Cairan apalagi yang diberikan Margareta?
Hendrik masih berada di tengah kolam membersihkan kolam dan Kevin datang memanggilnya untuk menerima titipan Margareta.
Hendrik berjalan ketepi, tapi tidak naik, masih di dalam kolam dan menerima cairan ungu itu dan meminumnya , begitu juga dengan kue dadar itu dimakan habis oleh Hendrik dan dia berjalan pergi lagi menuju sampah sampah yang berserakan.
“Hendrik, kenapa saya lihat kamu sangat santai, diam saja menerima hukuman yang tidak semestinya.” Kata Kevin tidak senang.
“Anggap saja main dan latihan untuk memperkuat diri saya.” Balas Hendrik santai sambil melihat dan memantau Kevin .Apakah dia dititipi sihir pemantau oleh Margareta.
Dan ternyata tidak.
“Nyonya Margareta menyuruh saya memantau kamu, apakah setelah tiga jam kamu akan kesakitan akibat racun sihir yang dia berikan, Tahukah kamu tadi dia datang kemari melihat kamu, dan dia melihat kamu tidak menunjukkan kesakitan padahal telah tiga jam berlalu.” Kata Kevin. Kevin menjaga Hendrik dan memantaunya sampai tiga jam terlewati dan Hendrik benar, tidak terlihat sakit, melihat itu Kevin secepatnya memberitahu Margaretha, sayang Margareta sedang di kamar meditasi dan tidak bisa menerima laporan. Matius juga sedang menunggu Kastara dan kedua anaknya untuk memberitahukan mereka untuk jangan mengganggu Margareta. Hendrik di kolam sedang memantau keadaan kolam ini dengan tenaga immortalnya, dia juga mencari tahu kenapa sihir Margareta tidak dapat menguasai kolam ini?
Keesokan harinya, sampah di kolam sudah bersih, tinggal membuang airnya dan membersihkan kolam dari lumut hijau. Tinggi kolam ini hanya se pinggang orang dewasa. Hendrik mencari penutup lubang untuk membuang air dan didapati ada di dinding bagian bawah berlawanan arah dengan mata air panas ini. Hendrik mencoba membukanya dan ternyata susah sekali, ketika dia mau menggunakan tenaga immortalnya, Genan menjerit melarangnya. “Jangan tuanku, lihat dulu ada apa di permukaan tutup itu.” Kata Genan menjerit di telinga Hendrik. Hari belum terang, jadi untuk melihat lebih jelas, Hendrik harus membenamkan kepalanya dan menghampiri tutup itu. Tutup itu dihubungi oleh rantai yang ujungny
Pemandangan apa yang dilihat oleh Kevin, Matius dan Kaivan pada saat di tinggal Margareta dan Harvey? Mereka melihat kolam yang penuh itu mendadak sudah kering dan Hendrik lagi membersihkan dinding yang bersebelahan dengan mata air panas itu….. “Turunlah dan bersihkan ketiga sisi yang belum disentuh itu.” kata Hendrik kepada Kaivan, Matius dan Kevin. “Mengapa pemandangan ini berubah, tadi kolam ini penuh mengapa sekarang telah kering?” Tanya Kaivan bingung. Matius dan Kevin juga bingung. “Memang dari tadi kolam ini sudah kering , kalian saja yang ingin melihat kolam ini penuh, kolam ini penuh misterius, jika kalian ingin melihat kolam ini penuh dia akan penuh.” kata Hendrik semaunya
Hukuman kali ini sangat menguras tenaga manusia Hendrik dan mendatangkan kesakitan yang luar biasa, tapi Hendrik tidak dapat langsung menghilangkannya. Penderitaan ini sekurangnya harus tiga hari dirasakan Hendrik untuk supaya Margareta tidak curiga. Hendrik berbaring dengan telentang merasakan penderitaan ini, Margareta telah memasangkan jaring jaring pendeteksi di badan kasar Hendrik, jadi Hendrik selama sihir itu masih kuat tidak dapat menghilangkan rasa sakit ini. Hendrik tidak mengira Margareta menjadi pintar dengan memasang jaring pada dirinya, jadi sekarang murni dia harus merasakan sakitnya hukuman yang diberikan oleh Margareta , dia sudah tidak dapat menggunakan kekuatan immortalnya , jika tidak mau ketahuan siapa dirinya ini. Sambil tersenyum sedih, Hendrik
Hendrik melihat mereka semua masuk ke kastil, Matius , Kevin dan Kaivan ikut mereka masuk dan Hendrik juga mengikuti mereka masuk ke kastil, karena Hendrik bingung dia harus kemana? Keluarga Kastara masuk ke ruang makan untuk mendapatkan sarapannya dan…. “Hendrik, apakah perut kamu sudah tidak sakit?” Tanya Margareta. “Tidak, saat saya membersihkan kolam, rasa sakit itu menghilang.” Kata Hendrik sambil menundukkan kepalanya. “Ibu, apa Hendrik kami ajak ke kantor saja ya, untuk membantu disana.” kata Harvey. “Tidak usah, Hendrik di rumah saja, selama tujuh hari dia tidak boleh meninggalkan rumah.” kata Margareta melarang, karena jika Hendrik jauh dari Margareta, jaring itu tidak berfungsi dan rasa sakit yang Margareta ber
Siapakah mereka itu? “Hayo, Hendrik anakku, mari kita pulang.” Kata seorang wanita yang lain dengan lembut. Hendrik kecil digendong oleh wanita itu yang ternyata ibunya, Hendrik kecil langsung melingkarkan lengannya ke leher ibunya sambil berkata:” Ibu.” Kemudian Hendrik kecil pingsan setelah merasakan sakit perutnya yang terkena tendangan pria tadi, yang ternyata ayahnya. “Hmmm, ayah tolol, sampai kapan juga selalu tidak dapat melindungi anak kandungnya sendiri,” batin Hendrik setelah melihat bayangan itu. Hendrik menyadari ternyata ayah ibu Hendrik adalah raja dan ratu, ayah bundanya putra mahkota. “Kenapa ya? Dalam dua kali kehidupan sebagai bentuk manusia hanya mereka yang jadi ayah ibunya dan selalu tidak kompeten m
Rencana apakah itu? Yang akan dilakukan Hendrik.. Hendrik santai di atas ranjangnya, berbaring sambil memandang langit langit ranjangnya dan terbayanglah kembali , bayangan anak kecil itu. Hendrik kecil siuman dari pingsannya dan dia mendapati terbaring di kamar diatas ranjang mewahnya sendirian, tanpa ditemani oleh siapapun. Sayup sayup dia mendengar suara seseorang yang mengatakan:” Anak itu tidak ada cedera apapun, hanya kaget dan sebentar lagi juga siuman, saya sudah suntikan obat untuk membuat dia sadar.” Mendengar itu Hendrik kecil hanya dapat menarik nafas , ya, dokter mana yang bisa mengetahui dia kena sihir dan tentu saja tidak menyadari badannya penuh luka, untung ada bibi yang menolong saya, sehingga rasa sakit itu sudah tidak terasa, Siapakah bibi itu?
Apa tindakan Hendrik melihat Harvey menyiksa kakeknya?Hendrik melihat tindakan Harvey dan dia melihat mata Baskoro, Tuan besar Baskoro menjerit kesakitan sambil melihat Hendrik dan terlihatlah percikan sinar yang bahagia dalam sekejap sebelum dia menjerit.Tanpa disadari siapapun Hendrik menyalurkan energi tingkat tinggi ke kakeknya untuk melindungi dia dari rasa sakit,Kartara, Hardy, Margareta dan Kuntara diam diam melihat Hendrik dan mereka sungguh tidak menyangka Hendrik hanya memandangi Tuan Baskoro tanpa reaksi apa juga.“Hendrik, kamu benar cucu durhaka, melihat kakekmu disiksa, sama sekali tidak ada reaksi.” Kata Kuntara lagi.“Ohh, yang kalian maksudkan kakek saya adalah Tuan lemah ini, benarkah di