Share

BAB 3

Waktu makan malam, mereka makan bersama sama di meja makan, di saat itu .

"kakak ulang tahun saya dirayakan di restaurant ya, kan tujuh belas tahun," rayu Elisabet ke kakaknya Elisa.

"Tunggu ada uang tambahan ya, tender kakak belum ada yang gol." Jawab Elisa.

"Itulah . coba kamu ceraikan suami pecundangmu, menikah lagi dengan tuan spark white, dia kan anaknya keluarga white yang terkenal di kota Snowdrop." Kata Amanda kepada Elisa.

"Ibu, sekali lagi, kamu menyarankan saya bercerai, saya akan pindah dengan Hendrik ke kontrakan, meninggalkan kalian, dan biaya hidup kalian saya tidak tanggung, kalian tanggung sendiri." Kata Elisa marah.

Malam hari Elisa gelisah, "kenapa ".tanya Hendrik.

"Tender saya di persulit oleh pak Alex setio, padahal saya sudah memasukinya hampir tiga bulan." Kata Elisa.

"Perusahaan apa yang kamu tuju." Tanya Hendrik.

"Hendro n company." Kata Elisa.

"Ohhh, perusahaan terbesar di kota ini, yang memiliki kantor pusat di Snowdrop." Kata Hendrik antusias, kenapa begitu mendengar nama itu, kupingnya mendenging dan kepalanya agak pusing.

"Besok, saya akan menemui dia di  Restaurant hotel Hendrieta." Kata Elisa lagi, " sudah mari kita tidur."

Pagi pagi Hendrik langsung ke pasar dengan gembira, karena Elisa tadi bicara mau makan malam sop kambing buatannya. jadi dia harus pagi pagi membeli dagingnya biar segar.

"Tuh, kan , saya bilang benar , setelah dihukum, mantu malas ini baru rajin."

"Iya, lihat , ini telapak tangannya bengkan biru, pasti habis di rotan, heran sudah remaja masih tidak malu di rotan." kata ibu disamping Hendrik yang melihat telapak tangannya bengkan membiru, pada saat dia mengeluarkan uang."

"Pecundang, enak ya, tiap hari di pecut dan di rotan."

Keluarga Amanda memang sengaja memberikan baju yang tipis kadang kadang transparan dari bahan murah dan kain yang kumuh, yang biasa dibeli di obralan yang lengan pendek atau sama sekali tidak berlengan, sehingga bisa memperlihatkan  bekas pecutan rotan. kalau Elisa membelikan baju baru yang agak mahal, baju itu pasti selalu di ambil Markus dan bekas bajunya yang sudah robek dikasih ke Hendrik untuk ditambal oleh Hendrik dan untuk dia pakai se hari hari.

Semua itu tidak dihiraukan Hendrik, dia langsung pulang dengan bersiul senang.

Seperti kemarin, ketika sampai di pelataran parkir, disana sudah menunggu Mei Ling sambil mengeluarkan kartu ATM bank primordial.

"Ini untuk kamu untuk membeli kebutuhan kamu selama hidup sebagai Hendrik." Kata mei Ling sambil memasukkan kartu itu ke kantung bajunya,

"Apa ini? punya siapa ini?" Kata Hendrik sambil mengeluarkan kartu itu dan melihatnya.

" itu kartu ATM punya kamu dan PIN nya tanggal lahirmu."

"Hei, saya tidak punya uang , untuk apa ATM."

"Sekarang kamu punya, dan jumlahnya tidak banyak cuma ada sepuluh Milyard." Kata Mei Ling lalu berlalu begitu saja dan seorang pengawal memberikan nomor telfon ke Hendrik.

"Ini telfon Nyonya Mei Ling dan ini nomor Hp kami pribadi khusus untuk Tuan Hendrik." Lalu mereka juga pergi.

Sambil terbengong, Hendrik memegang keempat kartu itu, tapi akhirnya dia tersadar dan disimpannya, 

"Terserah jika mereka salah orang, saya ini memang lagi butuh uang untuk membalas dendam kepada mereka, kenapa tidak saya gunakan saja uang dan fasilitas ini.?"

Lalu dia pulang untuk membereskan pekerjaan rumahnya, seluruh anggota rumah tidak ada di rumah menyisakan sampah di mana mana dan kekotoran di rumah yang mengharuskan dia merapikan dan membersihkannya.

Tiba tiba hp nya berdering:" Tuan Hendrik , saya Mei Ling, tadi saya lupa mengatakan bahwa Hendro n company itu perusahaan kepunyaan Tuan dan hotel Hendrieta itu di bawah wewenang perusahaan Hendro n company, jika Tuan perlu sesuatu, hubungin Wilson bersaudara."

Baru selesai membersihkan rumah dan akan masak untuk makan siang, anggota yang lain telfon menyuruhnya jangan masak, mereka tidak pulang untuk makan.

"Hendrik, tolong kamu antarkan dokumen saya restauran hotel Hendrieta, ada diatas meja hias saya." Perintah Elisa terburu buru.

Hendrik mengantar dokumen itu dengan berjalan kaki, Hendrik memang senang berjalan kaki, semuanya di anggap olahraga.

Se sampainya di depan hotel, hendrik ingin masuk dilarang oleh satpam, karena Hendrik memakai baju murah yang berlengan pendek serta celana pendek, jalan kaki lagi.

"Hai, Pecundang, untuk apa kamu kemari," Tanya Markus yang baru turun dari mobil mewah milik pacarnya, laura smith. anak bungsu keluarga terkemuka smith dari smalltown.

Pasangan yang cocok, pria yang perlente dengan baju mahal pinjaman dan gadis manja yang flamboyan, cantik sih, tapi prianya kurang gagah dan cantik.

"Saya mau masuk mengantarkan dokumen ke Elisa, dia ada di restaurant hotel Hendrieta,"jawab Hendrik.

"Ha ha ha ngaca dong, pantaskah kamu kemari , hanya dengan dandanan seperti itu dan mau ke restaurannya lagi, untuk masuk ke restauran kamu harus jadi anggota VIP hotel ini." Tawa Markus dan menyuruh satpam mengusir Hendrik.

"Usir saja dia, dia cuma mantu yang numpang makan di keluarga kami dan sudah jadi pembantu rumah tangga kami, dasar pecundang yang tidak punya otak." sindir Markus.

Hendrik menelpon Mei Ling, menanyai" kalau dia mau masuk ke hotel Hendrieta dan mau ke restaurant nya, harus bagaimana?"

"Nanti saya urus, mei ling menghubungi Wilson bersaudara yang mengurus hotel Hendrieta dan Hendro n company." 

Dengan ter gopoh gopoh Hans Wilson yang merupakan adik dengan kakak yang bernama john Wilson yang mengurus kantor bertingkat 33 yang bernama Hendro n company.

"Tuan Besar silahkan masuk," sapa Hans wilson, sambil membentak satpam.

"Kamu mau mati ya, melarang pemilik hotel masuk ke hotelnya sendiri."

Mendengar itu semuanya kaget, manusia kumuh dan melarat ini pemilik hotel ini, siapa orang yang akan percaya kenyataannya?. 

"Mari Tuan Besar saya antarkan ke restaurant dan ini kartu VIP untuk anda untuk masuk ke hotel ini." Kata Hans Wilson.

"Kamu kenal dengan orang yang duduk di depan istri saya, lihat tangannya yang kurang ajar itu." Kata Hendrik dengan marah.

"Itu bagian pemasaran kami, ada apa dengan nyonya Elisa, biar saya datangi." Kata Hans Wilson.

"Tidak usah, biar saya tangani dulu, kamu panggil kakak kamu saja. kan saya lihat apa yang akan dia lakukan." Kata hendrik.

"Istriku, ini dokumennya." Kata Hendrik sambil menyerahkan dokumen map merah itu.

"Ho ho ho, suami pecundang datang, yang hanya bisa jadi pembantu rumah tangga, menumpang makan dari istri, ceraikan saja suamimu, mari kita masuk ke kamar, nanti tender kamu saya acc. " Kata alex Setio.

"Ini minuman anda, nyonya, teh chinese se teko." Kata pelayan sambil menaruh teh dengan teko nya.

Tanpa berkata Hendrik menuangkan teh panas itu ke tangan Alex Setio.

Komen (5)
goodnovel comment avatar
Chandra
sdh diganti tuh. kak
goodnovel comment avatar
Erni manis
Dobooll iklanya teh poci
goodnovel comment avatar
Masandra
terimakasih
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status