuan Jendral dengan jiwa kami." kata kedua pengawal itu lagi.

Siapakah mereka itu?

Pada suatu kerajaan immortal hiduplah seorang Jendral terkemuka yang baru berusia sekitar dua puluhan, tapi dia sudah menjadi jendral Utama di kerajaan itu, tidak ada seorang pun Jendral yang bisa mengalahinya, sehingga dia mau terlahir di dunia lain, jadi dia berharap dapat menjadi manusia di alam manusia.

Tapi dengan kekuatannya ,biarpun dia terlahir ke alam manusia ber kali kali, dia selalu menjadi Jendral terkemuka dan memiliki harta berlimpah atas nama yang di pakai di alam manusia ini.

Jika dia ber bisnis apapun selalu menjadi yang terbaik, hartanya di serahkan kepada anak buah yang immortal, yang berasal dari kerajaan itu. Jadi di dunia ini di belahan manapun ada harta mantan Jendral yang menjadi manusia ber macam macam nama dan perusahaannya. Selama ini dia terlahir menjadi manusia selalu di sadari oleh anak buahnya sebelum dia genap satu tahun.

Semua itu selalu membuat dia bosan lalu menjelang kematiannya pada kelahirannya sebelum ini, dia menyuruh anak buahnya untuk memberikan dia kenikmatan hidup sebagai manusia rendah, hina dan melarat, setelah kelahirannya itu sudah tidak sanggup atau terlalu di hina, mereka dipersilahkan mendatangi dia , untuk menyadari siapa dirinya?

Jadi , mengapa mereka hari ini datang?, karena Mei Ling sudah tidak tahan melihat Jendral hebatnya itu sengsara, mendapat hukuman yang tidak semestinya.

"Hei, pecundang, memang jauh ya,? pasar itu, apa mau di rotan lagi kamu ?, telapak kakimu." Kata Amanda dengan marahnya.

"Cepat, jika masakan belum selesai jam dua belas tepat, akan saya rotan kedua tanganmu." Kata Markus lagi.

Hendrik dengan diam masuk ke dapur dan menyiapkan masakan untuk keluarga Amanda.

"Cepat, kami sudah lapar, tidak bisakan lebih cepat." Bentak Elisabet ketus.

Masakan selesai jam dua belas lebih sedikit, tapi di jam Markus sudah lewat lima menit. dan dengan kejinya dia menarik kedua tangan Hendrik sambil merotani tiga kali.

"Berlutut kamu disini sampai kami selesai makan dan menghukum kamu atas keterlambatan menyiapi makanan untuk kami, untuk apa kamu di bayar kalau kerja saja tidak becus, " kata Amanda lagi sambil mengunyah ikan goreng itu.

"Markus dan Elisabet habiskan ikan itu tidak perlu disisakan untuk pecundang ini, nanti dia makan sisa sisa daging ikan diantara tulang saja, dan nasipun jangan di sisa, kasih remeh remeh saja, dia tidak akan mati, jika tidak makan sehari, nanti Elisa pulang baru dia kita kasih makan." Kata Amanda sambil menimpukkan sisa tulang ikan ke muka Hendrik. yang di sambut ketawa riang anak anak nya.

Padahal yang membiayai hidup keluarga amanda adalah Elisa.

Hendrik hanya dapat menahan marah atas perilaku mereka dan penghinaan mereka.Dalam hati, jika dia mempunyai kuasa akan diberi mereka pelajaran yang setimpal dan dia akan membalaskan dendamnya selama tiga tahun penghinaan yang dia dapati di rumah sederhana ini. 

Setelah selesai mereka makan, mereka benar menyuruh Hendrik dengan mulutnya membersihkan sisa sisa daging di tulang dan kepala ikan di suruh habiskan tanpa boleh ada sisa, jika tidak mau di paksa makan, dengan susah semua itu dilakukan Hendrik dengan memakai remeh remeh nasi yang tersisa, lalu setelah habis, Hendrik baru boleh membersihkan perabot rumah tangganya.

"Hai, pembantu cuci pakaian dalam saya yang kemarin, jangan pakai mesin, nanti bayar listrik mahal, pakai tangan cucinya." Bentak Elisabet sambil melemparkan baju itu ke muka Hendrik, tapi dihindari oleh Hendrik. pantang pakaian dalam mengenai kepala.

"Dasar orang bodoh," kata Markus sambil mengayunkan rotan ke punggungnya sebanyak tiga kali tanpa berhenti.

Hendrik diam sambil mencuci pakaian keluarga Elisa.

Itulah yang dikerjakan Hendrik selama tiga tahun menjadi suami Elisa. yang diperlakukan seperti pembantu bahkan melebihi, mungkin kalau jaman ini ada perbudakan sudah seperti budak.

Mereka sengaja membayar Hendrik sepuluh ribu se bulan , tujuannya jika ada yang tanya mengapa dia melakukan pekerjaan rumah?. mereka ada alasan, karena Hendrik perlu uang jajan jadi dia mencalonkan diri untuk mengurus seluruh rumah tangga Elisa, berikut ayah  ibunya dan adik adiknya serta bersedia dihukum jika tidak melakukannya akibat malas dan tidak beres pekerjaannya.

"Ibu, ulang tahun saya mau dirayakan dimana? jangan di rumah, sekali kali di restauran, saya mau sweet seventeen lho." Kata Elisabet kepada ibunya manja.

"Nanti kita tanya kakak kamu, Elisa. dia yang punya uang untuk membiayai ulang tahunmu. ah... jika kamu punya kakak ipar kaya tentu tidak seperti ini, tuh lihat kakak iparmu pecundang rendahan , yang hanya bisa mencuci pakaian dalammu.' Kata Amanda yang sedang memperhatikan Hendrik mencuci pakaian dalam Elisabet.

"Ihh, siapa mau jadi adik iparnya, kakak saja tolol, masih mau menjadi istrinya, kalau saya sudah saya paksa cerai suami tidak berbobot itu yang hanya mau dan bisa mencuci pakaian dalam wanita, hmmm,,,rendahan, tidak berbobot, pengemis yang ditemukan di tempat sampah."

Komen (4)
goodnovel comment avatar
Dy Lon
Maaf, andai aja namanya bukan hendrik, itu nama kakak iparku...
goodnovel comment avatar
Masandra
hik hik hik
goodnovel comment avatar
hoshilee_chan
nangis cuy dia
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status